BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Universitas Budi Luhur keseluruhannya memiliki 15 jurusan dengan dibagi menjadi empat program studi yaitu Diploma 3, Program Khusus, Strata 1, Strata 2. Program Diploma 3 memiliki 2 jurusan yaitu akademi sekretari dan D3 unggulan FTI.
Program Khusus memiliki 4 jurusan, yaitu executive class, International Class, Jakarta Broadcasting School, dan Budi Luhur Learning Center.
Strata 1 memiliki 5 jurusan yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Informasi.
Strata 2 memiliki 3 jurusan yaitu Magister Akuntansi, Magister Ilmu Komputer, Magister Manajemen Untuk itu Universitas Budi Luhur membuka kesempatan untuk dapat
menambah pengetahuan dalam bidang Teknologi Informasi, Ekonomi, Sosial Politik, Komunikasi dan Teknik yang pada saat ini masih merupakan pilihan teratas dalam peningkatan karier. ( www.budiluhur.com )
56
57
3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan penelitian ini, peneliti mengambil lokasi pada wilayahUniversitas Budi Luhur Jakarta Selatan yang berlokasi di Jl. Ciledug Raya Petukangan Utara Jakarta Selatan. 3.1.1.2 Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian selama 3 (tiga) bulan. 3.1.2 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.2.1 Sejarah universitas budi luhur Universitas Budi Luhur adalah sebuah universitas swasta di Jakarta, Indonesia. Berdiri sejak 1 April1979 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Budi Luhur - sekarang yayasan ini bernama Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti (baca: Sakti) dengan dasar filosofi "Cerdas Berbudi Luhur".Cerdas dan berbudi luhur merupakan dua hal yang terpadu yang tidak terpisahkan, karena kecerdasan tanpa dilandasi budi yang luhur akan cenderung digunakan untuk membodohi dan mencelakakan orang lain, sebaliknya budi luhur tanpa diimbangi kecerdasan akan merupakan sasaran kejahatan dan penindasan dari orang lain.Untuk mendidik tenaga trampil yang cerdas dan berbudi Luhur itu, maka pada tanggal 1 April
58
1979 didirikan Akademi Ilmu Komputer (AIK) Budi Luhur di Jakarta, beralamat di Jl. Budi Utomo No. 11 Jakarta Pusat.Akademi ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil atau professional di bidang computer guna memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. ( www.budiluhur.com ) Setelah dua tahun diperjuangkan, pada tanggal 11 Agustus 1981 AIK Budi Luhur mendapatkan izin operasional dari pemerintah. Dalam surat izin operasional itu, pemerintah mengubah nama AIK Budi Luhur menjadi Akademi Pengetahuan Komputer (APK) Budi Luhur. Nama ini digunakan, ketika pada tanggal 5 Januari 1983 berdasarkan keputusan Mendikbud No. 018/O/1983 APK Budi Luhur mendapat status terdaftar.Dengan status terdaftar yang dimiliki, APK Budi Luhur berhasil menyelenggarakan ujian sarjana muda komputer dengan dosen penguji dari ITB.Dalam ujian negara itu APK Budi Luhur meluluskan sarjana-sarjana muda komputer pertama di Indonesia. ( www.budiluhur.com ) Dengan makin mantapnya penyelenggaraan pendidikan di APK Budi Luhur, dan makin besarnya minat dan kebutuhan keahlian di bidang komputer, maka Yayasan Pendidikan Budi Luhur pada bulan Agustus 1985 mendirikan Akademi Teknik Elektro Komputer (ATEK) Budi Luhur dan Akademi Akuntansi Komputer (AAK) Budi Luhur. Dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh APK Budi Luhur, Pemerintah memberikan kenaikan status (akreditasi) dari terdaftar menjadi diakui berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0355/I/1986 tanggal 13 Mei 1986. Pemberian status diakui itu mengakibatkan bergantinya nama APK Budi Luhur menjadi Akademik Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Budi Luhur.Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan
59
perhatian masyarakat terhadap ilmu komputer (computer science), serta semakin meningkatnya permintaan sarjana muda komputer untuk melanjutkan ke jenjang Strata-1 (S1) didirikan Sekolah Tinggi Pengetahuan Komputer (STPK) Budi Luhur di semester genap tahun akademik 1985-1986. ( www.budiluhur.com ) Dengan makin mantapnya STPK Budi Luhur dan dengan didorong oleh semua pihak, di tahun 1986 Yayasan Pendidikan Budi Luhur mendirikan Sekolah Tinggi Elektro Komputer (STEK) Budi Luhur dan Sekolah Tinggi Akuntasi Komputer (STAK) Budi Luhur untuk menyelenggarakan program strata satu (S1) di bidangnya masing-masing. ( www.budiluhur.com ) Di awal tahun 1987, Yayasan Pendidikan Budi Luhur merasa perlu untuk menyederhanakan kelembagaan perguruan tinggi dilingkungannya (STPK, STEK, dan STAK Budi Luhur) ke dalam suatu wadah. Maka berdasarkan Keputusan Mendikbud nomor 0720/I/1987, STPK, STEK, dan STAK Budi Luhur diintegrasikan ke dalam Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Budi Luhur dengan jurusan dan program studi sebagai berikut :
1. Jurusan Manajemen Informatika, dengan program studi : a. Manajemen Informatika (D-III Diakui dan S-1 Terdaftar) b. Komputerisasi Akuntansi (D-III dan S1 Terdaftar). 2. Jurusan Teknik Informatika dengan program studi Teknik Informatika (S1 Terdaftar). 3. Jurusan Teknik Komputer, dengan program studi Teknik Komputer (D III dan S-1 Terdaftar). ( www.budiluhur.com )
60
Didorong oleh keinginan untuk meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa Komputerisasi Akuntansi yang makin bertambah, berdasarkan Keputusan Ketua Yayasan Pendidikan Budi Luhur Nomor 343/KBYL/XI/1989 tanggal 30 November 1989, program studi komputerisasi akuntansi pada jurusan Manajemen Informatika ditingkatkan menjadi jurusan Komputerisasi Akuntansi. Dalam upaya diversifikasi usaha, dan sehubungan dengan selesainya pembangunan gedung Unit III dan IV, pada tanggal 1 April 1997 Yayasan Pendidikan Budi Luhur mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Budi Luhur.Dan setahun kemudian setelah selesai membangun gedung Unit V, pada tanggal 1 April 1998 didirikan Sekolah Tinggi Teknik (STT) Budi Luhur. Dan kemudian pada tanggal 1 April 1999 Sekolah Tinggi Teknik (STT) Budi Luhur didirikan setelah gedung Unit VI selesai dibangun, Dalam rangka efisiensi, empat sekolah tinggi (STMIK, STIE, STISIP, STT) sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 144/D/0/2002 tanggal 7 Juni 2002 diintegrasikan menjadi Universitas Budi Luhur. (www.budiluhur.com ) Globalisasi dan krisis yang berkepanjangan memberikan dampak dalam persaingan tenaga kerja profesional yang semakin ketat.Untuk itu kita perlu membekali diri dengan kemampuan akademis maupun praktis agar menjadi tenaga kerja yang tangguh yang terus dapat bertahan dalam persaingan, khususnya dalam meningkatkan karier.Untuk itu Universitas Budi Luhur membuka kesempatan untuk dapat menambah pengetahuan dalam bidang Teknologi Informasi, Ekonomi, Sosial Politik, Komunikasi dan Teknik yang pada saat ini masih merupakan pilihan teratas dalam peningkatan karier.
61
( www.budiluhur.com ) 3.1.2.2 Visi dan Misi Universitas Budi Luhur Universitas Budi Luhur memiliki Visi yang mempositioningkan sebagai Universitas yang mengedepankan ajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi.Visi nya adalah: “Menjadi Universitas unggulan di Indonesia berbasis teknologi Informasi dan komunikasi untuk mencapai standar mutu tertinggi pada tahun 2020 yang menghasilkan lulusan cerdas berbudi luhur”.
