BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan (September-November 2009) di salah satu jalur hijau jalan Kota Bogor yaitu di jalan dr. Semeru (Lampiran 7). Lokasi penelitian terbagi menjadi 4 (empat) sub-jalur. Pembagian jalur tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam mengamati dan mencatat kerusakan pohon yang ada serta mempermudah dalam memonitoring kerusakan oleh pihak pengelola. Berikut adalah 4 (empat) sub-jalur tersebut : 1. Sub-jalur A (sebelah kanan Balai Pengobatan Waskita–pintu gerbang RS. Karya Bakti). 2. Sub-jalur B (sebelah kiri Balai Pengobatan Waskita–pintu gerbang RS. Karya Bakti). 3. Sub-jalur C (sebelah kanan pintu gerbang RS. Karya Bakti–Puslitbang Gizi). 4. Sub-jalur D (sebelah kiri pintu gerbang RS. Karya Bakti–Puslitbang Gizi).
3.2 Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan adalah seluruh pohon di sepanjang jalur hijau dan peta citra landsat, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah binokuler, pita diameter, haga hypsometer, kompas, tally sheet, perangkat lunak software (corel DRAW dan Microsoft excel), kamera digital dan alat tulis.
3.3 Jenis dan Cara Pengambilan Data Data yang diambil meliputi 2 jenis yaitu : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diambil langsung dari lapangan yaitu data inventarisasi pohon penyusun tepi jalan (jenis pohon dan jumlah individu), indikator pertumbuhan pohon (diameter dan tinggi pohon), diagram profil pohon (lebar dan arah tajuk) dan indikator kerusakan pohon. Pengambilan data terhadap pohon dilakukan secara sensus dengan mendatangi setiap pohon yang berada di sepanjang jalur hijau kanan dan kiri kemudian dicatat parameter yang diukur.
17
Pohon yang sehat dan mati tidak termasuk dalam pengambilan data, karena pohon tersebut tidak termasuk kategori pohon yang mengalami kerusakan. Pengukuran kerusakan pohon menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM). Berdasarkan metode ini, tanda dan gejala kerusakan dicatat berdasarkan definisi kerusakan tersebut yang dapat mematikan dan mempengaruhi kemampuan hidup pohon tersebut. Pengamatan dilakukan pada seluruh sisi pohon dimulai dari akar dan kerusakan yang dicatat maksimal 3 kerusakan. Apabila pada suatu tempat terdapat kerusakan berganda maka yang dicatat adalah kerusakan yang paling parah. Pada pengambilan data kerusakan digunakan tiga indikator yaitu tipe kerusakan, lokasi kerusakan, dan kelas keparahan kerusakan (Lampiran 1,2 dan 3) yang disesuaikan dengan batas nilai ambang yang telah ditentukan (Lampiran 4). Data kerusakan kemudian dimasukkan dalam tabel penilaian kerusakan pohon sebagai berikut : Tabel 2 Tally sheet penilaian kerusakan pohon berdasarkan metode FHM No
Jenis pohon
Diameter (cm)
Tinggi (m)
Kerusakan 1 A B C
Kerusakan 1 A B C
Kerusakan 1 A B C
Keterangan : A : Lokasi Kerusakan B : Tipe Kerusakan C : Kelas Keparahan Kerusakan
2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui beberapa sumber yaitu data dan peta inventarisasi jalur hijau Kota Bogor (DTKP Pemkot Bogor), data kecepatan dan arah angin (BMKG Darmaga-Bogor).
