BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, yang beralamat di jalan Ronggowarsito Bejen, Karanganyar, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap yakni pada November 2015 – Maret 2016. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut: Tabel 3.1Tahapan Pelaksanaan Penelitian No
1
Kegiatan
Bulan Nov
Des
2015
2015
Jan
Feb
Mar
2016 2016 2016
Persiapan a. Observasi Awal b. Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Pembuatan Instrumen
4
Analisis Instrumen
5
Pengumpulan Data a. Siklus I
6
Pengolahan Data
7
Penyusunan Laporan
B. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3semester genap SMA Negeri 2Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan subyek dalam penelitian
33
34
ini
didasarkan pada
pertimbangan bahwa
subyek tersebut
mempunyai
permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal. Penggunaan metode pembelajaran yang telah dirancang diharapkan tepat diterapkan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Karanganyar. Obyek penelitian ini adalah proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa meliputi aktivitas belajar yang meliputi oral activities, visual activities, learning activities, dan writing activities. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud adalah aspek kompetensi pengetahuan dan aspek kompetensi sikap. C. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti ini merupakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dimana ciri dari penelitian tindakan kelas yaitu bersifat praktis dengan tujuan utama untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran
yang
sehari-hari
dialami
oleh
guru
dan
siswa.
Pelaksanaannyadilakukan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Seperti yang telah dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006) dalam Sarwiji Suwandi (2009: 10) pengertian penelitian tindakan kelas dapat diperoleh dari unsur kata pembentuknya yakni penelitian)1, tindakan)2, dan kelas)3 dimana penelitian mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.Istilah kelas mengacu pada sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dari ketiga pengertian kata tersebut dapat diambil kesimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
35
secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan siswa. Beberapa karakteristik dalam penelitian tindakan kelas antara lain: 1) perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry on practice from within); 2) usaha kolaboratif antara guru dan dosen (a collaborative effort between school teachers and teacher educators); 3) bersifat fleksibel (a reflective practice made public). (Hopkins (1993) dalam Sarwiji Suwandi (2009: 14)) Data yang didapatkan (baik berupa kalimat atau angka) yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian bersama mitra kolaborasi, diinterpretasikan secara kualitatif. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar siswa, sedangkan tes dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, angket dan tes. Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan secara pasif. Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Kajian dokumen dapat berupa kajian kurikulum, RPP, buku dan materi pelajaran, hasil tulisan atau karangan siswa dan nilai yang diberikan guru. Angket diberikan siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses belajar yang akan diteliti. Tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan (Sarwiji Suwandi, 2009: 57-59). Kurt Lewin (dalam McNiff, 1992: 22) dalam Sarwiji Suwandi (2009: 27) menggambarkan penelitian tindakan kelas sebagai serangkaian langkah yang berbentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Dalam
penerapannya
digunakan
tindakan
siklus
pada
setiap
pembelajaran. Maksudnya, cara penerapan strategi pembelajaran ini pada pembelajaran siklus pertama hampir sama dengan yang diterapkan pada
36
pembelajaran siklus kedua, tergantung pada fakta dan interpretasi data yang ada pada siklus pertama. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah atau hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data hasil observasi, angket kepada siswa terkait pelajaran kimia, wawancara yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas, dan kesulitan yang dihadapi guru baik dalam menghadapi siswa maupun cara mengajar di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar materi kimia, pokok bahasan hidrolisis garam berupa nilai yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa aspek kompetensi pengetahuan melalui tes siklus Idan tes siklus II. Aspek kualitatif mengacu pada hasil penilaian aspek kompetensi sikap yang dilakukan sebelum tes kompetensi pengetahuan. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah informan, yaitu guru dan siswa. Selain itu juga berasal dari peristiwa atau perilaku yang dialami siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, serta dokumen atau arsip dari hasil tes.
E. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Metode Tes Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garamsiswa kelas XI IPA 3 semester genap SMA Negeri 2
37
Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016. Metode tes dilakukan pada siklus I dan tes siklus lanjutan yang diberikan pada setiap akhir siklus. 2. Metode Angket Metode angket untuk mengetahui hasil belajar kompetensi sikap, aktivitas belajar dan tanggapan siswa selama pelajaran hidrolisis garam. Angket diberikan kepada siswa di akhir tindakan. 3. Observasi atau pengamatan lapangan, wawancara, dan tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran Team Assisted Individulalization (TAI). 4. Dokumentasi kegiatan pembelajaran.
