BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo yang beralamat di JL. Batoro Katong No. 6 Ponorogo, Nologaten, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Adapun alasan peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah : (1) Terdapat permasalahan rendahnya kualitas hasil pembelajaran paper quilling
pada siswa di kelas XI IPA1 SMA
Muhammadiyah 1 Ponorogo terhadap mata pelajaran karya seni tiga dimensi. (2) Guru yang mengajar mata pelajaran karya tiga dimensi di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo kurang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengajarkan kreasi paper quilling. (3) Guru yang mengajar mata pelajaran karya tiga dimensi di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo masih kesulitan memilih media pembelajaran yang tepat untuk materi paper quilling. (4) Di lokasi penelitian belum pernah digunakan model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran seni rupa sebagai subjek penelitian sejenis khususnya pada materi berkarya seni tiga imensi, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. (5) Sarana dan prasarana di sekolah tersebut juga sangat mendukung dalam penelitian ini karena Sekolah telah bertaraf RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian sejak tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan dilakukan selama kurang lebih lima bulan, yaitu dari bulan Januari 2016 hingga Mei 2016. Kegiatan persiapan penelitian dilaksanakan pada
52
53
bulan Januari 2016. Kegiatan perencanaan tindakan (penyusunan proposal) dilaksanakan pada bulan Januari 2016. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dilaksanakan 3 bulan yaitu bulan Februari sampai April 2016, karena pada bulan tersebut sangat produktif untuk dilakukan pembelajaran. Sedangkan analisis data dan penyusunan laporan pada bulan Mei 2016 (Data selengkapnya di lampiran 1).
B. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Adapun jumlah siswanya 30 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan sebanyak 17 siswa perempuan. Kelas tersebut dipilih menjadi subyek penelitian karena nilai rata-ratanya yang paling rendah dibandingkan kelas yang lain.
C. Data dan Sumber Data Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan menyusun sebuah informasi. Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data diperoleh. Pemilihan dan ketepatan sumber data akan menghasilkan informasi yang kaya, luas, dan mendalam. Dengan kata lain, dari pemahaman mengenai masalahnya peneliti akan bisa menentukan jenis data atau informasi yang paling inti dan diperlukan untuk digali (Haryono, 2008:37). Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut: 1. Aspek Kualitatif berupa data catatan lapangan tentang pelaksanaan proses pembelajaran berkarya seni tiga dimensi dengan teknik paper quilling, ketrampilan siswa dalam berkarya seni tiga dimensi dengan teknik paper
54
quilling, aktivitas siswa, hasil observasi dengan berpedoman pada lembar pengamatan. 2. Aspek kuantitatif berupa hasil penilaian penilaian dari aspek afektif (Sikap siswa dan ketertiban mengumpulkan tugas), dan psikomotorik (ketrampilan siswa berkarya seni tiga dimensi dengan teknik paper quilling). Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang meliputi: a. Informan inti yaitu Guru mata pelajaran seni budaya SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. b. Tempat dan peristiwa penelitian sebagai sumber dalam mendapatkan informasi mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model direct instruction. c. Dokumen untuk mendapatkan data berupa kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran. d. Tes untuk mendapatkan hasil karya siswa, dan hasil penilaian yang mencakup aspek afektifdan psikomotor.
D. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sarwiji (2009: 35) teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) teknik pengumpulan data yang populer digunakan, antara lain (1) observasi partisipatif, (2) wawancara mendalam, (3) studi dokumentasi dan (4) teknik evaluasi/tes (Iskandar, 2012:68-73). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
55
1. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan informasi dengan bertanya langsung kepada informan. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Wina Sanjaya, 2013: 96). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi terstruktur. Dalam hal ini mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih jauh. Wawancara dilakukan terhadap guru pelajaran seni budaya (seni rupa), beberapa siswa kelas XI IPA1, yang terdiri dari siswa yang dan bagian TU (Tata Usaha). Adapun rincian wawancara tersebut sebagai berikut: a. Wawancara yang dilakukan terhadap guru seni budaya (seni rupa): 1. Tujuan pembelajarankarya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 2. Materi, metode pembelajaran, dan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 3. Kondisi kelas saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajarkarya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 4. Sistem evaluasi hasil belajar siswa pada karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 5. Kendala atau hambatan dalam pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. b. Wawancara yang dilakukan terhadap siswa: 1. Pendapat tentang proses pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling. 2. Materi, metode pembelajaran, dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling.
