41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan penulis yang secara tidak langsung dapat mendukung tercapainya tujuan dari penelitian tugas akhir ini dilakukan secara langsung
pada PT. Lantai Emas Kemenangan Jaya (PT.LEKJ)
berlokasi di Jl. Klapa Nunggal, Kb Cibugis, Kec. Klapa Nunggal, Bogor. Sejarah berdirinya PT. LANTAI EMAS KEMENANGAN JAYA (PT.LEKJ) adalah ketika pada tahun 1970-an keluarga Bapak H. Said Umar membuka toko keramik di Jl. Rawasari, Jakarta Pusat. Usaha tersebut semakin lama semakin besar dan berkembang sehingga pada kesempatan berikutnya keluarga Bapak H. Said Umar menanam saham ke beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama yaitu keramik. Pada awal tahun 2000 mulai dirintis usaha pembangunan pabrik keramik dengan melakukan pembebasan tanah di wilayah Klapa Nunggal. Terpilihnya lokasi tersebut karena mudah terjangkau serta tersedianya pipa saluran gas sepanjang jalan Klapa Nunggal.
42
PT. Lantai Emas Kemenangan Jaya didirikan berdasarkan Akta No. 7 tanggal 2 Nopember 2000 dari Notaris Nyonya Ratna Komala Komar, SH dan telah memperoleh pengesahaan dari Mentri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat Keputusan No. C-00307. HT.01.01.Th.2001 tertanggal 25 April 2001. Anggaran Dasar Perusahaan telah berubah dengan Akta No. 4 tanggal 11 Juli 2003 dari Notaris Nyonya Husna Darwis, SH mengenai peningkatan modal dasar perseroan dan modal disetor perseroan.
Atas
perubahan
tersebut,
belum
memperoleh
persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia. Perusahaan bergerak dalam bidang industri pembuatan ubin keramik dan sejenisnya, dan mulai beroperasi secara komersial sejak Bulan September 2002. Susunan pengurus perusahaan sebagai berikut : a. Bpk. Sulaeman Said sebagai Komisaris Utama b. Bpk. Farhat Said sebagai Komisaris c. Bpk. Syarif Said sebagai Direktur Utama d. Ibu. Jusmery Chandra sebagai Direktur Modal dasar PT. LEKJ sesuai dengan akte notaris adalah sebesar Rp. 30 milyar dan modal yang sudah disetor adalah sebesar Rp. 30 milyar.
43
Dalam usaha untuk mengembangkan suatu perusahaan tentunya diperlukan adanya suatu motivasi, tujuan atau pandangan ke depan , suatu nilai – nilai tertentu serta misi yang dibawa. Dalam hal ini PT. LEKJ mempunyai suatu visi, misi, values serta moto yang dibuat Kemenangan Jaya Group guna mengembangkan usahanya dalam menghasilkan produk keramik dan menjadi perusahaan yang terbaik dalam bidangnya. Visi Menjadi group usaha global yang sehat dan terpandang dalam industri dan distribusi bahan bangunan dan integrasinya. Misi Melaksanakan usaha produksi dan distribusi keramik yang sehat dan menguntungkan melalui : a. Struktur organisasi yang objektif, fokus dan effisien. b. Sumber daya manusia yang inovatif, loyal, sinergis, dan harmonis. c. Rencana kerja yang effektif dan didukung oleh komitmen penuh dari seluruh manajemen untuk melaksanakannya. d. Memberikan kepuasan bagi pelanggan, dengan membentuk pelanggan yang loyal bagi produk dan persepsi perseroan. e. Memberikan keuntungan dan manfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan,
termasuk pemegang
saham, kreditur, karyawan dan masyarakat luas.
44
Values a. Inovatif Berkemampuan tinggi untuk menciptakan pembaharuan yang positif dalam mencapai tujuan perusahaan. b. Kebersamaan Selalu
bekerja
keras
dalam
mencapai
tujuan
yang
direncanakan. c. Relegius Bekerja sebagai bagian dalam pelaksanaan ibadah.Berpikiran Terbuka dan menghargai ide dan gagasan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja. d. Berorientasi Pada Hasil Keberhasilan pelaksanaan tugas dengan hasil yang memuaskan menjadi acuan dalam bekerja. e. Komitmen Tekad dan dedikasi untuk mencapai tujuan yang direncanakan. f. Proaktif Selalu aktif dan bersikap positif dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. g. Rasa Memiliki Kepedulian yang tinggi terhadap keberhasilan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang direncanakan. h. Peningkatan Berkelanjutan.
