BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Paradigma positivisme menurut beberapa pendapat yaitu komunikasi
merupakan sebuah proses linier atau proses sebab akibat yang mencerminkan upaya pengirim pesan untuk mengubah pengetahuan penerima pesan yang pasif. Jadi, paradigma Positivisme ini memandang proses komunikasi ditentukan oleh pengirim (source-oriented). Berhasil atau tidaknya sebuah proses komunikasi bergantung pada upaya yang dilakukan oleh pengirim dalam mengemas pesan, menarik perhatian penerima ataupun mempelajari sifat dan karakteristik penerima untuk menentukan strategi penyampaian pesan.50 Positivisme adalah paham atau aliran filsafat ilmu pengetahuan modern yang memicu pesatnya perkembangan sains di satu sisi dan menandai krisis pengetahuan dan kemanusiaan Barat di sisi lain. Aliran ini menyatakan bahwa ilmu alam adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar. dan menolak aktivitas yang berkenaan dengan metafisik.Paham ini memandang bahwa paradigma positivisme adalah satu-satunya paradigma yang diterapkan untuk menyatakan kesahihan ilmu pengetahuan. Maka dari itu segala sesuatu yang dinyatakan oleh para ilmuwan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan jika
50
Ardianto, Elvinaro dan Q-Anees, Bambang. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
mengikuti paradigma tersebut. Suatu pernyataan dapat dikatakan ilmu pengetahuan apabila kebenarannya dapat dibuktikan secara empiris.51
3.2
Tipe Penelitian Tipe penelitian pada skripsi ini bersifat Eksplanatif dengan pendekatan
Kuantitatif. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi, Penelitian Eksplanatif adalah suatu bentuk penelitian yang dapat menguji hubungan antarvariabel, baik dua variabel atau lebih, untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya, atau apakah suatu variabel disebabkan atau dipengaruhi atau tidak oleh variabel lain.52 Penelitian kausalitas dilakukan jika peneliti mempelajari penyebab dari satu atau lebih masalah. Jika X merupakan variabel bebas, dan Y merupakan variabel terikat, maka hubungan sebab akibat dapat dinyatakan: “karena X maka Y”, sehingga jika X diperbaiki maka masalah Y akan teratasi53 Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu untuk mengembangkan hipotesis untuk penelitian lanjutan54. Selain itu dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan komunikasi vertikal dengan kepuasan kerja karyawan Celebrity Fitness Pluit Junction Jakarta Utara.
51
Peter Soedojo, B.Sc., Pengantar Sejarah dan Filsafat Ilmu Pengetahuan,Gadjah Mada University Press, 2004. 52 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hal. 11. 53 Mustafa Edwin Nasution, Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2008, Hal. 83 54 Bagja Waluya. 2007, Sosiologi; Melayani Fenomena Sosial di Masyarakat, PT Setia Purna Inves, Jakarta, Hal: 90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
3.3
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan survei. Menurut Kriyantono, “Survei
adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.”55 Tujuan menggunakan metode survei untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tersebut. Jenis metode survei dipilih karena periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu bisa terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan di teliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen populasi. Unit analisis dapat berupa orang, perusahaan, media, dan sebagainya 56 Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel 57. Jadi populasi adalah seluruh anggota dalam lingkup yang dimaksudkan. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah kepuasan kerja karyawan Celebrity Fitness Pluit Junction, Jakarta Utara sebanyak 83 karyawan.
