32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya berasal dari data kuantitatif. Yang dimaksud dengan data kuantitatif adalah data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya. Penelitian kuantitatif mengikuti proses deduktif-induktif.
Yang dimaksud
dengan proses deduktif adalah suatu proses pengambilan kesimpulan dari umum ke khusus, sedangkan yang dimaksud dengan proses induktif adalah proses pengambilan kesimpulan dari khusus ke umum.
Penelitian kuantitatif dimulai
dari umum
kemudian ke khusus kemudian ke umum lagi. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori-teori (umum).
3.2 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan apa saja yang saat ini berlaku, yang di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau dengan kata lain bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan 32
33
saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar SMAN 2 Jakarta Barat kelas X dan kelas XI.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari data kesiswaan, jumlah
keseluruhan siswa adalah 789 orang pelajar.
3.3.2 Sampel Sehubungan dengan padatnya pelajaran di SMAN 2, maka kepala sekolah hanya mengijinkan untuk melakukan penelitian pada saat jam istirahat dengan dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum yang merangkap sebagai guru pengajar. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus yang sederhana untuk ini adalah (Taro Yamane, 1967 : 99)27
n
=
n
=
27
Dimana :
N Nd2 + 1
789 2
(789)(0,10) + 1
=
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d² = Presisi yang ditetapkan (10%) 789 (789 x 0,10 + 1 )
=
78,9
Jalaluddin Rakhmat. Metode Penetian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya : 1984, hal. 82.
34
Dikarenakan hasil dari penghitungan di atas, maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 79 orang pelajar.
3.3.3 Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah Non-Probability Sampling, karena ketidaklengkapan data yang diberikan dari pihak sekolah, penulis hanya diberikan data mengenai jumlah siswa dari semua kelas yang ada, mulai dari kelas X (1) s.d kelas XII (3). Jadi, berdasarkan pertimbangan di atas, penulis menentukan sampel dengan menggunakan metode accidental sampling, yaitu dengan cara mendatangi kelas-kelas yang ada pada jam-jam istirahat atau pergantian mata pelajaran (sebelum guru masuk ke kelas), jadi secara spontanitas/yang penulis temui pada hari itu saja yang dijadikan sampel dan untuk siswa yang tidak masuk sekolah pada hari tersebut tidak dijadikan sebagai sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data sebagai informasi, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh peneliti dari responden atau melakukan eksperimen sendiri. Berikut yang termasuk data primer adalah :
35
Angket (Questionnaire) Teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif ini adalah dengan menggunakan angket (questionnaire) atau dalam Bahasa Indonesianya ditulis kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang
diminta.28 Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisa adalah individu, yaitu remaja SMAN 2 Jakarta Barat.
Dalam melakukan penyebaran kuesioner, penulis
membagikan kuesioner dengan memberikan langsung kepada responden dengan dibantu oleh wakil kepala sekolah bagian kurikulum. Adapun jenis angket yang digunakan adalah: 1) angket tertutup atau angket berstruktur, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X),29 dan penulis menyajikannya dalam bentuk pilihan ganda.
28 29
Ibid.hal. 99 Ibid. hal. 100
36
2) checklist, yaitu suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Checklist dapat menjamin bahwa peniliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap penting.