Sementara Misi yang dilakukan untuk mencapai suatu Visi yang di usung Universitas Budi Luhur adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi untuk menghasilkan lulusan yang unggul dan mampu bersaing di Indonesia. 2. Memfasilitasi dan memotivasi sivitas akademika untuk dapat memiliki hak atas kekayaan intelektual sebagai aktualitas pencapaian mutu penelitian. 3. Melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas sebagai bentuk nyata kepedulian universitas. 4. Menyelenggarakan kerjasama dengan institusi pemerintah maupun swasta dengan prinsip kesetaraan. 5. Menyelenggarakan perguruan tinggi dengan akuntabilitas, kemandirian dan tata kelola berbasis sistem mutu. 6. Mewujudkan
manajemen
akademik
yang
mampu
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan kualitas hidup seluruh sivitas akademika.
62
( www.budiluhur.com ) 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Deskriptif Verifikatif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis, penelitian ini bertujuan menguji suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil penelitian sebelumnya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan kuesioner dan sebagainya.Pada peneliti ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan kuesioner. Penelitian Verifikatif yaitu penelitian kausal. Penelitian kausal (regresi) merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel atau lebih variabel bebas ( independent variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel) dengan menghitung koefisien regresi yang nantinya diolah dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) dengan program LISREL 8.8.
63
3.3 Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan sementara pembahasan yang keberadaannya harus diuji secara empiris.Dalam hal ini adalah pengaruh antara variabel bebas (independent variabel) dengan variabel terikat (dependent variabel). Hipotesis yang digunakan adalah asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
H0 : percaya diri tidak berpengaruh terhadap work-family conflict H1 :percaya diri berpengaruh terhadap work-family conflict
H0 : percaya diri tidak berpengaruh terhadap pencapaian karir H1 :percaya diri berpengaruh terhadap pencapaian karir
H0 : strategi pengelolaan karir tidak berpengaruh terhadap work-family conflict H3 :strategi pengelolaan karir berpengaruh terhadap work-family conflict
H0 : strategi pengelolaan karir tidak berpengaruh terhadap pencapaian karir H4 :strategi pengelolaan karir berpengaruh terhadap pencapaian karir
H0 : komitmen terhadap berbagai aturan hidup tidak berpengaruh terhadap work-family conflict. H5 :komitmen terhadap berbagai aturan hidup berpengaruh terhadap workfamily conflict
H0 : work-family conflict tidak berpengaruh terhadap komitmen terhadap berbagai aturan hidup.
64
H6:work-family conflict berpengaruh terhadap komitmen terhadap berbagai aturan hidup. 3.4 Variabel dan Skala Pengukuran 3.4.1 Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel adalah merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka yang menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati, dapat diuji kenenarannya oleh orang lain. Indikator dari variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
65
Tabel 3.1 Operasional Variabel-Variabel Penelitian Variabel Percaya Diri (X1):
Pengelolaan Karir (X2)
Dimensi Yakin terhadap kemampuan diri sendiri
1. Self workoriented strategis: a. Creating Opportunities b. Extended workinvolveme nt 2. Relationshiporiented strategis: a. Networking b. Self Presentation
