BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan tipe penelitian
eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel populasi atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Dan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian eksplanasi bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain.62 Yang dimana dalam penelitian ini akan meneliti tentang “Pengaruh Label Visual Pada Kemasan Rokok Terhadap Sikap Perokok.” Dimana variabel X adalah label visual dan variabel Y adalah sikap. 3.2
Metode Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan survey. Metode survey adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul. Kajiannya tidak perlu mendalam sampai menyelidiki
62
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2006 hal 38
53
54
kenapa gejala-gejala tersebut ada atau sampai menganalisis hubungan-hubungan atas gejala-gejala. Fakta-fakta yang ada lebih digunakan untuk pemecahan masalah daripada digunakan untuk pengujian hipotesis. Survey dapat bermanfaat, misalnya untuk membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan cara sensus maupun sampling. Metode survey adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.63 Biasanya penelitian survey hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup, seperti:64 1. Ciri-ciri demografis masyarakat 2. Lingkungan sosial mereka 3. Aktivitas mereka 4. Pendapat dan sikap mereka 3.3
Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga
63
Mari Singarimbun. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3JES. 2006. Hal 3 Moster, C.A., Survey Method in Social Investigation.London. Heineman.1969. Dalam Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2011 hal 52
64
55
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.65 Unit analisa sebagai populasi dalam penelitian ini adalah perokok remaja dan dewasa pengunjung minimarket Family Mart, Meruya. b.
Penentuan populasi penelitian Populasi tersebut dipilih oleh peneliti karena berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pengunjung yang datang ke minimarket Family Mart, Meruya sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu pengunjung yang didominasi oleh perokok remaja sampai dengan orang dewasa yang berjenis kelamin laki-laki sampai dengan perempuan, dengan status pekerjaan mulai dari siswa, mahasiswa sampai dengan pekerja/karyawan yang sedang berkumpul dan mengobrol bersama teman-temannya maupun duduk santai sambil mengerjakan tugas dan menikmati makanan atau minuman yang mereka nikmati di minimarket tersebut, sampai dengan mereka yang bersantai sambil menikmati rokoknya dan menghabiskan waktu santainya di tempat tersebut dengan meminta izin sebelumnya untuk sekiranya mau memberikan sedikit waktunya dalam mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Selain itu dimana mereka juga sudah mengetahui atau pernah melihat kelima gambar yang ada pada label visual di kemasan rokok.
65
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung, 2011 hal 80
56
c.
Jumlah sampel Dikarenakan pengunjung FamilyMart, Meruya, Jakarta Barat
khususnya perokok tidak bisa diprediksikan jumlah setiap harinya maka peneliti akan mengambil sampel sebanyak 100 orang bagi perokok yang datang dan duduk di kursi-kursi yang memang sudah disediakan bagi para pengunjung FamilyMart, Meruya. Untuk menghindari terjadinya responden yang mengisi kuesioner lebih dari satu kali maka peneliti akan menanyakan terlebih dahulu kepada responden apakah sudah pernah mengisi kuesioner yang dibuat oleh peneliti tersebut pada hari sebelumnya. d.
Teknik penarikan sampel Metode sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai
teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif.66 Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Kuota yang termasuk kedalam jenis Nonprobability Sampling, alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mengetahui pengaruh label visual pada kemasan rokok terhadap sikap dari berbagai kriteria dan karakteristik orang mulai dari kalangan remaja sampai dengan orang dewasa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang
66
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2011 hal 115
57
fokusnya adalah kepada perokok, yang dimana jumlah perokok yang mengunjungi Family Mart, Meruya, Jakarta Barat tidak dapat diprediksikan maka dari itu peneliti menggunakan sampling dengan metode kuota. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti yaitu berjumlah 100 orang dengan alasan agar hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih efektif. Jika pengumpulan data belum didasarkan pada jumlah sampel yaitu 100 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.67 3.4
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1
Definisi Konsep 1. Label Visual Label adalah tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang
disertakan pada wadah atau kemasan suatu produk dengan cara dimasukkan ke dalam, ditempelkan atau dicetak dan merupakan bagian dari kemasan tersebut untuk memberikan informasi menyeluruh dan secara utuh dari isi wadah/kemasan produk tersebut. Pesan yang terkandung dalam label visual pada kemasan rokok terdiri dari dua jenis yaitu, tulisan/kata (pesan verbal) dan foto/gambar (pesan nonverbal).
