BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan menggunakan desain penelitian dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang dilakukan pre-test dan pos-test pada masing-masing kelompok. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga terhadap perilaku perawatan kaki pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Bandung. Kelompok kontrol tidak menerima intervensi program, sedangkan kelompok intervensi menerima program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Sebelum mendapatkan intervensi,
pada kedua kelompok tersebut dilakukan pre-test, kemudian
dilanjutkan pemberian intervensi pada kelompok intervensi. Setelah 5 minggu program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga diberikan, pada kedua kelompok tersebut dilakukan post-test. Hasil penelitian ini diperoleh pengetahuan, kepercayaan diri (selfefficacy) dan perilaku perawatan kaki (01) sebelum program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dilakukan dan (02) sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga selesai dilakukan. Perbedaan antara 01 dan 02 yaitu 02-01 diasumsikan sebagai hasil dari efek program.
81
82
Model rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
O1
Subyek terpilih dengan purpossive sampling
X
O2
Dibandingkan O2-O1 = X1
Pengocokan koin
O4-O3 = X2 O3
Y
O4
X2-X1 = X3
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Keterangan : O1 =
O2 =
O3 = O4 = X = Y = X1 =
X2 = X3 =
Nilai pre-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku dari kelompok intervensi sebelum dilakukan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga Nilai post-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku dari kelompok intervensi sesudah dilakukan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga Nilai pre-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku dari kelompok control Nilai post-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku dari kelompok control Program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga Tanpa program Edukasi perawatan kaki berbasis keluarga Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki dari kelompok intervensi sebelum dan dilakukan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki dari kelompok kontrol Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi
83
3.2. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung.
3.3. Definisi Konseptual 3.3.1. Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes ini adalah tipe diabetes yang paling sering ditemukan, sekitar 90-95 persen penderita diabetes adalah penderita diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2 pankreas masih bisa memproduksi insulin, tetapi kualitasnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik atau terjadinya resisten insulin. Akibatnya glukosa meningkat dalam darah karena tidak dapat dirubah menjadi glikogen dengan sempurna (Smeltzer et al, 2008). 3.3.2. Pengetahuan tentang perawatan kaki Pengetahuan perawatan kaki adalah informasi yang diketahui oleh pasien dan keluarga tentang perawatan kaki yang berdasarkan atas penelitian Kurniawan et al (2011), Salmani dan Hosseini (2010), Perrin et al (2009) yaitu meliputi kebersihan kaki, perawatan kuku, pemilihan alas kaki, pencegahan dan pengelolaan terjadi kaki diabetik. 3.3.3. Kepercayaan diri (self-efficacy) Kepercayaan diri (self-efficacy) menurut Bandura dalam Passer dan Smith (2004) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai
84
tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks. 3.3.4. Perilaku Perawatan Kaki Menurut Indian Health Diabetes Best Practice Foot Care (2011) perilaku perawatan kaki adalah frekuensi rutin dari praktek perawatan kaki yang terdiri pemeriksaan kaki oleh diri sendiri, memelihara kebersihan kaki, memakai alas kaki yang sesuai, perawatan kuku, pencegahan terhadap cedera kaki, dan pengelolaan terhadap mulainya cedera kaki. 3.3.5. Program Edukasi Perawatan Kaki Program edukasi perawatan kaki adalah program edukasi yang dikembangkan melalui penelitian berdasarkan hasil penelitian Kurniawan et al (2011) yaitu edukasi tentang perawatan kaki yang meliputi pemeriksaan kaki, menjaga kebersihan kaki sekaligus massage pada kaki, perawatan kuku yang baik, pemilihan alas kaki yang baik, pencegahan cedera termasuk senam kaki dan pengelolaan awal mulanya cedera kaki. 3.3.6. Keluarga Definisi Keluarga menurut Burgess et al dalam Friedman (2010) yaitu keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari individu yang terikat oleh perkawinan darah atau adopsi dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dan cucunya.
