BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Objek Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian pada konsumen air minum dalam kemasan yang berada di Kelurahan Kunciran Indah Rw. 06 Pinang – Tangerang.
3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan
Gambar 3.1: Logo Air Minum dalam Kemasan merek AQUA (www document) AQUA adalah sebuah merek air minum dalam kemasan yang diproduksi oleh AQUA Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di Indonesia, AQUA juga dijual di Singapura. AQUA adalah merek air minum dalam kemasan dengan penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek air minum dalam kemasan yang paling terkenal di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk air minum dalam kemasan. Di Indonesia, terdapat 14 pabrik yang memproduksi AQUA.
46
47
Sejak tahun 1998, AQUA sudah dimiliki pula oleh perusahaan multinasional dari Perancis, Danone, hasil dari penggabungan AQUA Golden Mississippi dengan Danone. AQUA didirikan oleh Tirto Utomo, warga asli Wonosobo yang setelah keluar bekerja dari Pertamina mendirikan usaha air minum dalam kemasan (AMDK). Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha AMDK di Indonesia, karena sebagai seorang pioneer maka beliau berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis AMDK di Indonesia. PT. AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina di awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamutamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan. Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk AQUA menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
48
Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. Tirto sempat ragu dengan nama Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Konsultannya, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama AQUA karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi AQUA. Dua tahun kemudian, produksi pertama AQUA diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml. Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (selfflowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium. Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama AQUA, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi AQUA. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung AQUA. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan AQUA secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan AQUA mencapai dua triliun rupiah di tahun 1985.
49
Pada 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi pengembangan produk AQUA dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 1995, AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis. Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaingpesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik AQUA Golden Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan AQUA dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-AQUA. AQUA kemudian memperluas kegiatan pemasarannya hingga ke pulau-pulau terluar Indonesia. Untuk mengurangi biaya transportasi, berbagai fasilitas produksi yang dioperasikan oleh pemberi lisensi yang memproduksi air pada spesifikasi AQUA telah dibuka baru-baru ini di Manado, Sulawesi
50
Utara, dan Medan, Sumatra Utara. Meski demikian, hampir dua pertiga penjualan AQUA masih di seputar daerah Jakarta, dengan disuplai oleh 5 fasilitas produksi yang berlokasi di Jawa Barat yang mewakili 65% jumlah total kapasitas AQUA. AQUA Group sekarang adalah perusahaan air minum kemasan terbesar di wilayah Asia-Pasifik, yang menjual 300 juga liter air botol pada tahun 1992. Memulai bukanlah hal yang mudah. Pada awalnya, banyak yang menertawakan gagasan bahwa Indonesia akan membeli air minum semua, di mana satu liter air dengan harga yang sama dengan satu liter bensin. Para pengejek berkelakar bahwa menjual air kepada orang-orang Indonesia dengan iklim hutan hujan tropis seperti halnya menjual balok-balok es kepada orangorang Eskimo. Tetapi Tirto tetap menjalankan gagasan tersebut. Sekarang koran-koran menyebut Tirto sebagai Raja Air. Pabrik-pabrik pemrosesan milik AQUA Group secara keseluruhan memiliki kapasitas produksi lebih dari 485 juta liter air per tahun, dan mengekspor AQUA ke Singapura, Malaysia, Filipina, dan Australia serta negara besar lainnya.
3.1.3 Pengetahuan Produk Aqua AQUA berasal dari sumber mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di Indonesia. Menemukan mata air yang sesuai kriteria AQUA bukanlah pekerjaan mudah. Pada saat menemukan sumber mata air alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap
51
proses seleksi yang ketat sebelum akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk AQUA. Sembilan kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan mata air pegunungan adalah:
Jumlah debit air dari sumber air harus seimbang dengan kebutuhan. Hal ini karena AQUA ingin memastikan bahwa lingkungan di sekitar mata air tetap terjaga.
Parameter fisik, misalnya PH atau tingkat konduktivitas.
Parameter kimia, seperti misalnya keberadaan elemen kalsium atau magnesium yang sesuai dengan standar SNI.
Parameter mikrobiologi, misalnya ketiadaan bakteri-bakteri yang kurang baik bagi kesehatan, sesuai dengan standar SNI.
Lingkungan mata air dan keberadaan sumber-sumber yang berpotensi untuk menjadi sumber polutan, karena penting bagi AQUA untuk memberikan air yang penuh dengan segala kebaikan alam.
Stabilitas parameter fisik, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap kemungkinan berubahnya parameter fisik dalam periode waktu tahunan.
Stabilitas parameter kimia, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap kemungkinan berubahnya parameter kimia dalam periode waktu tahunan.
Kesinambungan sumber air, di mana dalam proses pemilihan mata air, AQUA memastikan bahwa mata air tersebut dapat bersifat berkesinambungan, baik dari segi kualitas maupun jumlah debit.