45
Kosisten dalam meningkatkan kinerja dan prestasi pribadi dan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan. Moto “We Make Changes”
2. Struktur Organisasi Suatu perusahaan tentunya memerlukan adanya suatu struktur organisasi. Dimana struktur organisasi ini akan memberikan gambaran mengenai hubungan dan bentuk koordinasi antara bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan. Dengan adanya gambaran tersebut, maka dapat diketahui pembagian tugas yang jelas serta dapat memperlihatkan posisi dari masing-masing karyawan sehingga mereka dapat mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi PT. LEKJ diorganisasikan dalam bentuk garis dan staff sebagaimana terlihat pada (lampiran 1) , artinya kekuasaan dan tanggung jawab setiap tingkat pimpinan berjalan dari yang paling atas sampai yang terbawah dimana
setiap atasan mempunyai sejumlah
bawahan yang masing-masing memberi pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugasnya kepada atasan. Berdasarkan
struktur
organisasi
PT.
LEKJ,
masing-masing
departemen memiliki tugas, wewenang serta tanggung jawab. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
46
a. Komisaris Komisaris bertugas untuk menilai, meneliti serta mengawasi seluruh kebijakan
direktur
selama
menjalankan
kegiatan
operasional
perusahaan serta mengangkat dan memberhentikan direktur. b. Presiden Direktur Adalah pimpinan tertinggi perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Presiden Direktur merupakan manejemen operasional tertinggi dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Dalam menyelenggarakan operasional perusahaan perusahaan, presiden direktur dibantu 1 orang managing direktur serta 4 orang direktur. c. Managing Direktur Adalah staf ahli yang dipekerjakan perusahaan secara tetap maupun tidak tetap, yang bertanggung jawab kepada presiden direktur serta berhak mengajukan usul dan saran perbaikan kepada manejemen perusahaan serta mengkordinasikan para direktur dalam mejalankan kegiatan perusahaan. d. Direksi Direksi
bertugas
disesuaikan
menyusun
dengan
program
kebijakan
kerja
umum,
perusahaan
menentukan
yang system
perencanaan, system informasi, kordinasi dan pengawasan. Selain itu, direktur juga bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaan sesuai dengan harapan para pemegang saham.
47
e. Plant Manager 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Memberikan pengarahan dalam menyusun program kerja pada masing-masing departemen b. Mengadakan kordinasi semua fungsi yang ada di plant sehingga terciptanya kegiatan yang saling terpadu. Menyusun petunjuk-petunjuk operasional kegiatan dilingkungan pabrik. c. Meningkatkan kwalitas SDM dan menjaga keselamatan para karyawan. dalam setiap kegiatan produk. d. Melaporkan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan produksi dan kendala yang dihadapi kepada
direktur
operasional. 2. Sasaran Pokok a. Merealisasikan hasil produksi sesuai dengan target kuantitas dan kualitas dengan anggaran yang ditentukan. b. Mampu
menjaga
kelancaran
proses
produksi
dengan
memperkecil Down Time serta memelihara keamanan dan kebersihan area kerja. f. General Accounting Manager 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala dan pencapaian kerja yang effisien dan effektif.