F. Uji Validitas Data Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang telah disusun oleh sekolah. Silabus mata pelajaran kimia SMA Negeri 2 Karanganyar dapat dilihat pada Lampiran 1. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dan disetujui guru dengan tujuan supaya pelaksanaan KBM dapat terstruktur dengan baik. RPP yang dipakai pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. 2.
Instrumen Penilaian a.
Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Untuk penilaian kompetensi pengetahuan, menggunakan bentuk tes
obyektif. Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari: (a) membuat kisi-kisi soal tes, (b) menyusun soal tes, (c) mengadakan ujicoba tes (try out).
38
Instrumen yang digunakan dalam tes prestasi ini berupa tes objektif tentang materi hidrolisis garam yang terdiri dari 20 butir soal dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.Skala penilaian menggunakan skala 100, dimana jumlah jawaban benar dibagi 30 kemudian dikalikan 100.Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, perangkat tes ini diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi Hidrolisis garam untuk mengetahui besarnya validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya pembeda. 1) Uji validitas a) Validitas Isi Validitas isi adalah kecocokan di antara isi alat ukur (tes) dengan isi sasaran ukur. Artinya alat ukur yang mempunyai validitas isi yang baik adalah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran yang tercantum dalam kurikulum. Oleh karena fungsinya adalah melihat kecocokan, maka perlu orang-orang yang ahli di bidangnya yang ditunjuk sebagai panelis untuk memeriksa instrumen. Untuk dapat mengetahui apakah secara isi validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak, digunakan formula Gregory. Formula ini digunakan untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan. Pada formula ini, diperlukan dua orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau tidak relevan masing-masing butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya. Content Validity (CV) :
D A BC D
Dimana, A=jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B=jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C=jumlah item relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D=jumlah item relevan menurut kedua panelis
39
Kriteria yang digunakan adalah jika CV>0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. (Gregory, 2007: 123) Hasil uji validitas isi instrumen penilaian kompetensi pengetahuan siklus I yang dilakukan terangkum dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2Rangkuman Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan Siklus I Jumlah Soal 20
CV 0,8
Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan
Soal yang menurut panelis kurang relevan diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditryoutkan. b) Validitas Item Perhitungan validitas item menggunakan ITEMAN. 1.1. Uji Reliabilitas Soal dapat dikatakan reliabel (dapat dipercaya) apabila ketika soal tersebut diberikan/digunakan pada kelompok yang homogen, maka akan memberikan hasil yang terus menerus serupa(sama). Reliabilitas dapat ditentukan dengan 3 cara, yaitu tes paralel, tes ulang ataupun dengan pembelahan tes. Tes paralel: dengan cara ini, guru harus menyusun 2 perangkat tes yang paralel dan diberikan sekaligus pada siswa. Hasil uji coba, kemudian dicari korelasinya dengan product mement. Kelebihannya adalah siswa langsung mwngerjakan 2 perangkat soal sekaligus, tapi kekurangannya adalah dalam hal penyusunan soal. Tes ulang: dengan cara ini, guru hanya membuat 1 perangkat soal yang nantinya diberikan kepada siswa 2 kali setelah selang waktu tertentu. Kekurangan dari tes ini adalah dimungkinkan adanya kejenuhan pada siswa dan siswa cenderung tidak berpikir ulang, sehingga hasil yang diperolh bias/tidak dapat dipercaya. Pembelahan tes: dengan cara ini, guru hanya membuat 1 perangkat soal dan hanya sekali diujikan kepada siswa, yang nantinya dilakukan pembelahan
40
soal dengan formula – formula tertentu, seperti Spearman-Brown, Rulon, Alpha ataupun dengan formula KR-20. Pada analisa perangkat soal kali ini,reliabilitas diukur dengan menggunakan pembelahan tes, karena hanya ada 1 perangkat soal yang diujikan kepada siswa dan soal hanya diberikan satu kali (tidak ada tes ulang)
dan
reliabilitas diketahui dari besarnya nilai alpha pada data ITEMAN.Dari data ITEMAN diperoleh nilai alpha sebesar 0,455.Karena besarnya reliabilitas 0,455 (Indeks reliabilitas berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya), maka dikatakan bahwa reliabilitas / tingkat keajegan soal tersebut rendah. 1.2. Taraf Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken (1994: 66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh , berarti semakin mudah soal itu. Diformulasikan menurut persamaan: P Dimana,
=
B / JS
P
: indeks kesukaran
B
: proporsi siswa yang menjawab benar
JS
: jumlah siswa
Indeks kesukaran
:
0.0 – 0.3
:
soal sukar
0.3 – 0.7
:
soal sedang
0.7 – 1.0
:
soal mudah
Pada analisa ITEMAN tingkat kesukaran soal ditunjukkan dengan prop.correct. Hasiltryout taraf kesukaran soal penilaian kompetensi pengetahuan siklus I terangkum dalam Tabel 3.3.
