31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
kuasi
eksperimental
yang
dikombinasikan dengan penelitian komparatif, yakni dengan melakukan uji coba penelusuran keterkaitan antar istilah pada authority PNRI dan Library of Congress Authorities. Selain itu dilakukan pula pengujian dengan melakukan pencarian istilah pada pangkalan data OPAC PNRI yang belum menggunakan fasilitas authority dan pangkalan data OPAC Library of Congress yang telah menggunakan fasilitas authority. Kedua hasil penelusuran istilah tadi kemudian di bandingkan, lalu dilakukan analisis untuk mendapatkan struktur dan pola keterkaitan antar istilah pada masing-masing pangkalan data. Penelitian dilakukan dengan cara bertahap, yaitu dengan melakukan studi literatur dahulu untuk mengetahui bagaimana sebuah proses temu kembali berlangsung, kemudian dilakukan survey awal terhadap pengguna authority (pengguna perpustakaan dan pengatalog) selanjutnya dibuat proposal penelitian. Tahap berikutnya adalah melakukan pemetaan masalah, studi konsep authority control dan kemudian dilakukan analisa struktur keterkaitan antar istilah pada Library of Congress Authorities dengan merujuk pada Library of Congress Subject Headings (LCSH). Analisa dilakukan dengan melakukan penelusuran istilah pada Library of Congress Authorities dengan subjek sembarang yang didapat dari narasumber (peneliti). Selanjutnya dilakukan penelusuran istilah pada authority PNRI dengan subjek yang sama tetapi dalam format bahasa Indonesia. Hasil evaluasi pada kedua pangkalan data authority tersebut kemudian di bandingkan. Untuk pengujian efektivitas, dilakukan penelusuran pada OPAC Library of Congress dan PNRI dengan penghitungan relevansi. Setelah didapat hasil penghitungan relevansi kemudian dilakukan evaluasi dan dibuat pemetaan keterkaitan antar istilahnya. Selanjutnya dengan merujuk teori yang ada kemudian dibuat rancangan konsep authority yang baik dan efektif sesuai dengan kebutuhan Perpustakaan Nasional. Tahapan penelitian seperti terlihat pada Gambar 2
32
MULAI
Perumusan Masalah Studi Literatur Survey Awal Penyusunan Proposal
Proposal disetujui
PELAKSANAAN
TIDAK
YA
STUDI INTENSIF Pemetaan Masalah Studi Konsep Authority Control
PENELITIAN : Penelusuran subjek di LCA dengan merujuk pada LCSH Penelusuran subjek di authority ONRI dengan merujuk pada DTS Membandingkan penelusuran LCA dan PNRI Analisis hasil penelusuran Evaluasi Merancang konsep authority untuk PNRI
PENYELESAIAN Penyusunan Laporan Dokumentasi
SELESAI
Gambar 2. Diagram alur penelitian Bahan dan peralatan yang digunakan selama riset adalah seperangkat komputer yang terhubung dengan internet dan komputer lainnya, Library of Congress Subject Heading, Library of Congress Authorities, Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional, dan pangkalan data authority Perpustakaan Nasional RI.
33
3.2. Subjek dan Objek penelitian Subjek penelitian yang dimaksud adalah OPAC Library of Congress dan Perpustakaan
Nasional
pada
situs
resmi
http://catalog.loc.gov
dan
http://opac.pnri.go.id. Sedangkan objek penelitian adalah pilihan penelusuran melalui field subjek.
3.3. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pangkalan authority dan OPAC Library of Congress dan Perpustakaan Nasional. Sementara sampel yang dimaksud adalah istilah (query) yang digunakan untuk penelusuran pada pangkalan data, dimana query tersebut didapatkan dari sekumpulan daftar pertanyaan yang diambil secara acak dari pengguna yang sedang pencarian informasi di Perpustakaan Nasional. Daftar pertanyaan tersebut diturunkan menjadi sejumlah istilah yang digunakan untuk penelusuran informasi pada pangkalan data authority dan OPAC. Tiap sampel akan dijabarkan sebagai kata kunci spesifik yang terdiri bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
3.4. Variabel penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Struktur keterkaitan istilah pada database authority 2. Jumlah dokumen yang ditemukan pada database katalog 3. Tingkat relevansi dokumen yang ditemukan
3.5. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan meminta sejumlah pertanyaan kepada pengguna di Perpustakaan Nasional, dimana pertanyaan merupakan ekspresi kebutuhan informasi dari pengguna. Penggunaan pertanyaan seperti dikutip oleh Mustangimah (1998) dari Frantz, Shapiro & Voinkunskii (1996) didasarkan pada pertimbangan bahwa kebutuhan informasi dari pengguna merupakan refleksi kebutuhan informasi yang berorientasi masalah (Problem Oriented Informatio Need – POIN) pada kondisi psikologis dan lingkungan tertentu. Pengguna yang
34
dimintai sejumlah pertanyaan adalah peneliti yang sedang melakukan penelusuran informasi di Perpustakaan Nasional.
