BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Binus University yang terletak di Jl. K.H Syahdan no 9, Kemanggisan, Palmerah-Jakarta Barat merupakan salah satu universitas swasta besar di Indonesia khususnya di ibukota Jakarta. Binus University juga mempunyai suatu divisi bernama divisi Corporate Communication dimana divisi ini merupakan lokasi dari penelitian yang akan dilakukan dari bulan Maret-Juni 2013. Pada periode ini,akan dilakukan penelitian mengenai strategi Public Relations di dalam menyalurkan informasi internal dari Binus University kepada Binusian melalui media BULETiN yang merupakan inhouse magazine Binus University. Media BULETiN yang menjadi objek penelitian adalah edisi NovemberDecember 2012, karena pada edisi tersebut terdapat info-info mengenai bentuk kerjasama dengan institusi pendidikan international terkemuka yaitu UNSW (University New South Wales). Selain itu, terdapat juga info mengenai internship, penghargaan-penghargaan yang diterima oleh media BULETiN dan berbagai info lainnya yang dianggap valuable (bermanfaat) bagi publik internal. Publik internal yang dimaksud adalah mahasiswa, dosen, alumni, karyawan, guru, dan siswa-siswa yang berhubungan dengan Binus Group. Publik internal ini juga sekaligus menjadi sumber data primer yang akan menjadi target wawancara. Sumber data sekunder diperoleh melalui data-data terdahulu perusahaan, foto, video, dan hasil rekaman wawancara.
34
35 Penelitian akan dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berupa hasil wawancara dengan pihak terkait seperti staff langsung dari divisi Corporate Communication dan stakeholder lainnya.
3.2
Satuan Kajian Informan dalam penelitian ini adalah Manager dari divisi Corporate Communication
dan Journalist Binus Media Group yang merupakan
narasumber inti dari penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui kendala apa saja yang didapatkan dan strategi di dalam menyelesaikan masalah tersebut. Di dalam penelitian ini, narasumber yang telah ditentukan akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi data dalam melakukan penelitian.
3.3
Tahap-Tahap Riset Menurut pakar ilmu komunikasi dan praktisi kehumasan,bahwa pengertian riset dalam PR,yaitu dijelaskan sebagai berikut; “Public Relations Research is the process of gathering,recording and analyzing relevant facts about any problem in any branch of human activity. It refers to a critical and searching study and investigation of a problem,a proposed course of action,a hypothesis of or theory”. Seperti yang dikutip dari pendapat Ishak dan Simon Koh Siew Leng, di dalam buku Emzir (2010). Secara garis besar bahwa pengertian riset dalam PR merupakan proses penghumpunan fakta lapangan,pencatatan dan
36 menganalisis data yang berkaitan dengan persoalan bagian dari kegiatan manusia. (Ruslan 2010 : 43) Menurut Creswell sebagaimana dikutip oleh Emzir (2010:9-10) terdapat beberapa alasan mengapa seseorang melakukan penelitian kualitatif. 1. Memilih studi kualitatif karena hakikat dari pertanyaan penelitian. Dalam studi kualitatif, pertanyaan penelitian sering dimulai dengan bagaimana atau apa. Dengan demikian,permulaan tersebut memaksa masuk ke dalam topic yang mendeskripsikan apa yang sedang berlangsung. Ini berbeda dengan peryantaan kuantititatif yang
menanyakan
mengapa
kemudian
mencari
suatu
perbandingan kelompok (apakah kelompok 1 lebih baik datipada kelompok 2 dalam suatu hal?) atau suatu hub ungan antara variable-variabel
dengan
tujuan
menetapkan
suatu
asosiasi,hubungan,atau sebab akibat (Apakah variable X dapat menjelaskan apa yang terjadi dalam variable Y?) 2. Memilih suatu studi kualitatif karena topic tersebut perlu dieksploriasi,seperti antara lain variable-variabel tidak mudah untuk diidentifikasi,teori-teori tidak tersedia untuk menjelaskan perilaku partisipan atau populasi penelitiannya,dan teori-teori perlu dikembangkan. 3. Menggunakan studi kualitatif karena topic perlu menyajikan suatu pandangan yang mendetail tentang topic tersebut.Suatu pandang yang luas atau pemotretan panorama yang jauh tidak akan mencukupi
untuk
menyajikan
jawaban-jawaban
terhadap
masalah,atau pemotretan dari dekat pandangan tidak ditemukan.
