BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1.
Paradigma Penelitian Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an.
Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Tokohnya adalah Karl R. Popper, Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry). Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak bisa diprediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah. Positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki kelemaha-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologis aliran post positivisme bersifat critical realism dan menganggap bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam tapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara epistomologis: Modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/ manipulatif.1 Peneliti menggunakan paradigma post-positivisme dalam penelitian ini karena peneliti melihat tren media sosial khususnya instagram sebagai media marketing pemasaran untuk menjual sebuah produk tidaklah dapat diprediksi. Media sosial khususnya Instagram yang digunakan oleh masyarakat sekarang sebagai media jual beli adalah akibat dari perubahan perilaku konsumen dari imbas teknologi digital.
M. Fahri Husain. Jurnal Paradigma Positivisme dan Post Positivisme. Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2013 1
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
1.2.
Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian
Deskriptif-Kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam mengamati perubahan situasi, kondisi atau periode tertentu, untuk menggambarkan suatu fakta yang diselidiki. Menurut Denzin dan Lincoln “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang di miliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri dengan penelitian kuantitatif.”2 Model penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomenaitu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.3 Peneliti menganggap tipe dan jenis penelitian tersebut sesuai karena peneliti ingin mendapatkan gambaran dan penjelasan mengenai fenomena berkembangnya fenomena e-commerce melalui instagram sebagai salah satu digital branding @DisneyMania88 untuk meningkatkan penjualan produknya.
1.3.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus (Case Study). Studi
kasus merupakan suatu metode ilmiah yang spesifik yang diterapkan untuk memberikan penekanan pada spesifikasi dari unit-unit atau kasus-kasus yang diteliti. Dengan kata lain, metode ini berorientasi pada sifat-sifat unik atau casualdari unit-unit yang sedang di teliti berkenaan dengan permasalahanpermasalahan yang menjadi fokus penelitian. 2 3
Satori Djam’an, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009. Hal 23-24. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:Rosdakarya. 2006), hal. 72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Metode studi kasus yang peneliti gunakan di dalam penelitian ini sesuai yang disampaikan oleh Robert K. Yin (2008). Studi kasus digunakan sebagai suatu penjelasan komperehensif yang berkaitan dengan berbagai aspek seseorang, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu kemasyarakatan yang diteliti, diupayakan, dan ditelaah sedalam mungkin. Studi kasus juga memiliki pengertian berkaitan dengan penelitian yang terperinci atau suatu unit sosial dalam kurun waktu tertentu.4 Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dan wawancara mendalam (in depth interview). Studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti. menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis.5 Teknik wawancara mendalam (in depth interview) merupakan teknik yang lazim digunakan dalam mengumpulkan data pada studi kasus. Tujuan dilakukan wawancara mendalam adalah untuk menggali lebih dalam akan suatu fenomena yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat bersifat pertanyaan terbuka. Oleh karena itu penggunaan studi kasus dan wawancara mendalam dalam penelitian ini memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu memperoleh gambaran secara jelas dan mendalam mengenai aktivitas ecommerce dari @disneymania88 melalui instagram sebagai media promosi untuk meningkatkan penjualan.
Dani Asmara, Pengembangan Ketrampilan Sosial Bagi Calon Guru, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Hal. 46-47 5 Rachmat Kriyantono. Teknik praktis riset komunikasi: Disertai contoh praktis riset media, public relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. Jakarta: Kencana (Prenada Media Group). 2006 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
1.4.
Subyek Penelitian Nara sumber dalam penelitian ini adalah sumber yang berkompeten untuk
dimintai informasi sehubungan dengan penelitian. Peneliti menentukan yang sesuai dengan penelitian ini adalah : a. Ibu Fanny selaku pemilik online shop @Disneymania88, dimana beliau adalah orang yang memutuskan setiap langkah-langkah aktivitas komunikasi pemasaran melalui media sosial instagram @Disneymania88. b. Ibu
Bey
yang
merupakan
salah
satu
konsumen
tetap
@Disneymania88.
1.5.
Definisi Konsep Konsep yang mendefinisikan beberapa hal adalah sebagai berikut
Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) adalah salah satu dari 4 elemen besar dari bauran pemasaran (marketing mix) yang dimiliki perusahaan. Komunikasi pemasaran atau yang biasa disebut sebagai promosi adalah proses mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Promosi merupakan fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan programprogram pemasaran secara persuasif kepada target atau calon konsumen untuk mendorong terjadinya transaksi penjualan antara perusahaan dengan konsumennya. A.
Digital Marketing (E-) Electronic Commerce atau yang biasa kita sebut e-commerce merupakan suatu sistem bisnis yang mencakup aktivitas pemasaran melalui internet untuk produk hingga service, baik untuk Businessto-Business (B2B) ataupun Business-to-Customer. E-commerce dapat dibedakan menjadi : 1. Online Shopping
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
E-commerce ini merupakan aktivitas yang menyediakan segala informasi yang dibutuhkan konsumen untuk mencari tahu tentang keberadaan suatu merek hingga mengambil keputusan untuk membeli sebuah barang dari produsen. 2. Online Purchasing
Online Purchasing merupakan sebuah infrastruktur digital yang memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas pembayaran sebuah produk melalui dunia maya. B.
