BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan oleh peneliti maka metode penelitian ini menggunakan adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Selanjutnya Poerwandari (2011) mengemukakan, Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan khusus atas suatu fenomena, serta untuk dapat memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai mahluk yang subyektif, maka pendekatan kualitatif merupakan metode yang paling sesuai digunakan. Sifat dari kualitatif menurut Powendari memiliki sifat fleksibilitas desain. Dimana desain kualitatif memiliki sifat luwes dan akan berkembangnya pekerjaan di lapangan.
19
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah 3 orang istri prajurit TNI-AD yang tergabung sebagai kontingen Garuda dalam misi perdamaian di Lebanon dalam kurun waktu tertentu.
3.3 Karakteristik Subyek
Adapun karakteristik subyek dalam penelitian ini yaitu:
1.
Subyek merupakan istri prajurit TNI-AD yang sedang ditinggal tugas oleh suami dalam misi perdamaian di Lebanon.
2.
Subyek berdomisili di komplek Asrama salah satu kesatuan TNIAD yang berada di Kota Serang.
3.4 Prosedur Pengambilan Subyek
Pengambilan sampel menggunakan metode pengambilan sampel bola salju/berantai. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2011) pengambilan sampel bola salju/berantai adalah pengambilan sampel dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya.
Pengambilan metode ini didasarkan pada jarak komplek TNI-AD yang berada di kota Serang yang cukup jauh dan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti untuk mendapatkan subyek secara langsung. Peneliti mendapatkan
20
bantuan dari saudara peneliti yang berdomisili di komplek Asrama salah satu kesatuan TNI-AD di Kota Serang.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Menurut Poerwandari (2011), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam disesuaikan dengan masalah, tujuan masalah penelitian, serta sifat obyek yang akan diteliti. Metode dasar yang umum yang dipakai dalam penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara. Dasar keterampilan wawancara dan melakukan observasi inilah yang berperan besar dalam keberhasilan pelaksanaan metode – metode lain.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan datanya menggunakan alat pengumpul data berupa wawancara mendalam dan observasi terhadap subyek penelitan yang terpilih dan T. Keduanya dapat dirinci sebagai berikut:
3.5.1 Wawancara
Menurut Poerwandari (2011) wawancara adalah percakapan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. wawancara secara kualitatif dilakukan jika peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhdap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan yang lain. wawancara secara kualitatif dilakukan jika peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang 21
diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan yang lain.
Menurut Raco (2010: 116), wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Ini disebabkan oleh karena peneliti tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Oleh karena itu peneliti perlu mengajukan pertanyaan
kepada subyek. Pertanyaan
sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta, atau realita. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara semi terstruktur (Sugiyono, 2012) wawancara ini sudah termasuk dalam kategori indepth-interviewee, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara ,diminta pendapat, dan ideidenya
3.5.2 Observasi
Poerwandari (2011) menjelaskan bahwa observasi merupakan kegiatan memperhatikan
seara
akurat,
mencatat
fenomena
yang
muncul
dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Menurut Raco (2010:112), observasi berarti mengumpulkan data secara langsung dari lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari observasi.Peneliti hanya dapat mengerti suatu gejala, 22
peristiwa, fakta, masalah atau realita bila berada langsung dan mengalami langsung di tempat aslinya. Dengan observasi, peneliti akan menangkap hal yang mungkin tidak diungkapka oleh partisipan. Biasanya hal yang sensitif tidak akan diungkapkan kepada orang asing yang baru datang, tetapi dapat ditangkap bila peneliti berada di tempat dengan menggunakan perasaan dan kepekaannya.
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif orang-orang yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari, 2011).
3.6 Alat Bantu Penelitian
Alat bantu dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman wawancara, berisi daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang akan dibahas dan sebagai alat pengecek. Pedoman wawancara ini memiliki tujuan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dinyatakan. 2. Catatan lapangan, berisi pengamatan apa yang terjadiketika subyek bereaksi dan berinteraksi. Catatan lapangan harus deskriptif tentang hal-hal yang diamati dan apapun yang dianggap penting oleh peneliti.
