24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat evaluatif dimana riset penelitian ini mengkaji
efektivitas atau keberhasilan suatu program.23 Peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas website Kantor Walikota Administrasi Jakarta Barat sebagai sarana pemenuhan kebutuhan infromasi bagi wartawan PWIKoordinatoriat Jakarta Barat.
3.2.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui survei. Penelitian
survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.24 Selain itu metode survei juga berarti penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara factual untuk pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.25
23
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktik Riset Komunikasi, edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta: Prenada Media Group.2007 hal 69 24 Masri Singarimbun& Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.1989 hal 3 25 Moh. Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.1988 hal 65
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian.26 Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.27 Jadi populasi adalah seluruh anggota dalam lingkup yang dimaksudkan. Populasi dalam penelitian ini adalah 30wartawan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Koordinatoriat Jakarta Barat yang tergabung dalam Kantor Walikota Jakarta Barat, khususnya dengan Suku Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan.
3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Menurut
Masri
Singarimbun,
“Seorang
peneliti
harus
dapat
memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian”.28 Setiap penelitian memerlukan sejumlah orang (sampel) yang harus diselidiki. Idealnya harus diselidiki keseluruhan populasi. Perlu diperhatikan bahwa dalam pengambilan sampel adalah bagaimana teknik sampel dan berapa banyak elemen populasi yang akan diambil menjadi anggota sampel. Teknik 26
Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2001. Hal 22 27 Umar Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.1999. Hal 77 28 Masri Singarimbun& Sofian Effendi. Op.cit., hal 152
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
pengambilan sampel sering disebut Teknik Sampling. Bila kita meneliti seluruh unsur populasi, kita melakukan sensus (total sampling). Sensus mudah dilakukan ila jumlah populasi terbatas.29 Berdasarkan pendapat diatas dan dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 30 orang dengan teknik penarikan Total Sampling. Alasan peneliti mengambil sampel sejumlah tersebut karena jumlah wartawan yang meliput secara rutin dan terdaftar dalam list wartawan PWI Koordinatoriat Jakarta Barat yang ada di Kantor Walikota Administrasi Jakarta Barat sangat terbatas yaitu 30 orang.
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.4.
3.4.1. Definisi Konsep Untuk melakukan penelitian ini berbagai konsep dari istilah perlu diperjelas definisi konsepnya antara lain: 1. Efektivitas Efektifitas adalah hubungan antara penyampaian pesan yang disampaikan pengirim kepada penerima pesan untuk melakukan tindakan sesuai dari makna pesan yang dikirimimkan oleh pengirim pesan atau dapat dikatakan memuaskan. Adapun aspek-aspek yang meliputi tentang efektivitas website ialah benar dan bisa dibuktikan, lengkap dan padat, efektif biaya, terbaru dan dapat diakses.
29
Jalaluddin Rakhmat. Op.cit., hal 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2. Website Website merupakan sebuah layanan informasi yang menggunakan konsep hyperlink dalam sebuah jaringan luas yang dapat diakses oleh penggunanya. Isi website merupakan kumpulan kode yang terstruktur yang memungkinkan penggunanya melakukan pertukaran informasi teks, grafis, video maupun audio. 3. Kebutuhan Informasi Kebutuhan Informasi adalah keadaan yang ditandai dengan adanya kekurangan atau keinginan pada diri orgnism terhadap pemberitahuan sesuatu yang supaya dapat membentuk pendapatnya dari apa yang telah diketahui. 4. Wartawan Wartawan adalah Karyawan yang melakukan pekerjaan, kegiatan, usaha yang sah yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan sebagainya untuk perusahaan pers, radio, televisi, dan film.
