BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek dan data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan perbankan periode 2005-2009 dari Bank Indonesia. Objek penelitian untuk mengukur tingkat kesehatan bank dengan pendekatan CAMEL ini terdiri dari bank BUMN dan bank swasta. Hanya digunakan 2 bank yang mewakili bank BUMN dan swasta dikarenakan ketersediaan data yang memadai dari Bank Indonanesia untuk dilakukan penelitian terhadap 2 bank tersebut. Tabel 2 Objek Penelitian Untuk Tahun 2005 – 2009 Jenis bank
Objek Penelitian
Bank BUMN Bank Devisa
Bank Mandiri Bank BCA
Penulis mengunakan 2 bank tersebut karena, bank central asia merupakan bank swasta terbesar di Indonesia, dengan dibuktikan memperoleh beberapa penghargaan baik di dalam maupun diluar negeri. Sedangkan untuk Bank mandiri sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan Pemerintak Indonesia, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesai dan Bank Pembangunan Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan CAMEL dalam mengukur tingkat kesehatan bank yang diperoleh dari laporan keuangan, maka variabel yang digunakan yaitu seperti yang terlihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 3
21
Operasionalisasi Variabel1 Variabel/Sub variable
Kinerja Bank
Indikator
Skala/ukuran
C : Capital A : Asset Quality M : Management E : Earning Capacity L : Liqudity Pelaksanaan ketentuan khusus
Rasio Rasio Ordinal Rasio Rasio Rasio
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian atau sering disebut dengan desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. 1. Jenis, Metode dan Teknik Penelitian Jenis penelitian yang diambil adalah deskriptif (development) menjelaskan suatu fenomena yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah bisnis. Teknik penelitiannya adalah kuantitatif. 2. Unit Analisis Unit analisis penelitian ini adalah mencakup industri perbankan yang diwakilkan dengan satu objek penelitian untuk setiap jenis bank sebagaimana telah disajikan pada tabel diatas. 3.3 Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif , yaitu metode yang digunakan untuk menggali faktor penyebab dari suatu permasalahan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan secara manual. Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan bank adalah (selamet riyadi, 2003):
22
1. Faktor permodalan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan kategori bank sehat harus memenuhi CAR paling sedikit 8 %. CAR =
Modal x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Nilai kredit yang dihitung sebagai berikut: •
Untuk CAR = 0 % atau negatif, nilai kredit = 0.
•
Untuk setiap kenaikan 0,1 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
•
Bobot CAMEL untuk rasio CAR adalah 25 %.
2. Kualitas aktiva produktif Penilaian meliputi dua rasio: a) Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif (bad debt ratio) BDR =
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan x 100% Total Aktiva Produktif
Aktiva produktif meliputi kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan, suratsurat berharga, penyertaan saham, dan tagihan pada bank lain. Nilai kredit yang dihitung sebagai berikut: •
Untuk BDR = 15,5 % atau lebih, nilai kredit = 0.
•
Untuk setiap penurunan 0,15 %, nilai ditambah 1 dengan maksimum 100.
•
Bobot CAMEL untuk BDR adalah 25 %
b) Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk
23
Rasio PPAP =
PPAP yang Dibentuk x 100% PPAP Wajib Dibentuk
Nilai kredit yang dihitung adalah sebagai berikut: •
Untuk rasio = 0 (tidak memiliki cadangan/penyisihan), nilai kredit = 0
•
Untuk setiap kenaikan sebesar 1%, nilai kredit yang ditambah 1 dengan maksimum 100.
•
Bobot CAMEL untuk penyisihan/cadangan APYD = 5 %
3. Manajemen Penilaian kualitatif atas 2 aspek manajemen terdiri dari pertanyaan/pernyataan 85 untuk bank non devisa dan 100 untuk bank devisa, dengan perincian sebagai berikut: •
Manajemen umum 40 pertanyaan/pernyataan.
•
Manajemen risiko 60 pertanyaan/pernyataan untuk bank Devisa atau 45 pertanyaan/pernyataan untuk bank devisa.
Setiap pertanyaan/pernyataan diberikan pembobotan (range) nilai 0-4. 0
= lemah, berarti belum dilaksanakan
1
= diantara, baru mulai dilakukan/dipenuhi (diperkirakan baru 25 % dari yang seharusnya)
2
= diantara, sudah dilakukan/dipenuhi (diperkirakan baru 50 % dari yang seharusnya)
3
= diantara, sudah dilakukan/dipenuhi tetapi belum memenuhi kriteria Bank Indonesia (diperkirakan baru 75 % dari yang seharusnya)
4
= kuat, sudah dilakukan/dipenuhi sesuai ketentuan Bank Indonesia.
24
Nilai kredit yang dihitung sebagai berikut: •
Nilai kredit = jumlah jawaban “ya” x 0,25
•
Bobot CAMEL untuk manajemen = 25 %
4. Rentabilitas Meliputi 2 rasio: a) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (return on asset) ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukan efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank. ROA =
Laba Sebelum Pajak x 100% Total Aktiva
Nilai kredit yang dihitung sebagai berikut: •
Untuk ROA sebesar 100 % atau lebih, nilai kredit = 0
•
Untuk setiap kenaikan 0,015 % ditambah 1 dengan maksimum 100.
•
Bobot CAMEL untuk ROA = 5 %
b) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumberdaya yang ada di perusahaan.
BOPO =
Beban Operasional x 100% Pendapatan Operasioal
Nilai kredit yang dihitung sebagai berikut:
25
•
Untuk ROA sebesar 100 % atau lebih, nilai kredit = 0
•
Untuk setiap penurunan sebesar 0,08 %, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100
•
Bobot CAMEL untuk BOPO = 5 %
5. Likuiditas Meliputi 2 rasio: a) Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam rupiah. Rasio call money adalah perbandingan antara jumlah kewajiban bersih call money dan kas serta giro pada bank sentral. Rasio Kewajiban Bersih Call Money =
Net Call Money Aktiva Lancar
Nilai kredit yang dihitung adalah sebagai berikut: •
Untuk Rasio 100 % atau lebih, nilai kredit = 0
•
Untuk setiap penurunan sebesar 1 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100
•
Bobot CAMEL untuk rasio kewajiban bersih call money = 5%
b) Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah dan valas (loan to deposit ratio). LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga (DPK) yang dapat dihi,pun oleh bank. LDR =
Jumlah Kredit yang Diberikan x 100% Dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti
Nilai kredit yang dihitung sebagai berikut: •
Untuk LDR 110 % atau lebih, nilai kredit = 0
26
•
Untuk LDR dibawah 110 % nilai kredit = 100
•
Bobot CAMEL untuk LDR = 5 %
6. Pelaksanaan ketentuan khusus Tingkat kesehatan suatu bank umum sangat dipengaruhi oleh sanksi yang diberikan kepada bank yang bersangkutan dalam mematuhi/melaksanakan ketentuan-ketentuan perbankan sebagai berikut: a. Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian kredit (BMPK). Apabila terjadi pelanggaran BMPK dengan tanpa melihat besarnya BMPK maupun jenisnya. Nilai kreditnya dikurangi 5. Untuk setiap kenaikan 1 % pelanggaran BMPK, nilai kreditnya dikurangi 0,05 dengan maksimum 10. b. Pelanggaran terhadap ketentuan Posisi Devisa Negara (PDN) untuk setiap 1 % pelanggaran PDN , nilai kredit dikurangi 0,05 dengan maksimum 5.
27