BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Paradigma Penelitian Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962)
dan kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970), Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi tersebut dipertegas oleh Friedrichs, sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer (1980), dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan. 65 Dari definisi paradigma diatas dapat disimpulkan bahwa Paradima adalah cara pandang atau melihat sesuatu yang hidup dalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut dalam memandang realitas sekitarnya. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Dengan pemahaman paradigma penelitian di atas, sesuai dengan Fokus penelitian dan Tujuan penelitian yang diutarakan sebelumnya maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma kualitatif Konstruktivisme karena ada aspek detail yang konstruktif yang ingin peneliti ketahui, mencari jawaban yang mendalam dan detail pada obyek penelitian.
65
Thomas Kuhn, Robert Friedrichs dan George Ritzer,Paradigma,diambil dari https://candraardian2.wordpress.com /category/metode-penelitian-kualitatif/, pada tanggal 29 Nopember,pukul 23.00
40
41
Paradigma Konstruktivisme ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu
pengetahuan
bukan
hasil
pengalaman
semata,
tetapi
merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran (Arifin).66
B.
Metode Penelitian Sesuai dengan paradigma Konstruktivisme, penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi Deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2013) yang menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.67 Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Sejalan dengan fokus penelitian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya,untuk menjawab pokok masalah “apa/apakah”, “bagaimana”atau mengapa” yang terjadi, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan studi Deskriptif untuk mengungkap tentang konsep Strategi 66
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung : Rosdakarya, 2012, hlm.140 67 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013, hlm.4
42
Komunikasi yang digunakan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dalam memelihara dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan, karena pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.
C.
Nara Sumber Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut responden melainkan narasumber, partisipan atau informan (Sugiyono).68 Nara sumber yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian melalui wawancara adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya. Informasi tersebut dapat berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan yang diteliti. Nara Sumber yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah orang- orang yang berada dalam ruang lingkup lokasi penelitian dan berhubungan dengan subjek atau objek penelitian, antara lain: 1.
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (Ka
RSPAD Gatot Soebroto), Brigadir Jenderal TNI dr Terawan Agus Putranto, Sp Rad (K) RI.
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012,hlm.216
43
Sebagai kepala rumah sakit, narasumber merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan untuk mencapai visi dan misi dari rumah sakit yang bersangkutan. 2.
Ketua Komite Medik Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Soebroto, Brigadir Jenderal TNI dr. Hardjanto, Sp.B. Ketua Komite Medik merupakan narasumber yang bertanggungjawab terhadap kegiatan teknis medis/pengampu keilmuan di bidang medis/ kedokteran yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. 3.
Direktur Pembinaan Pelayanan Medik Pusat Angkatan Darat Gatot
Soebroto (Dirbinyanmed RSPAD Gatot Soebroto),Kolonel Ckm dr. Asrofi Sueb Surachman, Sp. B. Merupakan pejabat yang membantu Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dalam kegiatan perencanaan,pelaksamaan dan pengendalian pelayanan medik dan keperawatan di RSPAD Gatot Soebroto. 4.
Ketua Komite Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Gatot Soebroto,Kolonel Ckm dr Abraham Arimuko, Sp.KK Merupakan pejabat yang bertanggjawab terhadap kondisi mutu pelayanan rumah sakit dengan mengevaluasi mutu pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto sehingga kondisi mutu pelayanan kesehatan dapat segera diketahui kekurangannya dan dapat di antisipasi sedini mungkin untuk diambil tindakan yang cepat dan tepat. 5.
Kepala Bagian Administrasi Personalia Set RSPAD Gatot
Soebroto, Letnan Kolonel Ckm Drs. Jhon Robert Simatupang. Dalam jabatannya sebagai kepala bagian personalia atau biasa disebut Human Resources Department (HRD), nara sumber adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengadakan pelaksanaan dan evaluasi komunikasi internal rumah sakit. 6.
Karyawan di Unit Penelitian dan Pengembangan (Litbang) RSPAD
Gatot Soebroto, Pns Gol. III d Dra. Siti Romlah, MM. Karyawan di Unit Litbang ini merupakan objek dari rumah sakit merupakan nara sumber yang diharapkan dapat memberikan pendapat secara
44
langsung tentang kepuasan atas pelaksanaan media internal khususnya dalam pelaksanaan kegiatan Diklat di RSPAD Gatot Soebroto. 7.
Karyawan di Instalasi Pelayanan Rawat Jalan RSPAD Gatot
Soebroto, Pns Gol. III d Darwati, Amk dan Letkol Ckm (K) Siti Maryam, S.Kep. Karyawan ini merupakan objek dari rumah sakit merupakan nara sumber yang diharapkan dapat memberikan pendapat secara langsung tentang kepuasan atas pelaksanaan media internal khususnya dalam pelaksanaan pelayanan rawat jalan dan rawat inap di RSPAD Gatot Soebroto. 8.
