BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya (Sudjana, dalam Setiadi, 2005). Maulana (2009: 25-26), mengemukakan bahwa populasi merupakan, a. keseluruhan subjek atau objek penelitian, b. wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, c. seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu, d. semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah dirumuskan secara jelas. Untuk menentukan banyaknya populasi menurut Sugiyono (2007: 180), “Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah 27% dari sampel uji coba”. Jumlah SD yang ada diKecamatan Cisarua sebanyak sepuluh SD. Sekolah tersebut dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah.Berdasarkan pendapat di atas, maka untuk menentukan kategori sekolah tinggi dan rendah di Kecamatan Cisarua dilakukan perhitungan 27% dari jumlah sekolah yang ada. Setelah dilakukan perhitungan dengan mengambil 27% untuk sekolah pada kategori tinggi dan 27% untuk sekolah pada kategori rendah, maka dapat diketahui jumlah populasi sekolah yang berada dalam kategori tinggi sebanyak dua SD, kategori sedang sebanyak enam SD dan kategori rendah sebanyak dua SD. Adapun untuk pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
48
49
Tabel 3.1 Daftar Rata-rata Nilai UN Tertinggi sampai Terendah SDN di Kecamatan Cisarua Tahun Pelajaran 2011/2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Sekolah SDN Cisalak III SDN Ciuyah III SDN Ciuyah II SDN Ciuyah I SDN Jambu SDN Cisalak IV SDN Cisalak I SDN Cikurubuk SDN Cisalak II SDN Pameulah
Rata-rata UN 8,18 7,76 7,56 7,49 7,39 7,35 7,27 7,00 6,87 6,80
Jumlah Siswa Kelas V 27 17 96 35 25 39 34 20 28 11
Populasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah seluruh siswa kelas V SD se-Kecamatan Cisarua yang peringkat sekolahnya termasuk ke dalam golongan kelompok sedang. Kelompok sedang diambil sebagai populasi karena diasumsikan akan dapat mewakili kelompok asor dan kelompok unggul. Jumlah SD yang termasuk dalam kelompok sedang di Kecamatan Cisarua berjumlah enam SD. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari UPTD TK, SD dan PNF Kecamatan Cisarua yang pengelompokannya berdasarkan jumlah rata-rata nilai ujian nasional (UN) tingkat SD/MI Kecamatan Cisarua tahun ajaran 2011/2012. Tabel 3.2 Daftar Sekolah dengan Kriteria Sedang di Kecamatan Cisarua No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Sekolah SDN Ciuyah II SDN Ciuyah I SDN Jambu SDN Cisalak IV SDN Cisalak I SDN Cikurubuk
Rata-rata UN 7,56 7,49 7,39 7,35 7,27 7,00
Jumlah siswa 96 35 25 39 34 20
50
2. Sampel Untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga serta mengingat populasi yang diambil relatif homogen yakni kelompok sedang, maka dalam penelitian ini digunakan teknik sampling. Hanya tetap harus diperhatikan bahwa ukuran sampel yang diambil harus merupakan sampel yang representatif. Menurut Maulana (2009: 28), “Ukuran sampel menjadi pemikiran penting dalam menentukan sampling, yakni apakah sampel yang diambil sudah memenuhi kaidah representatif atau belum”. Kejelian dalam menentukan sampling merupakan hal yang sangat penting karena akan menentukan keabsahan dari generalisasi yang dilakukan. Gay (Maulana, 2009) menentukan ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yakni minimum 30 subjek per kelompok.Pendapat ini sejalan dengan Sudjana (Setiadi, 2005) yang menyatakan bahwa supaya distribusi populasi mendekati normal, maka ukuran sampel yang diambil dalam penelitian minimal sebanyak 30 subjek, meskipun hal ini bukanlah suatu ketentuan mutlak. Dalam penelitian yang dilakukan, sampel yang diambil sebanyak dua kelas dari enam kelas populasi. Satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya dijadikan sebagai kelas kontrol.Sampel yang diambil adalah dua kelas dari dua sekolah yang berbeda dan berada pada kriteria sedang.Pemilihan dilakukan secara acak dan terpilihlah SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV sebagai tempat penelitian.Selanjutnya, dilakukan pemilihan kembali untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, terpilihlah SDN Ciuyah I sebagai kelas eksperimen dan SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol.Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Ciuyah Isebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian untuk melihat hubungan sebab-akibat yakni untuk melihat pengaruh pendekatan matematika realistik dalam
