BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta yang beralamat di Badran RT 02 RW XI Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah 57127. Kelas tersebut berjumlah 6 orang siswa yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswi perempuan. Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti menentukan lokasi penelitian ini karena peneliti melihat adanya permasalahan berupa rendahnya prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan pada siswa kelas III yang kurang diimbangi dengan adanya penggunaan model pembelajaran yang sesuai ketika KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu pada bulan Januari-Juni 2016. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap, sebagai berikut: a. Tahap Persiapan, meliputi: observasi awal, permohonan pembimbing, pengajuan judul
skripsi,
penyusunan proposal,
perijinan penelitian,
penyusunan instrumen penelitian, uji validitas, dan uji coba instrumen; dilaksanakan pada Januari – Maret 2016. b. Tahap Pelaksanaan, meliputi: pengambilan data awal (pretest), perlakuan (treatment), pengambilan data akhir (posttest); dilaksanakan pada April 2016. c. Tahap penyelesaian, meliputi: pengolahan data dan penyusunan laporan; dilaksanakan pada Mei – Juni 2016.
B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2011:7) kuantitatif dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Digunakan untuk meneliti populasi dan 26
27
sampel tertentu. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang merupakan bagian dari penelitian kuantitatif. Menurut Krathwohl (dalam Syaodih, 2006:7) “Metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau variabel terhadap variabel lain”. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design oleh Arikunto (2002:275) dalam bukunya Prosedur Penelitian. Desain ini digunakan untuk mengecek dan mengetahui, anak tunagrahita pada siswa SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta setelah menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik sebagai model pembelajaran dalam pembelajaran pada mata pelajaran matematika operasi hitung pengurangan. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pretest
Treatment
Post Test
T1
X
T2
Keterangan: T1
: tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan (pre test).
X
: perlakuan yang diberikan oleh peneliti.
T2
: tes yang diberikan sesudah diberi perlakuan (post test).
Prosedur: a. Kenakan T1, yaitu pretest untuk mengukur mean prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan sebelum diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Matematika Reaslitik. b. Kenakan subjek dengan model Pembelajaran Matematika Realistik, untuk jangka waktu tertentu. c. Berikan T2, yaitu posttest untuk mengukur mean prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan sesudah diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Matematika Realistik. d. Bandingkan T1 dengan T2 untuk menentukan seberapa perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan (treatment).
28
Penelitian dengan judul efektivitas model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan anak tunagrahita kelas III di SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta tahun ajaran 2015/2016 mengandung dua variabel, antara lain: 1. Variabel Bebas (X) Menurut Sugiyono, (2011: 39), “Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang mendai sebab perubahannya variabel terikat (dependent)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Matematika Realistik. 2. Variable Terikat (Y) Menurut Sugiyono (2011: 39), “Variabel terikat (dependent) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Matematika Operasi Hitung Pengurangan Anak Tunagrahita Kelas III.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penetapan populasi dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting agar diketahui dengan jelas individu-individu yang menjadi subjek penelitian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:889) yaitu, “Populasi adalah (1) seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah; (2) jumlah orang atau pribadi yang memiliki pribadi sama; (3) jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu satuan tertentu; (4) sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sementara itu menurut Ary dalam Sukardi (2013:53) population is all members of well defined class of people, event or objects. Pendapat ini diperkuat dengan definisi Populasi menurut Babbie (1983)
29
dalam Sukardi (2013:53) yang menyatakan bahwa elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang memiliki sifat yang sama dan menjadi subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi seluruh siswa tunagrahita kelas III SLB-CG Bhina Sejahtera Surakarta yang berjumlah 6 siswa. 2. Sampel Menurut Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Purwanto (2008:242) “Sampel berarti contoh”. Kesimpulan tentang contoh akan sama dengan keseluruhan individu dari mana sampel diambil, karena contoh mempunyai arti yang sama dengan keseluruhan yang menjadi sumbernya. Sedangkan menurut Sunarto dalam Purwanto (2008:78) “Sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sangat sedikit yang hanya berjumlah 6 orang siswa dari seluruh siswa dalam populasi, sehingga jumlah sampelnya adalah seluruh populasi. Jenis sampling seperti ini disebut dengan sampling jenuh, karena sampling jenuh adalah memilih sampling dalam sebuah populasi adalah seluruh anggota populasi (Sugiyono, 2011:124), maka sampel yang dipilih adalah seluruh populasi yang ada, yaitu 6 siswa tunagrahita kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera. Yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Berikut daftar siswa-siswi tunagrahita kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta, sebagai berikut:
30
Tabel 3.2 Data Siswa Tunagrahita Kelas III di SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. No.
