BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruktivisme adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruktivisme ini sering sekali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna.42 Paradigma dalam penelitian semiotika banyak mengacu pada paradigma konstruktivis, meski untuk sejumlah penelitian yang lain menggunakan paradigma kritis. Menurut Guba paradigma adalah “seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip utama, pandangan tentang dunia yang menjelaskan pada penganutnya tentang alam dunia”. Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori – teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritis aliran konstruktivis. Little Jhon mengatakan bahwa teori – teori aliran ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam
42
http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivisme-konstruktivisme.html
36
37
kelompok, masyaraka, dan budaya. Paradigma konstruktivis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti yang diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut 43 : 1. Ontologis : relativism, realitas merupakan konstruksi sosial kebenaran suatu realitas bersifat relative, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. 2. Epistemologis : transactionalist / subjectivist, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. 3. Axiologis : nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian lebih kepada rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti. 4. Metodologis : menenkankan empati, dan interaksi dialektis antara peneliti dengan responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode metode kualitatif seperti participant observation. Kriteria kualitas penelitian authenticity dan reflectivity : sejauh mana temuan merupakan refleksi ontentik dari realitas yang dihayati oleh pelaku sosial.
43
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta Hal. 36 - 37
38
Paradigma menurut Bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian. paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian – bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Kuhn dalam “the structure of scientific revolutions” mendefinisikan paradigma ilmiah sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, contoh – contoh termasuk hukum, teori, aplikasi dan instrumentasi secara bersama – sama yang menyediakan model darinya muncul tradisi koheren dari penelitian ilmiah. Penelitian yang pelaksaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.44 Penggunaan paradigma konstruktivis dalam penelitian pada skripsi ini dirasa lebih pas oleh penulis. “Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik, serta tergantung pada pihak yang melakukannya”.45 Karena itu, realitas yang diamati oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang sebagaimana yang biasa dilakukan dikalangan positivis atau postpositivis. “Dalam paradigma ini, hubungan antara pengamat dan objek merupakan
44
J. Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remadja Rosdakarya, Bandung, 2013. Hal. 49
45
J. Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remadja Rosdakarya, Bandung, 2013. Hal. 69
39
satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi antara keduanya”.46 Atas dasar pengertian itulah maka penulis menggunakan paradigma konstruktivis. Karena dalam penelitian ini penulis menggunakan nalar sendiri dalam memberikan penjelasan tentang makna dan tanda dalam iklan yang diteliti, dengan menggunakan semiotika oleh charles sanders peirce. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif interpretatif, maka secara umum teknik analisis datanya menggunakan alur yang lazim digunakan dalam metode penulisan kualitatif, yakni mengidentifikasi objek yang diteliti untuk dipaparkan, dianalisis, dan kemudian ditafsirkan maknanya. Objek Penelitian dalam hal ini adalah sebuah iklan cetak billboard A Mild Menthol “ Kejenuhan Segar Go Ahead”, iklan cetak luar ruang pada billboard ini peridoe September 2013.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, jenis sumber data yang didapat berasal dari : 1. Data Primer Dengan teknik dokumentasi, Pengumpulan data dalam penelitian ini pertama – tama menentukan terlebih dahulu iklannya yang muncul pada media cetak
46
J. Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remadja Rosdakarya, Bandung, 2013. Hal. 71
40
luar ruang billboard, dan mendokumentasikan iklan tersebut. Iklan tersebut dipilih dan disesuaikan dengan topik permasalahan yang akan diteliti, kemudian dianalisa menggunakan teknik semiotika Pierce, hubungan segitiga makna (triangle meaning). Setelah itu ditarik kesimpulan – kesimpulan bagaimana representasi simbol dan tanda – tanda yang ditampilkan jika dilihat dari jalur logika. 2. Data Sekunder Pada tahap ini data diperoleh melalui pengumpulan data – data tertulis dari berbagai bentuk cetakan melalui studi kepustakaan seperti buku, karya tulis ilmiah, jurnal, artikel – artikel serta internet yang berguna dan memungkinkan dapat melengkapi data – data dalam penelitian ini.
3.4 Unit Analisis Berdasarkan tipe dan metode penelitian yang telah penulis tetapkan, maka fokus yang akan di amati dalam penelitian ini untuk menemukan makna yang ada dalam visualisasikan dalam iklan cetak billboard A Mild Menthol “Kejenuhan Segar Go Ahead”. Iklan cetak ini akan diteliti baik dari tanda verbal ataupun non-verbal. Serta fokus terkait tentang hubungan sosial budaya yang ada dalam masyarakat.
3.5 Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan metode Analisis Semiotika atau yang disebut juga Analisis Semiologi. Analisis Semiotika merupakan salah satu
41
cara teknik atau metode untuk menganalisis teks dalam hubungannya dengan segala bentuk lambang atau gambar yang terkandung dalam media massa seperti komik, film, iklan, karikatur, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan Teori semiotika dari Charles Sanders Pierce, maka Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadic dan konsep trikotominya yang terdiri atas berikut ini 47: 1. Representamen ; bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda. Representamen kadang diistilahkan juga menjadi sign. 2. Interpretant ; bukan penafsiran tanda, tetapi lebih merujuk pada makna dari tanda. 3. Object ; sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh
representamen yang berkaitan dangan acuan. Object dapat berupa representasi mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu yang nyata diluar tanda. Tanda
Interpretant
Objek
Gambar 3.1 Elemen – elemen Makna dari Peirce Ketiga istilah dari peirce dapat dibuat model seperti yang terlihat pada gambar tersebut. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu di luar dirinya – objek, dan dipahami 47
Nawiroh Vera, M.Si., Semiotika dalam Riset Komunikasi, Ghalia Indonesia, Bogor, Hal. 21
42
oleh seseorang yaitu bahwa tanda memiliki efek di dalam benak pengguna interpretant. Kita harus menyadari bahwa interpretant bukanlah dari tanda melainkan seperti yang disebut oleh Peirce di tempat lain, ‘efek yang cukup menentukan’ yaitu sebuah konsep mental yang di produksi oleh tanda dan juga oleh pengalaman yang dimiliki oleh pengguna terhadap objek.48 Dalam model Peirce, makna dihasilkan melalui rantai dari tanda – tanda (menjadi interpretants), yang berhubungan dengan model dialogisme Mikhail Bakhtin, dimana setiap ekspresi budaya selalu sudah merupakan respons atau jawaban terhadap ekspresi sebelumnya, dan yang menghasilkan respons lebih lanjut dengan menjadi addressable kepada orang lain.49 Teknik analisis data yang dilakukan adalah, dengan : 1. Indentifikasi objek penelitian. 2. Pemetaan teks dan visual 3. Analisis triangle of meaning Charles Sanders Peirce, yaitu : a. Trikotomi pertama, sign (representamen,) yaitu : Qualisign, sinsign, dan legisign. b. Trikotomi kedua berdasarkan objeknya, yaitu : Ikon, Indeks, dan Simbol.
48 49
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta 2012, Hal. 70 Nawiroh Vera, M.Si., Semiotika dalam Riset Komunikasi, Ghalia Indonesia, Bogor 2014, Hal. 22
43
c. Trikotomi ketiga berdasarkan interpretannya, yaitu : Rheme, Decisign,
dan Argument.