3.5.1. Prosedur Subject Authority Control Authority Control merupakan sarana untuk temu balik kembali informasi di Perpustakaan. Dengan authority control diharapkan adanya suatu kesepakatan untuk menemukan istilah yang digunakan oleh pengguna, meskipun pengguna menelusur melalui sinonim atau homograf dari kata yang dimaksud. Konsep subject authority adalah fasilitas yang ada dalam authority control yang pembentukannya merujuk pada Subject Heading dan thesaurus. Dalam subject authority dikenal beberapa deskriptor yang menyatakan hubungan hierarkis antar subjek, yaitu : -
See / Lihat,
-
See Also (SA) / Lihat Juga (LJ),
-
Use / Gunakan,
-
Used For (UF) / Gunakan Untuk (GU),
-
Broader Term (BT) / Istilah Luas (IL),
-
Narrower Term (NT) / Istilah Sempit (IS), dan
-
Related Term (RT) / Istilah Berkait (IB)
Masing-masing istilah memiliki arti dan hubungan tersendiri dengan istilah kendali yang digunakan. Jika pencarian subjek tidak ditemukan pada istilah kendali maka akan dirujuk pada istilah lainnya yang saling berkait. Sehingga pengguna akan menemukan istilah kendali dari subjek yang dimaksud dengan relevan dan akurat. Selain itu juga akan dihubungkan dengan istilah kendali lainnya yang masih saling berhubungan dengan subjek yang dimaksud. Karena banyaknya arti dari sebuah kata, maka diperlukan adanya sebuah authority, atau kata yang menjadi acuan utama dalam sebuah istilah. Dengan mengasumsikan bahwa tidak semua pengguna mengetahui istilah kendali yang digunakan, maka dengan authority control, diharapkan pengguna dapat menemukan subjek yang dimaksud. Prosedur subject authority control yang digunakan untuk menguji keterkaitan istilah seperti terlihat pada Gambar 3, prosedur ini diadaptasi dari
35
Dym (1985) yang menggambarkan proses indeks thesaurus secara otomatis (Gambar 4). Adaptasi prosedur ini mengacu pada konsep pembuatan authority control yang merupakan penggabungan antara thesaurus dengan tajuk subjek. Proses dimulai dengan penelusuran subjek, jika subjek merupakan istilah kendali akan langsung diarahkan pada pada pangkalan data authority. Jika subjek bukan merupakan istilah kendali, penelusuran kemudian diarahkan pada subjek yang merupakan sinonim dari subjek tersebut. Jika subjek sinonim merupakan istilah kendali, subjek diarahkan pada pangkalan data authority. Proses selanjutnya, jika subjek yang ditelusur tidak memiliki sinonim, proses diarahkan pada penelusuran dengan Broader Term / Istilah Luas, jika subjek merupakan istilah kendali, subjek diarahkan pada pangkalan data authority. Jika subjek tidak ditemukan pada sinonim atau Istilah Luas maka proses diarahkan pada penelusuran dengan Narrower Term /Istilah Sempit, jika subjek merupakan istilah kendali, subjek diarahkan pada pangkalan data authority. Jika subjek tidak ditemukan pada sinonim, Istilah Luas atau Istilah Sempit maka proses diarahkan pada penelusuran dengan Related Term / Istilah Berkait, jika subjek yang merupakan IB merupakan istilah kendali, subjek diarahkan pada pangkalan data authority. Jika subjek tidak dapat ditelusur baik lewat sinonim, IL, IS atau IB, maka dapat dibuat istilah kendali yang baru.
36
MULAI
SELESAI
Pencarian subjek
Hasil Penelusuran
Ya
Pangkalan Data authority
Subjek merupakan Istilah Kendali
Tidak
Subjek ada sinonim
Ya
Use / Gunakan, Use For / Gunakan Untuk
Sinonim mrpkn istilah kendali
Tidak
Tidak
Ya BT atau IL
See / Lihat
BT/IL mrpkn Istilah Kendali
Ya NT atau IS
See / Lihat
NT/IS mrpkn Istilah Kendali
Ya
Tidak
Tidak Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
RT atau IB
Ya
Ya See also / Lihat juga
RT/IB mrpkn istilah kendali
Tidak
Buat Istilah Kendali Baru
Gambar 3. Prosedur subject authority control
37
α
START
DISCARD Scan Document
Y
Is DT an identifier?
N Document valuable for collection
N Y
β
Use Reference from DT?
Y N Catalog Bibliographical data
Y
Establish USE and UF reference fro DT
Is concept denoted by DT express able as combination of preferred term?
Read document
γ
N
Find possible synonym for DT
Mark Document Terms that denote significant concepts
Any synonym found?
Look up next marked terms in thesaurus
END
β
N
Y
Y Last marked term?
N
Is DT a Preferred Term?
N
Note for next thesaurus revision
α
Y
Look up synonym list in thesaurus
Y
N Term in list suitable as IT?
N
Y
Label terms as IT
β
Should DT become IT?
Is synonym a preferred term?
Y
γ
N
N
RT List for term?
Y
Scan RT List
N
NT List for term?
Y
Scan NT List
N
Search for possible BT
BT List for term?
Y
Scan BT List
N
Any Suitable BT found?
Gambar 4. Proses indeks thesaurus otomatis, Dym (1985)
Y
β
38
3.5.2. Penilaian Relevansi Sejumlah pertanyaan tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk istilah. Setiap istilah yang digunakan dalam proses penelusuran hasilnya berupa sejumlah data katalog. Dari perolehan data tersebut lalu dicatat serta dibuat kolom dan tabel perolehan penelusuran yang selanjutnya dilakukan penilaian relevansi oleh pengguna. Penilaian relevansi mengacu pada pendapat Burgin yaitu sangat relevan, kurang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhan informasi pengguna. Untuk konsistensi penilaian dokumen yang ditemukan pengguna diberikan panduan untuk melakukan penilaian yang dilengkapi definisi dan interpretasi dari masing-masing tingkat relevansi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Panduan penilaian relevansi Kategori relevansi Sangat relevan
Kurang relevan
Tidak relevan
Definisi Dokumen merupakan tanggapan langsung dari pertanyaan Topik dari dokumen relevan, tetapi bukan tanggapan langsung dari pertanyaan Dokumen tidak relevan dengan pertanyaan
Interpretasi Saya kecewa bila sistem gagal menemukan dokumen Dokumen ditemukan atau tidak, saya tetap merasa senang Saya kecewa bila sistem menemukan dokumen ini
3.6. Pengolahan data Dari sejumlah dokumen yang diketemukan kemudian dikelompokkan menjadi tiga kriteria, yaitu dokumen yang sangat relevan, dokumen kurang relevan dan dokumen yang sama sekali tidak relevan. Dalam perhitungannya, jumlah dokumen yang sangat relevan dapat digabungkan dengan yang kurang relevan. P = Jumlah dokumen sangat relevan + kurang relevan x 100 % Jumlah total dokumen yang diketemukan 3.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bidang Pengolahan Bahan Pustaka, Pusat Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari – Juli 2011.
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini hasil eksperimen yang disajikan meliputi deskripsi data, deskripsi pangkalan data, kebutuhan informasi pengguna, istilah dan strategi pencarian, keterkaitan istilah, kesesuaian keterkaitan istilah dengan prosedur, hasil pengujian keterkaitan istilah dan hasil temu kembali.