67
Sugiyono, op.cit., 85
58
Foto/gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit atau realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperlihatkan, dan hasil yang diterima akan sama. 2. Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan caracara tertentu terhadap objek sikap. Dimana sikap memiliki tiga komponen yaitu, komponen kognitif, afektif, dan konatif. 3.4.2 Operasionalisasi Konsep Definisi operasional yakni seperangkat prosedur yang menggambarkan usaha atau aktivitas peneliti untuk secara empiris menjawab apa yang digambarkan dalam konsep. Proses operasionalisasi adalah kegiatan menurunkan dari asbtrak ke konkret.68 Definisi Operasionalisasi konsep digunakan untuk menentukan instrument pengambilan data yang akan digunakan. Untuk memberikan kejelasan ukuran
68 Frankfort Nachmias, dan nachmias 1996:30.Trans. Analisis Isi: Pengantar Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Dalam Eriyanto, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 177
59
terhadap variabel-variabel penelitian ini, variabel-variabel tersebut di definiskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep
Variabel Label
Indikator
Dimensi Autentik
a. Gambar pada kemasan Likert. rokok
visual
Skala
dibuat
sesuai SS
dengan kasus nyata
= Sangat Setuju
S
= Setuju
b. Gambar pada kemasan N
= Netral
rokok dapat dipercaya
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju Sederhana
a. Gambar pada kemasan Likert. rokok mudah di mengerti SS b. Gambar pada kemasan S rokok mudah diingat
= Sangat Setuju = Setuju
N
= Netral
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju Ukuran
a. Keterbacaan label visual Likert. berdasarkan
ukuran SS
besarnya pada kemasan
S
= Sangat Setuju = Setuju
60
b. Ketertarikan label visual N berdasarkan letaknya (di TS
= Netral = Tidak Setuju
bagian depan&belakang STS = Sangat Tidak atas) pada kemasan
Setuju
c. Keterbacaan label visual berdasarkan
ukuran
kekontrasan warna Tulisan atau teks
a. Tulisan/teks pada label Likert. visual
memperjelas SS
= Sangat Setuju
makna gambar yang ada S
= Setuju
(5 jenis gambar beserta N
= Netral
teksnya)
= Tidak Setuju
TS
STS = Sangat Tidak Setuju Sikap
Kognitif
a. Menyadari
bahaya Likert.
merokok
SS
b. Mengetahui maksud dari S label visual Afektif
a. Merasa dengan
N terganggu TS
= Setuju = Netral = Tidak Setuju
label STS = Sangat Tidak
adanya
Setuju
visual b. Merasa
= Sangat Setuju
takut
dengan
adanya label visual
61
Konatif
a. Menjauhi rokok b. Menjauhi
kemasan
rokok
Skala pengukuran yang digunakan peneliti untuk memberikan skor pada indikator dalam instrument penelitian adalah Skala Likert, digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap sesuatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh periset. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden. 3.5
Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner dibagikan seluruhnya peneliti terlebih dahulu
melakukan pre sampling untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari kuesioner yang telah disusun. Setelah dilakukan pre-sampling makan peneliti dapat mengukur validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Hal ini dilakukan karena di dalam sebuah penelitian terdapat dua unsur syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu keharusan sebuah kuesioner agar valid dan reliabel. Kuesioner yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) apabila jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kesioner stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. 3.5.1
Validitas
62
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunkan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono dan Wibowo (2004) menyatakan bahwa ketentuan validitas instrumen sahih apabila r hitung lebih besar dari r kritis (0,30). Bila korelasi tiap faktor tersebut merupakan construct yang kuat.69 Teknik analisis data menggunakan bantuan program SPSS (statistical package for social science) versi 16.0 untuk menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terkait. Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS: 1. Buat skor total masing-masing variable. 2. Klik Analyze > Correlate > Bivariate 3. Masukkan seluruh item variable x ke Variables 4. Masukkan total skor variable x ke Variables 5. Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag 6. Klik OK 7. Lihat kolom terakhir. Misal, Nilai >= 0,25. 8. Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.
69
Agus Eko Sujianto. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2009 hal 96
63
Adapun pedoman interpretasi koefisien antar variabel akan dijelaskan sebagai berikut. Tabel 3.2 Tingkat Koefisien Korelasi Internal Koefisien (r hitung)
Tingkat Hubungan
0,00 s/d 0,199
Sangat Rendah
0,20 s/d 0,399
Rendah
0,40 s/d 0,599
Cukup Rendah
0,60 s/d 0,799
Kuat
0,80 s/d 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Sarwono Jonathan. Analisis Data Penelitian70 Berikut adalah ringkasan dari uji validitas variabel (X) Label Visual: Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel X (Label Visual) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
70
Pertanyaan Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12
Hasil Uji Validitas r Hitung 0,753 0,713 0,489 0,738 0,583 0,597 0,509 0,597 0,587 0,487 0,673 0,766
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Jonathan Sarwono. Analisis Data Penilaian Menggunakan SPSS 13. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2006 hal 49
64
Sumber: Uji Validitas Berikut adalah ringkasan dari uji validitas variabel (Y) Sikap: Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Y (Sikap) No. Pertanyaan Hasil Uji Validitas r Hitung 1. Q13 0,696 2. Q14 0,661 3. Q15 0,612 4. Q16 0,758 5. Q17 0,790 6. Q18 0,928 Sumber: Uji Validitas 3.5.2
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu
alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada alat pengukur pada fenomena fisik seperti berat dan panjang badan, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang sulit dicapai. Akan tetapi untuk mengukur permasalahan bisnis yang mencakup fenomena sosial seperti sikap, opini, persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit dicapai.71 Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi
71
Husein Umar. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002 hal 108
65
5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai alpha. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS (statistical package for social science) versi 16.0. Menurut Santoso, apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1, apabila skala tersebut dikelompokan ke dalam lima kelas range yang sama, maka ukuran kemampuan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 – 0,40
Sedikit Reliabel
>0,40 – 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 – 0,80
Reliabel
0,80 – 1,00
Sangat Reliabel
Tabel 3.6
66
Uji Reliabilitas Label Visual (X) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .857
12
Sumber: Uji Reliabilitas – Output SPSS 16.0
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel label visual (X) sebesar 0.857. Nilai ini berarti bahwa data variabel label visual sangat reliabel. Dengan kata lain kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel label visual ini bersifat stabil, konsisten dan dapat diandalkan. Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Sikap (Y) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .810
N of Items 6
Sumber: Uji Reliabilitas – Output SPSS 16.0
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel sikap (Y) sebesar 0.810. Nilai ini berarti bahwa data variabel label visual sangat reliabel. Dengan kata lain kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel sikap ini bersifat stabil, konsisten dan dapat diandalkan.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
67
3.6.1
Data Primer Data primer alah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama
di lokasi penelitian atau objek penelitian.72 Data primer untuk penelitian ini didapatkan langsung melalui respon atas kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung Minimarket Lawson, Meruya dikalangan remaja. 3.6.2
Data Sekunder Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. 73 Data sekunder dalam penelitian ini adalah wawancara, buku, jurnal, maupun artikel yang berkaitan dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini. 3.7
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.74
3.7.1
72
Skala Likert
Burhan Bungin, op.cit., 132 Ibid. 132 74 Sugiyono, op.cit., 147 73
68
Dalam penelitian ini peneliti memberikan skor atas jawabanjawaban yang diberikan oleh para responden terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner, adapun alat yang digunakan yaitu dengan menggunakan skala likert. Skala likert atau method of summated ratings, yang berarti setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai nilai total, skala ini secara umum menggunakan peringkat angka penilaian, yaitu: Tabel 3.8 Pengukuran Kuesioner (Likert)
3.7.2
Jawaban
Kode
Bobot
Sangat Tidak Setuju
STS
1
Tidak Setuju
TS
2
Netral
N
3
Setuju
S
4
Sangat Setuju
SS
5
Analisis Korelasi Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengethui arah hubungan yang terjadi , dengan menggunakan data berskala interval untuk rasio. Nilai korelasi ( r ) bekisar antara 1sampai -1, nilai semakin mendekati -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik, maka Y naik) dan nilai negative menunjukkan
69
hubungan terbalik (X naik, maka Y turun). Pedoman untuk memberikan interpetasi koefisien korelasi sebagai berikut: Table 3.9 Koefisien Korelasi Internal Koefisien (r hitung) Tingkat Hubungan 0,00 s/d 0,199
Sangat Rendah
0,20 s/d 0,399
Rendah
0,40 s/d 5,99
Cukup Rendah
0,60 s/d 0,799
Kuat
0,80 s/d 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Sarwono Jonathan. Analisis Data Penelitian Koefisien korelasi Pearson dapat kita cari dengan menggunakan program SPSS atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
r
n XY X Y n
X X n Y Y 2
2
Keterangan : r
: Koefisien korelasi
n
: jumlah individu dalam sampel
X
: angka mentah untuk variabel X
Y
: angka mentah untuk variabel Y
3.7.3
Uji Regresi Sederhana
2
2
70
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedang variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut regresi sederhana.75 Rumus umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :76
Y = a + bX Keterangan : Y
=
Variabel tidak bebas atau nilai yang diprediksi
X
=
Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
a
=
Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b
=
Koefisiensi regresi
Untuk mengetahui nilai a dan nilai b, dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS atau menggunakan rumus : ∑Y (∑X 2 ) − ∑𝑋 ∑𝑋𝑌 𝑎= n ∑X 2 − (∑𝑋)² b=
75
n∑XY − ∑X ∑XY n∑X 2 − (∑𝑋)²
Bhuono Agung Nugroho. Strategi Jitu Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI. 2005 hal 43 76 Duwi Priyanto. Mandiri Belajar SPSS: Untuk Analisis Data & Uji Statistik. Mediakom. Jakarta. 2008 hal 66
71
Selain menggambarkan persamaan regeresi, output uji regresi linier sederhana juga menampilkan uji signifikansi dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel label visual (X) terhadap variabel sikap (Y). Dari output tersebut dapat diketahui nilai t hitung dengan nilai signifikansi. Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan taraf kesalahan 5%. Dan apabila t hitung lebih besar dari harga t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel label visual (X) terhadap variabel sikap (Y) dan begitupun sebaliknya. 3.7.4
Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho : tidak ada pengaruh antara label visual terhadap sikap perokok.
H1 : ada pengaruh antara label visual terhadap sikap perokok.