41
Tabel 3.3 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penilaian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kompetensi Pengetahuan Siklus I No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P 0.409 0.045 0.409 0.068 0.068 0.045 0.114 0.182 0.068 0.045 0.045 0.045 0.523 0.795 0.045 0.045 0.773 0.114 0.136 0.273
Keterangan Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Mudah Sukar Sukar Mudah Sukar Sukar Sukar
Pada soal diatas tingkat kesukaran Soal sukar
= 15
Soal sedang
=3
Soal mudah
=2
2) Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan.Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan warga belajar/siswa yang telah
42
memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00.Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini. DP
BA BB 1 N 2
DP
atau
2(BA BB ) N
DP = daya pembeda soal, BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N=jumlah siswa yang mengerjakan tes. Indeks Daya Beda : 0,0 - 0,2
jelek
0,2 - 0,4
cukup
0,4 - 0,7
baik
0,7 - 1,0
baik sekali
Pada analisa menggunakan ITEMAN, daya beda dapat diketahui dari nilai korelasi point biserial
(point biser). Hasil tryout daya pembeda soal
instrumen penilaian kompetensi pengetahuan
siklus I terangkum dalam Tabel
3.4. Tabel 3.4. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kompetensi Pengetahuan Siklus I NO SOAL 1 2 3 4 5
rpbis 0.260 0.410 0.260 0.530 0.443
DAYA BEDA cukup baik cukup baik baik
43
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0.254 0.279 0.548 0.357 0.306 0.007 0.358 0.400 0.665 0.410 0.422 0.633 0.357 0.387 0.633
cukup cukup baik cukup cukup jelek cukup baik baik baik baik baik cukup cukup baik
Jika nilai daya pembeda negatif (< 0) berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (peserta didik yang memahami materi). No item yang memiliki daya pembeda kategori jelek dilakukan perbaikan dulu sebelum diujikan dalam siklus I, sehingga dalam siklus I soal kompetensi pengetahuan tetap berjumlah 20 soal.
b. Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Instrumen penilaian kompetensi sikap digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Penyusunan itemitem angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor untuk angket kompetensi sikapdigunakan skala 1 sampai 4. Pemberian skor untuk angket adalah sebagai berikut: Skor 4 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) Skor 3 untuk jawaban Setuju (S)
44
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Untuk item yang mengarah jawaban negatif, pemberian skornya sebagai berikut: Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) Skor 2 untuk jawaban Setuju (S) Skor 3 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) Skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket. 1) Angket Kompetensi Sikap a) Uji Validitas Untuk mengetahui validitas butir soal angket menggunakan Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) :
D A BC D
Dimana, A = jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = jumlah item relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = jumlah item relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV>0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. (Gregory, 2007: 123) Hasil uji validitas isi instrumen penilaiankompetensi sikapterangkum dalam Tabel 3.5.
Tabel3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Jumlah Soal 32
CV 0,875
Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan
45
Soal yang menurut panelis kurang relevan diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditryoutkan, dan 2 soal yang kurang relevan didrop sehingga jumlah soal yang ditryoutkan menjadi 30 soal. b) Uji Reliabilitas Digunakan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
pengukuran
dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0), yaitu sebagai berikut:
2 N S i r11 = α = 1 2 St N 1
Keterangan: r11
: koefisien realibilitas instrumen
N
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ΣSi2
: jumlah kuadrat S tiap-tiap item
St2
: kuadrat dari S total keseluruhan item.
St
1 N
N X 2 X
2
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70
: Cukup (C)
0,21 ─ 0,40
: Rendah (R)
>0,00 ─ 0,20
: Sangat Rendah (SR) (Azwar, 2009:87)
Ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen penilaian aspek penilaian kompetensi sikapsetelah dilakukantryout disajikan dalam Tabel 3.6.
46
Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Tryout Reliabilitas Soal Aspek Penilaian Kompetensi Sikap Jumlah Soal 30 c.
Reliabilitas 0,931
Kriteria Sangat Tinggi
Instrumen Penilaian Angket Aktivitas Untuk metode angket, aktivitas jenis angket yang digunakan adalah
angket langsung dan sekaligus alternatif jawaban.Siswa menjawab dengan memilih salah satu alternative jawaban yang telah disediakan. Penyusunan itemitem angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Tabel 3.7 Pedoman Penskoran Angket Skor untuk aspek yang dinilai SS (selalu/sangat setuju) S (sering/setuju) TS (sangat jarang/tidak setuju) STS (tidak pernah/sangat tidak setuju
Skor + 4 3 2 1
1 2 3 4
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket: 1) Uji Validitas Untuk mengetahui validitas butir soal angket menggunakan Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) :
D A BC D
Dimana, A = jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = jumlah item relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = jumlah item relevan menurut kedua panelis
47
Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. (Gregory, 2007: 123) Hasil uji validitas isi instrumen penilaianangket aktivitas terangkum dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Angket Aktivitas Jumlah Soal 16
CV 1
Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan
2) Uji Reliabilitas Digunakan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
pengukuran
dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0), yaitu sebagai berikut:
2 N S i r11 = α = 1 2 St N 1
Keterangan: r11 : koefisien realibilitas instrumen N
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ΣSi2
: jumlah kuadrat S tiap-tiap item
St2
: kuadrat dari S total keseluruhan item.
St
1 N
N X 2 X
2
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,91 ─ 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90
: Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70
: Cukup (C)
0,21 ─ 0,40
: Rendah (R)
>0,00 ─ 0,20
: Sangat Rendah (SR) (Azwar, 2009:87)
48
Ringkasan
hasil
uji
reliabilitas
instrumen
penilaian
angket
aktivitassetelahdilakukantryout disajikan dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Tryout Reliabilitas Soal Aspek Angket Aktivitas Jumlah Soal 16
Reliabilitas 0,911
Kriteria Sangat Tinggi
G. Analisis Data Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Berbeda dari interpretasi data hasil tiap observasi yang dijadikan bahan tiap diskusi balikan sebagai tindak lanjut dan suatu observasi sebagaimana telah digunakan sebelumnya, menurut Imam dkk (2004) dalam Sarwiji Suwandi (2009: 41), analisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK secara keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses
menyeleksi,
menyederhanakan,
memfokuskan,
mengabstraksikan,
mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahanbahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Lebih lanjut dijelaskan bahwa analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penampilan data secara sedarhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
49
H. Teknik Pemeriksaan Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dataantara lain adalah triangulasi dan review informan kunci. Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
validitas
data
dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy J. Moleong, 1995: 178) dalam Sarwiji Suwandi (2009: 60). Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Teknik triangulasi metode pengumpulan
data
dilakukan
dengan
mengumpulkan
data
tetap
dan
mengumpulkan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket, dan tes prestasi. Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi antartim peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.
I.
Indikator Kinerja Penelitian
Menurut Suwandi (2007: 36), indikator kinerja penelitian merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Tabel. 3.10. Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Kompetensi sikap Aktivitas Kompetensi pengetahuan
Target Siklus I 60% 60% 60%
Target Siklus II 70% 70% 70%
Cara Mengukur Angket Angket Dari hasil tes di akhir siklus
50
J.
Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 117). Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah tersebut : 1.
Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah: a.
Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran kimia di SMA Negeri 2 Karanganyar.
b. 2.
Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Tahap Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan ada dua hal. a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualizationpada materi Hidrolisis Garam. b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau pengamatan interaksi sosial siswa, soal tes kompetensi pengetahuan, angket, baik aspek kompetensi sikap maupun respon siswa terhadap pembelajaran (wawancara).
3.
Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini ada empat hal. a.
Melaksanakan KBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pembelajaran secara kolaboratif dengan guru pengampu mata pelajaran kimia
51
b.
Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung dan angket siswa.
c.
Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.
d.
Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.
4. Tahap Observasi dan Evaluasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah: a.
pengumpulan data,
b.
sumber data,
c.
critical friend dalam penelitian, dan
d.
analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai
berikut: a.
pelaksanaan pengamatan baik oleh guru maupun peneliti,
b.
mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi,
c.
mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai, dan
d.
membuat kesimpulan hasil pengamatan. Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: a.
menyiapkan alat-alat evaluasi,
b.
melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai,
c.
melaksanakan analisis hasil evaluasi, dan
d.
kriteria keberhasilan tindakan.
5. Tahap Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan ada dua hal. a.
Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket.
52
b.
Mencocokkan pengamatan oleh pengamat/guru pada lembar mentoring. Apabila hasil pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi multi arah maka metode
kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus II) dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Adapun prosedur penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.1.
53
Perencanaan I (Planning)
Refleksi I (Reflecting)
Siklus I
Tindakan I (Acting)
Observasi I (Observing) Perubahan
Perencanaan II (Planning)
Refleksi II (Reflecting)
Siklus II
Observasi II (Observing) Perubahan
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Tindakan II (Acting)