37 4. Memilih suatu pendekatan kualitatif karena untuk meneliti individu dalam latarnya yang alami. Ini melibatkan pergi ke latar atau lapangan studi,memperoleh akses,dan memperoleh material. Jika partisipan dipindahkan dari latar mereka akan mengarah pada usaha memikirkan temuan-temuan yang keluar dari konteks. 5. Memilih pendekatan kualitatif karena berminat menulis dalam gaya sastra; peneliti membawa dirinya ke dalam studi, pronominal personal “kita” digunakan,atau barangkali penulis melibatkan suatu bentuk pemaparan cerita narasi. 6. Melakukan studi kualitatif karena waktu dan sumber-sumber yang cukup untuk digunakan pada pengumpulan data yang luas di lapangan dan analisis data yang rinci tentang informasi dan teks. 7. Memilih pendekatan kualitatif karena audien menerima penelitian kualitatif. Audien ini mungkin seorang pembimbing atau komisi akademik,suatu disiplin yang memasukkan metodologi penelitian ganda,atau outlet publikasi dengan editor yang dapat menerima pendekatan kualitatif. 8. Terakhir,melaksanakan pendekatan kualitatif untuk menekankan peran peneliti sebagai pelajar aktif yang dapat mengisahkan cerita tentang pandangan partisipan daripada sebagai seorang ahli yang berlaku sebagai hakim terhadap partisipan.
38 Tahapan riset merupakan sebuah proses yang memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Di dalam buku Kriyantono (2006:75) mengemukakan ada tiga tahapan riset: 1. Asking Question (Menanyakan Pertanyaan). Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah proses menanyakan sesuatu yang menarik, dan signifikan (bermanfaat) serta menyediakan jawaban secara sistematik. 2. Observation (Observasi). Kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan metode yang bervariasi. Ada yang mengobservasi dengan menguji dokumen-dokumen dan artefak-artefak, observasi partisipan, ada yang menggunakan instrument-instrumen tertentu dan eksperimen terkontrol atau interview. Semua metode ini pada dasarnya digunakan untuk menjawab pertanyaan. 3. Constructing
Answers
(Mengkonstruksi
Jawaban).
Mendefinisikan, menggambarkan, dan menjelaskan serta memberikan penilaian. Upaya dalam mengkonstruksi jawaban ini selain mengacu dan menguji teori juga pada akhirnya dapat menghasilkan pengetahuan atau teori baru.
39 Question
Theory
Observation Gambar 3.1 Tahapan dalam Riset
3.4
Metode Riset Menurut Bogdan dan Taylor di dalam Prastowo (2012:22), metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut keduanya,pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara menyeluruh (holistic). Ini berarti bahwa individu tidak boleh diisolasi sebagai bagian dari suatu keutuhan.
3.5
Pengumpulan dan Pencatatan Data Pada penelitian ini digunakan metode pengumpulan data: 3.5.1 Data Primer Menurut Kriyantono (2006 : 41) data primer merupakan data yang diperolej dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data tersebut merupakan subjek penelitian dimana pada penelitian ini, sumber data yang didapatkan merupakan hasil dari wawancara dan observasi langsung ke lapangan.
40 1. Observasi Partisipatif Pada observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti juga turut serta mengambil peran dalam melakukan apa yang sedang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang didapatkan akan lebih tajam dan mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. (Sugiyono, 2010 ; 227). Peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif karena peneliti melakukan penelitian dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian dan melakukan pengumpulan dara serta terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan oleh sumber data. Kegiatan tersebut merupakan aktivitas peneliti yang dilakukan di kantor divisi Corcomm dalam membantu proses peliputan berita serta menjalin kerjasama dengan organisasi yang dapat membantu peranan media BULETiN sebagai saluran komunikasi internal Binus University. 2. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan
ide
melalui
Tanya
jawab,
sehingga
dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data karena peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
41 yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010 ; 231). Pada penulisan penelitian ini, metode wawancara yang akan digunakan adalah metode wawancara terstruktur Wawancara terstruktur merupakan teknik pengumpulan data yang dimana pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Maka dari itu, peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Selain itu, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Pengumpul data dapat membawa beberapa instrument sebagai alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu
pelaksanaan
wawancara
menjadi
lancar.
(Sugiyono,2010: 233) Pada penelitian ini, ada beberapa narasumber yang akan diwawancarai
dari
pihak-pihak
divisi
Corporate
Marketing
Communication Binus University, yaitu Manager Corporate Communication Binus University, Journalist Staff Corporate Communication Binus Media Group, dan salah satu dosen jurusan Public Relations Binus University.
