BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, menurut Slameto (2015:123).“Eksperimental merupakan observasi dibawah kondisi buatan (artifical condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti, dengan demikian,penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol”. Menurut Zainal Arifin (2012:69). Penelitian eksperimen merupakan cara praktis untuk mempelajari sesuatu dengan mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya terhadap hal lain. Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan penelitian eksperimen merupakan sebuah penelitian dibawah kondisi buatan,dimana kondisi tersebut diubah-ubah,yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol sebagai perbandingan. 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.2.1 Lokasi Penelitian penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga,Semester
II Tahun
Pelajaran
2015/2016
yang masing-masing
dilakukan dalam 2 kali pertemuan. 3.1.2.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Mei 2016 dan bertempat di SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga,adapun kelas yang akan dijadikan subjek penelitian adalah kelas 5A dan kelas 5B dan dilakukan secara bertahap,tahap-tahapnya yaitu:
28
29
1. Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi pemilihan judul/topik, pembuatan proposal skripsi,pembuatan instrumen,meminta ijin ke sekolah serta melakukan obsevasi kesekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. 2. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan mencangkup uji coba instrumen, melakukan penelitian berupa penerapan model pembelajaran, dan pengumpulan data. 3. Tahap penyusunan Pada tahap penyusunan ini merupakan tahap dimana penulis mengolah dan menganalisis data,penyusunan laporan akhir, serta persiapan ujian skripsi. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa yang ada di kelas 5 SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga, siswa kelas 5a yang berjumlah 25 siswa sebagai kelas Eksperimen dan kelas 5b berjumlah 25 siswa sebagai kelas Kontrol. Berikut tabel jumlah siswa kelas 5a dan 5b SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga yang digunakan untuk penelitian. Berikut tabel data siswa kelas 5 SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga. Tabel 3.2 Data Siswa Kelas 5 SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas Jumlah Siswa Eksperimen
5A
25
Kontrol
5B
25
Jumlah
50
Berdasar Tabel 3.2, diketahui jumlah siswa kelas 5A (kelas eksperimen) terdiri dari 25 siswa. Dan jumlah siswa kelas 5B (kelas kontrol) terdiri dari 25 siswa.
30
3.3 Desain dan Prosedur Penelitian 3.3.1 Desain Penelitian Bentuk desain yang digunakan adalah jenis Quasi Experimental Design. Design ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak hanya berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi-Experimental design digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. (Sugiyono, 2008:114). Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan desain versi John W. Best dalam Zainal Arifin (2012:88) yaitu desain pretest-posttest tak ekuivalen. Karakteristik desain pretest-posttest tak ekuivalen yaitu: A. Baik untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada,yang kira-kira homogen kondisi kelasnya. B. Terdapat pretest-posttest C. Adanya kelompok kontrol D. Tidak menggunakan rambang E. Kedua kelompok sama-sama dimanipulasi, tetapi dengan cara yang berbeda F. Generalisasi lemah Adapun secara bagan desain eksperimen Pretest-Posttest tak ekuivalen digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.3 Bentuk Desain Penelitian Pretest-Posttest Tak Ekuivalen Versi John W Best (1977)
O O
1
Keterangan
O O X
3
1
: Pretest kelas eksperimen
3
: Pretest kelas kontrol
1
X X
1
2
O O
2 4
: Penerapan model kooperatif tipe Picture And Picture pada kelas eksperimen
31
X
2
: Penerapan model kooperatif tipe Example Non Example pada kelas kontrol
O
2
: Posttest kelas eksperimen (penerapan model kooperatif tipe Picture And Picture)
O
4
: Posttest kelas kontrol (penerapan model kooperatif tipe Example Non Example) Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa kedua kelompok
(eksperimen dan kontrol) diberi Pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah kondisi kedua kelas itu seimbang maka kelompok eksperimen diberi treatment/perlakuan untuk diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture, dan kelompok kontrol diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. O2 berarti nilai post-test kelas eksperimen setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture dan O4 adalah nilai Posttest kelas kontrol setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. Jika nilai O2 secara signifikan lebih tinggi dari nilai O4 maka model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture lebih efektif dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. Pengaruh treatment adalah bila rata-rata nilai O2 lebih besar dari O4 dan perbedaannya signifikan. 3.3.2 Prosedur Penelitian Berdasarkan desain eksperimen yang digunakan, maka dapat disusun prosedur pelaksanaan penelitian,adapun prosedurnya dapat diperjelas dengan bagan pada Gambar 3.2.