Inisial Nama Siswa
Jenis Kelamin
1 2 3 4 5 6
MRA MYR RF RN SG SLS
Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan atau pemilihan sampel (Sugiyono, 2009:81). Cara penarikan sampel dari populasi dapat dibedakan dengan dua cara, yaitu: cara peluang atau probability sampling dan tanpa peluang atau non-probability sampling. 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota (unsur) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun beberapa teknik dalam probability sampling antara lain: a. Simple Random Sampling b. Proportionate Stratified Random Sampling c. Disproportionate Stratified Random Sampling d. Cluster Sampling (Area Sampling) 2. Nonprobability Sampling Nonprobabiliti sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap anggota (unsur) atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun beberapa teknik dalam nonprobability sampling antara lain: a. Sampling Sistematis Teknik untuk menentukan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
31
b. Sampling kuota Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang digunakan. c. Sampling Insidential Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan (tidak direncanakan oleh peneliti), yaitu siapa saja yang kebetulan ditemukan secara tidak sengaja/ insidential yang bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, jika dipandang orang yang ditemui tersebut sesuai dengan kriteria yang peneliti cari. d. Sampling Purposive Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan berbagai hal yang telah ditentukan oleh peneliti. e. Sampling Jenuh Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. f. Snowball Sampling Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan pengambilan sampling dengan sampling jenuh. Pernyataan ini diperkuat dengan pendapat Sujarweni (2014:72) yang menyatakan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sempel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sempel. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat simpulkan
bahwa teknik
pengambilan sampel merupakan cara pengambilan sampel yang dapat mewakili dari suatu populasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling jenuh, karena jumlah populasi yang sangat kecil kurang dari 30 mengakibatkan peneliti menggunakan semua populasi menjadi sampel yang hanya berjumlah 6 orang siswa.
32
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipakai dalam pengumpulan data-data yang diperlukan dalam rangka pengujian hipotesis. Teknik pengumpulan data ini harus sesuai dengan kebutuhan penelitian. Guna mendapatkan data yang lengkap dan akurat serta objektif diperlukan alat untuk mengumpulkan data. Alat pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian maka memungkinkan dicapainya permasalahan ini secara valid dan reliabel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes. Tes pada umumnya bersifat mengukur, walaupun ada beberapa bentuk tes ada yang bersifat deskriptif, tetapi diskripsinya mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan interpretasi hasil pengukuran. Menurut Suryabrata (1988:21), “Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintahperintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau testee yang lain.” Menurut Arikunto (2002:138) “Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sementara itu menurut Dimyati (2013:67) “Metode tes, digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang akan meneliti tentang prestasi belajar siswa yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang berupa angka. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran penelitian dengan bentuk serangkaian pertanyaan yang harus dijawab. Alasan peneliti mengambil teknik tes karena teknik tes dianggap dapat lebih efektif dalam mengukur prestasi belajar anak tunagrahita kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta. Menurut bentuk pertanyaannya, pada umumnya orang membedakan tes ke dalam dua kelompok, yaitu tes membangun-jawaban (constructed-response) dan tes memilih-jawaban (selected-response). Tes membangun jawaban sering
33
disebut dengan tes subjektif. Sedangkan tes memilih-jawaban sering disebut dengan tes objektif. Menurut Sudaryono (2012:108) tes objektif dibagi menjadi berbagai macam, antara lain: 1) Tes benar-salah (true-false) 2) Tes pilihan ganda (multiple choice test) 3) Soal menjodohkan (matching test) 4) Tes isian (completion test) 5) Soal jawaban singkat Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan prestasi
belajar
Pembelajaran
setelah
(PMR)
diterapkannya
dalam
model
pembelajaran
Pembelajaran
matematika
Matematika
operasi
hitung
pengurangan. Tes yang dipilih adalah tes pilihan ganda (mutiple choice test), di mana dari masing-masing item pertanyaan diberi kemungkinan tiga jawaban (a, b, dan c) dan hanya akan ada satu pilihan yang benar dengan cara menyilang pada salah satu huruf a, b, atau c. Dalam penyusunan tes instrumen peneliti berpatokan dengan SKKD dari pelajaran matematika anak tunagrahita kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Tes prestasi belajar yang dibuat dalam penelitian ini berisi tentang matematika operasi hitung pengurangan. Langkah-langkah dalam menyusun tes prestasi belajar terdiri dari: 1. Membuat kisi-kisi soal tes, 2. Menyusun soal-soal tes, 3. Mengadakan uji coba tes (try out), 4. Menguji validitas dan reliabilitas tes, 5. Revisi butir-butir tes. Tes ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi tentang matematika operasi hitung pengurangan yang terdiri dari 10 (sepuluh) soal tes objektif pilihan ganda (multiple choice test) dengan 3 (tiga) pilihan alternatif jawaban. Pemberian skor pada tes prestasi belajar adalah jika benar skor 1 dan jika salah skor 0.