85
3.4.Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No
Variabel
1.
Pengetahuan tentang perawatan kaki
2.
Kepercayaan diri (selfefficacy) dalam merawat kaki
Alat dan Cara Ukur Informasi yang diketahui oleh pasien Kuesioner yang berisi 18 Diabetes Melitus tentang perawatan kaki pernyataan dengan jawaban pada pasien Diabetes Melitus Benar dan Salah yang dibuat berdasarkan Standar perawatan kaki Indian Health Diabetes Best Practice Foot Care (2011). Kuesioner dibuat berdasarkan hasil penelitian dari Salmani dan Hosseini (2010), Kurniawan et al (2011), Perrin et al (2009).
Hasil Ukur Mean (SD)
Rasio
Kepercayaan yang ada pada pasien tentang Instrumen FCCS yang kemampuan dirinya dalam merawat diadaptasi dari penelitian kakinya untuk mencegah terjadinya ulkus Perrin et al (2009) dimana terdapat 15 pernyataan dengan menggunakan skala likert (Sangat percaya diri,
Mean (SD)
Rasio
Definisi Operasional
Skala
85
86
No
Variabel
Definisi Operasional
3.
Frekuensi kegiatan pasien Diabetes Perilaku perawatan kaki Melitus dalam memeriksa kondisi kaki; memelihara kebersihan kaki; mengecek, memilih dan menggunakan alas kaki yang sesuai; memelihara kelembaban kulit kaki; memotong kuku dengan benar; menghindari semua kegiatan yang dapat membahayakan; memeriksakan kondisi kaki secara regular dan identifikasi tindakan yang sesuai untuk merawat cedera kaki, luka dan ulkus yang telah terjadi.
4.
Program edukasi
Alat dan Cara Ukur cukup percaya diri, percaya diri, kurang percaya diri dan sangat tidak percaya diri)
Hasil Ukur
Instrumen merupakan Mean (SD) modifikasi dari Nottingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF) yang dikembangkan dari penelitian Kurniawan et al (2011) yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Instrumen menurut Kurniawan et al (2011) terdiri dari 28 pernyataan dimana menggunakan skala likert 03. Item pertanyaan ditambah dengan 3 pertanyaan tentang pencegahan cedera yaitu senam kaki, pengurangan melipat kaki dan menghindari merokok.
Program edukasi perawatan kaki yang Self Report : Keluarga dan meliputi pemeriksaan kaki, menjaga responden mencatat semua kebersihan kaki sekaligus massage pada
-
Skala
Rasio
-
87
No
5.
Variabel
Definisi Operasional
perawatan kaki berbasis keluarga
kaki, dan pemotongan kuku yang baik, pemilihan alas kaki yang sesuai, pencegahan dan manajemen awal mula cedera kaki termasuk senam kaki di dalamnya. Standar perawatan kaki diambil berdasarkan Indian Health Diabetes Best Practice Foot Care (2011). Program edukasi perawatan kaki ini dilakukan kepada pasien Diabetes Melitus dengan melibatkan peran serta aktif dari keluarga dan program edukasi perawatan kaki ini dilakukan oleh peneliti.
Keluarga
Anggota keluarga yang dekat, tinggal serumah dengan pasien Diabetes Melitus dan memberikan perawatan kepada pasien Diabetes Melitus.