51
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan. Untuk itu, memerlukan dua kelas yang akan dibandingkan sesuai dengan hipotesis yang dibuat. Kelas yang diperlukan terdiri atas kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pendekatan matematika realistik dan kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional.Berdasarkankarakteristiknya seperti yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimen, karena penelitian dilakukan dengan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas yang kemudian dilihat hasilnya pada variabel terikat (Maulana, 2009). Untuk mengetahui kemampuan komunikasi awal siswa, pada dua kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol diberikan pretes. Selanjutnya, pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.Setelah itu, pada kedua kelas diberikan postes untuk melihat adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitiannya adalah berupa desain
kelompok
kontrol
pretes-postes
(pretest-posttest
control
group
design).Sebagaimana menurut Ruseffendi (2005: 50), “Pada jenis desain eksperimen ini terjadi pengelompokan secara acak (A), adanya pretes (0), dan adanya postes (0).Kelompok yang satu tidak memperoleh perlakuan, sedangkan yang satu lagi memperoleh perlakuan (X)”.Adapun bentuk desain penelitiannya sebagaimana menurut Ruseffendi (2005: 50) adalah sebagai berikut ini.
A 0X0 A 0 0 Keterangan: A = pemilihan secara acak 0 = pretest dan posttest X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen
52
C. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data penelitian sehingga masalah yang dirumuskan dapat dipecahkan (Maulana, 2009). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari instrumen tes dan nontes. 1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Tes kemampuan komunikasi matematis ini terbagi menjadi dua bagian, ada pretesuntuk mengukur kemampuan awal siswa dan postesyang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.Tes ini sama-sama diberikan untuk kelompok eksperimen maupun kelas kontrol. Instrumen yang akan digunakan pada saat pretesmaupun postes memiliki karakteristik identik untuk setiap soal. Kualitas dari instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal yang penting, karena kesimpulan dibuat berasal dari data yang dikumpulkan oleh instrumen tersebut (Maulana, 2009). Untuk mendapatkan instrumen dengan kualitas yang baik, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran yang akan dijelaskan sebagai berikut. a. Validitas Untuk mengukur ketepatan (validitas) isi soal yang dibuat, sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen sebagai ahli. Selain validitas isi, konsultasi juga dilakukan untuk mengetahui adanya validitas muka dalam arti bentuk soal dari segi penggunaan kalimat untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa yang digunakan memang tepat untuk diberikan kepada siswa SD. Selain itu, digunakan juga validitas banding yang dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara instrumen yang dibuat dengan alat ukur lain yang diasumsikan telah memiliki validitas tinggi, dalam hal ini nilai akhir/ nilai raport. Koefisien korelasi ini dihitung dengan product moment raw score dari Pearson (Maulana, 2008b: 134) dengan formula sebagai berikut ini.
