54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Jakarta Pusat, Khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan yang akan diteliti untuk mengetahui bagaimana pengarauh variabel independen, yaitu pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2014. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kausal komparatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda dan menemukan hubungan sebab – akibatnya tanpa memberikan perlakuan terhadap variabel yang telah ada tersebut. Didalam penelitian ini terdapat variabel independen (variabel bebas) dan disebut juga variabel yang mempengaruhi. Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) disebut sebagai variabel yang dipengaruhi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak sebagai variabel independen terhadap Penerimaan Pajak sebagai variabel dependen.
54
55
C. Hipotesis Perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama H01 : Tidak terdapat pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP terhadap Penerimaan Pajak. Ha1 : Terdapat pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP terhadap Penerimaan Pajak. 2. Hipotesis Kedua H02 : Tidak terdapat pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak. Ha2 : Terdapat pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak. 3. Hipotesis Ketiga H03 : Tidak terdapat pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak. Ha3 : Terdapat pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak.
D. Definisi Operasional Variabel dan Sakal Pengukuran Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan ada dua macam yaitu Variabel Independen
(variabel bebas) dan Variabel Dependen
(variabel terkait). Adapaun variable penelitian yang digunakan sebagai berikut:
56
a) Variabel Independen 1.
Kewajiban kepemilikan NPWP (X1) Nomor
Pokok
Wajib
Pajak
(NPWP)
menurut
Mardiasmo (2003) adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan beberapa pernyataan yang dikembangkan Irna Febriyanti (2013). Terdiri dari 8 (delapan) item pernyataan yang menggunakan skala likert 5 point yang terdiri dari (5) Sangat Setuju, (4) Setuju, (3) Ragu – ragu, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju.
2.
Pemeriksaan Pajak (X2) Pemeriksaan menurut Mardiasmo (2003:41) adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peratuan perundang – undangan. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan beberapa pernyataan yang dikembangkan oleh Irna Febriyanti (2013). Terdiri dari 8 (delapan)
item pernyataan
yang
menggunakan skala likert 5 point yang terdiri dari (5) Sangat
57
Setuju, (4) Setuju, (3) Ragu – ragu, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju. 3.
Penagihn Pajak (X3) Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan
pencegahan,
melaksanakan
penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita (Ilyas dan Rudy Suhartono,2013). Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan beberapa pernyataan yang dikembangkan oleh Irna Febriyanti (2013). Terdiri dari 8 (delapan)
item pernyataan
yang
menggunakan skala likert 5 point yang terdiri dari (5) Sangat Setuju, (4) Setuju, (3) Ragu – ragu, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju. b) Variabel Dependen Variable dependen dalam penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Penghasilan (Y). Penerimaan Pajak yaitu jumlah penerimaan pajak penghasilan yang diterima KPP Jakarta Pratama Tanah Abang Satu. Penerimaan Pajak adalah sebagai peneriamaan pemerintah yang melipui penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil
58
penjulan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah (Suparmoko:2000) dalam Irman 59Hernadi (2012). Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan beberapa pernyataan yang dikembangkan oleh Irna Febriyanti (2013). Terdiri dari 6 (enam) item pernyataan yang menggunakan skala likert 5 point yang terdiri dari (5) Sangat Setuju, (4) Setuju, (3) Ragu – ragu, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju. Di dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Interval atau yang sering disebut dengan Skala Likert, dimana masing – masing dibuat dengan menggunakan skala 1 – 5 kategori jawaban, yang masing – masing jawaban diberi score atau bobot yaitu banyaknya score antara 1 sampai 5, dengan rincian : 1. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi score 5 2. Jawaban setuju (S) diberi score 4 3. Jawaban Ragu – Ragu (RR) diberi score 3 4. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi score 2 5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi score 1 (Ghozali, 2011:47)
59
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Penelitian
Variabel
Kewajiban Kepemilikan NPWP
Sub Variabel
Fungsi NPWP
Skala Pengukuran
1. Saran dalam administrasi Skala perpajakan. Interval 2. Tanda pengenalan diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 3. Sebagai persyaratan bagi wajib pajak untuk pembuatan rekening di Bank. 4. Sebagai persyaratan untuk pembuatan SIUP bagi wajib pajak yang ingin membuat usaha. 5. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan. 6. Penerbitan NPWP jika wajib pajak memenuhi syarat subjektif dan objektifnya.
No. Urut Pernyat aan 1 2
3
4
5
6
1. Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyratan subjektif dan objektifnya, Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha, dan wajib pajak BUT menghentikan usahanya di indonesia.