Indikator 1. Tampil percaya diri 2. Bertindak Independen 3. Menyatakan Keyakinan atas kemampuan Sendiri 4. Memilih Tantangan atau Konflik 5. Optimis 1. Kesempatan untuk meningkatkan karir
Skala
Skala Likert
2. Dapat menyelesaikan masalah dalam organisasi 3. Lembur 4. Tambahan bekerja sebagai panitia seminar 5. Berhubungan baik dengan rekan kerja 6. Menciptakan hubungan kerja di luar kampus 7. Bertanggung jawab atas pekerjaan 8. Mencurahkan waktu, tenaga, fikiran
Skala Likert
66
Komitmen Terhadap Berbagai Aturan Hidup (X3)
1. Komitmen Lingkungan
1. Bersosialisasi 2. Beradaptasi
2. Komitmen teman
1. Toleransi 2. Solidaritas 3. Setia dengan teman Skala Likert
3. Komitmen pasangan
1. Perhatian 2. Percaya 3. Setia
4. Komitmen anak 1. Mendidik anak 2. Perhatian 3. Tanggung jawab
Konflik pekerjaankeluarga (Y1)
1. Time-based conflict
2. Strainbased conflict
3. Behaviour based conflict
1. Jadwal yang padat 2. Semua membutuhkan perhatian 1. Lot perkerjaan tinggi 2. Tanggung jawab tinggi 3. Tuntutan pimpinan 4. Target perusahaan
Skala Likert
1. Kedisplinan 2. Komitmen rendah 3. Tidak bertanggung jawab 4. Mencapai target yang ditetapkan Sumber: Greenhaus dan Batel (dalam jansen dank ant,2006a)
67
Lanjutan Tabel 3.1 Oprasional Variabel Penelitian Pencapaian karir (Y2)
1. Kepuasaan Gaji
1. Besarnya gaji/upah 2. Besarnya tunjangan jabatan 3. Besarnya insentif 4. Kesesuaian gaji dengan beban kerja 5. Besarnya tunjangan kesehatan 6. Besarnya tunjangan fungsional
2. Kepuasaan kerja
1. 2. 3. 4. 5.
3. Tingkat promosi
1. Kepastian 2. Promosi jabatan 3. Kesesuaian promosi dengan gaji 4. Kesesuaian karir dengan prestasi
Skala Likert
Semangat Kreatif Disiplin Ulet (rajin) Loyal
Sumber: Irene et al., 2008
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, pertama yakni Data Primer yang datanya diambil langsung sesuai dengan kenyataan yang ada di Universitas Budi Luhur, dalam hal ini menggunakan kuisioner, yaitu dimana kuisioner digunakan untuk memperoleh data dan mengetahui pengaruh karakteristik individu terhadap konflik pekerjaan-keluarga dan pencapaian karir. Data-data yang telah diperoleh secara tulisan tersebut selanjutnya akan diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan. Yang kedua, metode pengumpulan data dengan data sekunder yang sumber datanya diambil dari
68
bacaan literature, buku-buku, jurnal hasil penelitian, dan data-data terkait dan data-data yang berasal dari Universitas Budi Luhur. 3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh karyawan universitas Budi Luhur Jakarta Selatan. 3.6.2 Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah bagian dari populasi. Pada dasarnya sebagian dari subyek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel dianggap berlaku juga untuk populasi. Sedangkan teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling Sugiyono (2006) yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan, siapa saja yang memang menjadi tujuan dan objek dalam penelitian ini. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukkan responden adalah cara memilih anggota dari populasi untuk dijadikan sampel dimana sesuka peneliti Ronny Kountour (2004). Menurut Hair, et al. (1995) dalam Supramono dan Haryanto (2005), ukuran sampel untuk kepentingan pengujian hipotesis yang menggunakan Structural Equating Modeling (SEM) berkisar 100-200. Dalam peneltian ini, penulis menetapkan sebanyak 200 responden. Selain karena berdasarkan teori tersebut, jumlah 200 merupakan jumlah kuesioner yang mampu penulis sebarkan pada waktu yang direncanakan.