3.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan hanya pada pepohonan penyusun jalur hijau jalan dr. Semeru di bawah pemeliharaan Dinas Tata Kota dan Pertamanan Pemkot Bogor. Jumlah pohon yamg diamati sebanyak 406 individu pohon. Pohon yang diukur merupakan pohon berdiameter (dbh) 4 cm ke atas. Hal ini berdasarkan studi pendahuluan indikator kerusakan dapat diamati pada ukuran minimal
18
diameter tersebut. Pengukuran parameter kerusakan pohon dilakukan secara pengamatan visual dan merupakan pengukuran pada tingkat fisik pohon saja.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Kerusakan Pohon Berdasarkan metode FHM data yang diperoleh dari penilaian kerusakan kemudian dihitung nilai indeks kerusakannya (NIK) dengan menggunakan kode dan bobot nilai indeks kerusakan (Lampiran 5). Berdasarkan NIK yang diperoleh, tingkat kerusakan dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelas kerusakan yaitu kelas sehat, kelas ringan, kelas sedang dan kelas berat. Perhitungan NIK menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : NIK = Nilai Indeks Kerusakan pada level pohon xi = Nilai bobot pada tipe kerusakan yi = Nilai bobot pada bagian pohon yang mengalami kerusakan zi = Nilai bobot pada keparahan kerusakan Selanjutnya diketahui kelas kerusakan pohon berdasarkan bobot nilai indeks kerusakan dengan kriteria sebagai berikut : kelas sehat
:0≤5
kelas kerusakan ringan
: 6 - 10
kelas kerusakan sedang
: 11 - 15
kelas kerusakan berat
: 16 ≥ 21
3.5.2 Analisis regresi linear sederhana Analisis regresi linear sederhana merupakan alat statistika yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan/melihat seberapa besar pengaruh antara satu atau lebih peubah bebas (x1, x2,...., xk) dengan peubah tak bebas (y). Analisis ini dilakukan setelah tahap uji hipotesis korelasi Pearson menghasilkan keputusan tolak Ho yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel (x) terhadap variabel (y). Hipotesis yang digunakan pada uji hipotesis korelasi Pearson
ini yaitu Ho dan H1 dengan ketetapan selang kepercayaan pada
penelitian ini adalah 95% (taraf α 5%). Taraf alpha (α) adalah persentase
19
kesalahan yang masih dapat ditoleransi pada saat penelitian. Kesimpulan untuk uji hipotesis masing-masing adalah sebagai berikut: (a) apabila P-value ≥ α maka terima Ho dan (b) apabila P-value < α maka tolak Ho. Hipotesis yang digunakan untuk melihat pengaruh kelas diameter terhadap Nilai Indeks Kerusakan (NIK) yaitu (Ho) yang artinya NIK tidak dipengaruhi oleh kelas diameter dan (H1) yang artinya NIK dipengaruhi oleh kelas diameter. Oleh karena itu analisis regresi linear sederhana dapat digunakan untuk mengetahui, memprediksi dan melihat seberapa besar pengaruh kelas diameter (x) terhadap NIK (y). Grafik regresi linear sederhana menunjukkan sebuah garis lurus yang menginterpretasikan terdapat hubungan positif (kenaikan) atau hubungan negatif (penurunan) antara variabel dependent/peubah respon (y) terhadap setiap perubahan
variabel
independentnya
(x).
Persamaan
matematika
yang
menunjukkan hubungan tersebut ditetapkan dengan model sebagai berikut : y=a+bx Keterangan : y = Nilai Indeks Kerusakan (NIK) x = Kelas diameter a, b = Koefisien regresi linear sederhana Garis regresi pada persamaan yang akan dihasilkan menjelaskan nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi biasanya dilambangkan dengan R² yang digunakan untuk mengukur proporsi keragaman (variasi total) di sekitar nilai tengah. Semakin kecil R² maka semakin buruk model dugaan yang didapat karena titik amatan semakin menjauhi kurva regresi. Keterandalan model yang diperoleh dapat dilihat dari kemampuan model menerangkan keragaman nilai variabel tak bebasnya (y). Perhitungan dan analisis statistika tersebut menggunakan program Microsoft excel dan Minitab 14 untuk mempermudah semua langkah tersebut.
3.6 Inventarisasi Pohon Rawan Bahaya (Gerowong atau Indikator Lapuk) Inventarisai pohon yang rawan bahaya dilakukan pada pohon yang terindikasi adanya gerowong atau pohon yang memiliki indikator lapuk. Hal ini perlu dilakukan karena pohon tersebut rawan akan terjadi tumbang yang akan membahayakan pemakai jalan dan bangunan disekitarnya. Inventarisasi ini dilakukan dengan mendata pohon
20
tersebut di masing-masing sub-jalur pengamatan (sub-jalur A hingga sub-jalur D) di jalan dr. Semeru. Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan penelitian yang dilakukan. Bagan kerangka penelitian yang menggambarkan proses tahapan penelitian seperti disajikan pada Gambar 9.
Hutan kota
Penentuan lokasi jalur hijau Penelitian
Survey lapang
Inventarisasi pohon penyusun jalan
Pengamatan indikator kerusakan pohon
Pengolahan dan analisis
Tipe-tipe dan kriteria tingkat kerusakan pohon serta pohon rawan bahaya Gambar 9 Bagan kerangka langkah penelitian.