41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti memahami dan menafsirkan kode dibalik tanda dan teks tersebut. Dari bentuknya yang interpretatif, peneliti berlaku sebagai pengamat yang memiliki kualifikasi tertentu dan kompeten akan bisa melaporkan hasil temuannya secara objektif, jelas dan akurat mengenai pengamatan mereka sendiri, dan berdasarkan pengalaman orang lain mengenai dunia sosial.1 Penelitian merupakan upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip – prinsip umum yang juga berarti upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Peneltian pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran.2 Dalam pendekatan kualitatif ini, mendekati makna, dan ketajaman analisis logis dan juga dengan cara menjauhi statistik. Penelitian kualitatif merupakan cara andal dan relevan untuk bisa memahami fenomena sosial. Dengan ini penelitian kualitatif dapat terfokus menemukan tema atau nilai budaya semacam apa yang terpendam dibalik suatu fenomena sosial,
1
Agus Salim. Teori dan Paradigma Peneliti Sosial. Tiara Wacana : Yogyakarta. 2001. Hal 25. Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Graha Ilmu, 2011 : hal. 29
2
41
42
serta menemukan rasionalitas seperti apa yang bersemayam dibalik suatu fenomena sosial.3 Penelitian ini ingin mendalami suatu fenomena sosial dalam masyarakat. Dengan strategi penelitian kualitatif fenomena sosial dalam penelitian ini dapat dipaparkan secara gamblang. Karena penelitian kualitatif dituntut memiliki strategi penyelidikan yang handal sehingga hasil (temuannya) bisa dipertanggung jawabkan keterpecayaannya dan kejituannya.4
3.2
Metode Penelitian Metode yang yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah metode
semiotika menurut Charles Sanders Pierce yaitu suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda – tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha untuk mencari jalan di dunia ini, ditengah – tengah manusia dan bersama – sama manusia.5 Sebuah tanda atau representamen menurut Pierce adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu – oleh Pierce disebut interpretant – dinamakan interpretant dari tanda yang pertama yang pada gilirannya akan mengacu pada objek tertentu. Dengan demikian, menurut Pierce, sebuah tanda atau representamen memiliki relasi triad langsung dengan interpretan dan objeknya.6
3
Burhan Bungin. Metode Penelitian Kualitatif (aktualisasi Metodologis ke arah ragam Warisan Kontemporer). Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2008. Hal 45. 4 Ibid, Burhan Bungin, Hal 53. 5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Rosda, 2009 : hal. 15 6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi : Aplikasi Praktis bagi Peneltian dan Skripsi Komunikasi, Mitra Wacana Media, 2011 : hal. 13 - 14
43
Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Pierce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Pierce membedakan tipe – tipe tanda menjadi : ikon ( icon ), indeks ( index ), dan simbol ( symbol ). Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu mudah dikenali oleh pemakainya. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial diantara representamen dan objeknya. Simbol adalah merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Dengan menggunakan analisis semiotik Charles Sander Pierce diharapkan dapat mengungkapkan makna dibalik tanda atau sign sebuah teks, yang dalam hal ini terdapat dalam film Virgin 2 “Bukan Film Porno”. Bagi Pierce tanda “is something wich stands to somebody for something in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi kualisign, signsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Signsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda,
44
misalnya rambu-rambu lalulintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia. 7
3.3
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Data Primer Data primer adalah data utama yang menjadi materi penelitian si peneliti. Dalam penelitian ini data primernya adalah : Video (audio dan visual) dan naskah cerita Virgin 2 “Bukan Film Porno”.
3.3.2 Data Sekunder Guna menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini maka dibutuhkan data lain yaitu : Studi kepustakaan (Literature) yaitu membaca buku-buku, majalah, koran serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada.
7
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakrya : Bandung. 2003. Hal 41.
45
3.4
Definisi Konsep Untuk memudahkan peneliti ketahap selanjutnya, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan konsep-konsep yang ada dalam penelitian ini yaitu : a.
Representasi
Representasi adalah sebuah cara dimana memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan, konsep lama mengenai representasi ini didasarkan pada premis bahwa ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang diberikan oleh representasi dan arti benda yang sebenarnya digambarkan. b.
Film atau gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini.8 Kemudian muncul film-film yang mengumbar seks, kriminal dan kekerasan. Inilah yang kemudian melahirkan berbagai studi komunikasi massa. c.
Kekerasan Seksual adalah bentuk kekerasan seksual (sexual violence).
Artinya praktik hubungan seksual yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan, diluar ikatan perkawinan yang sah dan bertentangan dengan jaran islam..9
3.5
Unit Analisis Unit analisis yag akan penulis lakukan dalam penelitian ini berupa teks
audio dan visual yang dibagi berdasarkan scene atau adegan yang terdapat dalam film Virgin 2 “Bukan Film Porno”.
8
Ibid, Hal. 143 Sunarto. Televisi, Kekerasan dan wanita. PT Kompas Media Nusantara : Jakarta, 2009. Hal 5758.
9
46
3.6
Teknik Analisis Data Data- data penelitian ini menggunakan proses semiotic segitiga makna
dari Charles Sanders Pierce yaitu sign (tanda), object (objek), interpretant (interpretasi) yang kemudian penulis membag tanda-tanda yang ada kedalam klasifikasi tanda oleh pierce atas dasar hubungan segitiga makna (triangle meaning). Kemudian diolah secara kualitatif untuk kemudian dimaknai. Dalam menganalisis data pada skirpsi ini penulis melakukannya dengan menganalisis tanda dalam isi film Virgin 2 “Bukan Film Porno” yang isinya menyangkut kekerasan seksual. Tanda dalam film tersebut dijabarkan dan dijelaskan secara rinci dan mendetail.