BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Paradigma adalah suatu cara pandanf untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukan pada mereka apa yang penting , absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang.1 Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma kontruktivis. Paradigma kontruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/ mengelola dunia sosial mereka.2
1
Deddy Mulyana, Metodologi PenelitianKualitatif, PT Remaja Rosdakarya: Bandung. 2003. Hal 9
2
Deddy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia: Jakarta, 2003. Hal 3
47
48
Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka denganyang lain. Dalam konstruksivis, setiap individu memilih pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut.3 Paradigma konstruktivis memiliki beberapa kriteria yang membedakan dengan paradigma lainnya, yaitu ontologi, epistemologi, dan metodologi. Level ontologi, paradigma konstruktivis melihat kenyataan sebagai hal yang ada tetapi realitas bersifat majemuk, dan maknanya berbeda bagi tiap orang. Dalam epistemoogi, peneliti menggunakan pendekatan subjektif karena dengan cara itu bisa menjabarkab pengkonstruksian makna oleh individu. Dalan metodologi, paradigma
menggunakan
berbagai
macam
jenis
pengonstruksian
dan
menggabungkannya dalam sebuah konsesus. Proses ini melibatkab dua aspek: hermeunetik dan dialetik. Hermeunetik merupakan aktivitas dalam mengkai teks percakapan, tulisan, atau gambar. Sedangkan dialetik adalah penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subjek yang diteliti dapat ditelaah pemikiranya dan membandingkannya dengan cara berfikir peneliti. Dengan begitu harmonitas komunikasi dan interaksidapat dicapai dengan maksimal.4
3
Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods, 3rd Edition.Thousand Oaks, California:Sage Publications.Inc,2002. Hal 96-97
4
William Lawrance Neuman, Social Research Methods : Qualitative and quantitative Approaches, Pearson Education, 2003. Hal 75
49
Penulis
menggunakan
paradigma
konstruktivis
untuk
mengetahui
pengalaman yang didapat oleh pekerja khususnya komunikasi vertikal di dalam organisasi untuk meningkatkan motivasi kerja. 3.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif, yaitu bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Sedangkan strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, kelompok, organisasi (komunitas), program, atau suatu situasi sosial. Pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat Robert K. Yin menjelaskan studi kasus berupaya menjawab pertanyaanpertanyaan “how” (bagaimana) dan “why” (mengapa), serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan “what” (apa/apakah) dalam kegiatan penelitian. 5 Sebagai suatu metode kualitatif, metode studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai objek yang diteliti. Mereka sering menggunakan beberapa metode, seperti wawancara, pengamatan, penelaahan dokumen, (hasil) survei, dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu
5
Robert K Yin. Analisa Studi Kasus.Jakarta;Rajawali Press.1996. Hal 60
50
kejadian, peneliti bertujuan untuk memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti
adalah
dengan
menggunakan studi kasus, dalam hal ini adalah mengenai komunikasi yang dilakukan oleh pegawai PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Studi kasus dilakukan, jika tidak banyak diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai masalah atau isu yang mirip pada penelitian-penelitian terlebih dahulu. Dalam kasus tersebut, studi awal yang akstensif perlu dilakukan untuk mendapakan keakraban dengan fenomena situasi serta memahami apa yang terjadi, sebelum peneliti membuat model dan menyusun desain ketat untuk investigasi secara menyeluruh. Intinya studi eksploratif dilakukan untuk memaahami sifat masalah dengan lebih baik, karena mungkin baru sedikit studi yang dilakukan dalam bidang tersebut. Untuk itu peneliti harus terjun langsung ke lapangan guna menemukan rumusan masalah. Dan mendapatkan sumber teori, teori berdasarkan data sehingga teori juga lahir dan berkembang dilapangan dan peneliti juga ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu. Agar dapat menimbulkan aspek kekhususan dan kesederhanaan dari kasus itu sendiri dapat menarik minat untuk diteliti.
51
3.3 Subjek Penelitian Subjek Penelitian yang dilakukan di PT Bank Mndiri ( Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera dalam proses penelitian menentukan narasumber yang dibedakan atas Key Informan dan Informan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan narasumber terpilih sebagai berikut : 1. Key Informan Bapak Abdul Rozak, Kepala Kantor Kas Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Talavera (COM), karena beliau yang bertanggung jawab dalam kegiatan perusahan, serta setiap hari melakukan briefing baik untuk penyampaian informasi formal, maupun non formal. Dan beliau pihak yang dipilih dan dipercayai oleh Area Manager untuk melaksanakan standar pelayanan sebagai Cash Outlet Manager sesuai dengan standar yang ditentukan Bank Mandiri Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera serta memberikan otorisasi dan verifikasi, melaksanakan
fungsi pemasaran
Produk Bank Mandiri, melaksanakan tugas-tugas pelayanan rekening dana dan menjamin serja memastikan keseluruhan operasional Cabang. 2. Informan Staff Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Talavera, yakni Customer Service, Teller,
kerena mereka adalah narasumber tambahan pemberi
informasi sebagai pelengkap dari informasi-informasi yang diberikan narasumber kunci. Dan mereka juga yang akan menjawab semua
52
permasalahan yang nantinya akan peneliti bahas dalam penulisan ini, yang mempunyai peranan langsung terhadap pesan komunikasi vertikal yang ada. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian mengenai “Komunikasi Vertikal di Dalam Kelompok Organisasi Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan“, di PT. Bank Mandiri (Persero) Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera, Metode yang dipilih oleh penulis adalah studi kasus. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu : Kriyantono, Rachmat, “Teknik Praktisi Riset Komunikasi” : 1.