Alat dan Cara Ukur aktivitas praktek perawatan kaki yang ditulis dalam modul yang diberikan setelah intervensi diberikan
Hasil Ukur
Skala
-
-
-
88
3.5. Populasi, Sampel dan Setting Penelitian 3.5.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM tipe 2 yang tercatat dalam Laporan LB1 Kabupaten/Kota Kota Bandung per Kategori per Puskesmas Dinas Kota Bandung di Puskesmas Pasirkaliki. Jumlah pasien Diabetes Melitus tipe 2 dalam wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung pada periode Januari – Desember 2011 sebanyak 160 orang. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
Klien dengan usia ≤ 20 - 70 tahun dan tinggal bersama keluarga
Telah didiagnosa menderita DM tipe 2 oleh dokter
Mampu menulis, membaca dan berbahasa Indonesia
Masih melakukan aktivitas mandiri Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
Ada ulkus pada kaki
3.5.2. Sampel Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purpossive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Sampel pada penelitian ini adalah pasien dan keluarga yang mempunyai penderita Diabetes Melitus, yang dikelompokkan menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi berdasarkan pengocokan koin. Kelompok kontrol dan kelompok intervensi akan dilakukan matching berdasarkan
88
89
tipe keluarga, riwayat terjadinya kaki diabetik, adanya keluhan neuropati dan pernah atau tidak mendapatkan edukasi perawatan kaki diabetik. Penghitungan besar sampel berdasarkan tabel sample size menurut Cohen (1988) (tabel 2.4.1, halaman 54), dengan menggunakan tingkat signifikan (CI) = 95 % (α = 0.05), effect size (d) = 0.6, dan power test = 0.8 maka sampel yang digunakan adalah 35 responden. Berdasarkan tabel tersebut, maka sampel pada masing – masing kelompok minimal 35 responden atau sampel keseluruhan adalah 70 responden. Untuk mengantisipasi adanya drop out, maka pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol ditambah menjadi 36 responden. Selama penelitian, dari 72 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak ada yang keluar dari penelitian ini.
3.5.3. Setting Penelitian Setting penelitian adalah bertempat di rumah keluarga pasien diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Waktu penelitian antara 28 Maret 2012 sampai dengan 24 Mei 2012. Wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki diambil sebagai tempat penelitian karena menurut LB-1 Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas Pasirkaliki merupakan tempat dimana jumlah tertinggi diagnosa Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bandung.
90
3.6.Pilot Study Pilot study dilakukan untuk mengujicoba bahan yang digunakan untuk prosedur pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan digunakan agar dapat memperbaiki kualitas dan signifikansi dari penelitian (Altman, Burton, Chuthill, 2006). Pilot study pada penelitian ini dilakukan pada 3 orang yang memenuhi kriteria inklusi.
Pilot study dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang responden laki-laki. Masing-masing responden mendapatkan intervensi edukasi perawatan kaki didampingi keluarga sebanyak 2 kali kunjungan rumah. Semua responden pada pilot study, masing-masing dapat mengisi self-report pada modul yang diberikan. Ketiga responden tersebut mendapat 1 kali tindak lanjut telpon dan 3 kali kunjungan rumah oleh peneliti. Setelah selesai diberikan intervensi program edukasi, responden dan keluarga memberikan apresiasi bahwa program edukasi ini bermanfaat untuk pasien Diabetes Melitus.
3.7.Prosedur Pengumpulan Data Penelitian menggunakan sumber data primer yaitu data diambil langsung dari responden. Pertanyaan kuesioner variabel pengetahuan, perilaku perawatan kaki, dan kepercayaan diri (self-efficacy) dalam merawat kaki, dijawab responden dengan metode wawancara. Tabel 3.1 menjelaskan tentang prosedur pengumpulan data.
91
Cara pengumpulan data : (1)
Pre test dilakukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data pengetahuan, self-efficacy tentang perawatan kaki dan perilaku perawatan
kaki
dikumpulkan
dengan
pemberian
kuesioner.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara sesuai dengan kuesioner. (2)
Intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga Pelaksanaaan
program edukasi perawatan kaki berbasis
keluarga ini dilaksanakan pada setiap responden yang termasuk ke dalam kelompok intervensi dalam penelitian. Program ini terdiri dari 5 minggu, dengan setiap aktivitas setiap minggu adalah sebagai berikut : a. Minggu I Pertemuan
minggu
pertama,
responden
didampingi
keluarga menceritakan bagaimana perawatan kaki yang dilakukan selama ini. Setelah itu, peneliti memberikan edukasi perawatan kaki dengan metode pendidikan kesehatan dan diskusi dan memberikan
modul
tentang
perawatan
kaki
dengan
cara
melibatkan secara aktif responden dan keluarga. Materi edukasi perawatan kaki meliputi faktor resiko dan cara membersihkan kaki, dan perawatan kuku. Setelah program edukasi diberikan, keluarga dan respoden dapat berdiskusi tentang materi edukasi yang telah disampaikan.