42 Wawancara Key Informan (Pihak Internal): 1. Bapak Haris Suhendra, Manager Corporate Communication Binus University. Peneliti memilih bapak Haris Suhendra sebagai salah satu narasumber karena segala keputusan diputuskan oleh beliau dengan reputasi yang ingin dibentuk oleh Binus University. 2. Ibu Fransiska Katarina Clara Baby Maria, Journalist Staff Corporate Communication Binus Media Group di Binus University. Peneliti memilih Ibu Baby Maria karena beliau yang bertanggung jawab terhadap isi BULETiN yang akan diberitakan yang juga menjadi salah satu factor penting dalam pembentukan reputasi sehingga media BULETiN dapat dikenal oleh public. 3. Bapak Martha Sanjaya, dosen di bidang ilmu Public Relations di Binus University. Peneliti memilih Bapak Martha Sanjaya karena beliau merupakan praktisi yang ahli di bidang ilmu komunikasi serta merupakan salah satu anggota Binusian. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Kriyantono, 2006 : 42 ). Peneliti mendapatkan data
sekunder
yang
diberikan
perusahaan
guna
membantu
mendapatkan informasi yang dapat digunakan pada penelitian ini.
43 1. Dokumentasi Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi, kuisioner, atau wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan penelusuran dokumentasi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen yang digunakan adalah: 1. Company Profile Binus University dan BULETiN 2. Foto-foto yang didapatkan dari perusahaan 2. Studi Pustaka Penulis mendapatkan sumber data yang berasal dari bukubuku dan jurnal-jurnal yang mempunyai kaitan erat dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendukung penelitian yang dilakukan serta membantu menjelaskan hal-hal yang dipaparkan dalam penelitian ini.
3.6
Teknik Penentuan Informan Pemilihan narasumber atau informan menggunakan teknik sampling purposive dimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010: 219) bahwa teknik sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
44 sebagai
penguasa
sehingga
akan
memudahkan
peneliti
menjelajahi
objek/situasi social yang diteliti. 3.7
Pemeriksaan Keabsahan Data Uji keabsahan pada metode penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas
internal),
transferability
(validitas
eksternal),
dependability (reliabilitas), confirmability (objektivitas). (Sugiyono, 2010: 273) 1. Uji Kredibilitas Uji Kredibilitas dilakukan dengan Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai teknik dan berbagai waktu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik.
Wawancara
Observasi
Kuesioner/ Dokumen
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Triangulasi teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dilakukan dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner. Bila terdapat perbedaan dari hasil
45 pengecekan data tersebut, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan. Selain triangulasi, uji kredibilitas juga dilakukan dengan membercheck. Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. 2. Pengujian transferability Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kuantitatif, maka peneliti dalam
membuat laporannya
harus
memberikan uraian yang rinci, sistematis, jelas, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca dapat mengetahui hasil penelitian tersebut sehingga dapat memutuskan untuk mengaplikasikannya atau tidak. 3. Pengujian dependability Ujian dependability dilakukan dengan dengan mengaudit seluruh proses penelitian.
Audit ini dilakukan oleh auditor ataupun
pembimbing untuk mengaudit seluruh aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian dari saat peneliti mulai menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan. 4. Pengujian konfirmability Pengujian ini dilakukan dengan menguji hasil penelitian yang dikaitkan pada proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan
46 fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
3.8
Analisis dan Penafsiran Data Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti telah melakukan analisis terlebih dahulu terhapda jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban tersebut belum memuaskan, maka akan dilakukan proses wawancara lagi sampai pada tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Menurut model analisis data yang ditemukan oleh Miles dan Huberman (1984) di dalam buku Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas ini mencakup data reduction, data display, dan conclusion drawing atau vertification 1. Data Reduction (Reduksi Data) Dengan banyaknya data yang diperoleh di lapangan, maka pencatatan data perlu dilakukan secara terperinci. Maka dari itu, perlu dilakukan reduksi data dimana data yang telah didapatkan dirangkum, memlih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta pola dari data yang telah ada. Dengan melakukan reduksi data, maka peneliti dapat
47 dapat lebih mudah untuk melakukan pengumpulan dara selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Hasil catatan lapangan yang telah didapatkan bersifat kompleks, rumit dan belum bermakna. Catatan lapangan tersebut berupa huruf besar, huruf kecil, angka, dan symbol-simbol yang dibuang karena dianggap tidak penting untuk dimasukkan ke dalam penelitian. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
Sebagai
contoh
penelitian
yang
dilakukan
Communication
Binus
Univeristy
elemen-elemen
pada
Corporate
seperti
distribusi,
pencetakan, konten pada media BULETiN menjadi fokus untuk pengamatan selanjutnya. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive, yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalam wawasan yang tinggi. Bagi penelitian yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada penelitian atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. 2. Data Display (Penyajian Data) Setelah melakukan pereduksian data, maka langkah selanjutnya memaparkan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat
48 dilakukan dalam bentuk table, grafik, pie chart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flow chart dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan Huberman (1984) di dalam buku Sugiyono (2010) menyatakan “ the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative task”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. “Looking at displays help us to understand what is happening and to do something – further analysis or caution on that understanding”. 3. Conclusion Drawing atau Verification Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan yang berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
49 Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dalam lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti dapat jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2010 : 246-253)
Pengumpulan Data Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.2 Model Analisis Data Miles dan Huberman