BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim yaitu berupa kamar periksa, kamar suntik, dan 1 kamar balut. Setelah kemerdekaan RI poliklinik Bekasi mengalami perubahan menjadi RS pembantu dengan adanya penambahan ruang perawatan pasien. Pada tahun 1956, sejalan dengan perubahan status Bekasi dari Kewedanaan menjadi Kabupaten, Rumah Sakit Pembantu menjadi Rumah Sakit Umum. Walaupun demikian ketenagaan dokter masih bersifat part time yang datang 2x dalam semingu RSU Bekasi ditetapkan sebagai Rumah Sakit type C, yang melaksanakan 4 bidang spesialis dasar pada tahun 1979, dengan SK Menkes. RI. No. 151 / Men.Kes /SK/II/79. Sejak saat itu diadakan upaya-upaya perbaikan mutu pelayanan, pada saat ini Rumah Sakit Bekasi yang terletak di jantung kota Kabupaten Bekasi dan berjarak + 15 menit perjalanan ke arah timur di Ibu Kota Jakarta, mempunyai luas bangunan seluruhnya 10.000m. Adapun Visi dan Misi RSUD Bekasi yaitu : Visi
: Menjadi
rumah
sakit
pilihan
utama
atau
kebanggaan
masyarakat dan pusat rujukan kesehatan di Kota Bekasi Misi
: Memberikan pelayanan secara paripurna, bermutu dan terjangkau
2. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi mempunyai tugas pokok membantu Walikota melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah dibidang kesehatan khususnya pada pelayanan umum rumah sakit yang meliputi program dan kegiatan penyembuhan, pengobatan, pemulihan dan pencegahan penyakit pasien. Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi mempunyai beberapa fungsi yaitu : a. Penyelenggaraan pelayanan medis b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis c. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan e. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan f. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan 3. Fasilitas Pelayanan a. Rawat Inap Pada ruang rawat inap tersedia 280 tempat tidur, 37 diantaranya untuk Kelas VIP dan Utama. Berikut ini jumlah ruang rawat inap dan kapasitas tempat tidur pada RSUD Kota Bekasi. 1)
Flamboyan
: 12 tempat tidur
2)
Mawar
: 13 tempat tidur
3)
Bougenville
: 18 tempat tidur
4)
Nusa Indah
: 24 tempat tidur
5)
Teratai
: 24 tempat tidur
6)
Wijaya Kusuma
: 34 tempat tidur
7)
Anggrek
: 39 tempat tidur
8)
Dahlia
: 41 tempat tidur
9)
Melati
: 75 tempat tidur
b. Rawat Jalan 1). Poliklinik Umum
7). Poliklinik Gawat Darurat
2). Poliklinik Spesialis penyakit dalam 8). Poliklinik Spesialis Bedah 3). Poliklinik Kebidanan/ kandungan
9). Poliklinik Spesialis Anak
4). Poliklinik Spesialis Mata
10). Poliklinik SpesialisTHT
5). Poliklinik Spesialis Syaraf
11). Poliklinik Konsultasi Gizi
6). Poliklinik Penyakit Jiwa
12). Poliklinik Klrga Berencana
4. Penunjang Pelayanan a. Penunjang Medik a). Foto rontgen, foto panoramic denta
(24 jam)
b). Gawat darurat
(24 jam)
c). Farmasi / apotik
(24 jam)
d). Fisioterapi f). Bedah g). Audiometri (ketajaman pendengaran) h). Gizi i). Ultra sonografi (USG j). Electro Kardiografi (EKG)
b. Penunjang Non Medik a). Ambulance
(24 jam)
b). Kasir
(24 jam)
c). Rekam medic d). Kantin e). parkir f). wartel, g). dapur, h). Cucian 5. Tenaga Pengelola RSUD Kota Bekasi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari untuk memberi pelayanan kesehatan pada masyarakat didukung 686 karyawan yang terdiri dari : a) Tenaga Medis
: 71 orang
b) Tenaga Perawat
: 289 orang
c) Tenaga Non Perawatan
: 69 orang
d) Tenaga Manajemen
: 257 orang
6. Sarana Sarana yang dimiliki RSUD Kota Bekasi adalah : - Ruang rawat inap
- Ambulance
- Bor tulang
- Tempat tidur
- Meja operasi
- Kursi EEG
- Proyektor Sneler
- Alat Dokter gigi
- Anestes
- Orthopedhi
- Monitor budic
- Mesin cuci
7. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada hakekatnya adalah suatu kerangka yang menunjukan segenap fungsi dari pekerja atau karyawan dalam melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan struktur organisasi diharapkan perusahaan dapat mencapai tujuannya. Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi ini menganut stuktur organisasi garis. Adapun struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi terdiri dari : Direktur membawahi : I. Wadir Umum dan Keuangan membawahi : a. Kepala Bagian Kesekretariatan membawahi : - Kepala Sub Bagian Tata Usaha - Kepala Bagian Kepegawaian - Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga b. Kepala Bagian Keuangan membawahi - Kepala Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Mobilisasi dana - Kepala Sub Bagian Perbendaharaan - Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Vertifikasi c. Kepala Bagian Perencanaan membawahi - Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Laporan - Kepala Sub Bagian Rekam Medik - Kepala Sub Bagian Hukum dan Publikasi dan Informasi d. Dan beberapa Instalasi yaitu