4.1. Efektivitas Authority 4.1.1. Deskripsi Basis Data Pembagian authority data di Library of Congress di kelompokkan sebagai berikut : 1. Tajuk subjek 2. Tajuk nama pengarang, termasuk didalamnya nama orang, badan korporasi, nama pertemuan dan nama wilayah/geografis 3. Tajuk judul seri dan judul seragam 4. Tajuk nama/judul Jumlah data authority Library of Congress sampai dengan Juli 2011 (http://authority.loc.gov) berjumlah 5.5 juta data authority (seperti terlihat pada Gambar 5) dengan rincian sebagai berikut : -
265.000 tajuk subjek,
-
5.3 juta tajuk pengarang, dengan rincian sebagai berikut ; 3.8 juta tajuk nama orang, 900.000 tajuk badan korporasi, 120.000 tajuk nama pertemuan, 90.000 tajuk nama wilayah,
-
350.000 judul seri dan judul seragam,
-
340.000 tajuk nama/judul,
Jumlah data authority Perpustakaan Nasional RI s/d Juli 2011 sebanyak 15.752 dengan rincian sebagai berikut (Gambar 6) : -
6472 tajuk pengarang,
-
9280 tajuk subjek,
40
Data authority LCA
85%
Subjek 6% 5% 4%
Nama Judul seri dan judul seragam Nama/judul
Gambar 5. Sebaran data authority Library of Congress
Data authority PNRI
59%
Subjek 41%
Pengarang
Gambar 6. Sebaran data authority Perpustakaan Nasional Dari deskripsi data yang ada dapat dilihat perbedaan jumlah data authority yang sangat besar antara Library of Congress dan Perpustakaan Nasional, hal ini terjadi karena Library of Congress telah melakukan kegiatan authority file sejak tahun 1889 meskipun pada saat itu masih dengan cara tradisional, dan sampai saat ini terus dilakukan secara kontinyu. Bahkan saat ini dengan adanya VIAF, banyak perpustakaan lain yang terlibat dalam penambahan data authority di Library of Congress Sedangkan perpustakaan Nasional baru mulai melakukan kegiatan authority file pada tahun 2004. Selain itu, sumber data authority file yang berupa daftar tajuk subjek yang dibuat oleh Perpustakaan Nasional pun isinya masih sederhana dan hanya satu buku, tidak selengkap Sears List Subject Heading yang
41
dibuat oleh Library of Congress yang terdiri dari delapan jilid. Selain itu, kegiatan authority file ini juga pelaksanaannya tidak dilakukan oleh semua pustakawan, hanya dilakukan oleh kelompok tajuk otoritas saja, Dari data juga dapat dilihat perbedaan pengelompokan data authority antara Library of Congress dan PNRI, Library of Congress mengelompokkan menjadi 4 kelompok, yang terdiri dari subjek, judul seri dan judul seragam, serta tajuk nama yang memiliki jumlah data paling banyak yakni 5.3 juta data. Jumlah sebanyak ini pengumpulannya tidak dilakukan oleh Library of Congress saja, tapi bekerjasama dengan perpustakaan lain di seluruh dunia yang tergabung dalam VIAF (Virtual International Authority File), yang beranggotakan 14 Perpustakaan Negara. Adapun Perpustakaan Nasional hanya membaginya menjadi dua kelompok yakni tajuk subjek dan tajuk pengarang. Dari hasil eksperimen diketahui bahwa penelusuran istilah masih tercampur antara tajuk subjek dan tajuk pengarang. Hal ini bisa terjadi karena ada kesalahan pada saat dilakukan pemasukan data ke pangkalan data authority. Jika membandingkan kemudahan penggunaan, maka pangkalan data authority pada Library of Congress cara menggunakannya sangat mudah, karena disertai dengan panduan dan petunjuk untuk melakukan berbagai pola penelusuran, seperti pada Gambar 7, 8, 9 dan 10. Gambar 7 merupakan halaman depan Library of Congress Authorities, dihalaman ini terdapat beberapa pilihan, seperti help on searching authorities yang berisi tentang bagaimana cara untuk melakukan penelusuran dengan authority (Gambar 8), disajikan juga panduan untuk melakukan penelusuran dengan berbagai pola penelusuran authority (Gambar 9), ada juga pilihan frequently ask question yang berisi informasi tentang authority pada Library of Congress (Gambar 10). Dengan adanya berbagai petunjuk yang ada pengguna dipandu untuk dapat melakukan penelusuran dengan authority dan tips untuk pencariannya. Dengan membaca dan mengikuti petunjuk yang ada pengguna dapat mengetahui apa dan bagaimana menggunakan Library of Congress Authorities. Pada pangkalan data authority Perpustakaan Nasional RI, tidak ada petunjuk sama sekali untuk menggunakan database authority, Gambar 11 merupakan halaman depan database authority Perpustakaan Nasional RI. Pada gambar terlihat
42
ada tombol pilihan Frequently Ask Question (FAQ), namun petunjuk tersebut tidak berfungsi, pada saat kita tekan tidak ada perubahan tampilan halaman.
Gambar 7. Halaman depan Library of Congress Authorities
Gambar 8. Halaman penjelasan Library of Congress Authorities
43
Gambar 9. Halaman panduan untuk melakukan penelusuran dengan berbagai pola penelusuran authority
Gambar 10. Halaman Frequently Ask Question (FAQ) pada Library of Congress Authorities
44
Gambar 11. Halaman depan authority Perpustakaan Nasional RI
Kemudahan penggunaan suatu sistem online tidak terlepas dari desain antar muka dan usability sistem. Dalam mendesain sebuah sistem online yang harus diperhatikan adalah apakah setiap fitur yang ditampilkan benar-benar bermanfaat bagi pengguna. Jika dibandingkan dengan pangkalan data authority LCA, maka pangkalan data authority PNRI tidak mudah untuk digunakan karena tidak atraktif dan komunikatif, seperti tidak adanya petunjuk dan pedoman untuk penelusuran, hasil penelusuran yang didapat pun tidak sesuai dengan prosedur. Ketidaksesuaian hasil ini akan dibahas pada sub bab keterkaitan istilah dalam authority.