69
3.7 Metode Analisis Data Untuk mengetahui signifikasi pengaruh antar variabel, maka data diolah dengan menggunakan metode analisis SEM (setruktural equation modeling) dengan menggunakan software Lisrel 8.7. 3.7.1 Spesifikasi Model (Model Spesification) Spesifikasi model ini merupakan pembentukan model awal persamaan pengukuran dan struktural. Spesifikasi model pengukuran merupakan persamaan notasi matematik yang membentuk variabel-variabel teramati. Sedangkan, spesifikasi model struktural adalah persamaan notasi matematik berdasarkan hubungan antara satu variabel laten ke variabel laten lainnya. Kemudian, akan ditunjukan output path diagram hybrid model dengan notasi matematik. Adapun penelitian ini dapat digambarkan berdasarkan SEM (structural equation modeling) adalah sebagai berikut : Keterangan : = Variabel Laten (Eksogen dan Endogen)
= Variabel Teramati (Indikator)
ξ
= Variabel Eksogen
η
=Variabel Endogen
X
= Variabel Bebas (independent)
y
= Variabel Terikat (dependent)
γ
= Gamma (parameter yang menunjukkan regresi variabel laten endogen pada variabel eksogen) ditandai dengan tanda panah
70
Gambar 3.1 Spesifikasi Structural Equation Modeling (SEM)
Jadwal padat Proses panjang Tampil PD Independen Yakin Tantangan optimis
Kesempatan Karir Menyelesaikan Masalah Lembur Tambahan Kerja Hub baik rekan kerja Di luar kampus Tanggung jawab Mencurahkan waktu, tenaga, pikiran Sosialisasi Adaptasi Toleransi Solidaritas Setia Perhatian Percaya Setia Mendidik anak Perhatian Tanggung jawab
Butuh Perhatian TBC PERCAYA DIRI SBC
Tuntutan pimpinan Target perusahaan
H1 WFC
H2 CO
H3
BBC
SWOS
Disiplin Komitmen rendah Tidak bertanggung jawab
H5
EWI SPK N
H4
RWOS SP
KG KL
H6 PK
KT MLRC
KK
KP
Besarnya gaji Tunjangan Insentif Gaji sesuai beban kerja Semangat Kreatif Disiplin Ulet Loyal Kepastian
TP KA
Load Pek tinggi Tanggung jawab
Promosi Jabatan Kesesuaian promosi dengan gaji
71
3.8 Confirmatory Faktor Analysis Penelitian ini menggunakan pengukuran dua tahap, disebut two-step approach. Tingkat pertama, yaitu CFA merupakan model pengukuran yang menunjukkan satu variabel laten diukur oleh satu atau lebih variabel-variabel teramati. Hal ini didasari alasan bahwa variabel-variabel teramati adalah indikator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk tertentu yang mendasari (Wijanto: 2008). Hasil CFA harus diperiksa terlebih dahulu dari kemungkinan terjadinya offending estimate, kemudian dilakukan uji validitas, realibilitas, kemudian, tingkat kedua dilakukan, yaitu second order CFA (2ndCFA) menunjukan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua. Keuntungan menggunakan CFA adalah model dibentuk terlebih dahulu, jumlah variabel laten ditentukan oleh peneliti, pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau suatu konstanta, kesalahan pengukuran boleh berkolerasi, kovarian variabel-variabel laten dapat di estimasi atau ditetapkan pada nilai tetentu, dan diidentifikasi parameter diperlukan. 3.8.1 Analisis Offending Estimates Analisis awal ini dilakukan untuk memastikan tidak terdapat offending estimate (niali-nilai yang melebihi batas yang dapat diterima) dari hasil estimasi ditingkat pertama CFA. Berikut kriteria analisisnya, yaitu:
72
1. Offending estimate, terutama adanya negative error variances (dikenal dengan heywod cases). Jika ada varian kesalahan negative, maka varian kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0,005 atau 0,01. 2. Muatan faktor standarnya atau nilai standardized loading factor> 0.50 tetapi peneliti menggunakan SLF ≥ 0,30 (Igbaria et al. Dalam Wijanto 2008). Sehingga variabel-variabel terkait bisa dipertimbangkan untuk tidak dihapus. 3. Standard errors yang berhubungan dengan koefisien-koefisien yang diestimasi mempunyai nilai yang besar 3.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji kelayakan konstruk dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada kuesioner penelitian, peneliti kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur (Wijanto, 2008). Validitas dalam penelitian ini menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Ridgon dan Ferguson (1991) dan Doll, Xia, Torkzadeh (1994) dalam Wijanto (2008) menyatakan suatu variabel dapat dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika: Nilai t-value lebih > 1,96 pada tingkat kepercayaan 95%. Muatan faktor standarnya (standardized loading factors) ≥ 0,70. Sementara itu, Igbaria et al,. (1997) menyatakan bahwa standardized loading factors ≥ 0,30 adalah sangat signifikan. Jika terdapat variabel-