53
rxy
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan:
rxy
= koefisien
N
= banyak subjek yang diteliti/banyaknya peserta tes
X
= nilai hasil uji coba
Y
= nilai rata-rata harian
korelasi
Untuk menghitung validitas instrumen, digunakan bantuan Microsoft Excel 2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya 1990: 147) berikut. Tabel 3.3 Klasifikasi koefisien Validitas Koefisien Korelasi 0,80 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 0,60 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 0,40 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 0,20 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 0,00 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,00
Interpretasi Validitas sangat tinggi Validitas tinggi Validitas sedang Validitas rendah Validitas sangat rendah Tidak valid
Hasil uji coba menunjukkan bahwa secara keseluruhan, soal yang digunakan dalam penelitian ini koefisien korelasinya mencapai 0,41 yang berarti validitas instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini berada pada kriteria sedang(perhitungan validitas hasil uji coba instrumen terlampir). Sementara itu, validitas instrumen tes hasil belajar masing-masing soal dapat dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4
54
Validitas Tiap Butir Soal Tes Komunikasi Matematis No soal 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 4c 4d 4e 5a 5b
Koefisien korelasi 0,26 0,51 0,48 0,49 0,53 0,57 0,50 0,35 0,41 0,31 0,44 0,32 0,15
Interpretasi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sangat Rendah
No soal 6a 6b 6c 7a 7b 8a 8b 9 10 11 12a 12b 12c
Koefisien Interpretasi korelasi 0,42 Sedang 0,46 Sedang 0,28 Rendah 0,55 Sedang 0,24 Rendah 0,49 Sedang 0,22 Rendah 0,54 Sedang 0,49 Sedang 0,50 Sedang 0,67 Tinggi 0,63 Tinggi 0,33 Rendah
b. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur sesuatu dari siswa (Ruseffendi, 2005). Untuk mengukur reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suherman dan Sukjaya, 1990: 194) sebagai berikut: 𝒓𝟏𝟏 = [
𝒏 ] + [𝟏 − 𝒏−𝟏
𝐒𝐢𝟐 ] 𝐒𝐭 𝟐
Keterangan: 𝑟11
= koefisien korelasi reliabilitas
𝑛
= banyaknya butir soal
𝑠𝑖2
= varians skor setiap butir soal
𝑠𝑡2 = varians skor total Untuk menghitung reliabiltas instrumen, digunakan bantuanMicrosoft Excel 2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan. Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan
55
dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 147) berikut. Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Keofisien korelasi 0,80 < r11 ≤ 1,00 0,60 < r11 ≤ 0,80 0,40 < r11 ≤ 0,60 0,20 < r11 ≤ 0,40 r11 ≤ 0,20
Interpretasi Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas tinggi Reliabilitassedang Reliabilitas rendah Reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa instrumen dalam penelitian ini memiliki kriteria reliabilitas sangat tinggi dengan koefisien korelasi 0,82. Adapun perhitungan reliabilitas instrumendapat dilihat pada Lampiran D halaman 220. c. Indeks Kesukaran Menghitung indeks kesukaran item (IK) pada dasarnya digunakan untuk memperoleh soal-soal yang termasuk kategori sangat mudah, mudah, sedang, sukar dan sangat sukar. Untuk mengetahui tingkat indeks kesukaran tiap butir soal digunakan rumus: IK
X SMI
Keterangan : IK
= Indeks Kesukaran
X
= Rata-rata skor
SMI = Skor maksimal ideal
Untuk menghitung indeks kesukaran, digunakan bantuan Microsoft Excel 2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil
56
perhitungan. Indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan dengan formula diatas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 213). Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks kesukaran
Interpretasi
IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK ≤ 1,00 IK = 1,00
Terlalu sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah
Berikut ini merupakan data indeks kesukaran dari hasil uji coba instrumen tes komunikasi matematis yang telah dilakukan. Tabel 3.7 Analisis Tingkat Kesukaran No soal 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 4c 4d 4e 5a 5b
Tingkat Kesukaran 0,95 0,58 0,65 0,55 0,54 0,46 0,46 0,48 0,40 0,41 0,59 0,43 0,39
Interpretasi Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
No soal 6a 6b 6c 7a 7b 8a 8b 9 10 11 12a 12b 12c
Tingkat Interpretasi Kesukaran 0,45 Sedang 0,50 Sedang 0,51 Sedang 0,46 Sedang 0,63 Sedang 0,45 Sedang 0,62 Sedang 0,46 Sedang 0,35 Sedang 0,27 Sukar 0,40 Sedang 0,42 Sedang 0,56 Sedang
57
Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui terdapat satu butir soal mudah, 24 soal sedang dan satu soal sukar. Adapun persentase soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.8 Persentase Tingkat kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal Mudah Sedang Sukar
Jumlah item soal 1 24 1
Persentase 4% 92% 4%
d. Daya Pembeda Daya pembeda atau indeks diskriminasi menunjukkan sejauhmana setiap butir soal dapat membedakan siswa yang mampu menguasai materi pembelajaran dengan siswa yang tidak menguasai pembelajaran.Daya pembeda ini ditentukan oleh angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda suatu butir soal. Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal uraian digunakan rumus sebagai berikut:
DP
XAXB SMI
Keterangan : DP
= Daya Pembeda
SMI
= Skor Maksimal Ideal
XA
= Rata-rata skor kelas atas
XB
= Rata-rata skor kelas bawah
Selain perhitungan validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran, demi memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan Microsoft Excel 2010 juga akan digunakan untuk menghitung daya pembeda. Daya
58
pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 202).