34
Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian STANDAR KOMPETENSI 3. Melakukan perhitungan sampai 100
KOMPETENSI DASAR 3.3 Melakukan pengurangan bersusun ke bawah 2 angka dengan teknik 1 kali meminjam
INDIKATOR 3.3.1
3.3.2
3.3.3
3.3.4
Melakukan operasi pengurangan dua bilangan Melakukan operasi pengurangan dengan bersusun ke bawah Melakukan pengurangan bersusun ke bawah 2 angka dengan teknik 1 kali meminjam Menyelesaikan masalah sehari-hari yang terkait dengan perngurangan
NOMOR ITEM 1, 2, 3
JUMLAH ITEM 3
4
1
5, 6, 7
3
8, 9, 10
3
Jumlah
30
Sistem penilaian yang penulis gunakan untuk menghitung prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika operasi hitung pengurangan pada instrumen adalah: a) Pada setiap satu item soal yang jawabannya benar diberi nilai (skor) : 1 b) Untuk setiap item yang jawabannya salah diberi nilai (skor) : 0 Nilai akhir :
× 100
Jadi sistem penilaian pada penelitian ini nanti adalah sifat objektif. Sebelum penelitian ini dilakukan, sebelumnya peneliti melakukan sebuah uji coba atau try out. Try out dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas soal yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya, try out diujikan diluar sampel penelitian yaitu pada siswa tunagrahita kelas III SLB Panca Bakti Mulia Surakarta dan SLB Yayasan Bina Asih Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Alasan peneliti memilih dan melakukan try out di sekolah tersebut
35
karena siswa di sekolah tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa-siswi tunagrahita kelas III di SLB-CG Bhina Sejahtera Surakarta.
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Teknik Uji Validitas Arikunto (2010:211) menyatakan bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu isntrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.” Menurut Sudaryono (2012:138). “Validitas atau kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetapan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dengan kata lain, validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.” Sementara itu
menurut Purwanto (2008:197) “Validitas adalah
kemampuan alat ukur mengukur secara tepat pengajuan validitas akan menghasilkan indeks validitas.” Menurut Azwar (2013:98) valaiditas ditentukan oleh ketepatan dan kecerdasan hasil pengukuran. Disesuaikan dengan sifat dan fungsi tes, tipe validas umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Validitas isi (content validity) Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat para ahli. 2. Validitas konstrak (construct validity) Validitas konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes yang mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya. 3. Validitas berdasar kriteria (criterion-related validity) Validitas berdasar kriteria adalah yang kriterianya menghendaki ketersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Dalam penelitian ini, peneliti dalam melakukan validitas sebelumnya harus melakukan serentetan proses yang dilalui salah satunya dengan membuat
36
instrument yang sebelum digunakan dalam penelitian harus divalidasi terlebih dahulu kepada para ahli yang sesuai bidangnya guna membantu membakukan instrument yang dibuat oleh peneliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (cara mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan teknik dan prosedurnya. Tabel 3.4 Validator penelitian No
Nama
Ahli dalam Bidang
1
Dewi Sri Rejeki., S. Pd, M. Pd
Ketunagrahitaan
2
Mahardika Supratiwi, S. Psi, M. Pd.
Pengukuran Psikologi
3
Sutopo., S. Pd., M. Pd.