92
b. Minggu II Pertemuan Minggu II, responden didampingi keluarga menceritakan bagaimana kegiatan perawatan kaki yang telah dilakukan. Peneliti bersama responden dan keluarga melakukan identifikasi kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan perilaku menjaga kebersihan kaki dan perawatan kuku. Hanya perilaku menjaga kebersihan kaki yang dijalankan seragam pada seluruh responden kelompok intervensi. Hal ini dikarenakan, tidak seluruh responden telah menjalankan perawatan kuku. Setelah itu, peneliti memberikan edukasi lanjutan tentang pemilihan alas kaki, pencegahan dan pengelolaan cedera pada kaki kepada responden dengan cara melibatkan aktif keluarga. c. Minggu III Pertemuan Minggu III, peneliti melakukan tindak lanjut intervensi melalui telpon kepada pasien dan keluarga. Peneliti mengingatkan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi perawatan kaki yang telah diberikan. Selanjutnya, peneliti menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam menjalani perawatan kaki. d. Minggu IV dan Minggu V Di minggu IV dan V, peneliti berkunjung ke rumah, melakukan tatap muka langsung dengan keluarga dan pasien. Peneliti melakukan review tentang perawatan kaki pada pasien dan
93
keluarga. Peneliti mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi oleh pasien dan keluarga dalam menjalankan perawatan kaki. e. Minggu VI Di pertemuan minggu VI, peneliti melakukan post-test dengan memberikan instrumen yang sama pada saat pre-test. (3) Post-test dilakukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan menggunakan instrumen pengetahuan responden tentang perawatan kaki, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki yang menggunakan metode wawancara.
3.8.Instrumen Penelitian Instrumen terdiri dari tiga yaitu instrumen tentang pengetahuan tentang perawatan kaki, kepercayaan diri (self-efficacy) dalam merawat kaki dan perilaku perawatan kaki. Instrumen tentang pengetahuan perawatan kaki dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dari Kurniawan et al (2011), Salmani dan Hosseini (2010) dan Perrin et al (2009). Instrumen untuk mengukur perilaku perawatan kaki memakai kuesioner yang digunakan pada penelitian Kurniawan et al (2011) yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia. Ada 3 pertanyaan yang ditambahkan yaitu tentang pencegahan cedera pada kaki meliputi senam kaki, merokok dan melipat kaki. Tingkat kepercayaan diri (self-efficacy) menggunakan instrumen FCCS yang diadopsi dari Perrin et al (2009) yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia
94
dan ditambahkan item pertanyaan tentang pencegahan cedera pada kaki meliputi senam kaki, merokok dan melipat kaki.
3.9. Reliabilitas dan Validitas Data Uji validitas dilakukan dengan konstruksi (construct validity). Pengujian validitas isi mengenai butir-butir instrumen, diujicobakan peneliti kepada 20 responden pada pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji validitas konstruksi menggunakan rumus Pearson Product Moment. Hasil uji validitas pengetahuan perawatan kaki, dengan hasil skor terendah 0.346 dan skor tertinggi 0.722. Hasil uji validitas kepercayaan diri (self-efficacy), dengan hasil skor terendah 0.5 dan skor tertinggi 0.9. Hasil uji validitas perilaku perawatan kaki dengan hasil skor terendah 0.39 dan skor tertinggi 0.86. Uji reliabilitas dilakukan peneliti, dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan menggunakan KR-21 adalah 0.74. Hasil uji reliabilitas tingkat kepercayaan diri (self-efficacy) adalah 0.72, sedangkan perilaku perawatan kaki adalah 0.74.