- Instalasi Perbaikan Sarana Rumah Sakit - Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit - Instalasi Laundry II. Wadir Pelayanan membawahi : a. Kepala Bidang Pelayanan membawahi : - Kepala Seksi Pelayanan Medik - Kepala Seksi Penunjang Medik - Kepala Seksi Penunjang Non Medik b. Kepala Bidang Perawatan membawahi : - Kepala Seksi Asuhan dan Pelayanan Keperawatan - Kepala Seksi peralatan Keperawatan - Kepala Seksi Etika dan Mutu Keperawatan c. Dan Beberapa Instalasi yaitu : - Instalasi Rawat Jalan - Instalasi Rawat Inap - Instalasi Laboratorium - Instalasi Patologi Anatomi - Instalasi Gawat Darurat - Instalasi Radiologi - Instalasi Rehabilitasi Medik - Instalasi Farmasi - Instalasi Bedah Sentral - Instalasi Anestesi
- Instalasi Gizi - Instalasi ICU III. Komite Medik IV. Staf Medis Fungsional 8. Kelas Jasa dan Tarif RSUD Kota Bekasi 1). Kelas Jasa Dalam memberikan pelayanan yang mencakup seluruh lapisan masyarakat, RSUD menyediakan enam kelas jasa yaitu : VIP, Utama I, Utama II, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Yang masing masing kelas mempunyai fasilitas yang berbeda-beda. Fasilitas yang ditawarkan tiap kelas yaitu : a. Ruang VIP Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien (multi fungsi), tempat tidur penunggu, AC split, TV, Kulkas, sofa over table, kursi teras, nurse call, almari pakaian, kamar mandi + kloset dudut, westafel + cermin hias, alat pemanas, jemuran handuk kecil, jam dinding. Satu kamar ditempati oleh seorang pasien. Ukuran kamar 4 X 7 m. b. Ruang Utama Fasilitas yang tersedia adalah tempat tidur pasien, TV almari pasien, kursi teras, kursi penunggu, AC, nurse call, kamar mandi, westafel + cermin hias, jam dinding. Satu kamar di tempati oleh seorang pasien. Ukuran kamar 4 X 4 m.
c. Kelas I Fasilitas yang disediakan adalah tempat tidur pasien,kamar mandi, kipas angin, TV, meja pasien almari pasien, nurse call kursi penunggu. Satu kamar ditempati oleh dua orang. Ukuran kamar 4 X 3 m d. Kelas II Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kipas, kursi penunggu, meja pasien. Satu kamar ditempati 4 orang pasien. Ukuran kamar 4 X 8m e. Kelas III Fasilitas yang diberikan yaitu tempat tidur pasien, almari pasien, kursi penunggu, meja pasien. Satu kamar ditempati oleh 10 pasien. Ukuran kamar 9 X 8 m. 2). Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di RSUD Kota Bekasi, diperoleh keterangan bahwa dalam menentukan harga pokok jasa, RSUD masih menggunakan metode akuntansi biaya konvensional yang hanya mempertimbangkan biaya yang bersifat langsung saja, tanpa mempertimbangkan biaya yang bersifat tidak langsung. Perhitungan harga pokok rawat inap RSUD Kota Bekasi adalah dengan cara menjumlahkan baik biaya tetap maupun biaya variabel. Dan yang dijadikan dasar unit perhitungan tarif jasa rawat inap adalah jumlah hari tinggal pasien rawat inap. Sedangkan tarif diperoleh dengan cara menanbahkan harga pokok tiap kelas dengan
presentase laba menurut kelasnya. Prosentase tersebut sudah ditetapkan bagian manajemen rumah sakit yaitu : VIP 15%, Utama 12%, Kelas I 10%, Kelas II 12%, Kelas III disubsidi VIP 5%. Namun ada beberapa pertimbangan dari pihak menajemen rumah sakit dalam menentukan tarif kamar rawat inap yaitu : a. Tarif Pesaing Penyesuaian tarif ini merupakan hal paling menentukan dalam penentuan tarif. b. Segmen Pasar Pihak manajemen rumah sakit menerapkan tarif sesuai kelas-kelas perawatan berdasarkan segmen yang ada dalam masyarakat. c. Kebijakan Subsidi Silang Dengan konsep ini maka tarif untuk masyarakat yang kurang mampu idealnya harus diatasi unit cost agar surplusnya dapat dipakai untuk menutupi kekurangan kelas bawah. Dalam menetapkan harga pokok rawat inap, rumah sakit mengkategorikan biaya-biaya yang ada menjadi dua macam yaitu : 1) Biaya Tetap Biaya tetap disini adalah biaya depresiasi merupakan biaya atas investasi. Biaya-biaya tersebut adalah biaya depresiasi gedung dan biaya depresiasi fasilitas 2) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya operasional unit rawat inap. Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan produksi bersifat habis pakai atau waktu relative singkat. Biaya-biaya tersebut adalah biaya perawat, biaya bahan habis pakai, biaya konsumsi, biaya listrik + air dan biaya administrasi. Berdasarkan wawancara dengan bagian keuangan, diketahui terdapat biaya yang disebabkan oleh unit rawat inap tetapi aktivitas-aktivitas biaya tersebut belum dibebankan sebagai biaya.
Diantaranya
adalah
Rp. 169.541.000 biaya asuransi
biaya
laundry
sebesar
sebesar Rp. 199.800.000,
biaya kebersihan sebesar Rp. 209.500.000.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskritif yang bertujuan untuk membuat deskritif secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi atau (obyek) penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah berupa studi kasus yang terjadi pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi
C. Definisi Operasional Variabel Dalam penulis skripsi ini, variabel-variabel yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
1. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi terdiri dari bahan baku,biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. 2. Activity Based Costing Activity Based Costing adalah merupakan suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemicu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar dan kejadian atau transaksi tersebut yang produk atau jasa dihasilkan. 3. Sistem Biaya Tradisional ( Konvensional ) Sistem biaya tradisional (Konvensional) adalah merupakan suatu metode kalkulasi biaya yang menggunakan tarif overhead untuk beberapa departemen yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk atau jasa berdasarkan volume out-put yang dihasilkan. 4. Efisiensi Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan masukan dan keluaran yang diterima.
D. Metode Pengumpulan Data Didalam usaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dalam rangka menyusun skripsi ini, penulis melakukan berbagai macam riset. Adapun riset-riset yang dilakukan adalah : a. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach) Merupakan penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku serta literature-literatur yang berhubungan dengan pembahasan masalah. b. Penelitian Lapangan ( Field Reseach ) Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengunjungi secara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan. 1) Wawancara Untuk memperoleh data yang lebih jelas dan informasi yang benar, dilakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan. 2) Pengamatan (Observasi) Suatu cara penelitian dengan mengadakan peninjauan langsung keperusahaan untuk memperoleh data dan informasi yang lebih meyakinkan dalam menyusun skripsi.
E. Metode Analisis Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan perbandingan fakta-fakta dengan segi teoritisnya dan hasil study perbandingan yang dilakukan secara keseluruhan maupun secara terperinci mengenai kondisi-kondisi yang ada pada perusahaan dan memberikan gambaran-gambaran secara dekriptif bagaimana perbandingan antara kondisi tersebut dengan dasar –dasar teoritis yang telah dipelajari oleh penulis maupun teori-teori yang dikumpulkan selama penelitian literature sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan yang cukup ilmiah. Adapun metode tersebut adalah : 1. Analisis deskriptif kualitatif yaitu analisa yang memungkinkan diperoleh gambaran tentang bagaimana komparatif alokasi biaya overhead pabrik menurut tradisional dan ABC yang kaitannya dengan teori-teori yang berhubungan dengan masalah tersebut. 2. Analisis deskriftif kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan cara melakukan perhitungan dan perbandingan antara lokasi biaya overhead pabrik menggunakan tradisional system dan ABC dengan mengetahui efisiensi dan efektif yang diperoleh apabila perusahaan menggunakan alokasi biaya overhead pabrik dengan menggunakan Sistem ABC.