55
Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, hal. 59. Iqbal Hasan.2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghaila Indonesia, cetakan pertama. Hal.58 57 Umar Husein, 1999, Metode Penelitian Untuk Skripsi&Tesis Bisnis, Raja Grafindo Jakarta, hal77 56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
3.4.2
Sampel Sampel merupakan wakil dari semua unit strata dan sebagainya yang ada
di dalam populasi.58 Sampel dalam suatu penelitian dipergunakan untuk mempermudah dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dengan kata lain menggunakan total sampling yaitu karyawan Celebrity Fitness Pluit Junction berjumlah 83 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel disebut unit sampel.59 Arikunto menyatakan bahwa jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, dan jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
58
Buhran Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik disertai ilmu-ilmu sosial lainnya, Jakarta: Kencana 2005, hal.99 59 Burham Gunawan Marzuki, Statistik Terapan Untuk Statistik Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2002, hal. 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenits subjek populasi.60 3.5
Teknik Penarikan Sampel Dalam penelitian ini, menurut Irawan Suhartono yang dikutip dari
Atherton & Klemmack terdapat dua syarat yang diharuskan dalam pengambilan sampel yaitu sampel harus representative (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai.61 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sample yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal.62 Adapun jumlah Sampel karyawan Celebrity Fitness Pluit Juction, Jakarta Utara sebanyak 83 karyawan Tabel 3.1 Populasi Karyawan Jenis Pekerjaan Populasi Karyawan Persentase Customer Service
20
24%
Sales
28
33%
Personal Trainner
35
42%
Total
83
100%
Sumber: Celebrity Fitness Pluit Juction 60
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002. Hal 112 61 Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2007.Hal 149 62 Arikunto, loc.cit.,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
3.6
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep
3.6.1
Definisi Konsep Definisi konsep adalah cara untuk peneliti sebelum melakukan observaasi
adapun definisi konsep pada riset ini adalah: 1. Komunikasi Vertikal Komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan begitu pun sebaliknya, dimana diharapkan feedback yang baik dengan komunikasi yang berjalan dengan lancar. 2. Kepuasan Kerja Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkaitan dengan kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti anda merasa nyaman dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam organisasi. Kenyamanan memiliki kecenderungan, dalam hal ini, kadangkadang menyebabkan individu lebih menyukai cara-cara pelaksanaan terbaru, yang seringkali gagal menghasilkan peningkatan kinerja tugas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
3.6.2
Operasionalisasi Konsep Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep
No. 1.
Variabel Komunikasi Vertikal (X)
Dimensi
Indikator
Arus komunikasi dari atas kebawah (downward communicatons)
Pemberian/penyampaian instruksi kerja (job instruction). Penjelasan dari atasan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale). Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices). Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik Atasan menjalin hubungan baik dengan karyawan Atasan berkomunikasi secara terbuka kepada bawahannya mengenai hal apapun yang terkait dengan pekerjaan Atasan memperhatikan seluruh karyawan Atasan menghargai hasil kerja karyawan
Arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communications)
Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjannya Karyawan dapat memahami informasi yang diberikan atasan terhadap kebijakan perusahaan dan berniat menjalankannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Likert : Sangat Setuju = 5 Setuju = 4 Ragu-Ragu= 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1
46
No.
Variabel
Dimensi
2.
Kepuasan Kebijakan manajemen Kerja (Y)
Indikator
Kondisi lingkungan kerja
Kebijakan yang didiskusikan dengan bawahan keterbukaan dalam setiap hal diorganisasi (masalah, gaji, bonus, dan lainnya) Lingkungan kerja yang baik
Sistem penggajian dan Bonus
Keselamatan karyawan dijamin Keterbukaan Penggajian
Sistem pengembangan karir (promosi)
Peningkatan komunikasi efisien dan efektif antara atasan-bawahan
Gaji yang sudah sesuai dengan pekerjaan (layak) karyawan yang berkompeten diberikan kesempatan kenaikan jabatan Penilaian yang objektif dalam sistem promosi Memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara terbuka, akrab,dan saling pengertian Antara atasan dengan bawahan saling menghargai (respect)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Likert : Sangat Setuju = 5 Setuju = 4 Ragu-Ragu = 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1
47
3.7
Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini dikumpulkan melalui dua sumber utama, yakni:
3.7.1 Data Primer Menurut Rachmat Kriyantono, “data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan. Data primer yang peneliti pergunakan yakni kuesioner.”63 Menurut Narbuko dan
Achmadi,
“kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.”64 Jawaban atas pernyataan item kuesioner penelitian mengacu pada Skala Likert. Menurut Sugiyono, “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”65 Teknik pengumpulan data primer melalui kuisioner ini merupakan teknik yang utama yang di pergunakan untuk memperoleh hasil penelitian.