4.1.2. Perbandingan Efektiftas Authority PNRI dengan LC 4.1.2.1. Kebutuhan Informasi Pengguna Kebutuhan informasi pengguna berkaitan erat dengan penilaian relevansi sebuah infomasi atau dokumen, karena relevansi bersifat subjektif maka pengguna lah yang dapat menilai relevan atau tidaknya sebuah dokumen dengan penelitian yang sedang dilakukannya. Yang dimaksud dengan pengguna disini adalah orangorang yang sedang melakukan penelitian. Untuk itu, pengguna juga lah yang memberikan pertanyaan yang kemudian diturunkan menjadi bentuk istilah yang lebih spesifik. Untuk penilaian relevansi dokumen, pengguna diberi panduan untuk menilainya agar konsistensi penilaian dapat terjaga, panduan penilaian
45
tercantum pada Lampiran 1. Hasil yang penelusuran yang didapat kemudian dibuat menjadi daftar dokumen seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Daftar kebutuhan informasi pengguna No Query
1
2
Dokumen yang ditemukan R Judul How to measure attitudes / Marlene E. Henerson, Lynn Lyons Morris, Carol Taylor Fitz-Gibbon Subyek Sikap -- Aspek psikologi Judul The difference maker : Making your attitude your createst asset / John C. Maxwell Subyek Sikap (Psikologi) Judul Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku budaya tradisional pada generasi muda di kota Bandung / tim penulis, Sri Saadah Soepono, Hartati, Hari Radiawan ; penyunting, Ita Novita Adenan Subyek Sikap Sosial, Perubahan -- Bandung Judul Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku budaya tradisional pada generasi muda di kota Medan / tim penyusun, Kencana Sembiring Pelawi, Tatiek Kartikasari ; penyunting, Siti Maria Subyek Pemuda -- Sikap -- Medan Judul The attitude of chief administrators, principals, teachers, faculty members, adn parents toward gifted and talented education in North Sulawesi, Indonesia [bentuk mikro] /by Adelheid A.R. DodaBataragoa Subyek Pendidikan -- Sulawesi Utara Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap personal computer : (analisis perbandingan budaya teknologi di kalangan akademisi perguruan tinggi negeri dan swasta : kasus di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta) / diajukan oleh Yudi Sikap pandangan Perbawaningsih Subyek Disertasi akademik -- Jakarta Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku memilih dalam Pemilu 1997 di Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi /oleh Cece Cahyadi Subyek Disertasi akademikJakarta
KR
TR
46
4.1.2.2. Istilah dan Strategi Pencarian Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 11 pertanyaan, kemudian dari setiap pertanyaan diterjemahkan kedalam bentuk istilah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang disesuaikan dengan Daftar Tajuk Subjek untuk istilah dalam bahasa Indonesia dan Sears List Subject Heading untuk istilah dalam bahasa Inggris. Setiap istilah kemudian diujicobakan kedalam tajuk subjek pada OPAC Perpustakaan Nasional dan OPAC Library of Congress. Khusus untuk penelusuran pada OPAC di Perpustakaan Nasional karena pangkalan
data-nya
belum
terintegrasi
dengan
authority
maka
proses
penelusurannya dilakukan 2 tahap, tahap pertama dilakukan penelusuran pada OPAC Perpustakaan Nasional. Selanjutnya, untuk hasil penelusuran istilah yang bernilai nihil (0) dicari istilah lain yang saling berkaitan pada pangkalan data authority, jika ditemukan istilah lain yang saling berhubungan dengan istilah dimaksud, istilah itu kemudian diujicobakan pada OPAC PNRI. Demikian seterusnya untuk setiap istilah yang hasil penelusurannya bernilai nihil (0). Strategi pencarian yang digunakan untuk masing-masing katalog tercantum pada Lampiran 2.
4.1.2.3. Kesesuaian Hasil Eksperimen dengan Prosedur Dari eksperimen diketahui bahwa pada authority Library of Congress, penelusuran istilah dengan langkah Broader Term (BT) tidak ditampilkan pada hasil pencarian. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah BT dari tiap-tiap istilah sangat banyak sekali jumlahnya, sehingga akan mempengaruhi hasil tampilan pada pangkalan data. Sedangkan pada authority Perpustakaan Nasional, seperti diketahui bahwa keterkaitan istilah masih rancu, sehingga kesesuaian hasil penelusuran berbeda dengan prosedur subjek authority control, bahkan untuk tampilan hasil penelusuran dengan menggunakan istilah “KEBERSIHAN”, hasil yang muncul pada urutan teratas bukan tajuk utama dari istilah itu, harus dibuka perhalaman tampilan untuk mengetahui keberadaan tajuk utama dari istilah tersebut (Gambar 12). Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil eksperimen pada pangkalan data authority Perpustakaan Nasional hasilnya tidak sesuai dengan prosedur.
47
Gambar 12. Hasil penelusuran istilah “KEBERSIHAN” pada authority PNRI
4.1.2.4. Hasil Temu Kembali Hasil temu kembali merupakan deskripsi jumlah dokumen yang ditemukan pada pada saat melakukan penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress dan OPAC PNRI. Penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress mendapatkan hasil sebanyak 2788 dokumen, sedangkan pada OPAC PNRI sebanyak 5218 dokumen dengan perbandingan persentase dokumen yang sangat relevan, kurang relevan dan tidak relevan seperti terlihat pada Tabel 8 dan Gambar 13. Pada Tabel 8 terlihat bahwa jumlah dokumen yang tidak relevan mempunyai nilai terbesar pada hasil penelusuran istilah pada masing-masing OPAC, pada OPAC PNRI hasil yang tidak relevan berjumlah yakni 63.29 % atau 3300 dokumen dari keseluruhan 5218 dokumen tertelusur. Pada OPAC Library of Congress dokumen yang tidak relevan sebanyak 37.95 % atau 1058 dokumen dari keseluruhan 2788 dokumen tertelusur. Untuk dokumen yang sangat relevan, pada OPAC PNRI berjumlah 5.81 % atau 303 dokumen dari keseluruhan 5218
48
dokumen tertelusur, sedangkan pada OPAC Library of Congress berjumlah 16.45 % atau 458 dokumen dari keseluruhan 2788 dokumen tertelusur. Dari Tabel 8 juga dapat terlihat bahwa pada masing-masing OPAC ada penelusuran istilah yang tidak mendapatkan hasil sama sekali (null), hal ini terjadi karena istilah yang digunakan untuk melakukan penelusuran tidak ada dalam pangkalan data katalog online, baik di OPAC PNRI maupun di OPAC Library of Congress. Untuk grafik hasil penelusuran istilah (Gambar 13) terlihat bahwa pada OPAC Library of Congress untuk hasil yang sangat relevan dan kurang relevan memiliki persentasi hasil yang lebih banyak daripada OPAC PNRI, sedangkan untuk hasil yang tidak relevan dan hasil kosong (null), OPAC Library of Congress memiliki persentasi hasil yang lebih sedikit daripada OPAC PNRI.