73
variabel teramati yang memiliki nilai t-value < 1,96 dan standardized loading factor < 0,30 atau 0,70 maka harus dihilangkan/dihapuskan dari model, atau disebut juga model trimming. Setelah itu, proses pengukuran dilakukan kembali dengan CFA dan dianalisis sesuai syarat-syarat di atas. Reliabilitas 2008).Reliabilitas
adalah yang
konsistensi
tinggi
suatu
menunjukkan
pengukuran bahwa
(Wijanto,
indikator-indikator
mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur variabel latennya. Reliabilitas suatu konstruk dikatakan baik, jika nilai construct reliability-nya ≥ 0,70 (Wijanto, 2008). Cara lain untuk menghitung reliabilitas adalah dengan menggunakan variance extracted (VE), dimana nilai VE ≥ 0,50. Ekstrak varian mencerminkan jumlah varian keseluruhan dalam indikator yang dijelaskan oleh construct latent. Berikut ini adalah rumus penghitungan pengukuran reliabilitas:
Construct Reliability =
(Σ std.loading)2 (Σ std.loading)2 + Σej
Variance Extracted =
Σ (std.loading) 2 Σ (std.loading) 2 + Σej
Keterangan : Σ = jumlah keseluruhan Std.loading = standardized loading factors (muatan faktor standar)
74
Ej = kesalahan (error) Menurut Hair (1998), nilai CR yang baik adalah ≥ 0.70. Apabila nilai CR berada di kisaran angka 0.60 dan 0.70, maka reliabilitas masih termasuk dalam kategori baik. Selain itu, untuk pengukuran nilai VE ≥ 0.50 merupakan ukuran yang baik dalam mengukur reliabilitas, tetapi VE ini biasanya berupa pilihan (optional) dalam penelitian, sehingga peneliti diperbolehkan hanya menggunakan CR sebagai ukuran reliabilitas, namun akan lebih baik apabila VE diikutsertakan. 3.9 Second Order CFA Second
order
confirmatory
factor
analysis
(2ndCFA)
adalah
modelpengukuran yang terdiri dari 2 tingkat (Wijanto, 2008). Second order CFAmerupakan pengukuran tingkat kedua yang menunjukkan hubungan antaravariabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variablelaten tingkat kedua. CFA tingkat kedua ini akan mengestimasi dan menganalisiskecocokan model secara keseluruhan serta terhadap model strukturalnya. 3.9.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model Structural
Equation
Modeling
(SEM)
merupakan
suatu
teknik
statistikyang mampu menganalisis variabel laten, variabel teramati, dan kesalahanpengukuran secara langsung. SEM mampu menganalisis hubungan antara variabellaten dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel laten yang satudengan variabel laten yang lain, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran(Sitinjak dan Sugiarto, 2006). Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli yangmengatakan SEM tidak seperti analisis multivariate biasa yang
75
tidak bisa mengujiregresi berganda ataupun analisis faktor secara bersama-sama (Bollen, 1989;dalam Ghozali, 2005).Disamping hubungan kausal searah, SEM jugamemungkinkan menganalisis hubungan dua arah. Setelah model terbentuk, maka diperlukan analisis dalam uji kecocokan model, indikator-indikator yang dapat digunakan antara lain (Wijanto, 2008): 1. Chi square /degrees of freedom (χ2/df) ChiSquare digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian model. Joreskog dan Sorbom (1989) mengatakan bahwa χ2 seharusnya lebih diperlakukan sebagai ukuran goodness of fit (atau badness of fit) dan bukan sebagai uji statistik. χ2 dapat disebut juga sebagai badness of fit karena nilai χ2 yang besar menunjukkan kecocokan yang tidak baik (bad fit) sedangkan nilai χ2 yang kecil menunjukkan good fit (kecocokan yang baik). 2. Non-Centrality Parameter (NCP) NCP merupakan ukuran perbedaan antara matrik kovarian sampel (Σ) dengan matrik kovarian model (Σ(θ)). NCP juga merupakan ukuran badness of fit dimana semakin besar perbedaan antara Σ dengan Σ(θ) semakin besar nilaiNC P. Jadi, kita perlu mencari NCP yang nilainya kecil atau rendah. 3. Goodness of Fit Indices (GFI) GFI dapat diklasifikasikan sebagai uji kecocokan absolut, karena pada dasarnya GFI membandingkan model yang dihipotesiskan dengan tidak adam odel sama sekali. Nilai GFI harus berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1(
76
perfect fit), dan nilai GFI ≥ 0,90 merupakan good fit (kecocokan yang baik),se dangkan 0,80 ≤ GFI < 0,90 sering disebut marginal fit.