7
1. Sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan. Tujuan 1. Menjalankan fungsi pengawasan Skala Pemeriks terhadap Wajib Pajak untuk Interval aan meningkatkan ketaatan wajib Pajak pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya.
8
Penghap usan NPWP
Sanksi Pemeriksaan Pajak
Indikator
1
60
Kriteria 1. SPT Tahunan/ SPT Masa yang menyatakan Lebih bayar. Pemeriks 2. SPT Tahunan PPh yang aan menyatakan Rugi Tidak Lebih Umum Bayar. 3. SPT Tahunan PPh untuk bagian tahun pajak sebagai akibat adanya perubahan tahun buku. 4. Adanya dugaan melakukan tindakan pidana dibidang perpajakan.
3
1. Jangka waktu pemeriksaan Lapangan. 2. Jangkawaktu pemeriksaan kantor.
4
Prosedur 1. Petugas pemeriksa memiliki tanda pengenal dan harus Pemeriks melengkapi dengan surat perintah aan pemeriksaan pajak (SP3) yang Pajak diperlihatkan kepada wajib pajak yang diperiksa.
6
1. Mempelajari berkas wajib pajak Tahap atau data – data lainnya. pemeriks 2. Membuat laporan pemeriksaan aan pajak setelah selesai Pajak pemeriksaaan. Tujuan 1. Penerbitan surat teguran dan Skala Penagiha sejenisnya, dilakukan agar Intervaal n Pajak penanggung pajak melunasi utang pajaknya.
7
Jangka Waktu
Penagihan Pajak
2
Tahap penagiha n pajak
1. Surat penagihan sekatika dan sekaligus dilakukan tanpa menunggu tanggal jatuh tempo. 2. Penerbitan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus diterbitkan sebelum surat paksa. 3. Penerbitan surat paksa apabila penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan. 4. Penyitaan tidak dapat dilakukan sebelum lewat waktu 2 kali 24 jam setelah surat paksa
5
8
1
2
3
4
5
61
Penerimaan Pajak
diberitahukan. 5. Surat penyitaan dibuat apabila penanggung pajak tidak dapat melunasi utang pajaknya dalam waktu yang telah ditentukan. 6. Penyitaan tambahan dilakukan jika barang yang disita belum cukup untuk melunasi utang pajak penanggung pajak. 7. Pencabutan sita dilakukan apabila penanggung pajak dapat melunasi utang pajaknya. 1. Peran penerimaan pajak sangat Skala penting bagi kemandirian. Interval 2. Sumber utama penerimaan Negara berasal dari Pajak. 3. Peningkatan penerimaan pajak memegang peranan strategis karena akan meningkatkan kemandirian pembiayaan pemerintah. 4. Pajak sebagai sumber penerimaan terbesar Negara. 5. Dengan adanya kewajiban kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan pajak, penerimaan pajak semakin bertambah. 6. Kerjasama antara fiskus dan wajib pajak diperlukan dalam meningkatkan penerimaan wajib pajak.
E. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini yang berjudul pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan, yaitu menggunakan data primer yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden. Metode yang digunakan dalam
6
7
8
1
2
3
4
5
6
62
data primer ini yaitu dengan metode survey dengan teknik kuesioner dan wawancara. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yang akan diteliti. Berikut bahan penelitian yang dipakai: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KetentuanUmum dan tata Cara Perpajakan 2. Berbagai bahan kepustakaan yang membahas mengenai ketentuan umum tata cara perpajakan. 3. Website /internet yang membahas tentang
pemeriksaan pajak,
penagihan pajak, dan Penerimaan Pajak Penghasilan. 4. Jurnal ilmiah yang berkaitan dengan Penerimaan Pajak Penghasilan.
F. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data Primer. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:103) dalam Irna Febriyanti (2013). Metode data primer dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan teknik kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang diberikan kepada responden dapat langsung dikumpulkan setelah dijawab oleh responden. Dan kuesioner ini didistribusikan langsung kepada pegawai pajak terutama pada divisi pelayanan, divisi pemeriksaan, dan divisi penagihan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah
63
Abang Satu Jakarta Pusat. Wawancara ditujukan pada beberapa karyawan pajak di KPP Pratama jakarta Tanah Abang Satu.
G. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/objek itu (Sugiyono,2009:120) dalam Irna Febriyanti (2013). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pajak diKantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di wilayah Jakarta Pusat.
b) Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberik peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur – unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyanto,2009:120) dalam Irna Febriyanti (2013). Jenis yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel (Non Probability Sampling) yaitu menggunakan Accidental Sampling yang memudahkan peneiliti untuk mencari responden, jenis Accidental Sampling ini yaitu dengan mengambil seseorang yang kebetulan ada atau dijumpai dan memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini yaitu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Satu
64
dikhususkan juga dalam divisi Pelayanan, divisi Pemeriksaan dan divisi Penagihan. Maka jumlah sampel penelitian sebanyak 40 Pegawai Pajak.
H. Metode Analisis Data Metode dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS. a) Uji Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum (Ghozali, 2011:19). b) Uji Kualitas Data Dilakukan pengujian kualitas data yang terkumpul dengan menggunakan pengujian sebagai berikut: a. Uji Validitas Data Validitas
data
penelitian
ditentukan
oleh
proses
pengukuran yang akurat. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk melakukan uji validitas instrumen penelitian digunakan teknik Pearson Correlation yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor totalnya. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai
65
tingkat signifikan dibawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2011:52-55). b. Uji Realibilitas Data Menurut Ghozali,2011:47) konsep realibilitas adalah alat untuk mengukur sutu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apkakah kuesioner menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan dari sekelompok individu. Untuk menguji tingkat realibilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji Cronbach Alpha.Suatu konstruk dikatakan realible jika nilai Cronbach Alpha> 0.60. c)
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi,variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk mengujinya dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi adalah nominal maka garis yang menggambarkan data sesunguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011:175).
66
b.
Uji Multikoloniearitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya antar variabel bebas (Independen). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoloniearitas
(multikol)
atau
variabel
tidak
ortogonal.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011:174). Untuk menguji asumsi multikoloniearitas dapat digunakan nilai VIF dan tolerance. Dimana jika nilai VIF terletak disekitar 1
dan
tolerance
mendekati
angka
1
maka
terjadi
multikoloniearitas. Multikoloniearitas terjadi jika nilai VIF dan tolerance lemah, yakni dibawah 0,5. Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
multikoloniearitas di dalam model regesi adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis matrik korelasi variabel bebas. Jika antara variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 90%), maka hal ini diindikasi adanya multikoloniearitas. 2) Multikoloniearitas
yang
dapat
dilihat
dari
nilai
tolerancedan lawannya Varian Inflation Factor (VIP).
67
Suatu model regresi yang bebas multikoloniearitas adalah mempunyai angka tolerance mendekati 1. Tolerance mengukur variabel-variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cutoff umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10atau sama dengan VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat dia tolerir. Sebagai misal nilai tolerance0,10 sama dengan
tingkat
multikolonieritas
0,95.
Walaupun
multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabelvariabel bebas mana sajakah yang saling berkorelasi (Ghozali, 2009:96). c.
Uji Heteroskedastisitas Penggunaan uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2011:175). Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Normal p-p plot dan titiktitik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini
68
bebas bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titiktitik pada grafik tidak mengelilingi garis diaginal atau berada jauh dari garis-garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan pada scater plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur
(bergelombang,
melebar,
dan
menyempit)
maka
diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas danjika tidak ada pola yang jela serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:126). d)
Uji Regresi dan Uji Hipotesis a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan
model
variabel
independen
dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada Model Summaryb. Jika nilai R² = 0 maka tidak ada sedikitpun presentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya R² = 1 maka presentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen adalah
sempurna atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variabel variasi variabel
69
dependen. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. b. Uji Simultan (Uji F) Uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama – sama
variabel independen terhadap
variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan tingkat kepercayaan 0,05 atau 5%. c. Uji Parsial (Uji T) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas nilainya konstan. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficients. Nilai uji test dapat dilihat dari P – Value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau thitung (pada kolom t) lebih besar dari ttabel. Dalam pengujian hipotesis untuk model regresi, derajat bebas ditentukan dengan rumus n - k. Dimana n = banyak observasi sedangkan k = banyaknya variabel (bebas dan terikat). Pengambilan keputusan : 1. jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. d. Uji interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA) Uji ini merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung dua unsur
70
interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen)
(Ghozali, 2009:150). Rumus regresi linear berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ e Keterangan : Y
= Penerimaan Pajak
α
= Konstanta
β
= Koefisien Regresi
X1
= kewajiban kepemilikan NPWP
X2
= pemeriksaan Pajak
X3
= penagihan pajak
e
= Standar Eror (faktor lain yang tidak diteliti)