Tabel 8. Hasil perbandingan penelusuran Dokumen Sangat Relevan (SR) Kurang Relevan (KR) Tidak Relevan (TR) Null Jumlah
LC 16.45 % 34.15 % 37.95 % 11.45 % 100 %
PNRI 5.81 % 16.09 % 63.29 % 14.81 % 100 %
Hasil penelusuran istilah 70 Jumlah dokumen (%)
60 50 40 30
OPAC LC
20
OPAC PNRI
10 0 SR
KR TR Relevansi dengan kebutuhan pengguna
Null
Gambar 13. Grafik hasil penelusuran istilah
49
Jumlah dokumen yang ditemukan untuk penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress tercantum pada Tabel 9, sedangkan jumlah dokumen yang ditemukan untuk penelusuran istilah pada OPAC Perpustakaan Nasional tercantum pada Tabel 10. Banyaknya dokumen yang ditemukan untuk penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress berkisar antara 0 dan 336 dengan rata-rata 51.63 dokumen, sedangkan untuk penelusuran istilah pada OPAC Perpustakaan Nasional berkisar antara 0 dan 959 dengan rata-rata 96.63 dokumen. Untuk hasil penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress dokumen yang sangat relevan berkisar antara 0.00% dan 75.00% dengan rata-rata 16.45 %, untuk dokumen yang kurang relevan berkisar antara 0.00% dan 100% dengan rata-rata 34.15%, sedangkan untuk dokumen yang tidak relevan berkisar antara 0.00% dan 100% dengan rata-rata 37.95 %. Hasil penelusuran istilah pada OPAC Perpustakaan Nasional, untuk dokumen yang sangat relevan berkisar antara 0.00% dan 66.67% dengan rata-rata 5.81%, untuk dokumen yang kurang relevan berkisar antara 0.00% dan 100% dengan rata-rata 16.09%, sedangkan untuk dokumen yang tidak relevan berkisar antara 0.00% dan 100% dengan rata-rata 63.29 %. Untuk presisi atau ketepatan temu kembali, pada Library of Congress berkisar antara 0.00% dan 100% dengan rata-rata 47.24%, sedangkan ketepatan temu kembali pada OPAC Perpustakaan Nasional berkisar antara 0.00% dan 100% dengan rata-rata 21.90%. Hasil perbandingan temu kembali pada sub bab 4.1.2.4 menunjukkan bahwa katalog online perpustakaan Library of Congress memiliki tingkat ketepatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan katalog online PNRI, dari sini dapat diketahui bahwa dengan adanya authority dalam katalog online akan memudahkan pengguna dalam pencarian bahan pustaka. Pengguna juga dapat dipandu untuk mendapatkan alternatif subjek yang saling terkait jika subjek yang diinginkan tidak ditemukan pada pangkalan data katalog online.
50
Tabel 9. Jumlah dokumen yang ditemukan pada penelusuran OPAC Library of Congress Jumlah Dokumen No
Kode
Sangat Relevan
Di
Kurang Relevan
Tidak Relevan
Temukan*)
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Presisi
1
Attitude
30
5
16.67
7
23.33
18
60.00
40.00
2
Aggressive behavior
14
3
21.43
6
42.86
5
35.71
64.29
3
Adolescent behavior
12
3
25.00
7
58.33
2
16.67
83.33
4
Delinquency
29
8
27.59
9
31.03
12
41.38
58.62
5
Socio cultural
70
7
10.00
7
10.00
56
80.00
20.00
6
Socioeconomic
11
1
9.09
3
27.27
7
63.64
36.36
7
Facebook application
13
3
23.08
1
7.69
9
69.23
30.77
8
System
8
3
37.50
5
62.50
0
0.00
100.00
9
System development
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0.00
10
Library front-end
22
5
22.73
6
27.27
11
50.00
50.00
11
e-bureaucracy
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0.00
12
Customer
12
4
33.33
2
16.67
6
50.00
50.00
9
4
44.44
5
55.56
0
0.00
100.00
2
0
0.00
2
100.00
0
0.00
100.00
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0.00
13 14 15
Management strategy Customer satisfaction Electronic library mobile
16
Bookmobile service
4
3
75.00
1
25.00
0
0.00
100.00
17
Analytical hierarchy process
13
8
61.54
1
7.69
4
30.77
69.23
18
Service success
50
8
16.00
10
20.00
32
64.00
36.00
19
Library services
336
1
0.30
3
0.89
332
98.81
1.19
20
Information technology
19
0
0.00
4
21.05
15
78.95
21.05
21
Human resources
60
5
8.33
30
50.00
25
41.67
58.33
22
Competency
19
5
26.32
3
15.79
11
57.89
42.11
23
Performance
6
0
0.00
2
33.33
4
66.67
33.33
24
Patent examiner
9
2
22.22
1
11.11
6
66.67
33.33
25
Brand checker
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0.00
26
Organization
39
6
15.38
18
46.15
15
38.46
61.54
27
Teamwork
8
2
25.00
3
37.50
3
37.50
62.50
60
12
20.00
9
15.00
39
65.00
35.00
11
0
0.00
0
0.00
11
100.00
0.00
28 29
Librarianship training Employeee performance
30
Work motivation
7
3
42.86
4
57.14
0
0.00
100.00
31
Anticipatory
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
51
strategy 32
Climate change
2
0
0.00
2
100.00
0
0.00
100.00
33
Gas
167
5
2.99
97
58.08
65
38.92
61.08
35
Environmnet
173
10
5.78
21
12.14
142
82.08
17.92
36
Environment of Indonesia
22
0
0.00
0
0.00
22
100.00
0.00
37
Indonesia climate
43
12
27.91
21
48.84
10
23.26
76.74
38
Urban development
299
35
11.71
70
23.41
194
64.88
35.12
39
Climate change
2
0
0.00
2
100.00
0
0.00
100.00
40
Indonesian climate
43
12
27.91
20
46.51
11
25.58
74.42
41
Development patterns
144
6
4.17
31
21.53
107
74.31
25.69
42
Poverty
80
22
27.50
18
22.50
40
50.00
50.00
43
Climate change
2
0
0.00
2
100.00
0
0.00
100.00
44
Vulnerability
14
7
50.00
6
42.86
1
7.14
92.86
45
Poor
43
10
23.26
6
13.95
27
62.79
37.21
46
Adaptation
90
9
10.00
0
0.00
81
90.00
10.00