3.7.2 Data Sekunder Menurut Rachmat Kriyantono, “Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.”66Data sekunder bersumber dari tinjauan pustaka. Menurut Rachmat Kriyantono, Tinjauan Pustaka adalah “cara
63
Ibid., hal. 42. Narbuko dan Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.2011. hal. 76. 65 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Jakarta: Alfabeta.2008. hal. 74. 66 Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenorda Media Group.2009 hal. 42. 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
yang dilakukan untuk menelusuri dan mencari teori-teori yang relevan dengan penelitian penulis.”67 Sumber tinjauan pustaka dapat diperoleh melalui buku-buku yang terkait dengan judul penelitian, jurnal penelitian, maupun data penelitian sebelumnya.
3.8
Validitas Reliabilitas Instrumen Penelitian
3.8.1 Validitas Uji validitas merupakan instrumen yang valid berarti alat ukur
yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur). Valid berarti instrument yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.68 Artinya alat ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan bobot kebenaran data yang diinginkan peneliti. Untuk menguji validitas ada beberapa langkah, yaitu : 1. Mendefinisikan secara operasional yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba skala pengukur pada jumlah responden. 3. Mempersiapkan table tabulasi jawaban. 4. Menghitung korelasi antara tiap-tiap pernyataan dan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment.69
67
Ibid., hal. 44. Sugiono. Op,cit, Hal: 121 69 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitati, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, Hal: 189 68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan person product moment, yaitu mengetahui ada tidaknya hubungan antar variable dengan jenis interval (interval dengan interval) dan seberan data mengikuti distributor normal. Rumus person product moment :70
Keterangan : r = Koefisien Korelasi Pearson X = Variabel Bebas n = Jumlah responden Y = Variabel Terikat Hasil korelasi product moment di atas menunjukan validitas kuisioner apakah validitas tinggi atau rendah. Menurut Azwar Korelasi minimal setiap item lebih besar dari 0,30 (>0,30) dengan demikian pernyataan yang memiliki skor kolerasi lebih kecil dari 0,30 tidak digunakan (direvisi atau tidak dipakai). Variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah komunikasi vertikal dan kepuasan kerja. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang aakan di ukur oleh kuesioner tersebut.
70
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktisi Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, Hal: 175
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Kuesioner dikatakan valid jika nilai diatas 0,30. Berikut disajikan ringkasan dari excel uji validitas variabel (x) “Hubungan komunikasi vertikal”: Tabel 3.3 Uji validitas variabel X (Hubungan komunikasi vertikal ) No.
Pernyataan
Hasil Uji Keterangan Validitas r hitung
1.
Q1
0,66
Valid
2.
Q2
0,63
Valid
3.
Q3
0,60
Valid
4.
Q4
0,57
Valid
5.
Q5
0,47
Valid
6.
Q6
0,64
Valid
7.
Q7
0,68
Valid
8.
Q8
0,63
Valid
9.
Q9
0,53
Valid
10.
Q10
0,58
Valid
11.
Q11
0,68
Valid
12.
Q12
0,60
Valid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Berikut disajikan ringkasan dari excel uji validitas variabel (Y) “Kepuasan Kerja Karyawan”: Tabel 3.4 Uji validitas variabel (Y) (Kepuasan kerja karyawan) : No.
Pernyataan
Keterangan
Q13
Hasil Uji Validitas r hitung 0,54
1. 2.
Q14
0,43
Valid
3.
Q15
0,67
Valid
4.
Q16
0,66
Valid
5.
Q17
0,63
Valid
6.
Q18
0,53
Valid
7.
Q19
0,58
Valid
8.
Q20
0,81
Valid
9.
Q21
0,75
Valid
10.