3.4.2. Operasionalisasi Konsep Tabel 3.1 Operasional Konsep
Variabel Efektivitas Website
Dimensi 1. Kebenaran dan Keakuratan
Indikator 1. Website sebagai sumber informasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala 5. Sangat Setuju
28
Informasi
2. Sumber berita dapat dipercaya 3. Website memberikan informasi yang benar
4. Setuju 3. Raguragu 2. Tidak Setuju
2. Kelengkapan dan Kepadatan Informasi
1. Kelengkapan informasi pada website 2. Website selalu memberikan informasi yang dibutuhkan khalayak 3. Sumber berita pada website lengkap 4. Artikel yang dimuat digunakan sebagai informasi bagi media massa 5. Informasi yang diberikan berguna sebagai data yang telah lalu
3. Kefektifan Biaya Akses
1. Media massa dengan mudah memahami isi tampilan website 2. Menu dalam website
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Sangat Tidak Setuju
29
memudahkan dalam mengakses 3. Fitur-fitur yang disediakan memberikan kemudahan 4. Artikel yang dimuat dapat dipahami dengan mudah
4. Terbaru
1. Website selalu memberikan informasi terbaru mengenai aktifitas yang dilakukan Kantor Walkot JB 2. Website selalu memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan baru 3. Media massa membutuhkan informasi dalam memperoleh berita terkini Kantor Walkot JB 4. Database website selalu di update 5. Artikel pada website selalu diperbarui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
5. Kemudahan Akses
1. Website dapat dengan mudah diakses 2. Website memberikan informasi secara langsung kepada media massa 3. Website dapat diakses setiap waktu 4. Fitur-fitur yang disediakan dapat diakses
3.5.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen-instrumen dalam kuesioner yang terdapat pada setiap variabel
dalam penelitian ini akan diukur tingkat validitas dan realibilitasnya. Pengukuran ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang telah disusun akan benarbenar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid. Vilidtas menunjukan kinerja kuesioner dalam mengukur setiap instrumen kuesioner. Sedangkan realibilitas akan menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten bila akan digunakan untuk mengukur gejala yang sama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
3.5.1. Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apayang ingin diukur.30 Validitas juga dapat diartikan sebagai kesesuaian antara definisi konseptual dengan definisi operasional. Semakin dekat definisi operasional dengan definisi konseptual, maka validitas ukur tersebut semakin tinggi. Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat untuk alat ukur mampu melakukan fungsi. Langkah-langkah Menguji Validitas :31 Langkah 1, Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. Langkah 2, Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta untuk menyatakan apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan masing/masing pertanyaan. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini makan distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurve normal. Asumsi kurve normal ini sangat diperlukan di dalam perhitungan statistik. Langkah 3, Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. Untuk sekadar ilustrasi : misalnya ada 10 pertanyaan yang akan dipakai di dalam skala pengukur dan 10 responden yang menjawab.
30
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. 1989 hal 122 Ibid. hal 132
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Langkah 4, Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi ‘Spearman Brown’ atau Rank Order, yang rumusnya seperti berikut32 :
ℎ𝑜 = 1
6 ∑d² 𝑁 (𝑁 2 − 1)
Keterangan :
ℎ𝑜 = Koefisien korelasi Rank Order 1
= Bilangan konstan
6 = Bilangan Konstan d
= Perbedaan antara pasangan jenjang
∑
= Sigma atau jumlah
N
= Jumlah individu dalam sampel Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi,
Masrun menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang yang tinggi pula”. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r=0.3”. jadi kalau korelasi antara butir
32
Burhan Bungin. Metodologi PeneltianKuantitatif – Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilm-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2005 hal 197
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
dengan skor total kurang dari 0.3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.33
3.5.2. Reliabilitas Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas. Reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengujian diulang dua kali atau lebih34. Hasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya dan tidaknya suatu instrumen penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil prengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Teknik pengujian reliabilitas instrumen menggunakan Teknik Belah Dua (Split Half) yang dianalisi dengan rumus Spearman Brown. Langkah-langkah Menguji Reliabilitas dengan Teknik Belah Dua :35 Langkah 1, Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas itemnya. Item-item yang valid dikumpulkan jadi satu, yang tidak valid dibuang.
33
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet. 4. Bandung: Alfabeta. 2008. Hal 133 34 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.1989 hal 122 35 Ibid hal 143
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Langkah 2, Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara : 1. Membagi item dengan cara acak (random), separuh masuk belahan pertama, yang separuh lagi masuk belahan kedua; 2. Membagi item berdasarkan nomor genap ganjil. Item yang bernomor ganjil diamsukkan dalam belahan pertama, sedangkan yang bernomor genap dikelompokkan dalam belahan kedua. Lagkah 3, Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total untuk belahan pertama dan skor total untuk belahan kedua. Langkah 4, Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumus dan cara perhitunganya sudah dijelaskan sebelumnya. Langkah 5, Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat ukur pengukur yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat pengukur tersebut tidak dibelah, seperti pada teknik pengukuran ulang. Karena itu harus dicari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah. Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item ialah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya dalam rumus :
r. tot =
2(𝑟. 𝑡𝑡) 1 + 𝑟. 𝑡𝑡
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Keterangan : r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Jadi Reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford sehingga diperoleh informasitentang reliabilitasnya. Kriteria Guilford yang dimaksud yaitu < 0,20
= tidak ada korelasi.