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Daya pembeda DP = 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Interpretasi Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Berikut ini merupakan data daya pembeda hasil uji coba instrumen yang dilakukan.
Tabel 3.10 Daya Pembeda Butir Soal No soal 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 4c 4d 4e 5a 5b
Daya Pembeda 0,13 0,28 0,31 0,36 0,28 0,45 0,35 0,15 0,17 0,13 0,40 0,22 0,10
Tafsiran Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Jelek Jelek Jelek Baik Cukup Jelek
No soal 6a 6b 6c 7a 7b 8a 8b 9 10 11 12a 12b 12c
Daya Pembeda 0,18 0,32 0,22 0,39 0,10 0,33 0,23 0,23 0,30 0,14 0,48 0,47 0,23
Tafsiran Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Baik Cukup
Dari 26 soal yang diujicobakan, maka dipilih 10soal yang digunakan dalam tes komunikasi matematis. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan dari tujuan pembelajaran dan indikator komunikasi matematis yang digunakan. Selain itu, pertimbangan validitas butir soal, indeks kesukaran dan daya pembeda yang telah
59
diketahui dari hasil ujicoba instrumen juga menjadi faktor yang menentukan dalam pemilihan soal. Adapun soal yang dipakai dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11 Butir Soal yang Dipakai untuk Pretes dan Postes No soal 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 4c 4d 4e 5a
Validitas
Tafsiran
0,26 0,51 0,48 0,49 0,53 0,57 0,50 0,35 0,41 0,31 0,44 0,32
Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sangat rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah
5b
0,15
6a 6b 6c 7a 7b 8a 8b 9 10 11 12a 12b 12c
0,42 0,46 0,28 0,55 0,24 0,49 0,22 0,54 0,49 0,50 0,67 0,63 0,33
Indeks kesukaran 0,95 0,58 0,65 0,55 0,54 0,46 0,46 0,48 0,40 0,41 0,59 0,43
Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Daya pembeda 0,13 0,28 0,31 0,36 0,28 0,45 0,35 0,15 0,17 0,13 0,40 0,22
0,39
Sedang
0,45 0,50 0,51 0,46 0,63 0,45 0,62 0,46 0,35 0,27 0,40 0,42 0,56
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang
Tafsiran
Tafsiran
Ket
Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Jelek Jelek Jelek Baik Cukup
Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan
0,10
Jelek
Tidak digunakan
0,18 0,32 0,22 0,39 0,10 0,33 0,23 0,23 0,30 0,14 0,48 0,47 0,23
Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Baik Cukup
Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan
60
2. Nontes Instrumen nontes yang akan digunakan terdiri dariformat observasi, catatan lapangan dan skala sikap. Penjelasan dari instrumen nontes yangakan digunakan adalah sebagai berikut. a. Skala Sikap Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur tingkat minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran matematikayang telah dilakukan. Skala sikap ini diberikan kepada kelas eksperimen di akhir penelitian dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada salah satu kolom isian. Bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala sikap Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yakni SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). b. Format Observasi Menurut Maulana (2009:35), “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan”.
Observasi
dilakukan
untukmelihat
aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran.Selain aktivitas siswa, observasi juga dilakukan terhadap kinerja guru dalam melakukan proses pembelajaran. Aktivitas siswa dan kinerja guru diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek (checklist). Aspek yang diukur dalam aktivitas siswa, yaitu, partisipasi, kerjasama, motivasi dan disiplin. Adapun aspek yang diukur dalam observasi kinerja guru ini terdiri dari tiga aspekmulai dari tahapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga evaluasi yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan mengundang beberapa observer yang akan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. Adapun pedoman observasinya berupa format observasi kinerja guru yang bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, serta lembar observasi aktivitas siswa yang
61
bertujuan untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan salahsatu cara mengumpulkan data dengan cara mencatat setiap kejadian yang didengar, dilihat, dialami selama pembelajaran berlangsung.Catatan ini berupa coretan seperlunya yang dipersingkat, berisi katakata inti, frase, pokok-pokok pengamatan yang berguna sebagai alat perantara antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk “catatan lapangan” (Moleong: 1994). Catatan lapangan berbentuk lembar pengamatan mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung dicatat berbagai peristiwa yang terjadi mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung bukan tidak mungkin akan muncul banyak tingkah laku siswa yang diluar perkiraan guru. Tingkah laku tersebut ditulis dalam catatan lapangan dan dijadikan temuan dalam penelitian yang dilakukan untuk dikaji lebih lanjut. D. Prosedur Penelitian Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. b. Merancang instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. c. Mengonsultasikan instrumen yang sudah dibuat kepada pihak ahli untuk menentukan validitas isi dan muka.