47
Climate change
2
1
50.00
1
50.00
0
0.00
100.00
48
Climate economic
22
6
27.27
16
72.73
0
0.00
100.00
49
Climate adaptation
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
50
Developing countries
314
38
12.10
110
35.03
166
52.87
47.13
51
Climate
170
16
9.41
57
33.53
97
57.06
42.94
52
Electronic journal
256
0
0.00
0
0.00
256
100.00
0.00
53
Journal
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
54
Library services
27
4
14.81
21
77.78
2
7.41
92.59
Jumlah
2788
294
888.62
650
1662.07
1844
2049.30
2550.70
Rata-rata
51.63
5.44
16.46
12.04
30.78
34.15
37.95
47.24
Ket. : L : Library of Congress * : Data diambil pada bulan Januari-Juli 2011
52
Tabel 10. Jumlah dokumen yang ditemukan pada penelusuran OPAC Perpustakaan Nasional RI Jumlah Dokumen No
Kode
Sangat Relevan
Di
Kurang Relevan
Tidak Relevan
Temukan*)
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Presisi
1
Sikap
9
4
44.44
2
22.22
3
33.33
66.67
2
Perilaku agresif
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
3
Perilaku remaja
1
0
0.00
1
100.00
0
0.00
100.00
4
Kenakalan remaja
18
0
0.00
0
0.00
18
100.00
0.00
5
Sosial budaya
53
0
0.00
0
0.00
53
100.00
0.00
6
Sosial ekonomi
63
0
0.00
0
0.00
63
100.00
0.00
7
Aplikasi facebook
9
2
22.22
7
77.78
0
0.00
100.00
8
Sistem
959
1
0.10
4
0.42
954
99.48
0.52
212
11
5.19
0
0.00
201
94.81
5.19
145
0
0.00
0
0.00
145
100.00
0.00
9 10
Pengembangan sistem Layanan depan perpustakaan
11
e-birokrasi
34
0
0.00
9
26.47
25
73.53
26.47
12
Pelanggan
94
2
2.13
8
8.51
84
89.36
10.64
13
Strategi manajemen
171
0
0.00
11
6.43
160
93.57
6.43
14
Kepuasan pelanggan
3
0
0.00
1
33.33
2
66.67
33.33
14
1
7.14
5
35.71
8
57.14
42.86
145
0
0.00
0
0.00
145
100.00
0.00
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
15 16 17
Perpustakaan elektronik keliling (Pusteling) Layanan perpustakaan keliling Proses hierarki analitik
18
Keberhasilan layanan
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
19
Layanan perpustakaan
145
0
0.00
0
0.00
145
100.00
0.00
20
Teknologi informasi
314
1
0.32
8
2.55
305
97.13
2.87
21
Sumber daya manusia
93
8
8.60
30
32.26
55
59.14
40.86
22
Kompetensi
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
23
Kinerja
34
1
2.94
2
5.88
31
91.18
8.82
24
Pemeriksa paten
37
0
0.00
2
5.41
35
94.59
5.41
25
Pemeriksa merek
175
0
0.00
8
4.57
167
95.43
4.57
26
Organisai
846
5
0.59
35
4.14
806
95.27
4.73
27
Tim kerja
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
28
Diklat kepustakawanan
159
0
0.00
0
0.00
159
100.00
0.00
29
Kinerja karyawan
34
1
2.94
3
8.82
30
88.24
11.76
30
Motivasi kerja
110
0
0.00
3
2.73
107
97.27
2.73
53
31
Strategi antisipasi
66
0
0.00
0
0.00
66
100.00
0.00
32
Perubahan iklim
10
3
30.00
4
40.00
3
30.00
70.00
33
Gas
137
2
1.46
15
10.95
120
87.59
12.41
34
Rumah kaca
3
2
66.67
1
33.33
0
0.00
100.00
35
Lingkungan
110
8
7.27
45
40.91
57
51.82
48.18
36
Lingkungan Indonesia
66
0
0.00
0
0.00
66
100.00
0.00
37
Iklim Indonesia
55
4
7.27
19
34.55
32
58.18
41.82
38
Pembangunan kota
39
0
0.00
2
5.13
37
94.87
5.13
39
Perubahan iklim
10
3
30.00
4
40.00
3
30.00
70.00
40
Iklim Indonesia
55
4
7.27
17
30.91
34
61.82
38.18
41
Pola pembangunan
1
0
0.00
0
0.00
1
100.00
0.00
42
Kemiskinan
267
4
1.50
32
11.99
231
86.52
13.48
43
Perubahan iklim
10
3
30.00
4
40.00
3
30.00
70.00
44
Rentan
2
0
0.00
2
100.00
0
0.00
100.00
45
Miskin
26
1
3.85
3
11.54
22
84.62
15.38
46
Adaptasi
16
0
0.00
1
6.25
15
93.75
6.25
47
Perubahan iklim
10
3
30.00
4
40.00
3
30.00
70.00
48
Ekonomi negara
217
0
0.00
0
0.00
217
100.00
0.00
49
Adaptasi iklim
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
50
Negara berkembang
45
0
0.00
10
22.22
35
77.78
22.22
51
Iklim
51
1
1.96
12
23.53
38
74.51
25.49
52
Jurnal elektronik
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
53
Jurnal
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
54
Pelayanan perpustakaan
145
0
0.00
0
0.00
145
100.00
0.00
Jumlah
5218
75
313.87
314
868.53
4829
3417.60
1182.40
Rata-rata
96.63
1.39
5.81
5.81
16.08
89.43
63.29
21.90
Ket. : P : Perpustakaan Nasional RI *: Data diambil pada bulan Januari- Juli 2011
54
4.2. Rancangan Authority yang Efektif 4.2.1. Keterkaitan Istilah Keterkaitan istilah pada sistem authority merupakan hal yang mutlak, dengan adanya keterkaitan istilah dapat diketahui hubungan antar istilah yang membentuk blok kata. Dari pengujian istilah didapat hasil bahwa authority Perpustakaan Nasional telah membentuk blok kata tetapi belum saling merujuk, bahkan untuk beberapa istilah banyak yang tidak bisa diketahui hasilnya, terjadi system error pada saat dibuka. Pada authority PNRI keterkaitan istilah yang ada tidak dapat menjelaskan hubungan yang terjadi, tidak dapat diketahui, apakah hubungan antar istilah itu merupakan hubungan ekuivalen, hierarkis atau asosiatif. Misal, pada eksperimen penelusuran dengan istilah “SANITASI” terlihat kerancuan dalam menampilkan keterkaitan istilah (Gambar 14), dari tampilan yang muncul tidak diketahui mana istilah yang termasuk sinonim, yang merupakan Istilah Luas, Istilah Sempit atau Istilah Berkait, semua hasil penelusuran istilah hanya terhimpun pada satu kelompok saja.