Instagram
Instagram
adalah
sebuah
aplikasi
berbagi
foto
yang
memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik instagram sendiri. Instagram adalah sebuah desain yang memiliki fungsi komunikasi praktis dan menjadi sebuah media komunikasi, melalui signifikasi foto. Fungsi komunikasi praktis dan signifikasi foto dalam instagram berpengaruh besar pada posisi sebagai media komunikasi. Media merupakan pengganti katalog dalam dunia digital. Instagram bisa digunakan secara mobile diperangkat bergerak seperi smartphone yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun. Media instagram ini menjadi tempat yang tepat untuk mempromosikan produk secara online.
1.6.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
3.6.1
Data Primer Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.Wawancara yang memberikan pertanyaan langsung secara tatap muka. Wawancara yang dimaksud tidak berstruktur dalam arti ada kebebasan bagi pewawancara, untuk mengajukan pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih jauh berdasarkan jawaban narasumber, maksud dari tidak berstruktur disini, dalam mengajukan pertanyaan tidak harus berurut, setiap jawawan dari narasumber jika ada yang ganjil dapat diajukan sebagai petanyaan kembali. Dalam hal ini, narasumber dari penelitian ini adalah pemilik dan salah satu konsumen dari @DisneyMania88.
3.6.2
Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan yang dapat memenuhi kerangka konsep.6
1.7.
Tehnik Analisis Data Data yang didapat dari hasil diskusi (catatan dan rekaman) kemudian
ditranskrip berurutan sesuai dengan ringkasan diskusi agar tidak ada data yang terlewatkan. Pada dasarnya analisis data merupakan penyusunan data sesuai dengan
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. Ke 8, h. 137. 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
tema dan kategori untuk mendapatkan jawaban atas perumusan masalah. Oleh karena itu, data yang dihasilkan haruslah seactual dan sedalam mungkin, jika dimungkinkan menggali data sebanyak-banyaknya untuk mempertajam dalam proses penganalisisan. Hal tersebut merupakan cirri khas dari penelitian kualitatif bahwa realita dan data sebagai fakta di lapangan tidaklah stagnan, akan tetapi dinamis sesuai dengan perkembangan di lapangan. Analisis data yang dilakukan terhadap data-data yang berhasil dikumpulkan dari wawancara mendalam (in-depth interview), dianalisa secara kualitatif. Adapun analisa data yang dilakukan terhadap data-data yang berhasil dikumpulkan dari wawancara mendalam dengan beberapa orang yang mewakilli, kemudian akan dianalisa secara kualitatif, yaitu berupa data yang tidak berbentuk angka. Analisa data kualitatif mengambil kesimpulan dengan data yang telah disusun kemudian menyimpulkan yang dimaksud adalah strategi penjualan toko online Disneymania88 pada akun Instagram kepada konsumennya.
1.8.
Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian
kualitatif, mengingat dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen penelitian, ditambah lagi teknik pengumpulan data utama peneliian kualitatif adalah wawancara dan observasi yang dianggap banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol. Untuk mengatasinya dilakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data. Moleong (2005) menyatakan bahwa untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan atas empat kriteria yaitu; A. Credibility atau derajat kepercayaan Ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan yaitu; (a) memperpanjang waktu penelitian; (b), observasi detail yang terus menerus; (c) triangulasi atau pengecekan data dengan berbagai sumber sebagai pembanding terhadap data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
tersebut; (d) mengekspos hasil sementara atau akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitis dengan rekan sejawat; (e) kajian kasus negatif dengan mengumpulkan kasus yang idak sesuai dengan pola yang ada sebagai pembanding; (f) membandingkan dengan hasil penelitian lain dan; (g) pengecekan data, penafsiran dan kesimpulan dengan sesama anggota penelitian. B. Transferability atau keteralihan Transferability atau keteralihan yaitu dapat tidaknya hasil penelitian ini ditransfer atau dialihkan atau tepatnya diterapkan pada situasi yang lain. C. Dependability atau kebergantungan Dependability atau kebergantungan yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. D. Konfirmability Konfirmability atau kepastian yaitu dapat tidaknya hasil penelitian dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.7 Keabsahan Data ini menggunakan teknik data secara triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.8 Dalam Teknik ini berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan tujuan : Rofiq Djaelani, Aunu. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Majalah Ilmiah Pawiyatan, vol. 20 no 1. 2013. 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004,hal 30 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
A. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. B. Membandingkan hasil data penngamatan dengan data hasil wawancara. C. Membandingkan apa yang dikatakan oleh orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. D. Membandingkan keadaan prespektif seseorang degan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat seperti rakyat biasa. E. Membandinkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Dalam triangulasi dibedakan menjadi empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat akan kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut bisa dicapai dengan melakukan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu dan membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menangah atau tinggi, orang berada, serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen.9 Berdasarkan pendapat tersebut, triangulasi yang digunakan adalah Triangulasi Sumber, dari menganalisa data dalam penelitian ini adalah gambaran mengenai strategi promosi penjualan toko online @DisneyMania88 pada akun Instagram kepada konsumennya.
Lexy J. Moleong. Motodologi Penelitian kualitatif Edisi Revisi.PT. Remaja Rosda, Bandung. 2009 hal 331.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/