62
d. Melakukan ujicoba instrumen. Dalam penelitian ini, ujicoba instrumen dilakukan di kelas VI SDN Sukanegla dan SDN Pasirbiru Kecamatan Rancakalong. e. Melakukan pengolahan data hasil ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen. f. Melakukan pengolahan terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi, maka diuji coba ulang. g. Menentukan populasi. h. Memilih sampel yang representatif, sampel terdiri dari dua kelas yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut. a. Melakukan pretes baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis awal siswa. Pretes dilakukan di SDN Ciuyah 1 sebagai kelas eksperimen dan SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol. b. Mengolah data hasil pretes untuk menentukan homogentias data, normalitas data, dan perbedaan rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Melakukan perlakuan, yakni menerapkan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran konvensional. d. Melakukan postes untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. e. Melakukan uji hipotesis. 3. Tahap Akhir Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut. a. Melakukan analisis data hasil penelitian dengan menggunakan uji statistika.
63
b. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. c. Menyusun laporan penelitian. Secara umum alur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat dalam bagan berikut ini. Perizinan Instrumen Validasi kepada ahli Ujicoba instrumen Revisi Populasi Sampel X Y Pretes
X: kelompok eksperimen Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik
Y: kelompok kontrol Pembelajaran konvensional
Postes Analisis data Penarikan kesimpulan Gambar 1 Prosedur Penelitian
64
E. Pengolahan dan Analisis data Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi dalam dua kelompok, yaitu data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretesdan
postes.Adapun data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, skala sikap dan catatan lapangan. 1. Data Kuantitatif a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Untuk menguji normalitas data yang terkumpul akan dilakukan uji normalitas dengan test of normality
dariKolmogorof-
Smirnovdengan menggunakan SPSS Versi 16.0 for windows. Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, yaitu: H0
: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1
: data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Uji normalitas dilakukan dengan α (taraf signifikansi) sebesar 5% (0,05).Jika
nilai signifikansi ≥0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas data dengan menggunakan SPSS 16.0. Adapun cara melakukan uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti. 2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol. 3) Ganti nama baris kedua dengan pretes. 4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.
65
5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua. 6) Klik analyzedescriptivestatisticseksplore Pretes di dependent list, siswa yang diteliti di factor listplots, normality test with plots continue lalu ok. 7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai sig di KolmogorovSmirnov apabila >α sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, apabila <α sampel tersebut bukan berasal dari populasi yang berdristribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis homogenitas data yang memiliki distribusi normal menggunakan uji Levene’s test SPSS 16.0, tetapi bila data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik nonparametrik menggunakan
uji
Chi-kuadrat
(Chi-square).
Rumusan
hipotesis
pengujian
homogenitas, yaitu sebagai berikut. H0 =
data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau homogen.
H1 =
data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen.
Taraf signifikansi pada uji Levene’s test dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s testpada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti. 2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol.
66
3) Ganti nama baris kedua dengan pretes. 4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol. 5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua. 6) Klik analyzecompare means independent-samples T-test Pretes di test variable, siswa yang diteliti di grouping variabledefine group,use specified values 1di group 1, 2 di group 2continue lalu ok. 7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai sig. di Levene's Test for Equality of Variances apabila >α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila <α variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Bila data berasal dari distribusi yang tidak normal, uji homogenitasnya menggunakan uji Chi-square. Taraf signifikansi pada uji Chi-square dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan uji Chi-kuadrat pada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti. 2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol. 3) Ganti nama baris kedua dengan pretes. 4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol. 5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua. 6) Klik analyzeNonparametric testsChi square Pretes di test variableexact monte carlo ganti confidence level dengan 95% continue lalu ok.