48
b. Membuat rencana dan program kerja serta pembinaan terhadap bagian accounting atas tehnik pembuatan pelaporan dan penyajiannya. c. Memberikan laporan keuangan kepada manajemen sesuai dengan waktu yang ditentukan. d. Berwenang memeriksa keabsahan dokumen serta melaporkan apabila terjadi penyimpangan. e. Memberikan informasi tentang effisiensi dalam perusahaan. g. Cost Accounting & Budget Manager 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Mengukur pendapatan suatu produk dan mengevaluasi terhadap persediaan. b. Inventarisasi
SOP
&
Business
Prosess
serta
pengembangannya pada perusahaan c. Memberikan masukan pada Managemen terhadap produk yang dibuat untuk dilanjutkan atau tidak. d. Memproduksi suatu produk atau memperoleh dari perusahaan lainnya. e. Menentukan harga jual suatu produk, haruslah membeli peralatan baru dan memperluas bagian tersendiri. f. Menghitung efisiensi biaya dari struktur biaya. g. Menghitung biaya dari berbagai macam produk
49
2. Sasaran Pokok a. Membuat dan menjalankan program kerja pada bagian Cost Accounting. b. Memberikan pengarahan dan pelatihan pada bawahannya. c. Memberikan masukan paga Managemen guna memperbaiki performance Perusahaan. d. Menjalani hubungan baik dengan Instasnsi / Bagian yang terkait. e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Direksi atau yang berhubungan dengan pekerjaannya. f. Menyetujui pengeluaran-pengeluaran pada bagiannya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. g. Melaporkan penyimpangan-penyimpangan biaya yang terjadi pada Departemen lainnya. h. Logistik dan Support 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Membuat perencanaan kerja di Departemen Supply Chain yang didasarkan pada kebutuhan dan kebersamaan pada Departemen lainnya. b. Membuat perencanaan produksi dalam bentuk cost budget dan
rencana
marketing
dan
memproyeksikan
dalam
perencanaan ke depan dan kemajuan guna tercapainya keuntungan perusahaan.
50
c. Membuat perencanaan pendataan untuk material , bahan pembantu produksi dan barang jadi d. Mengatur penempatan dan pekerjaan personil bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada. e. Berwenang untuk mengatur kerja secara effisien, sesuai pekerjaan yang ada. f. Berwenang memberikan sanksi bagi bawahan yang indisipliner dan melanggar aturan yang sudah ditetapkan perusahaan i. Personal and General Affair Manager 1. Tugas dan Tangung Jawab a. Mengkordinir, mengontrol dan mengevaluasi tugas-tugas bawahan. b. Mengevaluasi dan mengendalikan serta penerapan-penerapan kebijakan perusahaan. c. Melakukan perencanaan kerja dan hal-hal yang bersifat strategis. d. Memberikan informasi kepada karyawan tentang peraturan serta undang-undang ketenaga kerjaan. e. Melakukan rekruitmen karyawan sesuai dengan kebutuhan dan aturan perusahaan. f. Melakukan pembinaan terhadap karyawan dilingkungan perusahaan. g. Pembuatan laporan gaji karyawan dan lembur setiap bulan.
51
h. Berwenang untuk memberikan sanksi administrasi kepada karyawan yang melakukan pelanggaran kerja. j. Bagian General Affair/Umum a. Pengawasan kebersihan diseluruh area pabrik. b. Melakukan pengawasan dan control terhadap seluruh kendaraan opesional. c. Pengawasan terhadap tugas-tugas eksternal yang diberikan kepada bawahan. d. Bertanggung jawab atas perizinan / serta pembuatan dokumen legal. e. Melakukan pengawasan serta control terhadap keamanan lingkunganan .
3 Sistem Manufaktur Perusahaan. Dalam berproduksi PT. LEKJ memiliki beberapa kebijakan-kebijakan khusus, yaitu sebagai berikut : Dalam hal ini PT. LEKJ menggunakan proses manufaktur Line Process. Hal ini dikarenakan mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku diletakan secara berurutan sesuai dengan alur produksinya dan perpindahan material dari area ke area lainnya bekerja secara bertahap. Strategi penempatan produk yang dimiliki PT. LEKJ adalah sebagian besar dari Make To Order. Dimana produk yang dibuat telah dipesan
52
terlebih dahulu oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan serta spesifikasi yang diinginkan. 1. Penentuan Biaya Standar Biaya standar pada PT Lantai Emas Kemenangan Jaya dibagi ke dalam tiga bagian yaitu: a.
Standar Biaya Bahan Baku Standar biaya bahan baku pada perusahaan ditentukan oleh dua unsur, yaitu: 1). Standar harga bahan baku Penetapan standar harga bahan baku pada perusahaan menggunakan standar normal (normal standard) di mana untuk tingkat harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga
rata-rata
yang
diharapkan
terjadi
dalam
siklus
perusahaan. 2).
Standar kuantitas bahan baku Standar kuantitas bahan baku ditetapkan oleh perusahaan dengan mengalikan kuantitas standar bahan baku dengan jumlah produksi.
b.
Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan ditentukan oleh dua unsur, yaitu:
53
1).
