BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. 26 Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma konstruktivis/ interpretif. Paradigma konstruktivis/ interpretif menangkap dan memahami realitas sosial melalui teori dan kategori dianggap terlalu menyederhanakan hakikat dan sifat realitas sosial itu sendiri, yang selalu mengalami perubahan situasi dengan sifat-sifat yang melekat dalam aktor-aktor yang menjadi pendukungnya. Menangkap dan memahami realitas sosial menurut perspektif ini hanya bisa dilakukan melaui proses interaksi. Karena yang ditekankan adalah proses interaksi maka pernyataan-pernyataan hipotesis seharusnya dihindari. Pernyataan hipotesis semacam itu bisa menyempitkan analisis, karena hal-hal penting yang tidak tercakup dalam pernyataan hipotesis bisa terabaikan. Validitas juga dianggap tidak terletak pada ketepatan pengukuran hubungan kausal antar variabel, tetapi justru pada cara bagaimana realita terbangun melalui proses antar aktor. 27
26
Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Kencana. Jakarta. 2011 hal 33 27 Soetriono dan Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. CV. Andi Offset. Yogyakarta. 2007 hal 32
37
38
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana program komunikasi Korean Cultural Center dalam menyebarkan kebudayaan Korea Selatan melalui studi kasus event Hanbok Experience.
3.2. Metode Penelitian Dalam penelitian karya ini, Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus yang merupakan metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang dapat digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif mengenai berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. 28 Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” and “why”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. 29 Data yang telah dikumpulkan diharapkan dapat menggambarkan secara komrehensif mengenai program komunikasi Korean Cultural Center. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yang merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Alasan peneliti memilih pendekatan ini karena program 28 29
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta. 2006 hal 66-67 Robert K. Yin. Studi Kasus Design & Metode. Rajagrafindo Persada. 2008 hal 1
39
komunikasi yang disusun oleh Korean Cultural Center tidak dapat diteliti dengan
menggunakan
pendekatan
kuantitatif.
Sebaliknya,
dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti dapat meneliti denga lebih memahami setiap fenomena yang tidak dapat diteliti oleh penelitian kuantitatif. Data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya berupa informasi kategori substansif yang sulit dinumerasikan. Dalam penelitian ini, Peneliti memilih untuk menggunakan teknik wawancara yang merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subyek sebuhungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Metode pengumpulan data yang diambil yaitu wawancara. Wawancara dala riset kualitatif, disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensive-interview) dan kebanyakan takberstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. 30
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai
30
Rachmat Kriyantono, op.cit., 100.
40
tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan.31
3.3.Subyek Penelitian Riset kualitatif ini bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat kontekstual dan kasuistik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu riset dilakukan. Besarnya sampel bukan menjadi tolak ukur baik tidaknya riset, pada riset kualitatif tidak dikenal istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif disebut informan atau subjek riset, yaitu orang-orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset.32 Sebuah penelitian tentunya hanya akan berjalan bila ada narasumber yang terpercaya yang dapat diwawancara. Dalam penelitian ini, narasumber yang akan digunakan Peneliti untuk memperoleh data yang relevan sebagai bahan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Public Relations
: Bpk. I Gusti Ngurah Alit Aryadiputra
2. Web Admin
: Bpk. Rian Rizki Pratama
Peneliti memanfaatkan wawancara mendalam, makan Peneliti akan berhubungan secara langsung dengan narasumber dengan mengunjungi kantor Korean Cultural Center yang berlokasi di di Gedung Equity Tower lantai 17, Jalan Jendral Sudirman, Sudirman Central Business District, Lot 9.
31
Ibid Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta. Rajawali Pers. 2010 hal 156&157
32
41
3.4.Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan (data primer), selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain (data sekunder). Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat dua metode pengumpulan data, yaitu : 3.4.1. Data Primer Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (Depth Interview) yang merupakan suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapat data yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dapat dilakukan dengan frekuensi tinggi secara intensif. 33 Peneliti melakukan tanya jawab atau wawancara dengan orangorang yang berkaitan langsung dengan program event Hanbok Experience, yaitu berupa kata-kata, kalimat, dialog aktif dan ungkapan lisan atau bentuk komunikasi verbal dari informan untuk kemudian diolah oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Data primer diperoleh dari bagian Public Relations dan Web Admin Korean Cultural Center sebagai narasumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Peneliti ajukan mengenai organisasi dan
33
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2012. Hal 102
42
perencanaan
program
komunikasi
yang
digunakan
untuk
memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan di Indonesia. 3.4.2. Data Sekunder Semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti disebut sebagai data sekunder. Data sekunder dilakukan dengan melakukan studi terhadap website maupun social media (Facebook & Twitter) yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan maupun yang sedang dalam perencanaan. Hal tersebut dilakukaan untuk mendapatkan landasan lain yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian.
3.5.Teknik Analisis Data Moleong mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 34 Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 35
34
Ibid. hal 167 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2013. Hal 249
35
43
Tahap-tahap analisis data kualitatif menurut Janice McDrury dalam buku Moleong adalah sebagai berikut :36 1. Mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data 2. Mempelajari kata-kata kunci tersebut, berupaya menemukan tematema yang berasal dari kata Sumber untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah transkip hasil wawancara mendalam dengan para informan. Melalui tahapan analisis data seperti yang telah diuraikan diatas memungkinkan peneliti menemukan pola yang pihak lain tidak melihatnya secara jelas. Dengan begitu, peneliti dapat mencapai tujuan penelitian untuk melihat bagaimana program komunikasi KCC dalam menyebarkan kebudayaan Korea Selatan di Indonesia dengan studi kasus Hanbok Experience.
3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Untuk menguji validitas dan otentitas data dalam sebuah penelitian terdapat empat teknik keabsahan data yang dapat digunakan sebagai berikut : 37
3.6.1 Kompetensi subjek riset Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan berkaitan dengan pengalaman subjek.
36
Ibid Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2012. Hal 71
37
44
Bagi yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai masalah riset, data dari subjek tersebut tidak kredibel. 3.6.2 Trustworthiness Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Trustworthiness mencakup dua hal : a. Authenticity, yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan b. Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjel dengan meneliti kebenarnanya dengan data empiris (sumber data lainnnya) yang tersedia. Disini jawaban subjek di cross check dengan dokumen yang ada. Menurut Dwidjowinoto, ada beberapa macam triangulasi, yaitu : -
Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.
-
Triangulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena itu periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali.
45
-
Triangulasi Teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu perlukan rancangan riset, pengumpulan dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif.
-
Triangulasi Periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara.
-
Triangulasi Metode Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.
3.6.3 Intersubjectivity Agreement Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu objek didialogkan dengan pendapat, pandangan atau data dari subjek lainnya. Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data (intersubjectivity agreement).