67
7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai asymp sig. di tabel test statisticsapabila > α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila <α variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). c. Uji Perbedaan Rata-Rata Bila syarat normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, langkah selanjutnya yaitu uji perbedaan rata-rata (uji-t). Uji independent sample t-test dilakukan dengan langkah-langkah dan kriteria sebagai berikut.Merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretes atau nilai rata-rata postes kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut ini. H0
: kemampuan komunikasi matematis siswa sama
H1
: kemampuan komunikasi matematis siswa tidak sama
Menghitung uji beda dua rata-rata data pretes atau dua rata-rata data postes dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Jika data dari kedua kelas normal dan homogen, digunakan uji independent sampel t-test dan untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Asumed (diasumsikan varians sama). Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji independent sampel t-test, akan tetapi untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed (diasumsikan varians tidak sama). Jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, diuji homogenitasnya dengan uji Chi-square
menunjukkan
hasil tidak homogen, maka untuk uji beda rata-ratanya menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Mann Whitney pada SPSS 16.0. Adapun cara melakukan uji Mann Whitney pada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:
68
1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti. 2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol. 3) Ganti nama baris kedua dengan pretes. 4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol. 5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua. 8) Klik analyzeNonparametric tests 2 Independent samples masukkan Pretes di test variable dan kelompok siswa yang diteliti di grouping variable define group,use specified values 1di group 1, 2 di group 2exact monte carlo ganti confidence level dengan 95% continue Lihat Test Type dan beri tanda √ pada tulisan Mann Whitneylalu ok. 6) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai asymp sig (2-tailed) pada tabel test statisticsapabila > α kemampuan siswa sama, apabila <α kemampuan siswa berbeda. d. Gain Normal Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) menurut Meltzer (Fauzan, 2012) yaitu sebagai berikut:
𝑔𝑎𝑖𝑛 =
skor postes − skor pretes skor max − skor pretes
Adapun kriteria N-gain menurut Hake (Fauzan, 2012) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.12 Kriteria tingkat N-Gain
69
Tingkat N-Gain g ≥ 0,7 0,3 ≤ g < 0,7 g < 0,3
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
2. Data kualitatif a. Skala sikap Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, digunakan skala sikap untuk mengumpulkan datanya. Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan dalam skala sikap terbagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka skala kualitatif tersebut ditransfer kedalam data kuantitatif.Untuk tiap pernyataan, pilihan jawaban diberi skor seperti tertera pada Tabel 3.13 (Suherman dalam Purnamasari, 2012: 55) dibawah ini. Tabel 3.13 Ketentuan Pemberian Skor Pernyataan Angket Skor tiap pilihan SS S TS STS 5 4 2 1 1 2 4 5
Pernyataan Positif Negatif
Data hasil pengisian angket dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 1) Menghitung rata-rata skor tiap siswa X= Keterangan: X
=rata-rata skor siswa
𝐗 𝐭𝐬 𝒑
70
Xts
= jumlah skor siswa
p
= jumlah pernyataan
2) Menghitung rata-rata total Xt=
𝐗 𝐭𝐬 𝒏
Keterangan: Xt
= Rata-rata total
X ts = Jumlah rata-rata skor tiap siswa n
= Jumlah Siswa Tabel 3.14 Kategori Angket Sesuai Skala Likert Skor Rata-rata(Xt) 1≤ X t <3 X t =3 3< X t≤5
Kriteria Negatif Netral Positif
(Suherman dalam Purnamasari, 2012: 56)
b. Lembar Observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Menurut Suherman dan Sukjaya(1990: 272) “Dengan menggunakan persentase tingkat penguasaan terhadap tes, kriteria nilai biasanya tergantung pada penilai berdasarkan pertimbangan logik”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk menentukan kriteria penilaian digunakanlah pertimbangan logis yakni dengan membagi skala nilai (100) dengan lima kriteria yang digunakan, sehingga dihasilkan skala 20-an. 81% - 100%
= Sangat Baik
41% - 60%
= Cukup
61% - 80%
= Baik
21% - 40%
= Kurang
0% - 20%
= Kurang sekali