32
Kelas kontrol
Pretest
Pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example
Posttest
Dibandingkan Dibandingkan
Kelas eksperimen
Pretest
Pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture
Posttest
Gambar 3.2 Prosedur penelitian eksperimen berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dengan Example Non Example 3.4 Variabel Dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian “Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Dalam suatu penelitian variabel merupakan suatu yang sangat penting dan perlu dpahami,karena sangat berpengaruh sebagai tempat pijakan dalam menentukan hipotesa dan data penelitian”. Slameto (2015:195). Menurut Sugiono (2008:38) variabel penelitian adalah suatu sifat atau aspek dari orang maupun subjek yang mempunyai variasi tertentu. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu: 1.Variabel Independen (bebas) yaitu: unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture dan pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. 2.Variabel Dependen (terikat) yaitu: unsur yang diikat oleh adanya variabel bebas. Adapun variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA tentang daur air.
33
3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional untuk menjabarkan variabel bebas dan variabel terikat yang akan digunakan dalam penelitian. Dan untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dengan Example Non Example terhadap hasil belajar IPA kelas 5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture yang didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran IPA pada siswa kelas 5A SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016, dimana siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran
menggunakan
media
dalam gambar
kelompok-kelompok dalam
proses
kecil
dan
dengan
pembelajaran,yang
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan yang logis, sehingga dapat membantu siswa dalam menyerap materi ajar. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Example Non Example didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran IPA pada siswa kelas 5B SD Kristen 03 Eben Haezer Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016, dimana guru menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa kelas 5 yang didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian hasil belajar ranah kognitif dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture pada kelompok eksperimen dan hasil belajar ranah kognitif dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada kelompok kontrol. Hasil belajar ranah kognitif datanya diperoleh dengan menggunakan tes tertulis menggunakan 20 soal pilihan ganda.
34
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar siswa. Peneliti menentukan model pengumpulan data yang sesuai dengan variabel yang diteliti untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa tes dan nontes. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan teknik observasi yang digunakan untuk menilai keterlaksanaan sintak pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dengan pilihan ganda. Soal yang digunakan dalam tes dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas 5 SD dengan materi pokok daur air. 3.5.2 Alat Pengumpulan Data 3.5.2.1 Lembar Observasi Menurut Slameto (2015:232). Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) atau pun non-partisipasif. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan dan sintak pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan model Kooperatif tipe Picture and Picture dan kelompok kontrol diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan model Example Non Example. Sebelum membuat instrumen observasi, dibuat dulu kisi-kisi untuk lembar observasinya. Agar
lebih jelas kisi-kisi observasi dalam pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture yang diimplementasikan ke kelas eksperimen disajikan pada Tabel 3.4.
35
Tabel 3.4 Lembar Observasi Tindakan Kooperatif Tipe Picture And Picture LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE Pengamat : Waktu : Lokasi : Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada kolom ya bila aspek yang diamati dilakukan atau tidak bila aspek yang diamati tidak dilakukan sesuai dengan kondisi pada saat pengamatan! No
Aspek yang diamati
I I
Kegiatan awal pembelajaran Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa berdo’a.