56
3. Hambatan dan kesulitan yang dijumpai siswa dalam berlangsungnya pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling.
c. Wawancara yang dilakukan terhadap TU (Tata Usaha): 1. Lokasi sekolah dan berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 2. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 3. Fasilitas, sarana dan prasarana SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. 4. Keberadaan siswa pada tahun ajaran 2015/2016 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Wawancara dilakukan dengan suasana formal. Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama yang dilakukan pada observasi awal untuk menggali informasi tentang proses pembelajaran pada kondisi awal. Selanjutnya tahap kedua yang dilakukan setelah adanya penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang bagaimana proses pembelajaran tiga dimensi dengan menggunakan model direct instruction. Sedangkan wawancara dengan TU (Tata Usaha) dilakukan satu kali wawancara. Wawancara dilaksanakan secara lisan dengan alat bantu berupa alat tulis dan alat perekam, sehingga diperoleh data hasil wawancara secara lengkap (wawancara dan hasil lihat lampiran 13). 2. Observasi Menurut Kasbuloh (2001:50-51) Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan sikap indikator, proses, dan hasil yang dicapai perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Sedangkan menurut Madya Suwarsih (2007:62) Observasi berfungsi mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi itu beroreintasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung.
57
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara langsung dengan observasi partisipasif, yakni peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan. Menurut Iskandar (2012: 68) observasi partisipatif adalah seorang peneliti dituntut harus berperan serta dalam kegiatankegiatan atau aktifitas-aktifitas subjek yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang ingin dicari jawabannya. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling awal hingga akhir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berlangsungnya proses pembelajaran apakah sudah berjalan dengan baik atau masih ada kekurangan dalam proses belajar mengajar dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki. Observasi penelitian ini dibantu dengan alat bantu perekam dan kamera. Obyek yang di observasi adalah : a. Proses pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. b. Materi, suasana dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran, dan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. c. Sistem evaluasi hasil belajar siswa pada karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. d. Kendala atau hambatan dalam pembelajaran karya tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (opservasi pengamatan lihat lampiran 7). 3. Tes S. Margono (2005: 170) berpendapat bahwa “Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka”. Dalam hal ini, di bidang seni budaya tes yang diujikan kepada siswa merupakan tes praktek. Tes dilakukan dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa berkarya
58
seni tiga dimensi paper quilling menggunakan ketas koran atau majalah, sedangkan pada siklus II siswa berkarya tiga dimensi paper quilling menggunakan kertas quilling atau kokuro. Bapak Murjito guru mata pelajaran seni rupa berperan sebagai pembuat soal tes praktek tersebut. Pada instrumen penilaian terdapat dua aspek yang dinilai yaitu psikomotor dan afektif. Pada aspek psikomotor poin yang dinilai yaitu: 1) pemilihan objek/ ide (Orisinilitas) memiliki skor 20-40; 2) komposisi objek memiliki skor 10-20; 3) proporsi dan kesesuaian bentuk memiliki skor 10-20; 4) kerapian dan kebersihan (finising) serta menguasai teknik alat dan bahan memiliki skor 10-20. Sedangkan pada afektif poin yang dinilai yaitu: 1) keseriusan dalam proses belajar mengajar skor 20; 2) konsentrasi skor 20; 3) tidak membuat gaduh atau mengganggu teman skor 20; 4) aktif berkonsultasi skor 20; 5) kehadiran skor 20. Hasil tes praktek membuat karya tiga dimensi paper quilling ini akan dinilai oleh Bapak Murjito selaku guru seni rupa dan peneliti. Tes tersebut untuk menentukan hasil atau evaluasi terhadap keberhasilan dalam upaya peningkatan hasil evaluasi belajar siswa (Data instrumen selengkapnya lihat lampiran 3). 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (S. Margono, 2005: 181). Dokumentasi dalam penelitian ini, diperlukan untuk menambah keabsahan penelitian. Data yang diperoleh yaitu dari data-data yang telah ada atau dicatat dalam dokumen seperti buku, foto, internet, artikel, buku penelitian dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi.
59
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012: 82). Dalam penelitian ini analisis dokumen dilakukan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan proses pembelajaran berkarya seni tiga dimensi dengan paper quilling di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, hasil tugas berupa karya siswa, dan daftar nilai siswa yang dimiliki guru baik sebelum dan sesudah dilakukannya penelitian, RPP dan silabus.
E. Teknik Uji Validitas Data Untuk menghindari kesalahan data yang akan dianalisis, maka keabsahan data ditentukan dengan beberapa cara sebagai berikut: 1. Triangulasi Data, yaitu pengumpulan data yang sejenis namun dengan menggunakan sumber data yang berbeda. Dengan begitu, kebenaran data yang satu diuji dengan data yang lain (Sutopo, 2002: 31). Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data, karena data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang sejenis dengan menggunakan sumber data yang berbeda. Data yang telah berhasil diperoleh dalam penelitian, diuji kebenarannya dengan data yang diperoleh dari hasil wawancaraterhadap guru pengampu dan beberapa siswa kelas XI IPA1. Dari data wawancara yang telah dilakukan dirasa data yang diperoleh kurang lengkap, peneliti mengumpulkan data berupa dokumentasi dan melakukan observasi langsung dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas XI IPA1. Dari data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan. 2. Review Informan, diadakan setelah hasil wawancara disusun secara tertulis, diserahkan pada informan untuk mengetahui apakah yang ditulis merupakan
60
sesuatu yang disetujui oleh mereka (Sutopo, 2002: 9). Setelah data lengkap, diserahkan pada informan mengetahui kebenaran data yang ditulis.
F. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif komparatif dan teknik analitis kritis. Menurut Sarwiji (2009:61) sebagai berikut: 1. Teknik Deskriptif Komparatif Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan antar siklus. Analisis data ini dilakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh sebelum tindakan dilakukan dengan setelah siklus I, dan setelah siklus II. 2. Teknik Analisis Kritis Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan tindakan pada tahap selanjutnya sesuai siklus yang ada.
G. Indikator Kinerja Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini yang ditingkatkan adalah tingkat keaktifan siswa dan ketrampilan proses pada karya seni tiga dimensi, yaitu meningkatkan minimum 75% dari 30 siswa kelas XI IPA1. Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat diukur (jelas asesmennya).
61
Tabel 3.1. Indikator Kinerja penelitian, data tersebut dikutip seperti pada buku Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS, 2012:32 Indikator Persentase Ketercapaian Cara mengukur Hasil belajar (aspek 75% siswa memiliki Dengan pengamatan di dalam afektif) seni rupa. sikap afektif yang tinggi. kelas terhadap siswa yang memiliki aspek afektif yang baik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran praktik karya seni tiga dimensi. Hasil belajar (aspek 75% siswa mendapat Dengan menggunakan tes psikomotor) seni nilai ≥75.(Kriteria praktek membuat karya. rupa. Ketuntasan Minimal)
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya seni tiga dimensi dengan teknik paper quilling dengan menerapkan model pembelajaran langsung atau direct instruction pada siswa kelas XI IPA1 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo tahun ajaran 2015/2016. Dengan demikian prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung selama dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap tindakan diantaranya perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Menururt Tagart dalam Zainal Aqib (2008: 30), prosedur pelaksanaan PTK mencakup penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun tahap persiapan tindakan dalam penelitian ini : 1) proses perijinan dengan menyampaikan surat permohonan ijin untuk melakukan PTK kepada Kepala Sekolah dan guru seni kelas XI IPA1 SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo; 2) melakukan observasi awal untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo kelas XI IPA1
62
pada mata pelajaran seni rupa dalam membuat karya seni tiga dimensi. Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap tersebut :
I. 1.
Siklus I
Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Merancang skenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran seni rupa di kelas XI IPA1 dengan materi membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus I; 2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas XI IPA. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan menggunakan teknik quilling dengan penerapan model direct instruction, mengetahui seberapa besar minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berkarya seni tiga dimensi; 3) menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya seni tiga dimensi dengan teknik quilling; 4) mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat karya seni tiga dimensi dengan paper quilling. Metode direct instruction pada pokok bahasan berkarya seni rupa tiga dimensi menggunakan pengembangan sebagai berikut: 1) melakukan tanya jawab tentang teknik quilling. Lalu Menyampaikan tujuan pembelajaran karya seni tiga dimensi yaitu membuat karya paper quilling melalui model direct instruction, setiap siswa bebas memilih objek yang ingin dibuat yaitu benda fungsional dalam berkarya seni tiga dimensi dengan teknik quilling menggunakan
kertas
koran
atau
majalah;
2)
Guru
menyiapkan
dan
menyampaikan materi karya seni tiga dimensi dengan paper quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan. Kemudian guru mendemostrasikan proses pembuatan dari bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai membuat produk secara bertahap; 3) Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam
63
mengerjakan tugas karya seni tiga dimensi dengan teknik quilling dan membimbing siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dalam mengerjakan; 4) Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam berkarya. Selanjutnya guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 5) Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan tugas rumah. 2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau skenario pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran setiap satu siklus tiga kali tatap muka dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 3 x 45 menit sesuai skenario pembelajaran dan RPP.