Matematika
4
Rini Sulistyowati, S. Pd.
Wali kelas dan ahli ketunagrahitaan di lapangan
Berdasar keterangan di atas, peneliti memilih menggunakan validitas isi karena instrumen yang berbentuk tes akan diuji validitasnya melalui perbandingan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan pada sekolah tersebut. Peneliti dalam menyusun instrumen dengan cara membandingkan SK (Standar Kompetensi) yang digunakan di SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta serta membuat kisi-kisi soal. Sebelumnya peneliti melakukan uji coba (tryout) terlebih dahulu kepada siswa tunagrahita kelas III di beda sekolah yang memiliki kemampuan hampir sama. Hasil diperoleh dari taraf signifikasi 0,05 dengan N = 14 menunjukkan koefisien reliabilitas (pxx1) 0,950 dan dari 30 item soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 9 soal yang tidak valid dan yang gugur antara lain: 4, 6, 13, 15, 18, 20, 22, 23, 24, 30. 2. Teknik Uji Reliabilitas Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama dengan waktu yang berbeda atau pada orang-orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) atau pada waktu yang berlainan.
37
Realiabilitas terkait dengan pemotretan data yang berkali-kali, sehingga instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2012:100). Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan (Suryabrata, 2004:28). Menurut Arikunto (2012:104) kriteria yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada di luar tes (consitensy external) dan pada tes itu sendiri (consistency internal). a. Metode Bentuk Paralel (Equivalent) Tes equivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. b. Metode Tes Ulang (Test-retest Method) Metode tes ini hanya memiliki satu tes tetapi dujikan dua kali. c. Metode Belah Dua atau Split-half Method Pada metode ini, waktu membelah dua dan mengorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas separo tes. 1) Pembelahaan ganjil-genap 2) Pembelahan awal-akhir 3) Penggunaan rumus Flanagan 4) Penggunaan rumus Rulon 5) Penggunaan rumus K-R. 20 6) Penggunaan rumus K-R. 21 7) Penggunaan rumus Hoyt Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas instrumen secara internal karena peneliti sebelum melakukan penelitian melakukan uji coba tes instrumen terlebih dahulu sehingga memungkinkan peneliti untuk mengetahui instrumen yang akan digunakan dalam penelitian reliabel. Dalam menghitung hasil dari uji coba instrumen, peneliti menggunakan rumus pembelahan awalakhir.
38
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung reliabilias dalam penelitian ini, yaitu: Rumus Spearman Brown: ri = di mana: ri
= reliabilitas internal seluruh instrumen
rb
= korelasi produk momen antara belahan pertama dan kedua
Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama dengan waktu yang berbeda atau pada orang-orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) atau pada waktu yang berlainan. Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian ini disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang dikembangkan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang berlaku di sekolah tersebut sesuai dengan kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen maka dilakukan uji coba (try out) instrumen terlebih dahulu. Instrumen yang terdiri dari 30 soal dengan bentuk pilihan ganda diujicobakan kepada 14 siswa-siswi di dua sekolah luar biasa yaitu di SLB Panca Bakti Mulia Surakarta, dan di SLB Yayasan Bina Asih Surakarta. Data hasil coba instrumen kemudian dianalisis menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half). Berdasarkan uji reliabilitas instrumen tes matematika operasi hitung pengurangan yang terdiri dari 30 soal pilihan ganda menggunakan teknik split half dengan bantuan aplikasi SPSS 23. Serta sesuai dengan pendapat Budiyono (2015:49) yang menyatakan bahwa, “Suatu instumen dianggap reliabel jika pxx1 ≥ 0,70”.