Padahal jika
merujuk pada Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional terlihat bahwa pada istilah “SANITASI‟ terdapat hubungan antar istilah , seperti berikut :
Sanitasi [Gunakan subdivisi geografis] Untuk karya tentang kebersihan serta teknik dan metode penyehatan LJ tajuk dengan subdivisi “sanitasi” Ump. Kapal – Sanitasi ; Pabrik – Sanitasi, Teater – Sanitasi IL Kesehatan Kebersihan IB Air – Pemurnian Disinfeksi dan disinfektan Pencemaran Kesehatan masyarakat Teknologi sanitasi Ket : Kata yang tercetak tebal merupakan kata yang digunakan sebagai istilah kendali LJ : Lihat Juga IL : Istilah Luas IB : Istilah Berkait
55
Gambar 14. Hasil penelusuran istilah "SANITASI" pada authority PNRI
4.2.2. Hasil Pengujian Keterkaitan Istilah dengan authority pada OPAC Untuk beberapa kasus, ada istilah yang kadang hasil penelusurannya nihil (0) namun istilah tersebut sangat penting untuk pertanyaan penelitian pengguna, adapula istilah yang maknanya terlalu luas sehingga hasil penelusuran yang didapat terlalu banyak dan melebar atau istilah yang memiliki kesamaan makna dengan istilah lainnya. Untuk mengatasi kendala yang ada peneliti melakukan penelusuran dengan fasilitas authority untuk mendapatkan istilah yang lebih akurat. Sesuai dengan prosedur subjek authority control, keterkaitan istilah dalam authority berjalan bertingkat. Jika istilah memiliki sinonim, dan sinonim tersebut merupakan istilah kendali maka istilah pada sinonim itulah yang digunakan sebagai query dalam penelusuran. Namun jika istilah tidak memiliki sinonim, istilah lain yang merupakan istilah yang lebih luas dapat digunakan sebagai query dalam penelusuran dan diharapkan dengan penelusuran istilah yang lebih luas akan didapat petunjuk istilah mana yang mungkin cocok dengan pertanyaan penelusuran yang ada. Pada OPAC Library of Congress yang sudah terintegrasi dengan Library of Congress Authorities penelusuran dapat langsung dilakukan pada pangkalan data
56
katalog-nya dan istilah yang dimaksud pun dapat dengan mudah dirunut baik sinonim, istilah terkait ataupun istilah yang lebih sempit. Pada Library of Congress Authorities, jika dilakukan penelusuran istilah maka hasil yang muncul pada urutan teratas adalah istilah kendali dari istilah yang dimaksud, dilengkapi dengan penjelasannya. Dan jika istilah yang dicari bukan merupakan istilah kendali, akan dimunculkan istilah lain yang memiliki hubungan atau istilah yang memiliki arti sama. Pada Library of Congress, istilah yang lebih luas (Broader Term) tidak ditampilkan pada hasil penelusuran istilah, namun saling rujuk antar istilah yang saling berkait sudah berjalan dengan baik, seperti terlihat pada Gambar 15. Untuk OPAC Perpustakaan Nasional RI yang belum terintegrasi dengan pangkalan data authority jika istilah yang dicari tidak ditemukan, maka hanya akan ditampilkan kalimat “data tidak ditemukan” tanpa adanya alternatif pencarian dengan istilah lain. Untuk mendapatkan petunjuk istilah lain dari istilah yang ditelusur, dilakukan penelusuran pada pangkalan data authority, namun terkendala dengan tidak konsistennya hasil penelusuran yang ditampilkan. Penelusuran istilah pada authority PNRI hasil yang muncul pada urutan teratas bukan istilah kendali terlebih dahulu, hasil yang muncul berurutan berupa susunan alfabetis dari kata yang mengandung istilah dimaksud. Hal ini jelas menunjukkan adanya kerancuan prosedur pencarian dengan subjek authority. Sebagai contoh, jika kita menelusur istilah “tingkah laku” pada authority, maka yang muncul paling atas bukan tajuk utama dari istilah sikap seperti terlihat pada Gambar 16. Hasil menunjukkan bahwa istilah „tingkah laku‟ bukan merupakan istilah kendali, namun hanya merupakan istilah yang berkaitan dengan istilah lainnya, seharusnya pada saat menampilkan hasil dari pencarian istilah tingkah laku, ada keterangan yang menyebutkan bahwa istilah „tingkah laku‟ dirujuk ke istilah lainnya, sinonim, istilah luas atau istilah berkaitnya. Selain itu, yang menjadi kendala pada penelusuran di OPAC PNRI adalah istilah yang menjadi subdivisi, karena pada saat melakukan pencarian dengan istilah yang merupakan sub divisi, sistem tidak dapat menampilkan hasil penelusuran.
57
Gambar 15. Saling rujuk antar istilah pada OPAC Library of Congress
#
Hasil Pencarian Tajuk
Tajuk Referensi
ANAK -- TINGKAH LAKU SEKSUAL [TAJUK LAMA]
Tajuk Referensi
FARMAKOLOGI TINGKAH LAKU
Tajuk Referensi
G TINGKAH LAKU
Tajuk Referensi
GENETIKA TINGKAH LAKU
Tajuk Referensi
TINGKAH LAKU
Tajuk Referensi
TINGKAH LAKU -- PERKEMBANGAN [TAJUK LAMA]
Tipe Tajuk
Gambar 16. Hasil penelusuran pada authority PNRI
Berikut hasil penggunaan perluasan istilah dengan authority pada OPAC dan authority PNRI. Jika istilah bukan merupakan istilah kendali, maka seharusnya sistem dapat melakukan penelusuran melalui sinonim terlebih dahulu, jika istilah tetap tidak diketemukan melalui sinonim, maka dilanjutkan dengan
58
penelusuran melalui istilah luasnya untuk mendapatkan istilah yang lebih tepat untuk penelusuran selanjutnya (pengguna diberi panduan untuk penelusuran lanjutannya). Jika ternyata istilah yang dimaksud tidak memiliki Istilah Luas (IL), langkah selanjutnya adalah dengan melihat keterkaitan Istilah Berkaitnya-nya (istilah lain yang saling berkaitan) hal ini berguna untuk memandu pengguna menelusur istilah lain yang saling berkaitan dengan istilah yang sedang ditelusurnya, selanjutnya jika Istilah Berkait (IB) tidak berfungsi dalam artian istilah yang dicari tidak saling berkait, maka sistem akan mengarahkan pengguna pada Istilah Sempit (IS) atau istilah yang lebih kecil (lebih spesifik) dari istilah yang ditelusur. Untuk pola penelusuran dengan perluasan istilah pada Tabel 11, masih digunakan cara manual untuk menelusurnya (pada authority dan OPAC PNRI). Untuk penelusuran melalui istilah “nakal” didapat keterkaitan pada authority seperti terlihat pada Gambar 17.
