BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut berdiri pertama kali di Ambarawa tepatnya di jalan Mgr. Soegiopranoto Ambarawa 2. Kota Bawen karena pada perkembangannya Sekolah Pendidikan Guru Mendut dipindah di Bawen Cakupan waktu penelitian dari Tahun 1961-1989. Cakupan waktu tersebut dipilih atas pertimbangan: 1. Pada tahun 1961 Sekolah Pendidikan Guru Mendut berdiri dan masih disebut sebagai Sekolah Pendidikan Guru Virgo Fidelis. 2. Pada tahun 1989 Sekolah Pendidikan Guru ditutup karena adanya kebijakan pemerintah, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendapat cerita sejarah yang ilmiah tentang Sekolah Pendidikan Guru Medut Ambarawa tahun 1961-1989. B. Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian tentang Sekolah Pendidikan Guru Mendut Ambarawa tahun 1961-1989 selama bulan Juli 2012 sampai selesai.
25
C. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan latar belakang berdiri dan ditutupnya Sekolah Pendidikan Guru di Ambarawa dan sejarah pendidikan khususnya Sekolah Pendidikan Guru Ambarawa tahun 1961-1989. D. Sumber Data 1.
Sumber Primer Sumber primer
dari penelitian ini adalah sejarah lisan (oral
history) berdasarkan keterangan Kepala Sekolah, mantan pegawai Tata Usaha atau Administrasi, guru - guru serta lulusan Sekolah Pendidikan Guru Mendut Ambarawa. Arsip dan dokumen yang didapat dari lulusan Sekolah Pendidikan Guru dan perpustakaan daerah Ambarawa yang menunjang penelitian. 2.
Sumber Sekunder Sumber sekunder berupa arsip dan buku-buku yang relevan yang ada di perpustakaan pusat UKSW serta Arsip dan perpustakaan Kabupaten Semarang.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yaitu metode sejarah ( historical method), dengan langkah-langkah yaitu:
26
1. Heuristik Dalam penelitian ini untuk menemukan sumber-sumber sejarah digunakan teknik studi pustaka dan wawancara dengan narasumber. Di dalam perpustakaan bisa ditemukan arsip, buku, majalah dan surat kabar yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 2. Kritik Kritik dilakukan setelah data-data sejarah terkumpul. Dalam penelitian ini dilakukan melalui kritik sumber, yaitu: a.
Kritik Ekstern Dalam penelitian ini kritik ekstern dilakukan dengan
melihat tanggal, bulan, tahun serta siapa pengarang sumber tersebut dengan mengidentifikasi sikap serta latar belakang pendidikan dari pengarang. b.
Kritik intern Kritik intern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain sehingga didapatkan fakta sejarah yang benar-benar relevan dengan tema penelitian. 3. Interpretasi Dalam penelitian ini dilakukan dengan menafsirkan dan menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta yang ada. Fakta-fakta yang telah diseleksi tersebut dihubungkan satu sama
27
lain sehingga muncul fakta yang relevan yang akan menjadi suatu kisah sejarah. 4. Historiografi Langkah terakhir ini merupakan langkah menulis jejak-jejak sejarah berdasarkan data yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan sehingga tersusun sebuah karya sejarah. F. Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam kegiatan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan sumber-sumber sejarah yang saling mendukung penelitian yang memadai, sehingga mempermudah proses perbandingan antar sumber. 2. Menggunakan pendekatan yang berupa kerangka teori yang didapat dari teori ilmu-ilmu pendidikan dengan konsep dan metodologi yang berfungsi sebagai kriteria penyelesaian, identifikasi dan pengklasifikasian. Penelitian ini menggunakan Teknik Trianggulasi Data. Siklus Trianggulasi Data yang digunakan adalah sebagai berikut: Narasumber
Dokumen arsip
Pustaka
Sumber: Dudung Abdurahman, 2007:22 dalam Dian Lukitaningtyas 28
G. Kerangka Berpikir
Indonesia Merdeka
Adanya kesempatan belajar untuk semua golongan
Sekolah Pendidikan Guru
Sekolah Pendidikan Guru Mendut 1. Sejarah SPG Mendut 2. Sarana dan prasarana pendidikan 3. Kurikulum pendidikan
Keterangan : a. Setelah bangsa Indonesia merdeka pemerintah mulai memajukan pendidikan.
Pendidikan
mulai
diberikan
untuk
semua
golongan
sebagaimana merupakan hak-hak warga negaranya pada setiap bidang dalam kehidupan, salah satunya yaitu bidang pendidikan. b. Setiap warga negara berhak menempuh pendidikan dalam suatu wadah yang formal. Masyarakat mulai menyadari akan pentingnya pendidikan,
29
sehingga terjadi peningkatan jumlah siswa pada sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah guna memajukan anak bangsa. c. Pemerintah sendiri mulai memperbanyak pendidikan guru untuk mengatasi kekurangan guru di sekolah yang didirikan. Pendidikan guru yang didirikan pemerintah yaitu Sekolah Guru Atas (SGA) dengan masa pendidikan 6 tahun, Sekolah Guru Bawah dengan masa pendidikan 4 tahun, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dengan masa pendidikan 3 tahun. d. Sekolah Pendidikan Guru didirikan diberbagai daerah, termasuk kota Ambarawa yaitu Sekolah Pendidikan Guru Mendut untuk mengatasi kekurangan guru di sekolah yang didirikan oleh pemerintah. Sekolah Pendidikan Guru didirikan oleh masing-masing yayasan. Sekolah Pendidikan Guru Mendut ini sudah tidak ada lagi pada tahun pelajaran 1991/1992 karena tuntutan pemerintah untuk syarat calon guru harus menempuh pendidikan kembali minimal D3. e. Sekolah Pendidikan Guru Mendut Ambarawa dapat memenuhi kebutuhan pengajar di sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah sehingga dapat meningkatkan pendidikan semua golongan.
30