34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis dari bulan April sampai dengan Juni 2013. Dan yang menjadi objek penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 melalui situs www.bi.go.id , www.idx.co.id dan http://finance.yahoo.com/ B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini masuk dalam golongan penelitian kausal, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui dan mengungkapkan pengaruh besar kecilnya satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, ROE, EPS dan DER terhadap variabel terikat yaitu harga saham perbankan yang terdaftar di BEI. C. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian yang akan diuji berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis nol atau null (H0) mengatakan tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah lawan pernyataan dari hipotesis nol yang menunjukkan adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Maka berdasarkan tinjauan pustakan dan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, penulis mencoba merumuskan hipotesis untuk
35
diuji kebenarannya sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan jawaban atas hipotesis yang diajukan tersebut, yaitu sebagai berikut: Ha1 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di BEI 2008-2012. Ha2 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di BEI 2008-2012. D. Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X) Adalah variabel bebas yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: a. Capital Adequacy Ratio (CAR) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut: CAR =
Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
x 100%
36
b. Return On Equity (ROE) Adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal bank, rasio ini menunjukkan tingkat % (presentase) yang dapat dihasilkan. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut: ROE =
Laba Setelah Pajak Modal
x 100%
c. Earning Per Share (EPS) EPS merupakan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya yang dihitung dengan melakukan perbandingan antara pendapatan bersih setelah pajak (net income after tax, NIAT) dengan jumlah saham yang diterbitkan. EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS =
Laba Setelah Pajak Total Saham yang beredar
d. Debt to Equity Ratio (DER) DER menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan. DER dapat dirumuskan sebagai berikut: DER =
Total Hutang Total Modal Sendiri
37
2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y) Variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham dengan simbol y. Y= Harga Saham. Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis adalah dengan data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Harga saham dihitung dari harga penutupan (closing price) pada setiap akhir transaksi yang dikalkulasi menjadi harga rata-rata bulanan hingga rata-rata tahunan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Jogiyanto 2003:201):
Rata-rata Harga Saham = bulanan
Rata-rata Harga Saham
=
∑ Harga Saham Harian ∑ Hari Transaksi
∑ Rata-rata Harga Saham Bulanan 12
tahunan
Tabel 3.1 Ringkasan Variabel dan Skala Pengukuran No 1
Variabel Terikat Harga Saham
Pengukuran
Keterangan
Skala Rasio
∑ Rata-rata Harga Saham Bulanan 12
Hasil kalkulasi harga saham penutupan rata-rata bulanan hingga ratarata bulanan.
38
No 1
Variabel Bebas CAR
2
ROE
Laba Setelah Pajak Modal
3
EPS
Laba Setelah Pajak Total Saham Beredar
4
DER
Total Hutang Modal
Modal Aktiva tertimbang Menurut Risiko
Keterangan
Skala
Perbandingan modal sendiri dengan ATMR yang dihitung bank bersangkutan
Rasio
Rasio Perbandingan antara Laba (Setelah Pajak) Modal (Modal Inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat % (persentase) yang dapat dihasilkan Rasio Perbandingan antara pendapatan bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan. Rasio Perbandingan antara total hutang dengan total equity
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (www.bi.go.id), informasi harga saham perbankan melalui Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan dalam yahoo!finance selama periode 2009-2012.
39
F. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data time series yang diperoleh berdasarkan hasil publikasi oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, transaksi harian perdagangan saham, literatur ilmiah, penelitian sebelumnya, laporan-laporan yang dipublikasikan serta data-data yang diperoleh dari media internet.
G. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Jumlah bank yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 bank yang terdaftar sesuai dalam data di www.idx.co.id. Penetapan jumlah sampel menggunakan non-probability dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono. 2005:78). Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2001). Hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari penelitian saja yang bisa dijadikan sampel penelitian. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
40
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai data keuangan yang lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya dari periode 2009–2012. 2. Emiten tersebut selama periode penelitian dari tahun 2009-2012 tidak mengalami di-suspend maupun delisting. 3. Bank tersebut mempublikasikan laporan keuangannya setiap tahun dan mencantumkan tidak dalam keadaan rugi. Hasil seleksi pengambilan sampel ditunjukkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.2 Jumlah sampel berdasarkan kriteria seleksi sampel No 1
Jumlah 32
2
Kriteria Sampel Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 20092012 (-) Data emiten yang tidak lengkap dan mencantumkan rugi
3
Jumlah sampel akhir
15
17
Berdasarkan jumlah sampel akhir pada table di atas berikut lima belas bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009–2012: Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6
Nama Bank Bank Artha Graha Internasional Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank CIMB Niaga Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank Mayapada Internasional Tbk.
Kode INPC BBCA BNGA BDMN BMRI MAYA
41
7 8 9 10 11 12 13 14 15
Bank Mega Tbk. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Bank OCBC NISP Tbk. Bank of India Indonesia Tbk. Bank Pan Indonesia Tbk. Bank Permata Tbk. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bank Victoria International Tbk.
MEGA BBNI BBNP OCBC BSWD PNBN BNLI BBRI BVIC
Sumber: IDX Monthly Statistics dari tahun 2009–2012, telah diolah kembali
H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan program Software SPSS 20 for Windows (Statistical Package for Social Science). Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi kasik sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika uji tidak terpenuhi, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas dapat diuji dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov dengan membuat hipotesis:
42
Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogol. Variabel ortogol adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) sebagai lawannya (Imam Gozali, 2005:91-92). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang kecil sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai Cut Off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah tolerance<0,10 atau sama dengan VIF>10.
43
c. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dan kesalahan penggangu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Ghozali, 2005 : 95). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi jika observasi yang berturutturut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya (Nachrowi, 2006 : 185). Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi, hal ini dapat dilihat dari tes uji Durbin Watson sebagai berikut: Deteksi Autokorelasi Positif: Jika d < dL maka terdapat autokorelasi positif, Jika d > dU maka tidak terdapat autokorelasi positif, Jika dL < d < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan. Deteksi Autokorelasi Negatif Jika (4-d)
du maka tidak terdapat autokorelasi negatif, Jika dl<(4-d0
44
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas
heteroskedastisitas.
Jika
dan
terdapat
jika
berbeda
heteroskedastisitas,
disebut maka
penafsiran statistik t dan F yang dihasilkan metode ordinary least squares dapat menimbulkan kesalahpahaman. Model regresi yang baik
adalah
yang
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variable dependen dengan residualnya. Jika ada pola tertentu pada grafik scatter-plot,
maka
ini
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain melihat grafik plot, untuk memperkuat kesimpulan dari grafik scatter plot perlu dilakukan uji Glejser, yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas dengan persamaan regresi. Jika hasil regresi mempunyai nilai signifikan dari nilai t pada tiap variabel
45
bebas lebih besar dari 0,05 maka model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut : 2. Uji Hipotesis a. Uji f (serentak) Bagian hasil uji-F dapat dilihat dari output ANOVA yang dihasilkan dari uji regresi linier berganda. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (CAR ,ROE, EPS, DER) terhadap variabel terikat yaitu harga saham. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (dalam output SPSS tertulis SIG) dengan besarnya nilai alpha (α) yaitu 0,05. 1) Hipotesis penelitian: Ho = CAR, ROE, EPS dan DER secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Ha = CAR, ROE, EPS dan DER secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2) Keputusan diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a) Ho diterima dan Ha ditolak, apabila probabilitas > 0,05 b) Ho ditolak dan Ha diterima, apabila Probabilitas < 0,05
46
b. Uji t (parsial) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya adalah konstan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (dalam output SPSS tertulis SIG) dengan besarnya nilai alpha (α) yaitu 0,05. 1) Hipotesis penelitian yang pertama: Ho1 = CAR tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Ha1 = CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Keputusan diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a) Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, apabila probabilitas > 0,05. b) Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, apabila Probabilitas < 0,05. 2) Hipotesis penelitian yang kedua:
Ho2 = ROE tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Ha2 = ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Keputusan diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a) Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, apabila probabilitas > 0,05. b) Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, apabila Probabilitas < 0,05.
47
3) Hipotesis penelitian yang ketiga: Ho3 = EPS tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Ha3 = EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Pengambilan
keputusan
berdasarkan
kriteria
sebagai
berikut: a) Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, apabila probabilitas > 0,05. b) Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, apabila probabilitas < 0,05. 4) Hipotesis penelitian yang keempat: Ho4 = DER tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Ha4 = DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Pengambilan
keputusan
berdasarkan
kriteria
sebagai
berikut: a) Ho4 diterima dan Ha3 ditolak, apabila probabilitas > 0,05. b) Ho4 ditolak dan Ha3 diterima, apabila probabilitas < 0,05. c. Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis regresi yang digunakan adalah metode OLS (Ordinary Least Square) atau pangkat kuadrat terkecil biasa, dengan rumus regresi berganda (multiple regressions) sebagai berikut:
48
Y= α+β1 X1+ β2 X2+β3 X3+ β4 X4+ε Dimana : Y a
= Harga saham = Konstanta
X1 = CAR X2 = ROE X3 = EPS X4 = DER β1 – β4 = Koefisien Regresi 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Jika dari hasil Uji-F memberikan hasil yang signifikan, selanjutnya dijelaskan besarnya nilai R. Nilai ini mengindikasikan seberapa besar pengaruh kedua variabel bebas terhadap variable terikat. Apabila nilai R lebih kecil dari 0,5 maka pengaruh variable bebas lemah, namun sebaliknya bila nilai R lebih besar dari 0,5 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat relative kuat. Selanjutnya memperhatikan nilai R Square (R2). Nilai ini disebut dengan nama koefisien determinasi. Dapat pula disebut dengan nama Goodness of Fit (ketepatan model). Umumnya nilai ini ditulis dalam bentuk prosen (%), besaran nilai R2 ini memberikan makna proporsi keragaman pada variabel Y yang dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas secara bersama-sama.