II III II 1 2 3 4
5 6 III 7 I II III
Ya
Tidak
Mengecek kehadiran siswa Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar. Kegiatan inti pembelajaran
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru menyajikan materi sebagai pengantar pembelajaan guru menunjukkan atau memperlihatkan gambargambar kegiatan berkaitan dengan materi guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambargambar menjadi urutan yang logis guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Kegiatan Penutup Guru bersama siswa bersama-sama Memberikan kesimpulan dari proses pembelajaran Guru/praktikan dan peserta didik bersama-sama melakukan refleksi kegiatan pembelajaran Menutup proses belajar mengajar(PBM) Mengelola waktu pembelajaran secara efisien jumlah
Kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
36
pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example yang diimplementasikan ke kelas kontrol disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Lembar Observasi Tindakan Kooperatif Tipe Example Non Example LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE Pengamat : Waktu : Lokasi : Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada kolom ya bila aspek yang diamati dilakukan atau tidak bila aspek yang diamati tidak dilakukan sesuai dengan kondisi pada saat pengamatan! No
Aspek yang diamati
I I II III
Kegiatan awal pembelajaran Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa berdo’a. Mengecek kehadiran siswa Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar. Kegiatan inti pembelajaran
II 1
2 3 4 5 6
III 7 I II III
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajarn. Guru menempelkan gambar di papan tulis. memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar Guru memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mencatat hasil dari pengamatan dan diskusi dalam kelompok Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya guru menjelaskan isi materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Kegiatan akhir Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran Guru/praktikan dan peserta didik bersama-sama melakukan refleksi kegiatan pembelajaran Menutup proses belajar mengajar(PBM) Mengelola waktu pembelajaran secara efisien jumlah
Ya
Tidak
37
3.5.2.2 Lembar Tes Menurut Nana Sudjana (1990:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan(tes lisan),dalam bentuk tulisan(tes tulisan),atau dalam bentuk perbuatan(tes tindakan). “Tes merupakan prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator /kompetensi tertentu, dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama.” Slameto (2015:439). Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan tes merupakan alat untuk mengukur hasil belajar. Pada penelitian ini,Tes dilakukan dua kali, yaitu Pretest dan Posttest. Pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa. Posttest digunakan untuk mengukur kondisi akhir hasil belajar matematika siswa. Prosedur yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah (1) Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dipilih. (3) Menyusun soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4) Melakukan penilaian terhadap butir tes. (5) Melakukan analisis butir tes. Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Sebelum membuat soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi. Pretest digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum masuk dalam materi. Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum melewati uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi soal Pretest sebelum uji validitas disajikan pada Tabel 3.6.
38
SK dan KD SK: 2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan KD. 3.1 mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan
Tabel 3.6 Kisi-kisi soal Pretest Indikator Jumlah soal
Nomor soal
Menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari dan cahaya lain.
12
1,4,6,8,11,14,15,18,21, 24,26,28
Menyebutkan namanama bagian tumbuhan hijau dalam proses membuat makanan
7
2,3,5,13,17,22,27,
Menunjukkan tempat 11 tumbuhan menyimpan cadangan makanan.
7,9,10,12,16,19,20,23,2 5,29,30
Soal Posttest diberikan setelah dilakukan pemberlakuan pada kedua kelas kontrol dan eksperimen. Kisi-kisi soal Posttest disajikan pada Tabel 3.7.
39
Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubunganny a dengan penggunaan sumber daya alam
Tabel 3.7 Kisi-kisi soal Posttest Kompetensi Indikator soal Dasar 7.4. Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhin ya 7.5. Mendeskripsikan perlunya penghematan air
No Soal
1. Siswa dapat 2,5,10,19,20,2 menjelaskan proses 1 daur air 1,4,12,13,29 2. Siswa dapat mengambarkan proses daur air (proses terjadinya hujan) 3. Siswa dapat 7,11,23 menyebutkan 3 macam dan tahapan proses daur air 4. Siswa dapat 16,17,26 menyebutkan kegunaan air dalam kehidupan seharihari 5. Siswa dapat 8,14,15,18,22, 24,25,28,30 menjelaskan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air 6 Siswa dapat 3,6,9,27 menyebutkan cara menghemat air
Dari kisi-kisi soal pretes dan posttes, kemudian akan dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap itu yakni: a. Tahap pelaksanaan
40
Setelah kisi-kisi soal disusun, kemudian diujicobakan pada siswa diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol , yaitu kelas 5 SD mangunsari 03 Salatiga dengan jumlah 38 siswa. b. Tahap analisis Hasil uji coba soal pretes yang didapat, kemudian dianalisis. Analisis ini meliputi validitas dan reliabilitas soal. Dari hasil analisis ini digunakan untuk menentukan instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.6.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian “Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai”. (Nana Sudjana 1990:12). Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada proyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan peneliti (Sugiyono:267). suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corected item-total corelation (x) ≥0,2 Sugiyono (2012: 351). Intepretasi koefisien validitas dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Validitas R < 0,20 Tidak ada validitas 0,20 ≤ r < 0,40
Validitas rendah
0,40 ≤ r < 0,60
Validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80
Validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00
Validitas sempurna
Uji validitas soal menggunakan bantuan spss 16.0. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiono, yaitu batasan untuk menentukan validitas instrumen adalah semua item yang mencapai kofisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Pengujian
validitas
soal Pre-Test dan
41
Posttest menggunakan SPSS 16. Pengujian validitas soal Pretest menggunakan metode korelasi
point
biserial dihitung menggunakan corrected item-total
correlation. Hasil pengujian validitas
soal Pretest dari 30 soal yang telah
disediakan, diperoleh 20 soal valid dan 10 soal tidak valid. Hasil pengujian validitas soal Posttest dari 30 soal yang telah disediakan, diperoleh 21 soal valid dan 9 soal tidak valid. Analisis uji validitas soal Pretest dan Posttest dapat dilihat pada Tabel 3.9.