3.4.2 Data Sekunder Dalam data sekunder, peneliti tidak mengumpulkan data secara langsung, tetapi data “diambil” dari pihak lain. Kepustakaan Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan bahan bacaan sebagai pegangan dan kemudian dijadikan sebagai referensi pada penulisan skripsi ini, yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.5
Definisi dan Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi adalah konsep teoritis menjadi konsep empiris/operasional
yang mewakili konsep teoritis itu dengan paling tepat menurut situasi kondisi.30 Definisi operasionalisasi berisikan indikator dari suatu variabel yang memungkinkan penulis mengumpulkan data secara relevan sehingga masing-masing variabel tersebut lebih terarah dan sesuai dengan metode pengukuran yang telah direncanakan. Adapun penelitian ini yang akan didefinisikan dan dioperasionalkan adalah sebagai berikut:
30
Dolet Unaradjan. Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta Grasindo. 2000. hal.124
37
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Variabel
Dimensi
Respon
Kognitif
Indikator 1. Pengetahuan a. mengetahui isi dari pasal-pasal tersebut b. mengetahui pasal-pasal berapa saja yang dianggap rancu c. mengetahui bahwa isi dari pasal-pasal yang terdapat dalan UU Pornografi tidak mengupas secara detail 2. Pemahaman a. memahami
UU
Pornografi
dianggap
Pornografi
dianggap
membatasi kreatifitas b. memahami
UU
membatasi kebebasan berekspresi c. memahami
UU
Pornografi
dianggap
membatasi keragaman budaya d. memahami
UU
Pornografi
dianggap
membatasi hak asasi manusia 3. Kesadaran Komunikan a. menyadari bahwa pornografi dan pornoaksi dapat merusak moral b. menyadari mencerminkan
bahwa budaya
pornografi Indonesia
tidak yang
religius c. menyadari bahwa pemberantasan pornografi harus dimulai dari lingkungan dahulu
38
d. menyadari bahwa pemerintah tidak bisa bekerja
sendirian
dalam
memberantas
pornografi dan pornoaksi, perlu peran serta dari masyarakat e. menyadari
bahwa
masyarakat
sebagai
kontrol sosial f. meyadari
bahwa
pemerintah
perlu
melakukan pengaturan terhadap pornografi untuk membatasi adanya dampak negatif dari persebaran pornografi secara bebas
3.6
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, penulis meneliti respon kognitif pelajar.
Data yang
diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang kemudian hasilnya akan dinarasikan dan dianalisis. Pengukuran ini memiliki lima tingkatan yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju yang masing-masing tingkatan memiliki nilai-nilai dari urutan terkecil hingga terbesar sesuai dengan tingkatan tersebut. Cara memberi nilai yaitu dengan memberi angka satu pada pernyataan Sangat Tidak Setuju kemudian meningkat satu point sampai pada angka lima pada pernyataan Sangat Setuju, kemudian responden diberikan kebebasan untuk memilih mana tingkatan yang sesuai.
Untuk menganalisa data pada penelitian deskriptif ini penulis
menggunakan tabel frekuensi. Cara yang terbaik untuk meringkaskan data ke dalam
39
bentuk yang mudah dibaca adalah dengan menampilkan data tersebut ke dalam bentuk distribusi frekuensi, dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi yang berbentuk data grafik. Instrumen penelitian ini juga akan diuji dengan:
3.6.1 Rumus Batas Bawah dan Batas Atas Dalam metode Likert Summating Rating (LSR), nilai batas bawah (B) dan batas atas (A) dihitung dengan menggunakan rumus : B = JR x i terendah (yaitu 1) x JP A = JR x i tertinggi (yaitu 5) x JP Keterangan : B = Batas Bawah A = Batas Atas JR = Jumlah Responden JP = Jumlah Pertanyaan i = Skor yang diberitakan
Setelah penentuan nilai batas bawah (B) dan batas atas (A), maka selanjutnya ditentukan nilai kuartil di antara B dan A dengan perhitungan sebagai berikut : Q1 = B + n/4 Q2 = B + n/2
40
Q3 = B + (n + 3)/4 Keterangan : Q!, Q2, Q3 = Quartil 1, Quartil 2, Quartil 3 n
= Range antara B dan A
Dimana nilai n ditentukan dengan rumus : n = nilai A – nilai B
Penarikan kesimpulan tingkat respon kognitif dalam metode LSR adalah dengan melihat posisi jumlah dari perhitungan skor kuesioner pada quartile yang ada diantara batas bawah (B) dan batas atas (A) dengan ketentuan :
Posisi Jumlah
Tingkat Respon Kognitif
B s/d Q1
Sangat Tidak Setuju
> Q1 s/d Q2
Tidak Setuju
> Q2 s/d Q3
Setuju
> Q3
Sangat Setuju
Diagramnya sebagai berikut :
B
Q1
Q2
Q3
A