Standar tarif upah langsung Penetapan standar tarif upah langsung pada perusahaan didasarkan atas tarif Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang telah ditetapkan pemerintah untuk wilayah Jawa Barat khususnya Kabupaten Bogor.
2).
Standar jam kerja langsung Proses produksi pada PT
Lantai Emas Kemenangan Jaya
berlangsung mulai pukul 08.30 WIB – 17.30 WIB, dengan waktu istirahat selama satu jam mulai pukul 12.00 WIB – 13.30 WIB. Waktu efektif produksi yaitu selama 8 jam per hari. c.
Standar Biaya Overhead Pabrik Standar biaya overhead pabrik pada PT Lantai Emas Kemenangan Jaya dibagi menjadi 2 yaitu: 1).
Standar biaya overhead pabrik tetap, meliputi: -
Biaya penyusutan gudang
-
Biaya penyusutan bangunan
-
Biaya penyusutan alat-alat produksi
-
Biaya perawatan alat produksi
-
Biaya pemeliharaan bangunan
-
Biaya pemakaian bahan-bahan laboratorium,yaitu biaya
yang timbul akibat pemakaian bahan laboratorium yang digunakan untuk menguji kualitas bahan baku secara kimia.
54
2).
Standar biaya overhead pabrik variabel, meliputi: -
Biaya listrik dan air
-
Biaya Gas
Biaya Overhead Pabrik, Biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel dibebankan secara adil kepada produk yang diproduksi.
2.
Material Bahan Baku dan Bahan Pembantu Tabel 3.1 dibawah ini merupakan jenis-jenis material bahan baku secara umum yang digunakan oleh PT. LEKJ untuk menghasilkan produk keramik ubin tersebut.
55
Tabel 3.1 Material Bahan Baku NO
Nama Material
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Clay Belitung (BACK) Clay Sukabumi (CKH) Clay Parung (JHK) Feldsfard Cigudeg (F2AK) Feldsfard Cianjur (FCR) Feldsfard Jepara (F-Jepara) Water Glass (WG) Afval (Waste) Fritz Ball Clay Kalbend (WBB) Talc Lioning Sodium Feldpard Silica flour Zirconium Kaolin Powder Pigmen Alumin Hidroxe STTP CMC H2O
Sedangkan material yang digunakan sebagai bahan pembantu produk terdiri atas material pasta, kebutuhan lab, serta kebutuhan tambahan. Untuk lebih jelasnya pada tabel 3.2 dibawah ini akan menerangkan mengenai materi-materi yang dipakai sebagai bahan pembantu produk dalam menunjang proses produksi.
56
Tabel 3.2 Bahan Pembantu Produk
Material Pasta
Kebutuhan Lab
Kebutuhan Tambahan
Oil Printing ATD Oil Printing VR Oil Printing VS PS 122 Luster
Emulsi Trans Lem Adhesive Hardener Ulano 5 Nybolt Polymont Repro Film Output Film
Silicone Roller + Engrave Screen Rotary Sarung tangan Masker Stempel motif Ball Stone Drum Silicone Lem Packing Lakban
3. Komposisi Pemakaian Bahan Baku. Dalam proses pembuatan keramik ubin ini, bahan baku yang digunakan dibagi menjadi empat bagian besar yaitu, Body, Engobe, Glazur, dan Under tile. Pemakaian jenis bahan baku serta komposisi (dalam persen) dari tiap-tiap bagian tersebut berbeda-beda. Hal ini dapat terlihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
57
Tabel 3.3 Komposisi Formulasi Pemakaian Bahan baku
Jenis
BODY
ENGOBE
UNDERTILE
GLAZUR
Material
Komposisi (%)
Clay Belitung (BACK) Clay Sukabumi (CKH) Clay Parung (JHK) Feldsfard Cigudeg (F2AK) Feldsfard Cianjur (FCR) Feldsfard Jeapra (F-Jepara) Water Galss Afval H2O Fritz Bal Clay Kalblend Talc Lionimg Sodium Feldspard Silica Flour Zirconium Kaolin STPP CMC H2O Alumina Hidroxe Kaolin Powder Talc Lioning STPP Fritz Kaolin Pigmen CMC STPP H2O
27 3 10 28 24 8 1.2 5 63 12 5 35 20 3 10 0.15 0.17 35 75 23 2 0.04 88 12 0.45 0.2 0.15 33
Setelah dilakukannya penelitian oleh perusahaan, komposisi diatas merupakan formulasi yang paling diinginkan oleh perusahaan agar dapat menghasilkan produk keramik ubin dengan kualitas yang terbaik. Hasil penjumlahan formulasi per bagian bahan baku diatas sama dengan 100 % apabila tidak dijumlahkan dengan zat aaditive, hal ini dikarenakan perusahaan menganggap zat additive sebagai zat tambahan atau sebagai bagian yang tidak dapat dilepaskan dari bahan baku utama.