SK dan KD
SK: 2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan KD. 3.1 mengidentifikas i cara tumbuhan hijau membuat makanan
Tabel 3.9 Kisi-kisi soal Pretest (sesudah uji validitas) Indikator Jumla Nomor h soal soal
Valid
Tidak valid
1. Menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari dan cahaya lain.
12
1,4,6,8, 11,14,1 5,18,21 ,24,26, 28
1,6,1 1,14, 15,18 ,24
4,21,2 6,28
2. Menyebutkan nama-nama bagian tumbuhan hijau dalam proses membuat makanan
7
2,3,5,1 3,17,22 ,27,
2,5,1 3,17
3,22,2 7
3. Menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanan.
11
7,9,10, 12,16,1 9,20,23 ,25,29, 30
7,9,1 0,12, 19,23 ,25,2 9,30
16,20,
Dari Tabel 3.9 maka soal yang diambil berjumlah 20 butir soal yaitu soal nomor:1,2,5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19, 23,24,25,dan 29 yang kemudian soal tersebut diuji dikelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui nilai Pretest masing-masing kelas.
42
Tabel 4.10 Kisi-kisi soal Posttest(sesudah uji validitas) Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar 7.4.Mendeskripsik an proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5.Mendeskripsik an perlunya penghematan air
Indikator soal
No Soal
valid
Tidak valid
1. Siswa dapat 2,5,10,1 menjelaskan 9,20,21 proses daur air
2,5,10, 19,20,2 1
1,4,12,1 3,29
4,12,13 ,29
1
7,11,23
11,23
7
16,17,26
17
16,26
8,14,15, 18,22,24 ,25,28,3 0
18,22,2 5,28,30
8,14,15, 24
3,6,9,27
3,6,27
9
2. Siswa dapat mengambarkan proses daur air (proses terjadinya hujan) 3. Siswa dapat menyebutkan 3 macam dan tahapan proses daur air 4. Siswa dapat menyebutkan kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari 5. Siswa dapat menjelaskan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air 6. Siswa dapat menyebutkan cara menghemat air
Dari Tabel 4.10 maka soal yang diambil berjumlah 20 butir soal yaitu soal nomor: 2,3,4,5,6,10,11,12,13,17,18,19,20,21,22, 23,25,27,28,dan 30, yang kemudian soal tersebut diuji dikelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui nilai akhir (posttest) masing-masing kelas. 3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Menurut Nana Sudjana (1990:16). Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya,
43
kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama. Wardani,dkk
(2012:345)
menetapkan
nilai
koefisien
reliabilitas
menggunakan crobanch’s alpha sebagai berikut: Tabel 4.11 Koefisien Reliabilitas 0,08-1,00 <0,80-0,60 <0,60-0,40 <0,40-0,20 <0,20
Sangat reliabel Reliabel Cukup reliabel Agak reliabel Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas soal pretest menggunakan SPSS 16 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,917 yang berarti sangat reliabel, sedangkan dari hasil uji Posttest diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,777 yang berarti reliabilitas dapat diterima. Analisis uji reliabilitas soal Pretest dan Posttest dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13. Tabel 12 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .917
30
Tabel 13 Hasil Uji Reliabilitas Soal Posttest Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .777
30
3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mendapatkan soal yang seimbang dari tingkat kesukarannya. “Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar” (Sudjana, 1990:135). Cara melakukan
44
analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal menggunakan rumus sebagai berikut:
i
b n
Keterangan: i: Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B:Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal n: Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh makin sulit soal tersebut, sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria ini dipaparkan oleh Sudjana (2011: 137) sebagai berikut: Tabel 4.14 Rentang Indeks Tingkat Kesukaran Soal No
Indeks
Interpretasi
1
0 – 0,30
2
0,31 – 0,70 soal kategori sedang
3
0,71 – 1,00 soal kategori mudah
soal kategori sukar
Pengujian tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis tingkat kesukaran soal Posttest setelah diuji validitasnya dengan 20 soal didapatkan 1 soal memiliki kategori sedang dan 19 soal memuliki kategori mudah. Hasil uji tingkat kesukaran soal Pretest dan Posttest disajikan pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pretest dan Posttest Kategori Soal Nomor Soal Pretest Nomor Soal Posttest Mudah
4,5,9,12,15,16,17,18
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13, 14,15,16,17,18,19,20,21
Sedang Sulit
1,2,3,6,7,8,10,11,13,14,19,20 12
45
Dari analisis tingkat kesukaran soal Pretest setelah
diuji
validitasnya
