BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sambungmacan kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
2.
Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari bulan Februari sampai bulan Oktober. Tahap-tahap pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian Bulan Okt
Sep
Agu
Jul
3.
Jun
2.
Mei
Persiapan Penelitian a. Pengajuan Judul Skripsi b. Pembuatan proposal c. Seminar proposal d. Perijinan penelitian Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan try out b. Pelaksanaan eksperimen c. Pelaksanaan posttest d. Analisis data hasil eksperimen Penyusunan laporan/skripsi a. penyusunan draft b. Pengetikan skripsi
Apr
1.
Mar
Kegiatan
Feb
No
B. Metode Penelitian Metode penelitian oleh Arikunto adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu prosedur pemecahan masalah yang dilaksanakan dengan menciptakan suatu perlakuan yang berfungsi sebagai variabel bebas dan sengaja diciptakan pada suatu obyek untuk diketahui akibat pengaruhnya (Arikunto 2002). 45
46 Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan The Static Group Comparison yang rancangan penelitiannya terlihat pada tabel 3.2, rancangan ini menggunakan 2 kelompok subjek, yaitu 1 kelompok sebagai kelas eksperimen I (media Ular Tangga) dan 1 kelompok sebagai kelas eksperimen II (media Teka-Teki Silang). Rancangan kegiatan disajikan dalam tabel 3.2. Tabel 3.2 Rancangan Penelitian perluasan “The Static Group Comparison” Kelompok Perlakuan Posttest Kelas Eksperimen I Xa T2 Kelas Eksperimen II Xb T2 Keterangan: Xa
: Menggunakan media Ular Tangga.
Xb
: Menggunakan media Teka-Teki Silang (TTS)
T2
: Tes Akhir (Posttest) Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan ini adalah:
1.
Memberikan perlakuan Xa pada kelompok eksperimen I yaitu dengan mengunakan media Ular Tangga.
2.
Memberikan perlakuan Xb pada kelompok eksperimen II yaitu dengan menggunakan media Teka-Teki Silang (TTS)
3.
Memberikan posttest (T2) pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II untuk mengukur rerata kemampuan kognitif dan afektif yang telah dicapai setelah ada perlakuan Xa dan Xb.
4.
Menggunakan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan tersebut signifikan, yaitu dengan uji- t dua pihak.
1.
Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan satu variabel bebas dan satu variabel terikat. a.
Variabel bebas Menurut Arifin, “variabel bebas adalah kondisi yang oleh pelaku eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi”. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang disertai media Ular Tangga dan Teka-Teki Silang (TTS) dengan
47 menggunakan metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT). b.
Variabel terikat Menurut Arifin, “variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pelaku eksperimen mengganti variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar kimia untuk materi pokok Sistem Koloid (Arifin, 2012).
2.
Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai berikut: a.
Melakukan observasi pada siswa dan guru di SMA Negeri 1 Sambungmacan, meliputi obyek penelitian, pembelajaran dan fasilitas yang dimiliki.
b.
Melakukan penyusunan proposal.
c.
Melakukan seminar proposal.
d.
Melakukan try out soal kognitif.
e.
Menentukan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian secara random (cluster random sampling).
f.
Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen I dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media Ular Tangga disertai metode TGT, dan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen II dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media Teka-Teki Silang (TTS) disertai metode TGT.
g.
Memberikan posttest pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan yang berbeda, serta memberikan angket afektif untuk mengukur kemampuan afektif siswa.
h.
Mengolah dan menganalisis data dengan uji statistik yang sesuai.
48 C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Sambungmacan tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari empat kelas.
2.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan hal-hal berikut ini, yaitu siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama dan pembagian kelas tidak berdasarkan ranking. Berdasarkan data pada analisis uji prasyarat awal menggunakan data dari Ulangan Tengah Semester Gasal, menunjukkan bahwa 4 kelas IPA yang merupakan bagian dari populasi merupakan populasi yang homogen, hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa sampel mempunyai kondisi awal yang sama, sehingga untuk menentukan sampel dapat dilakukan dengan cara teknik cluster random sampling. Dalam teknik Cluster Random Sampling ini sampel merupakan unit dalam populasi yang mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa secara individual tetapi kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka data yang diambil adalah data prestasi belajar siswa pada materi pokok Sistem Koloid yang meliputi dua aspek penilaian, yaitu aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek afektif (sikap). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu tes dan angket. 1.