58
Dibawah ini merupakan jenis bahan baku yang disebut dengan zat additive ( zat tambahan ).
4 Proses Produksi Pada dasarnya proses produksi yang dilakukan di PT.LEKJ ini dibagi menjadi enam tahap, dimana semua jenis keramik ubin akan melewati proses serta mesin yang sama. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
BPS ( Body Preparation Section ) Hal yang pertama kali dilakukan pada tahap awal ini adalah dengan menimbang berat dari berbagai jenis bahan baku tanah dan campuran lainnya yang diperlukan di weighing box dengan formulasi atau komposisi seperti terlihat pada tabel. Setelah itu apabila hasil pengukuran sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, campuran bahan baku tersebut dibawa menuju ball mill dengan menggunakan konveyor untuk diproses lebih lanjut. Proses pencampuran material di ball mill ini berguna untuk menghasilkan material dengan ukuran serta kadar H2O yang sesuai. Proses pada ball mill berlangsung ± 7 - 8 jam setelah itu dilakukan pengecekan rheology dari material, seperti density, psikosity, residu untuk mengetahui apakah hasil proses tersebut sudah sesuai dengan standart yang ditetapkan. Material yang telah diproses di ball mill kemudian dicurahkan ke dalam slip tank, untuk menghindari terjadi pengendapan dalam cement
59
tank terdapat alat yang disebut “stenel” beguna untuk mengaduk material secara terus menerus. Selanjutnya dengan menggunakan pipa dialirkan menuju spray drier dengan melewati alat vibrating siefe yang berguna sebagai penyaring. Pada area spray drier slip tersebut dirubah menjadi powder dengan cara penguapan, selanjutnya powder tersebut disimpan dalam silo selama 24 jam untuk menghindari masalah pada saat proses produksi. b. Glaze Preparation Pada tahap ini dilakukan persiapan tiga bagian bahan baku utamanya yaitu engobe, undertile dan glazure dan pasta, keseluruhan material tersebut dipersiapkan untuk proses proses produksi sesuai dengan schedule yang ditetapkan. c. Press & Horisontal Drier Pada area ini dilakukan pembentukan ubin dengan cara Press kering yang bertujuan untuk mendapatkan kepadatan dan kerapatan yang merata. Kadar air dalam powder harus memenuhi standart yang ditapkan ( 7 – 7.5 % ) dan tekanan pada mesin press adalah 200 bar. Ubin yang dihasilkan dari mesin press selanjutnya dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan alat Horisontal Drier dengan suhu antara 120 - 150°C dengan waktu pengeringan ± 1 jam. Setelah itu dilakukan pengecekan antara lain temperatur body, kadar air serta cacat fisik ubin.
60
d. Glazing Line Setelah dilakukan proses pengeringan di Horisontal Drier, ubin tersebut dibawa
menuju area glazing line untuk dilakukan proses
pelapisan engobe yang berfungsi untuk perekat antar bagian keramik dengan proses pewarnaan selanjutnya. Tahap selanjutnya ubin diberikan pewarnaan yaitu glazur, pada umumnya warna dasar dari glazur adalah putih. Pemberian zat under tile dilakukan pada bagian bawah ubin yang berfungsi untuk penguat. Selanjutnya proses melalui mesin printing, terdapat beberapa alat antara lain Flat, Rotary dan Silicon roller yang berfungsi untuk memberikan warna dan corak sesuai dengan pesanan dari konsumen. Setelah proses selesai ubin-ubin tersebut dibawa menuju compensator untuk menungu proses selanjutnya yaitu pembakaran. e. Roller Kiln Pada tahap ini dilakukan proses pemanasan yang disebut “ firing zone “. Dengan tempratur ± 1140°C - 1160°C ubin keramik tersebut selama 40 menit dibakar dalam Kiln. Namun sebelum proses pembakaran dilakukan quality control untuk mengetahui kadar air dimana maksimum yang diperbolehkan hanya 2.8 %. f. Sorting Packing Setelah melalui proses pembakaran selesai, ubin keramik dibawa menuju bagian sorting packing. Pada bagian ini semua ubin hasil produksi tersebut dipisahkan sesuai dengan kualitas masing-masing
61
yang dilakukan oleh operator mesin sorting packing. Adapun penggolongan kualitas yang ditentukan adalah : 1. KW Eksport ( KW 1 ) 2. KW Premium ( KW 2 ) 3. KW Standart ( KW 3 ) 4. KW Economi ( KW 4 ) Tahap proses selanjutnya adalah pengemasan, dimana ubin keramik yang telah disortir berdasarkan kualitas dimasukan kedalam karton yang telah disiapkan sesuai dengan merk, type, motif dan ukurannya. Selanjutkan ubin disusun ke pallet-pallet dimana setiap pallet berisi ubin keramik sebanyak 100 m2 kemudian dengan menggunakan forklift dibawa menuju gudang penyimpanan barang jadi.
