BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui dengan cara metode sistematis dan terarah. Untuk dapat mengetahui bagaimana proses program “Fashion Collection” di MNC Fashion secara metode terarah dan sistematis,maka peneliti menggunakan pendekatan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitain kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan dan deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moleong,2005:3) Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan jalan menggambarkan keadaan pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta
yang
nampak
sekarang.
Peneliti
kualitatif
tidak
menggunakan model-model matematik, statistik, atau komputer. Secara fundamental, penelitian kualitatif bertujuan menganalisa sesuatu bentuk situasi, konten dan aksi sosial dibandingkan membuatnya menjadi subjek yang matematis atau bentuk formal lainnya. (Lindlof and Taylor,2002:18). Proses penelitian ini dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian kemudian diterapkan secara sistematis dan terarah dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi yang dapat tepat dan benar. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian dimana peneliti berusaha menggambarkan keadaan atau kondisi yang sebenarnya dan data yang diperoleh berasal dari fakta-fakta yang tampak sebagaimana keadaan sebenarnya. Karakteristik penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi `29
30
kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Pada penulisan laporan demikian, penulis dalam menganalisa data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. (Moleong,2005:11)
3.3 Metode Penelitian Menurut (Sugiyono, 2009:15), metode penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Atas
dasar
penggunaanya,
dapat
dikemukakan
bahwa tujuan
penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk: 1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya. 2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami. 3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian dari proses penyajian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Dari jenisnya, data dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Data Primer Data Primer merupakan data yang berasal dari sumber pertama. Data ini didapatkan melalui sumber atau subyek
yang dijadikan obyek penelitian yang mengetahui
banyak informasi dan memiliki data mengenai hal yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan, antara lain :
31
1. Metode Observasi Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh informasi. 2. Metode Wawancara Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung terhadap pihak-pihak yang terkait atau terhadap objek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi menyangkut masalah yang diajukan dalam penelitian. Key informat dan informant dalam penelitian ini adalah: a. Produser (key informant) b. Reporter (informant) c. production assistant (informant) 3. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan obyek penelitian sebagai bahan referensi dalam mendapatkan informasi yang akan dibutuhkan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sekunder. Biasanya data ini berupa catatan peneliti, dokumentasi berupa foto ataupun video, dan hasil wawancara narasumber.
3.5 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,2008:89). Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang dituliskan dalam catatan
32
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. (Moleong,2005:247) Menurut Strauss dan Corbin (Emzir, 2012:137) analisis data kualitatif, khususnya dalam penelitian Grounded Theory terdiri atas tiga jenis pengkodean (coding) utama yaitu: 1. pengkodean terbuka (open coding) peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari 2. pengkodean berporos (axial coding) peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya,
mengidentifikasi
setiap
kondisi-kondisi,
dan
menggambarkan peristiwa tersebut. 3. pengkodean selektif (selective coding) peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding Untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat, maka peneliti melakukan tahapan analisa data sebagai berikut: 1. Mewawancara narasumber yang telah ditentukan kemudian mengelolah hasil wawancara tersebut menjadi sebuah alur cerita tanya - jawab. 2. Setelah hasil wawancara didapat, peneliti akan mengelompokan wawancara sesuai dengan konsep yang digunakan. 3. Pengelompokan disebut dengan koding, yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu : open coding, axial coding, dan selective coding. 4. Hasil dari data yang telah dikelompokan dalam koding akan diubah menjadi sebuah narasi yang kemudian akan digunakan peneliti untuk membahas hasil penelitian. Karena tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan suatu deskripsi, maka analisis dilakukan dengan cara menghubungkan data dilapangan dengan teori yang ada. Setelah dianalisis, data tersebut diinterpretasikan dengan paparan berbentuk narasi (cerita) yang didukung oleh teori kepustakaan.
33
3.6
Teknik Keabsahan Data Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal,
yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mendukung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu: (Bryman 2008:376) 1. Kredibilitas, yaitu apakan proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non-kualitatif. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik observasi secara terus-menerus dan sungguhsungguh , sehingga peneliti semakin mendalami fenomena social yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan transkrip dari wawancara, kemudian coding, open coding, axial coding, serta selective coding, sehingga bisa dianalisis dengan akurat. 2. Tranferabilitas, yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam pupulasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sample yang secara representatif
mewakili
populasi
itu.
Dalam
penelitian
ini
kualitas
transferbility menyajikan data deskriptif lebih lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan, dan lain-lain. 3. Dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsepkonsep ketika membuat
interpretasi untuk menarik kesimpulan. Pada
penelitian ini dapat dikatakan dependability atau ketergantungan pada pebelitian ini dilakukan secara cermat dan berhati-hati menggunakan data yang dipercaya. Serta secara konsisten mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi langsung dari lapangan. Kemudian peneliti ini ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode penelitian yang tepat. 4. Konfirmabilitas, yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan
34
dicantumkan
dalam
laporan
lapangan.
Hal
ini
dilakukan
dengan
memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang kemudian dikonfirmasi oleh informan agar hasil dapat lebih objektif. Untuk memenuhi standar konfirmabilitas, peneliti mendapatkan pernyataan dari informan tentang keabsahan laporan penelitian ini.