Pasien, yaitu ibu Chalisah Djalil merupakan pasien yang selalu
memanfaatkan fasilitas pelayanan di RSPAD Gatot Soebroto sudah kurang lebih 5 tahun Pasien merupakan objek dari rumah sakit sebagai narasumber yang diharapkan dapat memberikan pendapat secara langsung tentang kepuasan terhadap mutu pelayananan kesehatan yang diterimanya selama berada di RSPAD Gatot Soebroto.
D.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis
adalah berdasarkan pada jenis data menurut cara memperolehnya yaitu data Primer dan data Sekunder.
1.
Data Primer
Menurut Istijanto, kata Primer atau (Primary) merupakan lawan kata dari sekunder dan berarti utama, asli, atau secara langsung dari sumbernya. Pengertian data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus.69 Dalam
pengumpulan
data
primer
ini,
peneliti
pengumpulan data dengan wawancara dan observasi.
akan
melakukan
Wawancara dilakukan
mendalam (In depth interview) terhadap nara sumber yang kompeten dan sangat 69
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, Cetakan Kedua, 2005,hlm.45
45
berhubungan dengan objek yang diteliti. Menurut Sugiyono, dalam melakukan wawancara terstruktur maka pengumpul data telah menyiapkan berbagai instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dan alat bantu, seperti tape recorder, gambar dan bahan material lainnya.70 Nara sumber akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam bentuk pertanyaan terbuka (open questions). Sehingga nara sumber dapat menjawab pertanyaan yang diajukan secara jelas dan lengkap. Observasi adalah Pengamatan yang melibatkan indera (penglihatan, pendengaran). Kegiatan dilakukan dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan yang berkenaan dengan topik penelitian.
2.
Data Sekunder
Data sekunder digunakan sebagai pendukung data primer. Hal ini disebabkan penelitian tidak dapat hanya menggunakan data primer saja sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder berupa dokumen dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah serta internet yang berkaitan/mendukung data primer untuk penyelasaian masalah penelitian.
E.
Definisi Konsep Penelitian Sesuai judul penelitian ini,definisi konsep yang akan peneliti jelaskan
dalam hal ini adalah : 1.
Strategi Komunikasi
Dalam hal pelayanan kesehatan, setiap Rumah Sakit tentunya akan berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik (bermutu) sesuai kebutuhan bagi pasiennya. Untuk mewujudkan ekspektasi tersebut dalam khalayak internal 70
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta, 2005,hlm.73
46
Rumah Sakit harus melakukan komunikasi yang baik antar personal,baik antar karyawan dengan karyawan maupun karyawan dengan atasannya. Agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik dan memberikan efek sesuai yang diharapkan, diperlukan Strategi Komunikasi yang tepat bagi khalayak internal khususnya seluruh bagian yeng terkait dalam organisasi Rumah Sakit tersebut. Strategi Komunikasi yang dimaksud disini adalah merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Strategi Komunikasi yang berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan inilah yang menjadi operasional konsep peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitiannya.
2.
Mutu Pelayanan Kesehatan
Pengertian mutu pelayanan kesehatan perlu disampaikan peneliti disini karena mempunyai satu kesatuan pemahaman tersendiri. Penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sisi, yaitu sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Berangkat dari dua sisi penilaian mutu pelayanan kesehatan tersebut itulah yang menjadi operasional konsep peneliti karena dari sisi pemakai kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan juga meliputi aspek ketelitian, kecermatan, keahlian dokter, kepercayaan terhadap dokter, selektifitas dokter dalam memberi obat, keterbukaan dokter dalam menjawab pertanyaan pasien dan memberi penjelasan tentang penyakit pasien, keselektifan dokter dalam merujuk pasien, waktu tunggu dan keramahan dokter serta petugas kesehatan lainnya. Sedangkan sisi penyelenggara pelayanan kesehatan perhatiannya lebih terfokus terhadap kompetensi teknis, efektifitas dan keamanan pelayanan. Mutu pelayanan kesehatan akan selalu menyangkut aspek teknis dan aspek kemanusiaan, yang
47
timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Dalam konteks mutu pelayanan kesehatan di atas, peneliti membatasi pada sasaran pelayanan di Instalasi perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
F.
Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Definisi triangulasi menurut Sugiyono yang mengutip Wiliam Wiersma (1986) 71 : "Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures". "Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi tekhnik pengumpulan data dan waktu. Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi sumber data.
Gambar 5 Gambar Triangulasi Sumber Data72
Atasan
Teman
Bawahan
Triangulasi sumber data menurut Sugiyono adalah triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah 71
Ibid.,hlm.125-127
72
Ibid.,hlm.126
48
diperoleh melalui beberapa sumber
73
. Untuk mencapai kepercayaan itu, maka
dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan langkah sebagai berikut : 1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara 2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi. 3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. berkaitan.
73
Ibid.,hlm.127
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
49