Tabel 11. Perluasan istilah dengan authority PNRI No 1
Istilah Sikap (tidak subjek sikap)
Perilaku agresif Perilaku remaja
ada
Perluasan Istilah (See Also) atau (Related Term) Didapat dari pangkalan data authority Sikap pandangan
Jumlah dokumen Di SR KR TR temukan 9 4 2 3 5 1 1 3
Psikologi sosial Emosi Persesuaian sosial (hanya ditemukan “perilaku agresif binatang) Tidak ditemukan Cat : Untuk istilah perilaku agresif dan perilaku remaja di coba ditelusur melalui istilah “perilaku” (istilah luas) Perilaku dan didapat 3 istilah yang memiliki 84 kesamaan arti dengan istilah perilaku, yaitu : Nakal Tingkah laku 3 Kelakuan 72 6
1
13
60
8
6
3 58 6
59
#
Hasil Pencarian Tajuk
Tajuk Referensi
BANTUAN HUKUM UNTUK ANAK NAKAL
Tajuk Referensi
KENAKALAN
Tajuk Referensi
KENAKALAN ANAK DAN REMAJA
Tajuk Referensi
NAKAL
Tipe Tajuk
Gambar 17. Hasil penelusuran istilah “NAKAL” pada authority PNRI Dari hasil penelusuran authority pada Gambar 17, didapat hasil bahwa istilah „nakal‟ dimunculkan oleh sistem pada urutan yang tidak tepat, seharusnya istilah „nakal‟ jika merupakan istilah kendali harus muncul pada urutan teratas dari penelusuran di authority. Karena jika istilah kendali tidak dimunculkan pada urutan teratas, dikhawatirkan pengguna akan bingung dalam menelusur. Karena ketiga istilah teratas, meskipun memiliki kata „nakal‟ namun tidak ada hubungan sama sekali dengan istilah „nakal‟ yang sedang ditelusur. Pada istilah bantuan hukun untuk anak nakal, istilah „nakal‟ tidak muncul baik itu sebagai sinonim, IL, IB atau IT sekalipun, sedangkan istilah „kenakalan‟ pada saat ditelusur langsung di rujuk pada istilah „kejahatan‟ tetapi walaupun jika dilihat istilah-istilah yang terkandung dalam blok kata ini ada kaitannya dengan „nakal‟ dan bahkan dapat digunakan untuk penelusuran lebih lanjut, namun istilah „nakal‟ juga tidak muncul sebagai IL atau IB-nya. Untuk istilah „kenakalan anak dan remaja, kondisinya mirip dengan istilah „kenakalan‟namun jika kita menelaah lebih lanjut lagi, istilah kenakalan anak dan remaja dapat menjadi IB dari istilah „nakal‟ atau setidaknya istilah sempit dari istilah „nakal‟ karena blok kata pada istilah ini sangat berkaitan dengan istilah „nakal‟. Jika istilah‟nakal‟ merupakan kata dasar, mungkin seharusnya istilah „kenakalan‟ yang merupakan kata kerja dari kata dasar nakal, dapat di munculkan sebagai istilah berkait dari nakal. Adapun hasil penelusuran pada OPAC dengan istilah „nakal‟ didapat hasil seperti pada Gambar 18.
60
Jml Entri
Isi
1
Anak nakal -- Rehabilitasi
1
Anak nakal -- Lembaga asuhan
1
Anak nakal -- Rehabitasi Gambar 18. Hasil penelusuran istilah “NAKAL” pada OPAC PNRI
Dari penelusuran diketahui bahwa kombinasi penelusuran dengan Boolean AND pada OPAC PNRI tidak berfungsi dengan maksimal, hasil yang didapat jika menggunakan Boolean AND hanya jika kedua kata tersebut berada pada (satu tag) satu kalimat dalam istilah saja dan tidak dapat menjaring kata yang tidak satu kalimat. Sedangkan operator OR dapat berfungsi dengan baik. Namun pada saat akan diklik lebih lanjut untuk melihat dokumen, seringkali terjadi “system error’ sehingga katalog dokumen tidak dapat ditemukan, dan yang dapat dilihat hanya subjek saja. 4.2.3. Rancangan Konsep Authority yang Efektif Authority control yang efektif sebaiknya tidak terpisah dengan pangkalan data katalog, sehingga saat proses pemasukan data authority sesuai dengan data dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan, namun yang terjadi pada saat ini, pangkalan data katalog dan pangkalan data authority terpisah (Gambar 19) sehingga pada saat penelusuran di OPAC, authority tidak berfungsi. Selain itu, pada saat pemasukan data authority ke pangkalan data tidak sesuai dengan dokumen yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional, ada beberapa authority yang tidak merupakan subjek dari manapun. Hal ini bertentangan dengan prinsip pengawasan bibliografis dari katalog, karena seharusnya data authority harus sesuai dengan katalog yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional. Untuk itu, diusulkan penggabungan pangkalan data authority dengan pangkalan data katalog, seperti terlihat pada Gambar 20 dan proses pemasukan data authority tidak terpisah dengan proses pemasukan data bibliografiss dokumen, sehingga memenuhi fungsi kolokatif katalog, yang menjadi salah satu konsep authority.
61
Dokumen
Daftar Tajuk
Proses Katalogisasi
Pemasukan data Tajuk Pengarang dan Tajuk Subjek
Penentuan Tajuk Pengarang dan Tajuk Subjek
Pangkalan data authority
Pangkalan data Katalog
Penelusuran authority online
Penelusuran melalui OPAC
Gambar 19. Skema pangkalan data katalog dan pangkalan data authority
Dokumen
Proses Katalogisasi
Penentuan tajuk pengarang dan tajuk subjek
Pangkalan data authority
Pangkalan data katalog
Penggabungan pangkalan data katalog dan authority
Penelusuran authority online
Penelusuran melalui OPAC
Gambar 20. Skema penggabungan pangkalan data katalog dan authority
62
Konsep yang dirancang untuk pemasukan data subjek authority control seperti terlihat pada Gambar 21. Pada konsep ini, proses authority tidak terpisah dengan katalog, sehingga data authority dan data dokumen dapat terkontrol. Selain itu, pada saat membuat authority baru harus memenuhi syarat-syarat yang ada, sehingga tidak menimbulkan duplikasi data. Mulai
Subjek / istilah sudah ada di authority?
Ya
Gunakan sebagai tajuk subjek pada dokumen
Tidak
Apakah istilah memenuhi semua kriteria ini : 1. Tidak ada istilah lain yang memiliki makna/ arti yang sama? 2. Bukan merupakan istilah asing yang ada padanannya dalam bahasa indonesia 3. Ada keterangan tentang isitlah ini
Ya Buat sebagai authority baru
Tidak
Dicari keterangan lebih jauh tentang istilah yang dimaksud
Gambar 21. Rancangan konsep authority
Selesai