23
3. Informed consent dan lembar persetujuan, dipakai untuk membuktikan bahwa wawancara berlangsung tanpa adanya paksaan dan atas persetujuan subyek. 4. Alat Perekam (Mechanical devices), pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Alat perekam. Sebelum peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan alat bantu, maka peneliti harus meminta persetujuan kepada subyek yang akan diwawancarai.
3.7 Tahapan Penelitian
Didalam tahapan penelitian yang akan dilakukan terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan penelitian.
3.7.1 Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan diawali dengan peneliti membuat pedoman wawancara, pedoman wawancara yang disusun berisikan daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada para subyek. Landasan dalam menyusun pedoman wawancara berdasarkan pada teori yang telah terdapat pada bab II.
Tahapan persiapan selanjutnya peneliti membuat lembar pencatatan observasi atau pedoman observasi. Pedoman observasi dibuat dengan tujuan untuk mencatat hasil segala hal tentang subyek serta lingkungan yang dilakukan selama wawancara berlangsung.
24
3.7.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Tahap pertama pelaksanaan dalam penelitian ini adalah mencari subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Peneliti tidak secara langsung terlibat dalam penentuan subyek dikarenakan keterbatasan jarak dan waktu. Selain itu metode penentuan subyek dengan menggunakan metode bola salju/berantai. Dengan metode tersebut, peneliti menjelaskan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian ini kepada saudara peneliti yang berdomisili di komplek Asrama salah satu Kesatuan TNI-AD di Kota Serang. Pemilihan subyek tersebut juga berkaitan dengan ketersediaan subyek menjadi subyek dalam penelitian ini.
Setelah didapat 3 subyek yang sesuai dengan karakteristik yang diperlukan dan ketersediaan subyek, peneliti mengajukan judul penelitian. Peneliti berencana melakukan wawancara kepada ketiga subyek setelah melakukan sidang proposal. Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti sebelum dan pada saat wawancara pada subyek penelitian.
a. Persiapan Wawancara Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti
mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses wawancara, seperti pedoman wawancara, informed consent, lembar pencatatan observasi, dan alat perekam. Selanjutnya peneliti dan subyek menetapkan waktu dan lokasi tempat untuk bertemu. b. Pelaksanaan Wawancara dan observasi 25
Hal yang paling penting ketika wawancara akan dimulai adalah memastikan semua peralatan penunjang untuk kegiatan wawancara berfungsi dengan baik. Alat perekam yang dalam pengambilan informasi ini menggunakan handphone, serta daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara semuanya siap untuk digunakan. Peneliti terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan menjalin bina rapport dengan subyek. Jika suasana sudah tidak tegang dan terlalu kaku, maka selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti melakukan wawancara pada subyek. Jika subyek telah siap dan bersedia untuk di wawancara, Peneliti menyerahkan lembar persetujuan wawancara (informed consent) untuk di tandatangani oleh subyek. Hal ini dilakukan agar subyek merasa nyaman dan yakin bahwa peneliti ini bersifat formal. Kemudian peneliti memohon izin kepada subyek untuk menggunakan alat perekam selama wawancara berlangsung. Selama pelaksanaan wawancara, semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersumber dan berpatokan dari daftar pertanyaan yang sudah peneliti susun dengan baik. Setelah wawancara telah selesai dilakukan peneliti mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk mewawancarai subyek dan segala pertanyaan yang telah dijawab oleh subyek. Sebelum berpisah, peneliti membuat kesepakatan kepada subyek apabila peneliti memerlukan informasi tambahan kiranya peneliti dapat bertemu kembali dengan subyek dan melakukan wawancara selanjutnya. 26
Proses observasi berlangsung di kediaman subyek selama wawancara berlangsung berisi pengamatan apa yang terjadiketika subyek bereaksi dan berinteraksi. Catatan harus deskriptif tentang hal-hal yang diamati dan apapun yang dianggap penting oleh peneliti.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisa data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan mmenemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (dalam Moleong, 2006).
3.9 Keabsahan dan Keajegan
Salah satu teknik untuk mengukur keabsahan data adalah triangulasi. Menurut Sugiyono (2012), triangulasi penelitian diartikan sebagai teknik pengumpulan
data
yang
bersifat
mengabungkan
dari
berbagai
teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan triangulasi teknik dan juga triangulasi sumber : 1. Triangulasi teknik yaitu berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. 2. Triangulasi sumber yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama. 27