4. Root Mean Square Residual (RMR) RMR mewakili nilai rerata residual yang diperoleh dari mencocokkan matrik variankovarian dari model yang dihipotesiskan dengan matrik variankovarian dari d ata sampel. Standardized RMR mewakili nilai rerata seluruhstandardized resid uals, dan mempunyai rentang dari 0 ke 1.Model yangmempunyai kecocokan yang baik (good fit) akan mempunyai nilaiStandardized RMR < 0,05. 5. Root Mean Square Error of Approximation RMSEA merupakan salah satu indeks yang informatif dalam SEM. Nilai RMSEA ≤ 0,05 menandakan close fit, sedangkan 0,05 < RMSEA ≤ 0,08 menunjukkan good fit (Brown dan Cudek, 1993). McCallum (1996)menamb ahkan bahwa nilai RMSEA antara 0,08 sampai 0,10 menunjukkan mediocore (marginal fit), serta nilai RMSEA > 0,10 menunjukkan poor fit. 6. Expected Cross-Validation Index (ECVI) ECVI diusulkan tunggal, likelihood
sebagai
sarana
bahwa
model
untuk divalidasi
menilai, silang
dalam
sampel
(cross-validated)
dengan sampel-sampel dengan ukuran yang sama dari populasi yang sama (Browne dan Cudeck, 1989). ECVI digunakan untuk perbandingan model dan semakin kecil nilai ECVI sebuah model semakin baik tingkat kecocokannya.
77
7. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI) AGFI adalah perluasan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari null/independence/baseline model dengan degree of freedom dari model yang dihipotesiskan atau diestimasi. Seperti halnya GFI, nilai AGFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai AGFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ AGFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. 8. Normed Fit Index (NFI) NFI mempunyai nilai yang berkisar antara 0 sampai 1. Nilai NFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. 9. Relative Fit Index (RFI) Nilai RFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai RFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. 10. Incremental Fit Index (IFI) Nilai IFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai IFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ IFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. 11. Comparative Fit Index (CFI) Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai CFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ CFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program Lisrel 8.8 sebagai sarana pengolahan data. Program ini mengharuskan peneliti menulis perintah syntax (perintah persamaan) dan hasilnya adalah path diagram dan printed output yang dapat memberikan informasi mengenai loading factor, t-value,
78
serta error variance dari indikator-indikator dalam variabel laten, serta hubungan kausal antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen.
3.9.2 Uji Hipotesis Pengujian ini akan menganalisis tingkat signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi terhadap model struktural. Tingkat signifikansi dapat dilihat dari nilai t-value yang harus memenuhi syarat yaitu ≥ 1,96. Secara umum, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Selain itu, juga dilakukan evaluasi terhadap solusi standar dimana semua kofisien mempunyai varian yang sama dan nilai maksimumnya adalah 1 (Wijanto, 2008). Nilai koefisien yang mendekati nol menandakan pengaruh yang semakin kecil. Peningkatan nilai koefisien akan berhubungan dengan peningkatan pentingnya variabel terkait dalam hubungan kausal.