3.
Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan guna mengetahui keadaan objek penelitian secara langsung dengan maksud memahami latar belakang penelitian persiapan diri dan mendapatkan data selengkap mungkin dengan cara melibatkan secara langsung dalam penelitian. Pada tahap ini yang akan diliput segala aktivitas di lapangan meliputi: 1) Pelaksanaan pengamatan baik oleh pengamat maupun peneliti sendiri yang memfokuskan pada aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, 2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi, 3) Mendiskusikan dengan teman, guru, dan pengamat terhadap hasil pengamatan setelah proses belajar mengajar selesai, membuat kesimpulan hasil pengamatan.
4.
Tahap Refleksi Kegiatan refleksi ini mencakup kegiatan analisis dan evaluasi. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan
64
diinterprestasikan sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
J. Siklus II 1.
Tahap Perencanaan Perencanaan siklus kedua berdasarkan refleksi siklus I yang merupakan perbaikan. Tindakan pada siklus kedua tetap mengunakan metode direct instruction dengan materi pembelajaran berkarya seni tiga dimensi dengan teknik quilling menggunakan kertas warna atau kokuro. Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Merancang skenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran seni rupa di kelas XI IPA1 dengan materi membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus II; 2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas XI IPA. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan menggunakan teknik quilling dengan penerapan model direct instruction, mengetahui seberapa besar minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berkarya seni tiga dimensi; 3) menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya seni tiga dimensi dengan teknik quilling; 4) mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat karya seni tiga dimensi dengan paper quilling. Metode direct instruction pada pokok bahasan berkarya seni rupa tiga dimensi menggunakan pengembangan sebagai berikut: 1) melakukan tanya jawab tentang teknik quilling. Lalu Menyampaikan tujuan pembelajaran karya seni tiga dimensi yaitu membuat karya paper quilling melalui model direct
65
instruction, setiap siswa bebas memilih objek yang ingin dibuat yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dalam berkarya seni tiga dimensi dengan teknik quilling menggunakan kertas kokuro atau kertas warna; 2) Guru menyiapkan dan menyampaikan materi karya seni tiga dimensi dengan paper quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan. Kemudian guru mendemostrasikan proses pembuatan dari bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai membuat produk secara bertahap; 3) Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan tugas karya seni tiga dimensi dengan teknik quilling dan membimbing siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dalam mengerjakan; 4) Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam berkarya. Selanjutnya guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 5) Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan tugas rumah. 2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau skenario pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada 3 kali tatap muka, yang masing-masing 3 x 45 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP pada siswa Siklus II.
3.
Tahap Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi partisipatif, yaitu penulis melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan. Hal-hal yang diamati adalah keadaan ruang kelas dan sekolah, serta proses pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan dan kesepakatan dari guru mata pelajaran seni rupa, penulis berkolaborasi dengan guru mata pelajaran seni rupa, sambil mengamati respon dan sikap siswa dalam pembelajaran.
66
Pada tahap ini yang akan diliput segala aktivitas di lapangan meliputi: 1) pelaksanaan pengamatan baik oleh pengamat maupun peneliti sendiri yang memfokuskan pada aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, 2) mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi, 3) mendiskusikan dengan teman, guru, dan pengamat terhadap hasil pengamatan setelah proses belajar mengajar selesai, membuat kesimpulan hasil pengamatan. Tahap observasi ini diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti, yaitu dalam instrumen penelitian lembar observasi dan lembar penilaian. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. 4.
Tahap Refleksi Refleksi dilakukan setelah proses kegiatan pembelajaran sehingga diketahui kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini mencakup kegiatan analisis dan evaluasi. Data yang diperoleh
dari
kegiatan
observasi
harus
secepatnya
dianalisis
dan
diinterprestasikan sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa perencanaan tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan kemudian dilakukan pengamatan dan diadakan refleksi dengan gambaran sebagai berikut:
67
Gambar 3. 1.Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Daryanto, 2014: 31)