Q22
0,65
Valid
Valid
3.8.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Alat ukur yang konsisten dengan sendiri dapat diandalkan (dependalbility), hasil pengukurannya yang bisa diramalkan (predictability) dan dapat menunjukan tingkat ketepatan. Reliabilitas menunjukan kesesuaian antara hasil-hasil pengukuran atau konsisten pengukuran terhadap apa yang ingin diukur. 71 71
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal: 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Teknik yang digunakan peneliti dalam menguji reliabilitas adalah teknik dari Cronbach. Reliabilitas yang dicari adalah instrument yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai atau skala yang dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpa (α) dari cronbach dengan rumus :
Keterangan : n = Jumlah Responden x = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor butir pertanyaan) Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha72 Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Alpha cronbach
72
Alpa
Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,199
Kurang Reliabel
>0,20 – 0,399
Sedikit Reliabel
>0,40 – 0,599
Cukup Reliabel
>0,60 – 0,799
Reliabel
0,80 – 1,000
Sangat Reliabel
Triton PB, Riset Statistik Parametik, Andi Yogyakarta, 2006, Hal: 248
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
3.9
Teknik Analisa Data
3.9.1 Analisis Data Pada dasarnya analisa adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yag lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Oleh karena itu yang digunakan adalah kausal kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, kemudian dapat ditarik hipotesa yang akan dipelajari dan dianalisis secara kausal. Teknik analisis secara kuantitatif dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini guna mendapatkan kesimpulan dan kebenaran dari skor-skor atau angka-angka yang mencerminkan jawaban dari responden secara keseluruhan. Dengan menggunakan skala Likert, variabel ini diukur dan dijabarkan menjadi sub variabel sehingga menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen yang dapat terukur ini kemudian dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan yang kemudian dijawab oleh responden kemudian kumulatif penelitian data analisis dengan presentase (0%) sesuai dengan degradasi jawaban. Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat setuju (sangat efektif) sampai dengan sangat tidak setuju (sangat tidak efektif), dan pilihan jawaban skornya diturunkan menjadi :73
73
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2007, Hal. 73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Tabel 3.6 Kategori Skala Likert Jawaban Skala Likert Kode
Skor
Sangat Setuju
SS
5
Setuju
S
4
Ragu-Ragu
RG
3
Tidak Setuju
TS
2
Sangat Tidak Setuju
STS
1
Analisanya adalah penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan interpretasikan karena metode yang digunakan adalah metode survei, dengan pendekatan kuantitatif. Artinya setelah semua datanya dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat, kemudian dipelajari dan dianalisis secara eksplanatif. Setelah hasil penelitian dikumpulkan oleh peneliti, maka teknik data kuantitatif melalui metode statistik, dimana data bersifat bukan angka dinyatakan dengan angka.
3.9.2 Uji Korelasi Untuk menentukan teknik analisis data dapat menggunakan uji korelasi termasuk teknik statistik para metrik yang menggunakan interval dan rasio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random), datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Kalau salah satu tidak terpunuhi persaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Dimana rumusnya adalah sebagai berikut74:
rxy
n
XY (
X2 (
{n
X )( Y )
X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
Korelasi pearson product moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut75: Tabel 3.7 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0.599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
3.9.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t. Dimana rumusnya adalah sebagai berikut:
t
74 75
hitung
r n 2 1 r2
Suharsini Arikunto, Op.Cit. Hal. 252 Burhan Bungin, Op. Cit, Hal. 146
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Keterangan: thitung = Nilai t r
= Nilai Koefisien korelasi
n
= Jumlah Sampel
Ketentuan yang digunakan adalah: a. Membandingkan thitung dengan ttabel, jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, begitupun sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho ditolak. b. Membandingkan nilai probabilitas, jika probabilitas (sig) >α maka Ho diterima, begitupun sebaliknya jika probabilitas (sig) < α maka Ho ditolak. Dimana hipotesis pada penelitian ini adalah: H1 = Adakah hubungan komunikasi vertikal dengan kepuasan kerja karyawan Celebrity Fitness Pluit Junction Jakarta Utara. Ho = Tidak ada hubungan komunikasi vertikal dengan kepuasan kerja karyawan Celebrity Fitness Pluit Junction Jakarta Utara. Dalam melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik dapat digunakan beberapa metode tergantung dari perumusan masalah dan jenis data yang digunakan. Pengajuan H0 dan H1 dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut:76
Dua arah : Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo
76
Syofian Siregar, Op. Cit, Hal. 40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Satu arah : Ho : µ = µo H1 : µ <µo
Atau :
Ho : µ = µo H1 : µ >µo
Daerah penolakan H0
Daerah penolakan H0
Daerah penerimaan H0 0 Sumber : Syofian Siregar
http://digilib.mercubuana.ac.id/