95
3.10.
Pengolahan dan Teknik Analisis Data
3.10.1. Pengolahan Data 1. Editing, yaitu peneliti memeriksa semua instrumen untuk memastikan bahwa semua pertanyaan dan pernyataan dalam instrumen telah terisi kemudian
dipisahkan
menurut
kelompoknya
yaitu
kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Semua kuesioner pada kelompok kontrol dan intervensi tidak ada jawaban yang kosong. 2. Coding, yaitu peneliti merubah data menjadi bentuk angka atau bilangan untuk mempermudah dan mempercepat proses analisa data. Pembagian kelompok penelitian dirubah menjadi 0 = kelompok kontrol, 1 = kelompok intervensi. Data demografi pasien, data klinis pasien dan data demografi keluarga dirubdah menjadi bentuk angka sesuai dengan kategori yang ada di dalam kuesioner. Variabel pengetahuan dirubah menjadi 0 jika jawaban salah dan 1 jika jawaban benar. Variabel kepercayaan diri (self-efficacy) dirubah menjadi 1 = sangat tidak yakin, 2 = tidak yakin, 3 = yakin, 4 = cukup yakin, 5 = sangat yakin. Variabel perilaku perawatan kaki dirubah sesuai koding yang ada pada kuesioner, 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 = sehari sekali, 3 = sehari lebih dari sekali. 3. Entry data, yaitu peneliti memasukkan data ke dalam SPSSTM. 4. Processing yaitu peneliti melakukan analisis dengan menggunakan uji statistik yang terdiri dari uji normalitas data, uji univariat dan uji bivariat.
96
3.10.2. Analisis Data Data yang telah tersusun selanjutnya dilakukan analisis. Teknik analisis terdiri dari uji univariat dan bivariat. 1)
Uji Univariat Analisis
univariat
disajikan
untuk
menggambarkan
karakteristik responden, karakteristik klinis responden dan karakteristik keluarga dari responden. Variabel pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki disajikan dalam rata-rata dan standar deviasi. Penyajian data berupa
distribusi
frekuensi,
dengan
menggunakan
rumus
persentase, sebagai berikut : P
= f / N x 100%
Keterangan
:
f = frekuensi N = Jumlah responden
2)
Uji Bivariat Uji bivariat pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh dari program edukasi perawatan kaki terhadap perilaku perawatan kaki pasien Diabetes Melitus. Sebelum dilakukan perhitungan bivariat, data hasil penelitian dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas data yang digunakan adalah Shapiro-Wilk dan dilihat juga dari nilai Skewness serta nilai Kurtosis. Hasil uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk pada
97
masing-masing variabel adalah variabel pengetahuan sebelum = 0.304, variabel kepercayaan diri (self-efficacy) sebelum = 0.680 dan variabel perilaku perawatan kaki sebelum = 0.151. Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk variabel pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga menunjukkan 0.000. Menurut Dahlan (2009), cara lain menguji normalnya distribusi data adalah dengan melihat Skewnes dan Kurtosis. Menurut Dahlan (2009), skewness/SE skewness = -/+ 2 maka data tersebut mempunyai distribusi normal. Hasil skewness pada variabel pengetahuan sesudah adalah -0.553 (SE = 0.283) , kepercayaan diri sesudah (self-efficacy) adalah -0.066 (SE = 0.283) dan perilaku perawatan kaki sesudah adalah -0.308 (SE = 0.283). Maka, hasil dari uji normalitas pada data variabel pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga menunjukkan data berdistribusi normal. Analisa data menggunakan uji statitistik parametrik paired t test untuk mengetahui perbedaan rata - rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki sebelum dan sesudah intervensi untuk masing-masing kelompok (kelompok intervensi dan kelompok kontrol). Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan rata – rata pengetahuan, kepercayaan diri
98
(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki pada kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dengan kelompok intervensi yang diberi intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga, diuji dengan t test independent (Dahlan, 2009).