5. Produk Ubin Keramik PT. LEKJ PT. Lantai Emas Kemenangan Jaya dalam menjalankan usahanya hanya memproduksi ubin keramik dengan ukuran 30 X 30 yang terdiri dari
62
Tabel : 3.3 Jenis Produk Ubin Keramik
NO
MERK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
King Sahara Akasia Vittoria Sahara Sahara Sahara Sultan Sultan Sultan Vittoria Sultan Akasia
MOTIF Putih Polos Citra Green Spain Ivory Tulip Blue Qurma wood Ostrya Hitam Sriwijaya Hijau Tua Sri Wijaya Dark Blue Sri Wijaya Maroon Mentari Beige Calista Med Cream Mentari Hijau Tua Venus Dark Blue
MARBLE PP MDP MDPS MEDIUM MDG MDG MDG MD Biru MD Maroon DP DDM DG DS
Sumber dari PT. Lantai Emas kemenangan Jaya
B.
Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Deskriptif merupakan uraian dengan kalimat atau penjelasan secara teoritis dengan mengklasifikasi data-data yang dianalisa untuk kemudian penulis menarik suatu kesimpulan. Penulis berupaya menjelaskan dan memaparkan data-data yang diperoleh dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang ilmiah.
63
C. Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan produksi. Berkaitan dengan penelitian ini, maka ada beberapa operasional variabel yang digunakan oleh penulis. Operasional variabel tersebut adalah : 1. Biaya Produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap jual. 2. Anggaran adalah suatu rencana yang terperinci dan menyeluruh untuk setiap kegiatan dan aktivitas perusahaan yang dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu. 3. Pengendalian Biaya Produksi adalah suatu usaha pengendalian yang dilakukan terhadap biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
D. Metode Pengumpulan Data Didalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan, dilakukan studi pustaka untuk mengumpulkan refrensi yang berkaitan dengan teori-teori dan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan cara membaca, mencatat serta mempelajari buku-buku, literature
64
dan sumber-sumber lainnya yang tersedia. Sumber literatur ini diperoleh dari beberapa buku terlampir pada daftar pustaka. Dari studi pustaka ini, selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan landasan teori, penelitian dan pengumpulan data, pengolahan data yang tersedia serta sebagai dasar analisis hasil, sehingga ilmu yang ada dapat diterapkan dengan benar dan semestinya. 2. Penelitian lapangan (Field research) Pengumpulan data guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang anggaran biaya produksi. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil PT. LEKJ sebagai objek penelitian. Sasaran dari penelitian ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan data yang relevan dengan masalah yang ada. Pengumpulan data adalah menggunakan data sekunder berupa : a. Struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing bagian. b. Elemen mengenai biaya produksi. c. Data anggaran biaya produksi. d. Data realisasi biaya produksi.
65
E. Metode Analisis Data Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif, dimana penulis berupaya untuk menjelaskan dan mengklasifikasi data-data yang diperoleh sehingga dapat dilakukan penilaian kualitatif yang diperoleh penulis. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perbandingan fakta-fakta dengan segi teoritisnya tentang analisis varians sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya produksi, khususnya pada PT. Lantai Emas Kemenangan jaya (PT. LEKJ).