Berdasar uji reliabilitas di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien
reliabilitas 0,950 ≥ 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa 21 item butir soal reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
39
G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang efektivitas model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan anak tunagrahita kelas III di SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta tahun ajaran 2015/2016 adalah analisis data kuantitatif dengan teknik non-parametrik yaitu analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test). Alasan peneliti menggunakan analisis ini antara lain : 1. Data yang diperoleh berwujud angka 2. Dengan analisis statistik hasil pengolahan data akan bersifat obyektif. 3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang "Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam
Meningkatkan
Prestasi
Belajar
Matematika
Operasi
Hitung
Pengurangan Anak Tunagrahita Kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta". Sebagai teknik analisis data hasil penelitian ini digunakan tehnik analisis secara kuantitatif. Tehnik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan analisis non parametrik uji tes rangking bertanda Wilcoxon yang bersimbol T dengan bantuan SPPSS 23. Tes bertanda Wilcoxon dengan bantuan SPSS 23 cocok untuk menganalisis perbedaan variabel independent dari satu atau dua kategori. Alasan penulis menggunakan tehnik analisis ini karena sampel yang dipilih dan digunakan untuk penelitian ini sama dengan populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini sangat sedikit kurang dari 30 orang, dengan jumlah responden yang terlalu sedikit menjadikan populasi yang ada dijadikan obyek penelitian. Hasil yang didapat melalui pre-test dan post-test akan dibandingkan, sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan tes. Pengaruh perlakuan tersebut dapat diukur melalui perbedaan antara pengukuran awal tes (T1) dan pengukuran tes akhir (T2). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis
40
a. Ho : Tx = Ty (tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan pada anak tunagrahita kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta. b. Ha : Tx > Ty (ada pengaruh yang signifikan terhadap model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan pada anak tunagrahita kelas III SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta. 2. Memilih taraf signifikan (α) Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan (α) 5%. 3. Penentuan Statistik Uji a. Mencari selisih dari dua variabel yaitu X1 dan X2. b. Merangking selisih nilai X1 dan X2 (dalam rangking tidak memperhatikan tanda minus atau plus dari nilai rangking tersebut. c. Memilahkan nilai rangking yang lebih kecil frekuensinya sebagian tandaT. d. Memasukan tanda (+) atau (-) dari peringkat yang diperoleh. 4. Keputusan Uji a. Jika Tx
Ty maka Ho ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu perbedaan
antara prestasi belajar matematika operasi hitung sebelum dan sesudah penerapan model Pembelajara Matematika Realistik (PMR) adalah signifikan. b. Jika Tx
Ty maka Ho diterima dan Ha ditolak, oleh karena itu perbedaan
antara prestasi belajar matematika operasi hitung sebelum dan sesudah penerapan model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah tidak signifikan.
H. Prosedur Penelitian Sesuai dengan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian metode eksperimen, maka prosedur pelaksanaan penelitian memberikan kemudahan terhadap peneliti untuk melakukan penelitian dari awal hingga akhir. Dalam prosedur penelitian mengenai efektivitas model Pembelajaran Matematika
41
Reaslistik (PMR) dalam meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan pada anak tunagrahita kelas III di SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta adalah sebagai berikut: Prosedur pada penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap evaluasi, serta tahap analisis dan tahap tindak lanjutan, yaitu tahap perencanaan,tahap perlakuan, dan tahap analisis data. Perijininan
Persiapan
Validasi
Pengukuran
Treatment
Pengukuran
Analisis Data
Pelaporan hasil Gambar 3.1 Prosedur penelitian
1. Melakukan pengurusan perijinan kepada pihak sekolah yaitu SLB-CG YPPCG Bhina Sejahtera Surakarta. 2. Persiapan instrumen, setelah mendapatkan ijin dari pihak yang sekolah selanjutnya mempersiapkan instrumen yang akan digunakan pada penelitian. 3. Validitas instrumen, setelah mempersiapkan instrumen selanjutnya menguji validitas instrumen sebelum melakukan penelitian. 4. Pemberian pretest, pengukuran awal prestasi belajar matematika operasi hitung pengurangan anak sebelum diberikan perlakuan (treatment) yaitu model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). 5. Treatment atau perlakuan, setelah mengetahui kemampuan awal anak melalui pretest selanjutnya pemberian perlakuan (treatment) berupa model Pembelajaran Matematia Realistik (PMR).
42
6. Pengkuran hasil pemberian perlakuan (treatment), setelah pemberian perlakuan (treatment) selanjutnya anak akan diberikan tes untuk mengetahui hasil treatment yang dilakukan. 7. Analisis data, setelah memberikan tes sebelum intervensi dan tes sesudah intervensi
maka
selanjutnya
adalah
analisis
data
dengan
cara
membandingkan nilai hasil tes sebelum diberikan treatment dengan nilai hasil tes sesudah diberikan perlakuan (treatment). 8. Pelaporan hasil, setelah analisis data prosedur yang terakhir adalah pelaporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.