Data Primer Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam menurut Kriyantono adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara dilakukan sengan cara frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Penulis dalam hal ini akan melakukan wawancara mendalam dengan key informan dan informan lainnya secara intensif, berulang-ulang dan dengan cara informal dan formal agar mendapatkan data yang valid, lengkap dan mendalam.6
6
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktisi Riset Komunikasi :Disertai contoh Praktisi Riset Media Public Relations.Advertising,Komunikasi Organisasi,Komunikasi Pemasasran. Jakarta:Kencana.2006. Hal 102
53
Data primer adalah informasi yang konkret yang diperoleh langsung oleh peneliti. Data ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam. Wawancara Mendalam (Depth Interview) adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (in terviewee)”.7 Wawancara mendalam adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan peneliti dengan cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi informasi.8 Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan penjelasan secara mendalam mengenai pokok permasalahan penelitian. Dalam Hal ini wawancara mendalam dilakukan kepada narasumber , yakni Bapak Abdul Rozak SE, selaku Kepala Cabang Kantor Kas Bank Mandiri Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera, di karenakan beliau yang setiap harinya menyampaikan informasi serta motivasi kepada bawahan. 2.
Data Sekunder Data Skunder yang terdiri dari : Studi Kepustakaan Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan atau data yang tujuannya adalah untuk melengkapi data primer.
7
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta. 2009
8
Ibid
54
Studi kepustakaan ini dengan mengumpulkan data melalui dokumen yang dimiliki Oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera yang berkaitan dengan penelitian ini. Antara lain seperti company profile PT Bank Mandiri (Perasero)Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera, literature-literarur, buku laporan tahunan, media internal dan eksternal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. 3.5 Teknik Analisis Data Milles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktifitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification). 9 Dalam penelitian ini teknis analisis data yang akan dilakukan adalah 1. Analisa sebelum di lapangan dengan menggunakan data sekunder. 2. Analisa selama di lapangan yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu dengan menggunakan langkah-langkah, sebagai berikut :
9
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2010, hal 246
55
a. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak akan dicatat secara teliti dan rinci kemudian direduksi untuk menghasilkan rangkuman yang berisi hal-hal pokok serta fokus pada hal-hal penting. b. Penyajian data, yaitu setelah data direduksi penulis akan menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penyajian data bertujuan untuk memudahkan dalam
memahami apa
yang terjadi dan
merencanakan kegiatan selanjutnya berdasarkan pemahaman tersebut. c. Penarikan kesimpulan, yaitu penulis akan membuat kesimpulan awal yang bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan buktibukti yang kuat, yang akan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika pada kesimpulan di tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Analisis data adalah proses penyederhanaan data yang diperoleh kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan di interpretasikan”.10 Sementara itu Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa ”analisis data adalah suatu proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian 10
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES,1995
56
dasar sehingga pada akhirnya dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data yang diperoleh”.11 Proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dikumpulkan untuk mendapatkan jawaban – jawaban dari hasil wawancara tersebut yang kemudian dianalisis dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Tujuan dari analisis data di dalam penelitian adalah penyempitan dan membatasi penemuan – penemuan hingga menjadi data yang teratur. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang muncul perihal objek penelitian. 3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Salah satu cara yang paling penting dan mudah dalam menguji keabsahan hasil penelitian adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan dengan menggunakan semua panca indera termasuk paling penting pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Untuk itu cara yang paling penting dan mudah adalah dengan melakukan triangulasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan dan memastikan baik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan langkah yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan keadaan dan perspektif individu dengan
11
Lexy.J Moleong, Metodol”ogi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1990, hal 178
57
berbagai pendapat pandangan orang lain, seperti orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang instusi atau pemerintahan. 12 Dalam teknik pemeriksaan data penulis akan menggunakan teknik Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.13 Triangulasi terdiri dari : 1. Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui berbagai sumber. 2. Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3. Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi dalam waktu atau situasi yang berbeda.
12
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif.Jakarta:Prenada Media Group.2007 hal 256-257
13
Ibid. Hal 125-127
58
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu menggali kebenaran informasi melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat, dokumentasi tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.