3.10.3. Penyajian Data Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi dengan tidak menyimpang dari hasil pengumpulan data penelitian.
3.11.
Tahap Penelitian 1. Tahap persiapan a. Melakukan ujian usulan penelitian. b. Mengurus perijinan dari Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung dengan 6 Wilayah Kerja yaitu Kelurahan Pasirkaliki, Pamoyanan, Pajajaran, Arjuna, Husein Sastranegara dan Sukaraja. c. Mencari asisten penelitian untuk membantu penelitian. Jumlah asisten peneliti sebanyak 2 orang. Asisten peneliti diberikan pelatihan bagaimana cara mengisi kuesioner tentang perawatan kaki dengan metode wawancara. Peran dari asisten peneliti hanya melakukan pengukuran variabel pengetahuan, kepercayaan diri
99
(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki selama sebelum dan sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran dengan kuesioner tetap didampingi oleh peneliti. Waktu kerja asisten peneliti hanya pada 4 kelurahan, sedangkan 2 kelurahan dilakukan sepenuhnya oleh peneliti. 2. Tahap Pelaksanaan a. Menentukan
responden
sebagai
subyek
dan
mendapatkan
persetujuan dari responden dan keluarga. b. Peneliti dibantu oleh asisten peneliti mengukur pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki sebelum diberikan program edukasi berbasis keluarga dengan kuesioner yang sudah disiapkan dengan metode wawancara. c.
Peneliti memberikan intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga sesuai tahapan.
d.
Peneliti memberikan self-report yang ada pada modul bagi responden untuk memberikan keakuratan data yang diberikan oleh penderita dan keluarga.
e.
Peneliti dibantu asisten peneliti mengukur kembali pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki dengan instrumen yang sama saat melakukan pre-test.
f.
Pengolahan dan analisis data
100
3. Tahap akhir a. Penyusunan laporan b. Sidang atau pertanggungjawaban hasil penelitian c. Pendokumentasian
3.12.
Etika Penelitian Penelitian ini adalah memberikan intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga pada responden, sehingga sebelum dilakukan penelitian, peneliti mempertimbangkan etika penelitian yang ada, yaitu : 1. Informed consent Informed consent dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian terhadap responden. Tahap ini dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang penelitian yang sedang dilakukan, kemudian responden bisa mengambil keputusan untuk terlibat atau tidak dalam penelitian ini. Semua responden dalam penelitian ini menerima dan mau mengikuti program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. 2. Confidentiality Peneliti menggunakan prinsip kerahasiaan dengan menjaga identitas dari responden dalam pengambilan data dengan cara hanya mencantumkan nomor responden pada masing – masing kelompok. Selain itu, hasil dari penelitian ini hanya bisa diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
101
3. Right to withdraw Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk tidak melanjutkan atau keluar dari penelitian ini, tanpa memberikan dampak terhadap perawatan yang diberikan. Semua responden pada penelitian ini tidak ada yang keluar dari program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. 4. Potensial benefit Penelitian potensial memberikan dampak yang positif bagi subyek penelitian, karena telah banyak hasil penelitian lain yang mendukung program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Hasil penelitian sebelumnya tentang perawatan kaki melaporkan bahwa kegiatan perawatan
kaki
sangat
bermanfaat
menambah
pengetahuan,
meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat kaki serta menghasilkan perilaku perawatan kaki yang baik bagi pasien Diabetes Melitus. Hal ini akan meningkatkan kesinambungan dari pengetahuan dan perilaku pasien dalam merawat kaki jika melibatkan keluarga dalam proses edukasi perawatan kaki. 5. Right to fair treatment Responden dari kelompok kontrol berhak mendapatkan intervensi yang sama, sehingga setelah pengambilan data responden kelompok ini akan diberikan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga.