Bab III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Desain penelitian Eksperimen dilakukan dalam bentuk mencari tahu perbandingan antara hasil membuat sponge cake dengan telur ayam dengan telur itik dalam jumlah yang sama. Jumlah telur tersebut dihitung dalam bentuk “gram”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen (Experimental Research). Dengan melakukan penelitian eksperimen ini akan dapat diketahui pengaruh hubungan sebab akibat yang terjadi apabila menggunakan telur yang berbeda dalam membuat sponge cake. Eksperimen akan dilakukan secara eksperimen laboratorium yaitu dilakukan didapur rumah penulis sendiri. Penulis juga melakukan studi eksplorasi (exploration study), karena sedikitnya informasi & masalah dalam penelitian ini masih relatif belum terlalu banyak dilakukan oleh peneliti lainnya.
Dalam
pelaksanaannya
menggunakan
metode
penelitian
yang
dilakukan adalah secara kuisioner (questionnaires) yang dilakukan secara personal (Personal Administered Questionnaires), dengan melakukan metode tersebut penulis langsung terjun ke lapangan dengan membagikan 2 macam
37
sponge cake yang berbeda dan membagikan kuisioner kepada orang – orang, dengan kuisioner ini penulis dapat mengetahui perbedaan rasa, tekstur, & aroma yang ada dengan melakukan analisis statistic deskriptif demografi responden & diagram batang. Kuisioner akan dibuat dengan skala pengukuran Simple Attitude Scale (skala sederhana).
Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu sponge cake itu sendiri & informasi yang didapat dari kuisioner hanya akan dikumpulkan pada waktu tertentu atau disebut juga studi satu tahap (One Shot Study).
No
Desain Penelitian
Metode yang digunakan
1
Tujuan studi
Studi eksplorasi
2
Tipe hubungan antar variabel
Sebab-Akibat
3
Lingkungan (studi setting)
Eksperimen laboratorium (Laboratory Experiment)
4
Unit analisis
Individual
5
Horizon waktu
Studi satu tahap (One shot study)
6
Pengukuran construct
Skala sederhana (Simple attitude scale)
Tabel 3.1 Desain penelitian
38
III.2 Jenis dan sumber data penelitian Berdasarkan teori Nur Indriantoro & Bambang Supomo (2002), menjelaskan bahwa penelitian berdasarkan sumber data sekunder & primer. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan juga sekunder . Data – data sebagai berikut:
Variabel Penelitian
Sumber Data
Teknik pembuatan sponge cake
Data sekunder dari buku “Professional Baking 4th Edition, Wayne Gisslen”
Komposisi telur
Data sekunder dari buku “How Baking Works 2nd Edition, Paula Figoni”
Cita rasa dari sponge cake
Data primer dari penyebaran kuisioner
Aroma dari sponge cake
Data primer dari penyebaran kuisioner
Tekstur dari sponge cake
Data primer dari penyebaran kuisioner
Bentuk dari sponge cake
Data primer dari penyebaran kuisioner
Warna dari sponge cake
Data primer dari penyebaran kuisioner
Table 3.2 Variabel penelitian dan sumber data
39
III.3 Operasional variabel III.3.1 Paradigma penelitian Menurut Nur Indriantoro & Bambang Supomo (2002), paradigma penelitian adalah suatu kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial & perlakuan peneliti terhadap ilmu & teori. Paradigma penelitian dipisahkan menjadi dua yaitu paradigma kualitatif & paradigma kuantitatif.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma kuantitatif yang merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah – masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holitis, komplek, & rinci (Nur Indriatoro & Bambang Supomo, 2002).
III.3.2 Karakteristik masalah Karakteristik masalah dalam penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
eksperimen
(experimental
research).
Penelitian
eksperimen
merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang mengenai
40
hubungan sebab – akibat antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, penulis mengambil pengaruh sebab akibat antara telur dan sponge cake.
III.3.3 Jenis data Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan jenis data yang diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian opini yaitu penelitian yang menekankan pada data berupa pendapat / persepsi orang lain. 2. Penelitian empiris yaitu penelitian yang mengutamakan penelitian terhadap data yang berupa fakta empiris. 3. Data subjek (Self-Report Data) yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau secara kelompok sebagai sumbernya. Dalam penelitian ini bentuk tanggapan yang diberikan diklasifikasi sebagai respon secara tertulis yaitu menggunakan kuisioner.
41
III.3.4 Metode perumusan masalah Ide untuk menemukan masalah penelitian, umumnya berasal dari masalah – masalah yang pernah diteliti sebelumnya. Penulis memperoleh ide dengan cara mengembangkan masalah – masalah penelitian yang sudah ada sebelumnya yaitu melakukan penelitian dalam pembuatan sponge cake dengan resep & teknik yang sudah pernah ada tetapi menggunakan bahan yang berbeda yaitu dengan menggunakan telur itik.
Ide untuk menemukan masalah penelitian dapat diperoleh melalui dua pendekatan yaitu secara formal & informal. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pendekatan formal yaitu dengan metode dialeksis (Dialectic Method). Metode dialeksis adalah metode yang menentukan masalah penelitian dengan mengajukan usulan pengembangan terhadap teori atau metode yang telah ada.
III.4 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Questionnaires (kuisioner). Pengumpulan data penelitian ini adalah dalam bentuk pertanyaan, penulis akan membuat beberapa pertanyaan yang dikemukakan dalam bentuk kuisioner. Metode ini memberikan tanggung
42
jawab kepada responden untuk membaca & menjawab pertanyaan yang sudah diberikan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan kuisioner secara personal, yaitu dengan memberikan kuisioner antar responden yang relatif berdekatan / sekitar penulis.
III.4.1 Contoh kuisioner Questionnaires (Kuisioner) Nama :
Berikanlah tanggapan mengenai sample dua macam sponge cake (kue bolu) A & B dengan memberikan tanda X pada jawaban: - Sponge cake A, apabila Anda lebih puas dengan kategori yang tercantum pada sponge cake A. - Sponge cake B, apabila Anda lebih puas dengan kategori yang tercantum pada sponge cake B. - Sama, apabila Anda merasa kedua sponge sama saja / tidak dapat memutuskan pilihan Anda.
Kategori
Sponge Cake A
Sponge Cake B
Sama
Cita Rasa
43
Aroma Tekstur Bentuk Warna
Terima kasih atas waktu yang Anda berikan untuk mengisi kuisioner ini.
III.5 Metode analisis III.5.1 Analisis deskriptif Analisis ini dilakukan oleh penulis berupa kuisioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh responden, melalui perhitungan nilai rata – rata dari setiap jawaban dari kategori – kategori yang ada pada kuisioner.
III.5.2 Metode factorial analisis Penelitian
ini
menggunakan
metode
factoria
analisis
dengan
membandingkan dua perlakuan dengan setiap perlakuan dilakukan dengan tiga kali pengulangan. Dua perlakuan yaitu mencari hasil pengolahan dengan menggunakan telur ayam dan hasil pengolahan dengan menggunakan telur itik.
44
Dalam setiap perlakuan dilakukan tiga pengulangan, ini bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan bahwa dalam setiap pengulangan belum tentu mendapatkan hasil yang sama. Dari satu perlakuan maka harus dilakukan tiga pengulangan agar data yang ditampilkan lebih valid.
III.5.3 Metode analisis data Metode analisis data yang digunakan adalah metode perbandingan mean antara perlakuan dengan menggunakan telur ayam dan telur itik. Uji signifikasi yang dilakukan adalah paired sample t-test atau t-test sample berpasangan. Nilai signifikasi yang terjadi memiliki perbedaan signifikasi antara kualitas organoleptik antara menggunakan telur ayam dan telur itik.
III.5.4 Paired sample correlation Menurut Purbayu Budi Santosa & Ashari (2005), pengujian dengan menggunakan uji t sebelumnya dilakukan jika sampel yang diuji adalah independen dalam arti masing – masing kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda. Alternatif lain adalah uji t dimana sampel saling berhubungan antara satu sampel dengan sampel yang lain sehingga pengujian dilakukan pada penelitian dengan teknik eksperimen dimana satu sampel diberi perlakuan tertentu kemudian dibandingkan dengan kondisi sampel sebelum adanya
45
perlakuan. Jadi satu kelompok, sampel akan berfungsi sebagai variabel pengendalian terhadap variabel yang lain yang mendapat perlakuan tertentu.