dengan 20 soal didapatkan 12 soal memiliki kategori sedang dan 8 soal memiliki kategori mudah. Analisis tingkat kesukaran soal Posttest setelah diuji validitasnya dengan 21 soal didapatkan 1 soal memiliki kategori sedang dan 20 soal memuliki kategori mudah. 3.7 Teknik Analisis Data Menurut Slameto (2015:415). “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data dengan cara mengorganisasikan data kedalam suatu kategori , menjabarkan kedalam unit-unit ,melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari lebih lanjut dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.Data yang terkumpul dari Pretest dan Posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t ragam sama yang dilakukan dengan bantuan SPSS. Uji ragam t sama untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. 3.7.1 Analisis Data Tahap Awal Sebelum sampel diberi perlakuan maka perlu dianalisis terlebih dahulu hasil pretes, adapun tahap-tahap dalam analisis data awal (pretes) yaitu tahap deskripsi data, tahap uji normalitas dan tahap uji homogenitas. Hal ini dilakukan agar kedua kelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik yang sama. a. Tahap deskripsi data Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat rangkuman distribusi data kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil statistik deskriptif program komputer SPSS 16.0 for windows. b. Tahap uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas menggunakan SPSS 18.0 for windows,
46
kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 (>0,05) yang berarti data berdistribusi normal. c. Tahap uji homogenitas Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 (>0,05). 3.7.2 Analisis data Tahap Akhir Data hasil tes baik itu pretes maupun Posttest dianalisis melalui tiga tahap, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji prasyarat analisis, dan tahap pengujian hipotesis. a. Tahap deskripsi data Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat rangkuman distribusi data Posttest yang didapat dari statistik deskriptif program komputer SPSS 16.0 for windows. b. Tahap uji prasyarat analisis Uji prasarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji levenet, kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti variansi pada tiap kelompok sama (homogen) dengan menggunakan program komputer SPSS 18 for windows. d. Tahap pengujian hipotesis Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata (Uji T) dilakukan pada nilai Pretest dan Posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan homogenitas. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji Independent Sample T-Test dengan bantuan SPSS for windows version 16.0. Uji T ini diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
47
rata-rata (mean) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol secara signifikan setelah mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example pada kelas kontrol. Menurut Slameto (2015:301) uji Independent Sample T-Test atau Uji T Sampel Independen adalah penafsiran data dengan 2 kasus yang berbeda, dengan cara membandingkan rata-rata dua kelompok data. Menurut Riduwan & Sunarto (2009:128) Uji T ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat alpha 5%. Jika thitung ≥ ttabel dan sig ≤0,05, Ha diterima dan Ho ditolak. Jika pada uji melalui Independent Sample T-Test dengan bantuan SPSS for windows version 16.0 pada sig (2-tailed), jika signifikansi ≥0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat perbedaan. Sebaliknya jika signifikansi ≤0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti terdapat perbedaan. Adapun hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Ho= 𝑋1 ≤ 𝑋2 rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kurang atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. Ha= 𝑋1 > 𝑋2 rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. 2.
Ho= 𝑋1 ≤ 𝑋2 Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kurang atau tidak efektif digunakan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5. Ha=𝑋1 > 𝑋2
48
Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture lebih efektif digunakan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5. Keterangan Ho : Hipotesis nol Ha : Hipotesis alternatif 𝑋1 : 1. Rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. 2. Efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. 𝑋2 : 1. Rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example. 2. Efektifitas Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dikatakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA apabila terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen. Selain itu pengujian hipotesis juga menjadi acuan untuk menentukan adanya efektifitas atau tidak, apabila hipotesis alternatif diterima, maka nilai rata-rata hasil pembelajaran IPA kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Dengan demikian , model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD.