BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta yang terletak di jalan dr. Moewardi No. 42 Kelurahan Penumping Kecamatan Laweyan. Tempat penelitian dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: a. SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta merupakan SD PPL peneliti, sehingga sudah mengenal karakteristik siswa. b. SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang. c. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta khususnya kelas V.2 mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis puisi bebas dan guru yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa. 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan selama 7 bulan meliputi tahap persiapan penelitian, pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan serta ujian skripsi. Penelitian ini dimulai dari bulan November 2015 hingga bulan Mei tahun 2016. Persiapan penelitian yang meliputi pengajuan judul, penyusuan proposal, seminar proposal, dan pengajuan surat ijin penelitian dilaksanakan pada bulan Desember hingga bulan Maret. Pelaksanaan penelitian meliputi siklus I, siklus II, dan siklus III dilaksanakan pada bulan Maret. Analisis data dilaksanakan pada bulan April. Penyusunan dan penyelesaian laporan dilaksanakan pada bulan April hingga Mei. Adapun rincian jadwal penelitian tindakan kelas terlampir (lampiran 2 halama 131).
34
35 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam Penelitian Tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research dengan model sikus. Penelitian ini dikategorikan ke dalam PTK, karena maslah nyata dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada perbaikan
proses
pembelajaran.
Proses
perbaikan
proses
pembelajaran
keterampilan menulis puisi bebas dilaksanakan melalui tindakan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Daryanto (2014:4) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Pendapat lain disampaikan oleh Akbar (2010) bhwa PTK adalah sebagai proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas secara bersiklus yang bertujuan meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran di kelas tertentu. Bersiklus artinya berputar. Secara umum, satu siklus PTK terdiri atas perencanaan, tindakan, pengobservasian, dan perefleksian. Hasil perefleksian ini kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan pada siklus selanjutnya. Jenis penelitian ini adalah model siklus yang dilaksanakan dalam empat tahap yakni tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan rekfleksi.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang yang dikenai tindakan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V.2 SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa putri dan 17 siswa putra. Kondisi siswa heterogen atau memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Semuanya merupakan anak normal, tidak ada yang berkebutuhan khusus. Selain itu, guru juga merupakan subjek penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran guru. Guru kelas V.2 bernama Ari Yudi, S. Pd. Selama penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam mengajar kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta.
36 D. Data Dan Sumber Data 1. Data Data kuantitatif penelitian ini berupa data hasil belajar keterampilan menulis puisi bebas kelas V.2 SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta. Sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang pelaksanaan pembelajaran
menulis
puisi
bebas
baik
sebelum
maupun
sesudah
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. 2. Sumber data Arikunto (2002:107) berpendapat bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: a) person yaitu sumber data yang berupa jawaban lisan (wawancara) atau tertulis (angket); b) place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam (ruangan, kelengkapan alat, dan lain-lain) dan bergerak (aktivitas, kinerja, dan lain-lain); dan c) paper yaitu sumber data yang berbentuk kertas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Informan atau narasumber yang terdiri dari guru kelas V.2 dan siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. b. Peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran menulis puisi bebas dengna Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table di kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 berupa aktivitas siswa dan kinerja/pelaksanaan pembelajaran guru. c. Arsip atau dokumen, meliputi foto kegiatan pembelajaran menulis puisi yang terjadi, hasil nilai pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III, pengembangan silabus, rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan peneliti, materi pembelajaran, dan catatan wawancara.
37 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini: 1. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang harus diteliti, dan juga apabuila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010: 194). Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan siswa dan guru kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Teknik wawancara ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis, kendala dalam pembelajaran menulis, faktor rendahnya keterampilan menulis puisi bebas. Selain itu juga untuk mengetahui hasil penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table terhadap keterampilan menulis puisi bebas di kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 baik berupa saran maupun kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan untuk memperoleh informasi awal tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis puisi bebas. Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada tanggal 16 November 2015. Adapun pedoman wawancara yang akan dilakukan terhadap guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
38 Tabel 3. 1 Kisi-kisi Wawancara Guru dan Siswa dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Bebas Deskriptor Faktor masukan dalam pembelajaran Proses pembelajaran
Faktor keluaran dalam pembelajaran
Indikator Ketertarikan siswa dalam pembelajaran menulis a. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis. b. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran menulis c. Kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran menulis a. Nilai yang diperoleh dalam pembelajaran menulis b. Siswa sudah terampil dalam menulis puisi
2. Observasi Pengamatan/observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang lebih spesifik bila dibandingkan teknik wawancara, kalau wawancara selalu berkomunikasi dengan orang, maka ovservasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono,2010:203). Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru maupun aktivitas siswa ketika melaksanakan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan Model Koopertif Tipe Round Table. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Observasi terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran
keterampilan
menulis
puisi
dengan
39 menggunakan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Round
Table.
Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran guru juga diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menganggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan umpan balik, melakukan penilaian teradap hasil belajar siswa, dan yang paling utama adalah membimbing siswa dalam menulis puisi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti terlihat pada aktivitas berbicara, aktivitas mendengarkan, aktivitas mental, aktivitas emosi, serta yang paling utama adalah aktivitas menulis puisi bebas sesuai dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Adapun pedoman observasi yang akan dilakukan terhadap guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. 2 Kisi-kisi Observasi Guru dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Bebas Deskriptor Penguasaan bahan ajar Kemampuan mengelola pembelajaran
Komitmen
Indikator
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik, dan benar a. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa c. Melakukan kegiatan apersepsi, motivasi, dan orientasi d. Kemampuan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table e. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan menulis puisi bebas f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan g. Memelihara keterlibatan siswa h. Memantau kemajuan belajar siswa i. Melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi j. Membuat rangkuman materi pelajaran Melakukan tindak lanjut pembelajaran
40 melakukan tugas
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Observasi Siswa dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Bebas Deskriptor Oral Activities Listening Activities Writing Activities Mental Activities Emotional Activities
Indikator Aktif bertanya kepada orang lain Mendengarkan uraian dan diskusi Menulis puisi dengan tepat Memecahkan persoalan saat diskusi berlangsung Motivasi dalam pembelajaran Keberanian menyampaikan gagasan Senang dalam mengikuti pembelajaran
3. Kajian Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan (catatan harian, peraturan, kebijakan), gambar (foto, gambar hidup, sketsa), atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip pendukung penelitian yang berupa kurikulum dan perangkat pembelajaran, berupa pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku atau materi pelajaran, hasil tes menulis puisi bebas yang dilaksanakan oleh siswa ketika diberi tugas oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, rekaman video, dan foto proses pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. 4. Tes Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan maupun tertulis. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, tidak hanya mengukur kognitif saja melainkan juga untuk ranah afektif dan psikomotor (Sudjana, 2009: 35). Pendapat ini relevan dengan pernyataan Arikunto (2002: 127) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau
41 latihan serta alat lain yang diguanakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah keiatan pemberian tindakan. Tes diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam menulis puisi dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi siswa. Dengan perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan keterampilan menulis puisi bebas siswa sesuai dengan siklus yang ada. Penelitian ini akan menggunakan jenis pretest (tes awal) untuk mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas, dan posttest (tes akhir) yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan kecakapan siswa menulis puisi. Tes awal dan tes akhir berbentuk tes tertulis yakni soal untuk menulis puisi bebas pada siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Adapun kisi-kisi tes yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Tes Menulis Puisi Bebas Indikator Psikomotor 8.3.3 Membuat puisi bebas dengan menggunak an pilihan kata yang tepat
Bentuk Tes
Jenis Tes
Tes Tertulis
Essai
Ranah Psikomotor P1
P2
P3 V
P4
P5
Contoh Soal Buatlah sebuah puisi sesuai dengan gambar yang tersedia !
42 F. Teknik Uji Validitas Data Ketepatan dan kemantapan data tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan data, akan tetapi juga diperlukan teknik uji validitas datanya. Validitas merupakan suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian diperiksa untuk dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan (Sarwiji Suwandi, 2009: 60). Menurut Sugiyono (2010: 177), pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : 1) pengujian validitas konstrak yakni validitas instrumen dengan menggunakan pendapat dari ahli (expert judgment), dimana setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli; 2) pengujian validitas isi yakni validitas instrumen dengan membandingkan antar isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan; dan 3) pengujian validitas eksternal yakni validitas instrumen dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Pendapat
yang
senada
disampaikan
oleh
Arikunto
(1995:64-66)
mengelompokkan jenis validitas menjadi 2, yaitu: 1) validitas logis yang terdiri dari: a) validitas isi/content validity, sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu sesuai dengan materi yang diajarkan dan materi tersebut tertera dalam kurikulum, sehingga sering disebut validitas kurikuler; b) validitas konstruksi/construct validity, tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal tes mengukur setiap aspek berpikir dalam Tujuan Instruksional Khusus; 2) validitas empiris yang terdiri dari: a) validitas ada sekarang/concurrent validity, sebuah tes dikatakan memiliki validitas ada sekarang jika hasil tes dapat dibandingkan dengan hasil tes yang telah lalu; b) validitas prediksi/predictive validity, tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
43 Sementara itu, Sugiyono (2010:372) menambahkan bahwa
triangulasi
adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Teknik triangulasi yang digunakan berupa triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini akan menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Dalam triangulasi sumber data, peneliti mengutamakan pengecekan informasi di antara para informan. Informasi yang diperoleh dari seseorang informan dicek silang dengan informasi serupa dari informan lain. suatu informasi diakui kebenarannya apabila disepakati oleh para informan. Pada penelitian ini sumber data yang dicek silang adalah data dari guru, siswa, dan observer. Pada triangulasi teknik, peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari suatu teknik/metode pengumpulan data dengan informasi serupa yang diperoleh dengan metode lainnya. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dibandingkan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data Analisis data digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan, untuk selanjutnya di proses dalam menentukan pilihan, memilah serta menggolongkan data sesuai yang diharapkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis data model interaktif. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,
yakni
dengan
membandingkan
hasil
antarsiklus.
Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian (pratindakan) dengan hasil pada akhir setiap siklus, yakni siklus I, siklus II, dan siklus III (Suwandi, 2009: 61). Sementara itu, teknik analisis data model interaktif menurut Milles dan Hubberman (Sugiyono, 2010: 338), yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
44 membuang yang tidak perlu.dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi
data
Mangkubumen
Lor
pada laporan penelitian No.15
Surakarta
ini
di
kelas V.2 SDN
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan data baik itu data kuantitatif maupun data kualitatif terlebih dahulu. Data kuantitatif berupa data hasil belajar keterampilan menulis puisi bebas kelas V.2 SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta. Sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
bebas
baik
sebelum
maupun
sesudah
menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. Data ini terdiri dari data wawancara, observasi, dan dokumentasi pembelajran menulis puisi bebas sebelum dan sesudah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table. Setelah pengumpulan data selesai, dilanjutkan untuk melakukan seleksi, penentuan fokus data, dan penyederhanaan data. 2. Penyajian Data Penyajian data adalah sekumpulan data yang telah tersusun dan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kaerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Data yang sudah diperoleh melalui reduksi data, selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan jenisnya baik sebagai data kuantitatif maupun kualitatif sehingga lebih jelas penggunaannya. Sajian data disajikan dalam bentuk deskripsi, tabel, grafik, dan dokumentasi/foto. Sehingga akan lebih mudah diamati perbandingan antara keadaan sebelum siklus, siklus I, dan siklus II. Selain itu, penyajian data juga dapat mempermudah dalam penarikan kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting. Proses analisis dan interpretasi data dalam PTK diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.
45 Proses pemilahan data dan pemberian makna pada data hasil penelitian perlu diambil simpulan agar lebih mudah diterima oleh khalayak. Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, siklus II, dan simpulan terakhir pada akhir siklus III. Sehingga dapat disimpulkan apakah penggunaan Model Kooperatif Tipe Round Table terbukti mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas pada siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan pada gambar 3. 2 berikut ini: Data Collection Data Display Data Reduction Conclusion Gambar 3. 1 Komponen dalam Analisi Data (Interactive Model) Sumber : Sugiyono (2010: 338)
H. Indikator Capaian Penelitian Menurut
Suwandi
(2009:61),
indikator
pelaksanaan
pembelajaran
merupakan rumusan pelaksanaan pembelajaran yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan dalam penelitian. Indikator capaian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila nilai keterampilan menulis puisi bebas pada siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta
tahun ajaran
2015/2016 meningkat sesuai target dengan menggunakan model Round Table. Peningkatan ditargetkan mencapai ≥ 85 % (≥ 29 siswa) dari 34 siswa nilainya tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada penelitian ini disesuaikan dengan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, yaitu ≥ 77.
46 Tabel 3. 5 Indikator Capaian Penelitian Aspek yang Diukur Keterampilan menulis puisi bebas
Persentase Pencapaian 85% (29 siswa) dari 34 siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 77
Cara Mengukur Tes menulis puisi bebas dengan aspek penilaian koherensi, pilihan kata, tipografi, pengimajian, dan penyampaian gagasan. Dibuat persentase siswa yang mendapat nilai lebih dadri atau sama dengan 77.
I. Prosedur Penelitian Mekanisme prosedur penelitian dalam penelitian ini 4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (tindakan), (3) observasi, dan (4) refleksi. Prosedur penelitian ini dirancang untuk mencapai indikator yang diinginkan. Adapun prosedur penelitian ini digambarkan oleh Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008:16) sebagai berikut:
Permasalahan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus III
Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan hingga pada indikator pencapaian 85%
Gambar 3. 2 Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
47 Laporan penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan 2 kali pertemuan di siklus I, siklus II, dan siklus III. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tahap menyusun perencanaan ini digunakan untuk menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, sehingga dapat membantu peneliti dalam merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, dkk., 2008:18) Perencanaan pada siklus I ini terdiri atas beberapa tahap meliputi menentukan pokok bahasan, membuat RPP dengan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table, menyusun lembar observasi siswa dan guru dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table, dan mengembangkan format evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tahap
pelaksanaan
merupakan
implementasi/penerapan
isi
perencanaan mengenai tindakan di kelas (Arikunto, dkk., 2008:18). Tindakan pada siklus I ini akan dilaksanakan dalam 2x pertemuan dan setiap pertemuan dialokasikan waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan pertama membahas tentang jenis-jenis puisi, dan langkah membuat puisi bebas berdasarkan gambar. Pertemuan pertama membahas tentang pengertian puisi, sedangkan pada pertemuan kedua siswa dan guru mengulas tentang unsur-unsur puisi. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table yaitu siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok memiliki tugas untuk membuat puisi berdasarkan gambar secara bergiliran pada lembar kerja kelompok yang sudah disediakan. Setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki waktu 4 menit untuk membuat puisi. Guru memberikan bimbingan secara intens dan memantau perkembangan keterampilan menulis puisi bebas siswa. Setiap kelompok mempresentasikan puisinya di
48 depan kelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik dan membimbing siswa
untuk
membuat
rangkuman.
Siswa
melakukan
evaluasi
pembelajaran yaitu membuat puisi berdasarkan gambar kucing pada pertemuan pertama dan gambar gunung meletus pada pertemuan kedua. c. Tahap Observasi Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer untuk merekam proses pembelajaran (Arikunto, dkk., 2008:19).
Tahap
observasi
dilakukan
dengan
mengamati
proses
pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas terhadap guru dan aktivitas siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/216. Observasi dilakukan pada poin-poin yang diamati seperti pada pedoman observasi yang telah disiapkan peneliti. d. Tahap Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap untuk mengemukakan kembali halhal yang sudah dilakukan (Arikunto, dkk., 2008:19). Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, selanjutnya peneliti bersama guru kelas V.2 melakukan refleksi. Refleksi dilaksanakan dengan melakukan analisis pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas dan berdiskusi dengan guru kelas V.2 terkait kelemahan atau kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan siklus I. Dengan adanya diskusi ini diharapkan dapat diperoleh solusi untuk perbaikan pada siklus II. Dalam siklus I, diperoleh data peningkatan keterampilan menulis puisi bebas yakni angka ketuntasan klasikal menjadi 52.94 % atau sebanyak 18 siswa yang sudah tuntas dengan nilai rata- rata kelas 74.27. Selain itu, hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I termasuk kategori baik, dengan skor 10.53. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru pada siklus I juga termasuk kategori baik terbukti dengan skor rata-rata 3.15. Meskipun demikian, masih perlu dilaksanakan perbaikan tindakan karena persentase ketuntasan belum mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan diskusi yang dilaksanakan dengan guru kelas V.2, maka diperoleh beberapa penyebab yang memungkinkan kurang
49 maksimalnya hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas. Penyebab tersebut antara lain: 1) Guru dan siswa mempraktikkan langkahlangkah dalam menulis puisi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table belum optimal; 2) Materi tentang unsurunsur puisi perlu diperdalam lagi, karena siswa masih ragu-ragu dalam menulis puisi bebas dengan menggunakan unsur-unsur puisi yang telah dipelajari pada pertemuan kedua. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Perencanaan siklus II ini merupakan penyempurnaan dari rencana siklus I yang belum tercapai sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I, meliputi beberapa tahap. Tahapan itu adalah mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah atau perbaikan pada siklus II, menyusun RPP dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Sedangkan sebagai upaya perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I, peneliti dan guru kelas V.2 mengupayakan perbaikan tindakan pada siklus II sebagai berikut: 1) Guru memberikan contoh puisi yang menerapkan unsur-unsur puisi dengan jelas; 2) Guru dan siswa akan lebih memperhatikan rangkaian urutan pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table, dan; 3) Guru akan memberikan materi pembelajaran tentang unsur-unsur puisi secara lebih mendalam, yaitu pengimajian/penginderaan pada pertemuan pertama dan majas pada pertemuan kedua. b. Tahap Pelaksanaan Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table. Perbedaannya adalah puisi yang dibuat berdasarkan gambar berseri serta waktu yang diberikan setiap siswa adalah 3 menit.
50 Tindakan pada siklus I ini akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dan setiap pertemuan dialokasikan waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan pertama membahas tentang pengimajian/penginderaan dan pertemuan kedua siswa dan guru mengulas tentang majas. Dalam pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table, siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok memiliki tugas untuk membuat puisi berdasarkan gambar secara bergiliran pada lembar kerja kelompok yang sudah disediakan. Setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki waktu 3 menit untuk membuat puisi. Guru memberikan bimbingan secara intens dan memantau perkembangan keterampilan menulis puisi bebas siswa. Setiap kelompok mempresentasikan puisinya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik dan membimbing siswa
untuk
membuat
rangkuman.
Siswa
melakukan
evaluasi
pembelajaran yaitu membuat puisi berdasarkan gambar berseri. Guru melakukan tindak lanjut dengan menyuruh siswa untuk mempelajari materi tentang unsur-unsur puisi. c. Tahap Observasi Tahap observasi pada siklus II ini sama dengan observasi pada siklus I. Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/216. Observasi dilakukan pada poinpoin yang diamati berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan peneliti. d. Tahap Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, selanjutnya peneliti bersama guru kelas V.2 melakukan refleksi. Refleksi dilaksanakan dengan melakukan analisis pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas dan berdiskusi dengan guru kelas V.2 terkait temuan-temuan data yang diperoleh selama pelaksanaan siklus II. Dalam siklus II, diperoleh data peningkatan keterampilan menulis puisi bebas yakni angka ketuntasan klasikal menjadi 67.65 % atau
51 sebanyak 23siswa yang sudah tuntas dengan nilai rata- rata kelas 77.79. Selain itu, hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I termasuk kategori baik, dengan skor 11.72. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru pada siklus I juga termasuk kategori baik terbukti dengan skor rata-rata 3.58. Meskipun demikian, masih perlu dilaksanakan perbaikan tindakan karena persentase ketuntasan belum mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan diskusi yang dilaksanakan dengan guru kelas V.2, maka diperoleh beberapa penyebab yang memungkinkan kurang maksimalnya hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas. Penyebab tersebut antara lain: 1) Guru dan siswa telah mempraktikkan langkah-langkah dalam menulis puisi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table, tetapi belum optimal; 2) Guru dalam mengontrol giliran tiap siswa (3 menit) hanya melihat pada jam dinding. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Perencanaan siklus III ini merupakan penyempurnaan dari rencana siklus II yang belum tercapai sesuai dengan hasil refleksi pada siklus II, meliputi beberapa tahap. Tahapan itu adalah mengidentifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan masalah atau perbaikan pada siklus III, menyusun RPP dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Sedangkan sebagai upaya perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus II, peneliti dan guru kelas V.2 mengupayakan perbaikan tindakan pada siklus III sebagai berikut: 1) Guru menggunakan stopwatch dalam mengontrol waktu giliran setiap siswa; 2) Guru akan lebih memberikan penekanan kepada siswa agar mengangkat kertas (lembar kerja kelompok) saat pergantian giliran mengerjakan. b. Tahap Pelaksanaan Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus III ini hampir sama dengan siklus II, yakni pembelajaran dengan menerapkan Model
52 Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table. Perbedaannya adalah puisi yang dibuat berdasarkan benda di lingkungan sekitar dan waktu giliran setiap siswa adalah 2 menit. Tindakan pada siklus III ini akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dan setiap pertemuan dialokasikan waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan pertama membahas tentang tipografi/perwajahan dalam puisi dan pertemuan kedua siswa dan guru mengulas tentang puisi dengan kata kunci. Dalam pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table, siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok memiliki tugas untuk membuat puisi berdasarkan gambar secara bergiliran pada lembar kerja kelompok yang sudah disediakan. Setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki waktu 2 menit untuk membuat puisi. Guru memberikan bimbingan secara intens dan memantau perkembangan keterampilan
menulis
puisi
bebas
siswa.
Setiap
kelompok
mempresentasikan puisinya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran yaitu membuat puisi bertemakan benda kesayangan pada pertemuan pertama dan anggota keluarga pada pertemuan kedua. Guru juga memberikan tindak lanjut berupa remidi kepada siswa yang belum mencapai KKM (77). c. Tahap Observasi Tahap observasi pada siklus III ini sama dengan observasi pada siklus II. Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/216. Observasi dilakukan pada poinpoin yang diamati berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan peneliti. d. Tahap Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan siklus III, selanjutnya peneliti bersama guru kelas V.2 melakukan refleksi. Refleksi dilaksanakan dengan melakukan analisis pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis puisi
53 bebas dan berdiskusi dengan guru kelas V.2 terkait temuan-temuan data yang diperoleh selama pelaksanaan siklus III. Dalam siklus III, diperoleh data peningkatan keterampilan menulis puisi bebas yakni angka ketuntasan klasikal menjadi 94.12 % atau sebanyak 32 siswa yang sudah tuntas dengan nilai rata- rata kelas 84.56. Selain itu, hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III termasuk kategori baik, dengan skor 13.44. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru pada siklus III juga termasuk kategori baik terbukti dengan skor rata-rata 3.77. Dengan demikian maka indikator capaian sudah tercapai, bahkan terlampaui. Oleh karena itu siklus dapat dihentikan pada siklus III. Berdasarkan hasil tersebut maka Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table berhasil meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas pada siswa kelas V.2 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.