Level kepercayaan yang digunakan 95% atau dengan menggunakan alpha 5%. Aturan mengambil keputusannya adalah menerima Ho jika t hitung lebih kecil daripada t tabel dan menolak Ho jika t hitung lebih besar dari t tabel. Berdasarkan t tabel dengan alpha 5% uji dua arah atau 2,5% dan derajat kebebasan 14 (n-1). Sebagai contoh, diperoleh nilai t tabel sebesar 2,145 jadi keputusan yang diambil adalah menerima Ho jika t hitung lebih kecil dari 2,145 dan menolak Ho jika t hitung lebih besar dari 2,145.
III.5.5 Frekuensi Frekuensi merupakan salah satu ukuran dalam statistik deskriptif yang menunjukan nilai distribusi data penelitian yang memiliki kesamaan kategori. Penulis akan menggunakan diagram batang untuk menganalisa jawaban dari responden.
46
III.6 Hipotesis III.6.1 Pengertian hipotesis Menurut Kuncoro (2003), hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Penulis menggunakan hipotesis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
III.6.2 Perumusan hipotesis Menurut Kuncoro (2003), sebagaimana diketahui, hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan jelas & ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel dan menjelaskan variabel tersebut dalam terminology operasional yang diukur. Dalam penelitian ini, penulis menyatakan rumusan hipotesis dalam bentuk rumusan “If-Then Statement” (Jika – Maka). Hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan “Jika – maka” yang menyatakan hubungan antar variabel dan perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variabel – variabel tertentu yang dapat diuji.
47
III.6.3 Uji hipotesis Menurut Kuncoro (2003), uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting di dalam penelitian. Bagian ini menentukan apakah penelitian yang harus dilakukan cukup ilmiah atau tidak. Untuk melakukan uji hipotesis peneliti harus menentukan sampel, mengukur instrumen, desain dan mengikuti prosedur yang akan menuntun dalam pencarian data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa melalui prosedur analisis yang benar, sehingga peneliti dapa melihat validitas dari hipotesis.
Analisis dari data yang dikumpulkan tidak menghasilkan hipotesis terbukti dan tidak terbukti, melainkan mendukung atau tidak mendukung hipotesis. Dalam praktek dikenal dua macam cara pengujian hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol. Pengujian secara langsung dilakukan dengan mencari bukti yang memungkinkan untuk menolak atau menerima hipotesis. Dengan cara ini berarti hipotesis digunakan untuk memprediksi suatu hubungan. Hipotesis nol, di lain pihak tidak memprediksikan suatu hubungan.
- Hipotesis 1 H0: Tidak ada pengaruh terhadap cita rasa dengan menggunakan telur itik. H1: Ada pengaruh terhadap cita rasa dengan menggunakan telur itik.
48
- Hipotesis 2 H0: Tidak ada pengaruh terhadap aroma dengan menggunakan telur itik. H1: Ada pengaruh terhadap aroma dengan menggunakan telur itik.
- Hipotesis 3 H0: Tidak ada pengaruh terhadap tekstur dengan menggunakan telur itik. H1: Ada pengaruh terhadap aroma dengan menggunakan telur itik.
- Hipotesis 4 H0: Tidak ada pengaruh terhadap bentuk dengan menggunakan telur itik. H1: Ada pengaruh terhadap bentuk dengan menggunakan telur itik.
- Hipotesis 5 H0: Tidak ada pengaruh terhadap warna dengan menggunakan telur itik. H1: Ada pengaruh terhadap warna dengan menggunakan telur itik.
49
Untuk mengetahui signifikasi regresi bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut: - Jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. - Jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak & H1 diterima.
III.7 Uji organoleptik Uji organoleptik atau biasa disebut uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama manusia untuk pengukur daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu, dan kerusakan lainnya dari produk.
Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klasifikasi sifat – sifat bahan,mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu produk adalah: pengelihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran, dan bentuk, volume
50
kerapatan dan berat jenis, panjang lebar, dan diameter serta bentuk bahan; indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur, & konsistensi.
Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis, dan halus; indra pembau, pembau juga dapat dgunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk; indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung & pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
51