Metode Tes Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa sebagai penilaian aspek kognitif (pengetahuan) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sambungmacan. Penilaian aspek kognitif diperoleh langsung
49 dari siswa dengan menggunakan tes bentuk obyektif yang diberikan sesudah proses pembelajaran materi pokok Sistem Koloid, dengan soal yang sama. 2.
Metode Angket Metode angket digunakan untuk memperoleh data penilaian aspek afektif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sambungmacan. Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Angket diisi langsung oleh siswa pada akhir pembelajaran materi pokok Sistem Koloid.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu instrumen pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penilaian. 1.
Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Instrumen pelaksanaan pembelajaran materi Sistem Koloid dalam penelitian ini meliputi: a.
Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus dari sekolah yang kemudian dikembangkan oleh peneliti. Silabus ini mencakup keseluruhan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran. Sebelum silabus digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yang akan diuji menggunakan formula Gregory (2007). Pada formula Gregory, diperlukan 2 orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam betuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokan dengan butir-butir instrumennya. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV ) =
D A+B+C+D
50 Keterangan: A:
Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis.
B:
Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II.
C:
Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II.
D:
Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis. (Gregory, 2007: 123) Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka
analisis dapat dilanjutkan. b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP yang disusun oleh peneliti. RPP ini dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dapat terstruktur dengan baik. RPP penelitian terdiri dari RPP untuk metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) menggunakan media Ular Tangga dan RPP untuk metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) menggunakan media Teka-Teki Silang (TTS). Sama halnya dengan silabus, sebelum RPP terebut digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi. Validitas isi pada penelitian ini menggunakan formula dari Gregory. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3, ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Uji Validasi Formula Gregory Instrumen Pembelajaran Instrumen Jumlah CV Kesimpulan Pembelajaran Indikator RPP 8 0,917 Analisis Dapat Dilanjutkan
2.
Instrumen Penilaian Instrumen penilaian terdiri dari atas instrumen penilaian kognitif dan penilaian afektif.
51 a.
Instrumen Penilaian Kognitif (Pengetahuan) Penilaian kognitif ini menggunakan bentuk tes objektif. Penelitian ini menggunakan tes objektif bentuk pilihan ganda (multiple-choice test), di mana setiap butir soal yang dijawab benar diberi skor 1 (satu) dan setiap jawaban salah diberikan skor 0 (nol). Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. 1)
Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu perangkat tes dikatakan valid apabila perangkat tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Sudijono, 2008). Dalam penelitian ini validitas yang diuji adalah validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya, artinya tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Sudijono, 2008). Validitas isi pada penelitian ini menggunakan formula dari Gregory (2007). Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2, ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Uji Validasi Formula Pembelajaran Kognitif Instrumen Jumlah CV Pembelajaran Item Kognitif
2)
20
0,950
Gregory
Instrumen
Kesimpulan Analisis Dapat Dilanjutkan
Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. (Sudjana, 2008). Instrumen dikatakan reliabel berarti dapat
52 memberikan hasil yang relatif sama pada saat dilakukan pengukuran lagi pada obyek yang berbeda pada waktu yang berlainan. Reliabel soal bentuk objektif diuji dengan rumus KR20 yaitu : n st2 − ∑ pi q i = ( )( ) n −1 st2
r11 Dengan: R 11
: Koefisien reliabilitas tes.
n
: Banyaknya butir item.
l
: Bilangan konstan.
St2
: Varian total.
pi
: Proporsi siswa yang menjawab benar butir item yang bersangkutan
qi
: Proporsi siswa yang menjawab salah, atau qi = 1- pi
∑piqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi (Sudijono, 2008: 252-253) Kriteria pengujian: Apabila r
11
≥ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah
memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). Apabila r
11<
0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum
memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable) (Sudijono, 2008: 209). Dengan
maksud
untuk
mempermudah
proses
perhitungan tanpa mempengaruhi hasil, uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan bantuan Software Iteman. Hasil uji reliabilitas instrumen kognitif penelitian ini dijelaskan dalam Tabel 3.5 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25. Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Pembelajaran Kognitif Instrumen Jumlah Reliabilitas Kesimpulan Pembelajaran Item Kognitif 20 0.911 Reliabilitas Tinggi
53
3)
Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan
dalam
bentuk
indek.
Menurut
Witherington, angka indeks kesukaran item mempunyai besaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Angka indek kesukaran sebesar 0,00 (P = 0,00) merupakan petunjuk bagi peneliti (tester) bahwa butir soal tersebut termasuk dalam kategori soal yang terlalu sukar. Sebaliknya, apabila angka indek kesukaran soal tersebut adalah 1,00 (P = 1,00) hal ini mengandung makna bahwa butir soal tersebut termasuk dalam kategori soal yang terlalu mudah. Angka indek kesukaran soal itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu: P=
B JS
Dimana: P
: Angka indek kesukaran soal
B
: Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul butir soal
JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: Kurang dari 0,30
= soal tergolong sukar
0,30-0,70
= soal tergolong sedang
Lebih dari 0,70
= soal tergolong mudah (Sudijono, 2008)
Hasil uji coba tingkat kesukaran instrumen kognitif pada penelitian ini menggunakan bantuan Software Iteman, hasilnya terangkum pada Tabel 3.6 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25.
54 Tabel 3.6 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Pembelajaran Kognitif Instrumen Tingkat Kesukaran Pembelajaran Sukar Sedang Mudah Kognitif 0 10 10 4)
Uji Daya Beda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Artinya, apabila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan kepada siswa yang lemah, hasilnya rendah.Suatu soal yang mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut dapat membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.Tes yang tidak memiliki daya pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya (Sudjana, 2008: 141). Daya pembeda soal dapat dicari dengan menggunakan rumus: r pbi
Y p Yt St
p Y p Yt atau rbis (1 p) St
p(1 p) U
Keterangan: Yp
= Mean skor pada kriterion siswa yang menjawab benar soal.
Yt
= Mean kriterion seluruh siswa
St
= Standar deviasi kriterion seluruh siswa.
p
= Proporsi siswa yang menjawab benar soal.
U
= Ordinat kurva normal.
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: 0,00 ≤ D <0,20
: Jelek
0,20 ≤ D <0,40
: Sedang
0,40 ≤ D <0,70
: Baik
55 0,70 ≤ D <1,00
: Baik sekali
D negatif
: Semuanya tidak baik, dan sebaiknya diganti saja (Arikunto, 2001: 221)
Dengan maksud untuk mempermudah proses perhitungan tanpa mempengaruhi hasil, uji daya beda instrumen pada penelitian ini menggunakan bantuan Software Iteman. Hasil uji daya beda instrumen kognitif dalam penelitian dijelaskan pada Tabel 3.7 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25. Tabel 3.7 Uji Daya Beda Instrumen Pembelajaran Kognitif Instrumen Daya Beda Pembelajaran Jelek Baik Sedang Baik Sekali Sekali Kognitif 0 3 9 8 b.
Instrumen Penilaian Afektif (Sikap) Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disiapkan. Ada lima ranah afektif yang dinilai, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Linkert, skor tertinggi tiap butir adalah 5 dan terendah 1. Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada kategori 3 untuk skala Linkert. Untuk mengatasi hal tersebut
56 skala Linkert hanya menggunakan empat pilihan agar jelas sikap atau minat responden, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Depdiknas, 2004: 20). Tabel 3.8. Skor Penilaian Afektif. Skor untuk aspek yang Skor dinilai Pernyataan (+) Pernyataan (-) SS (Sangat Setuju) 4 1 S (Setuju) 3 2 TS (Tidak Setuju) 2 3 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
F. Teknik Analisis Data Tujuan analisis data adalah untuk menjawab atau mengkaji kebenaran hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data nilai kognitif dan afektif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-t dua pihak.Oleh karena itu perlu dipenuhi persyaratan analisisnya. 1.
Uji Prasyarat a.
Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur: 1)
Hipotesis Ho : Sampel berasal dari populasi normal. H1 : Sampel tidak berasal dari populasi normal.
2)
Statistik Uji L = max │F(Zi) – S(Zi)│ Dengan: Z berdistribusi N (0,1) F(Zi) = P(Z ≤ Zi) S(Zi) = Proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi
3)
Taraf Signifikansi (α) = 0,05
57 4)
Daerah Kritik (DK) DK = { L │L > Lα:n atau L < Lα:n } Dengan n adalah ukuran sampel.
5)
Keputusan Uji Ho ditolak jika L hitung ϵ DK
6)
Kesimpulan Sampel berasal dari populasi normal jika Ho diterima. Sampel tidak berasal dari populasi normal jika Ho ditolak. (Budiyono, 2009: 170-171)
b.
Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini diguakan uji Bartlett dengan rumus: 𝒳 2 = (ln 10) {𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) log 𝑠𝑖2 } = 2,3026 {𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) log 𝑠𝑖2 } Dimana :𝐵 = (log 𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1) 𝑆2 =
∑(𝑛𝑖 − 1)𝑆𝑖2 ∑(𝑛𝑖 − 1)
Keterangan: 𝜒 2 : Chi kuadrat S : Simpangan baku S2 : Variansi gabungan sampel Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho = δ12 = δ22 = kedua populasi mempunyai varians yang sama. H1 = δ12 ≠ δ22 = paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku. Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett sebagai berikut: 1) Menguji Hipotesis Ho = δ12 = δ22 H1 = δ12 ≠ δ22
58 2) Menghitung varian masing-masing sampel (Si2) dengan rumus: Si2
∑𝑛𝑖=1(xi − x̅)2 = n−1
3) Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2) dengan rumus: S2 =
∑(ni − 1)Si2 ∑(n − 1)
4) Menghitung harga satuan: B = (log s 2 ) ∑(ni − 1) 5) Menghitung Chi kuadrat (𝜒 2 ), dengan rumus: 𝑋 2 = (ln 10) {𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) log 𝑠𝑖2 } = 2,3026 {𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) log 𝑠𝑖2 } 6) Menghitung 𝜒 2 dari tabel distribui Chi kuadrat pada taraf signifikansi 5%. 7) Kriteria uji Ho diterima, apabila 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel, yang berarti sampel homogen. (Sudjana, 2005: 263) c.
Uji Keseimbangan Sebelum dilakukan penelitan maka perlu dilakukan uji keseimbangan terlebih dahulu terhadap kelas-kelas yang menjadi sampel penelitian. Uji ini untuk mengetahui apakah kelas-kelas tersebut mempunyai ratarata nilai yang sama atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji t dua pihak terhadap nilai ulangan tengah semester gasal sebagai berikut: 1)
Menentukan Hipotesis Ho ∶ μ1 = μ2 (rata-rata nilai kelas eksperimen I sama dengan rata-rata nilai kelas eksperimen II). H1 ∶ μ1 ≠ μ2 (rata-rata nilai kelas eksperimen I tidak sama dengan rata-rata nilai kelas eksperimen II).
2)
Tingkat Signifikansi : α = 0,05.
59 3)
Statistik Uji Rumus uji-t dua pihak 𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
(𝑛1 −1) 𝑆12 + (𝑛2 −1) 𝑆22
√ 4)
𝑛1 + 𝑛2 − 2
1
1
(𝑛 + 𝑛 ) 1
2
Daerah Kritik DK = n1 + n2 – 2.
5)
Keputusan Uji Jika –t(1-1/2α) < thitung< t(1-1/2α), maka Ho diterima. Jika thitung ≤ -t(1-1/2α) atau thitung ≥ t(1-1/2α), maka Ho ditolak.
2.
Uji Hipotesis Uji yang digunakan adalah uji-t dua pihak yaitu membandingkan rata-rata selisih pretest-posttest untuk tes kognitif dan nilai rata-rata posttest untuk tes afektif. Ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Hipotesis Ho ∶ μ1 = μ2 (rata-rata nilai kelas eksperimen I sama dengan rata-rata nilai kelas eksperimen II). H1 ∶ μ1 ≠ μ2 (rata-rata nilai kelas eksperimen I tidak sama dengan rata-rata nilai kelas eksperimen II).
b.
Tingkat signifikansi : α = 0,05.
c.
Rumus uji-t dua pihak 𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
(𝑛1 −1) 𝑆12 + (𝑛2 −1) 𝑆22
√
𝑛1 + 𝑛2 − 2
1
1
(𝑛 + 𝑛 ) 1
2
Keterangan: x̅1
: nilai rata-rata tes kognitif kelas eksperimen 1
x̅2
: nilai rata-rata tes kognitif kelas eksperimen 2
n1
: jumlah sampel pada kelas eksperimen 1
n2
: jumlah sampel pada kelas eksperimen 2
s
: simpangan baku gabungan
s2
: varians sampel kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
60 s12
: varians kelas eksperimen 1
s22
: varians kelas eksperimen 2
Kriteria pengujian Jika –t(1-1/2α) < thitung < t(1-1/2α), maka Ho diterima Jika thitung ≤ -t(1-1/2α) atau thitung ≥ t(1-1/2α), maka Ho ditolak (Sudjana, 2005: 239)