0,20 -< 0,40
= korelasi rendah
0,40 - < 0,80 = korelasi sedang 0,80 -< 0,90
= korelasi tinggi
0,90- < 1,00
= korelasi tinggi sekali
1,00
= korelasi sempurna. Apabila hasil reliabilitas menurut Kriteria Guilford dalam rentang
“korelasi rendah” atau bahkan “tidak ada korelasi” maka tidak raliabel.
3.6.
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1. Data Primer Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer melalui pembagian kuesioner kepada wartawan yang tergabung dalam Kantor Walikota Administrasi Jakarta Barat yang di dalamnya terdapat pertanyaan tertulis yang dapat memberikan data yang dibutuhkan untuk menggambarkan bagaimana efektivitas website Kantor Walikota Administrasi Jakarta Barat dalam pemenuhan kebutuhan informasi wartawan PWI Koordinatoriat Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
3.6.1. Data Sekunder Selain menggunakan kuesioner, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap website barat.jakarta.go.id dan mengumpulkan data yang bersumber dari buku-buku yang relevan dengan penelitian.
3.7.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah untuk dibaca dan interpretasikan. Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Instruksi penelitian yang berisi skala ini, diisi oleh responden dengan memilih salah satutanggapan yang sudah diselidiki.36 Untuk mengukur efektivitas website Kantor Walikota Adm. Jakarta Barat sebagai pemenuhan kebutuhan informasi wartawan PWI Koordinatoriat Jakarta Barat peneliti menggunakan metode Likert Summating Rating (LSR). Dalam mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dengan menjabarkan menjadi komponen yang terukur kemudian dijadikan sebagai titik tolak ukur jawaban dan diberi skor. Untuk setiap pertanyaan responden diberi skor (yang sebenarnya merupakan rating) sesuai
36
Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002. Hal 77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
dengan skala kategori yang diberikan, skor tersebut kemudian dijumlahkan.37 Jawaban dan skornya diurutkan sebagai berikut: Tabel 3.2 Skala Likert
Jawaban
Bobot Skor (+)
Bobot Skor (-)
Sangat Setuju (SS)
5
1
Setuju (S)
4
2
Ragu-ragu (RR)
3
3
Tidak Setuju (TS)
2
4
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
5
Masih menurut Saiffudin Azwar, Untuk menentukan skor responden yang diperoleh, maka dapat digunakan rumus Quartil dan Likert Summating Rating (LSR).38 Rumus :39 Batas Bawah (B) = Jumlah Responden x Skor Terendah (1) x Jumlah pertanyaan Batas Atas (A) = Jumlah Responden x Skor Tertinggi (5) x Jumlah pertanyaan
Setelah pennetuan nilai batas bawah (B) dan batas atas (A), maka selanjutnya ditentukan nilai quartil antara B dan A dengan perhitungan sebagai berikut :
37
Saiffudin Azwar. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997. Hal 154 Ibid 39 http://statistika21.files.wordpress.com/2013/02/2-cc-evaluatif-reputasi-pt-aditya-indra11.pdf, Diakses 22 Desember 2013 (pukul 11.05) 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Quartil 1 (Q1) B +
𝑛 4 𝑛
Quartil 2 (Q2) B +
2 𝑛.3
Quartil 3 (Q3) B +
4
Nilai n merupakan Range antara B dan A ditentukan dengan rumus n = (A-B) Apabila total skor dari data lapangan (responden) berada antara: B s/d Q1
maka : sangat tidak efektif
> Q1 s/d Q2
maka : tidak efektif
>Q2 s/d Q3
maka : efektif
>Q3
maka : sangat efektif
Gambar 3.1 Quartil
B
Q1 =
Q2=
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Q3 =
A