52
Ketersediaan infrastruktur yang mendukung namun tetap menjaga lingkungan sekitar sumber mata air. Selanjutnya AQUA berkomitmen untuk melakukan studi yang
terintegrasi oleh tim ahli yang memerlukan waktu lebih dari 1 tahun untuk mempelajari karakteristik sumber mata air terpilih yang diterapkan dalam 5 tahap proses seleksi yang ketat, yang terdiri dari:
Studi identifikasi prospek, di mana sumber mata air akan dilihat berdasarkan kesesuaian dengan 9 kriteria diatas.
Studi geologi untuk semua sumber mata air untuk memastikan kualitas dan kuantitas mata air serta lingkungan di sekitarnya. Dan juga rencana untuk melakukan studi hidrogeologi dan hidrologi guna meningkatkan pengetahuan akan keunikan semua sumber mata air AQUA.
Studi geolistrik untuk menginterpretasi kualitas dan kuantitas air berdasarkan kondisi mata air serta lingkungan sekitarnya.
Studi eksplorasi awal untuk menentukan kemungkinan suatu mata air pegunungan untuk menjadi mata air AQUA.
Studi pendayagunaan mata air yang menyeluruh untuk memastikan kesinambungan mata air.
53
Semua ini dilakukan dengan satu tujuan: untuk memastikan bahwa AQUA memilih dan menjaga kebaikan alam dalam setiap tetesnya bagi keluarga sehat Indonesia. Berikut akan dikemukakan berbagai alasan untuk minum AQUA:
AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari 30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia. Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan terdepan di Indonesia. Volume penjualan AQUA merupakan volume penjualan terbesar di dunia untuk kategori air mineral.
Lebih lagi kini group DANONE yang merupakan salah satu produsen terbesar dan terbaik di dunia untuk minuman menjadi bagian dari AQUA. Keunggulan DANONE dalam produk makanan dan minuman bernutrisi menjadikan AQUA semakin baik dan kokoh.
Berasal dari sumber mata air terpilih dan terlindung, sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam dari sumbernya tetap terjaga dalam setiap tetesnya. Ini berarti bahwa setiap tetes AQUA memiliki segala kebaikan dan keseimbangan mineral alami.
Sumber mata air dipilih setelah melalui proses yang penuh ketelitian dan hati-hati. Setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat
54
selama kurang lebih 1 tahun sebelum akhirnya dapat menjadi mata air AQUA. Tidak heran apabila kualitas AQUA merupakan yang terbaik.
Setiap tetes AQUA mengandung mineral alami yang seimbang, menjadikannya sungguh baik untuk dikonsumsi setiap hari oleh seluruh anggota keluarga. Kesembangan mineral-mineral yang alami ini penting fungsinya bagi kesehatan tubuh.
Setelah ditemukan, sumber mata air dan area sekitarnya juga senantiasa dijaga dan dilindungi kelestariannya. Secara sistematis, AQUA melindungi kelestarian lingkungan sumber airnya mulai dari area tangkapan air hujan hingga lingkungan sekeliling sumber air. Dinding perlindungan bawah tanah juga dibangun untuk mencegah rembesan.
Selain itu, AQUA berkomitmen untuk menjaga kelestarian sumber mata airnya dengan tidak mengambil lebih dari apa yang diberikan oleh alam. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa segala Kebaikan Alam tetap terjaga dalam setiap tetes AQUA.
Menggunakan manajemen sumber daya air yang canggih. Sebagai bagian dari Grup Danone di seluruh dunia, AQUA mengikuti aturan yang dituangkan dalam Piagam Danone untuk manajemen sumber daya air untuk menjamin kualitas sumber-sumber mata airnya.
Diproses dengan sistem proses terpadu yang menjamin bahwa tidak ada apapun antara Anda dan kebaikan alam. Sistem proses terpadu ini merupakan proses yang canggih namun sederhana dan dapat memastikan
55
bahwa tidak ada satupun mineral penting dari alam yang terbuang percuma.
Setiap tahapan dan titik proses ada kontrol kualitas yang menjamin kualitas produk, sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam tetap terjaga dalam setiap tetes AQUA.
Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle Water".
AQUA merupakan merek minuman yang sudah terpercaya hingga puluhan tahun sebagai merek terbaik. Terbukti AQUA sudah menerima berbagai penghargaan yang merupakan wujud kepercayaan dan kepuasan konsumen, antara lain: Indonesian Best Brand Award (penghargaan untuk merek terbaik Indonesia) dari tahun 2003-2004, Indonesian Customer
Satisfaction
Award (penghargaan untuk
merek
yang
memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumennya) dari tahun 2003 dan Indonesian Golden Brand Award di tahun 2005-2007.
AQUA secara aktif melakukan berbagai program untuk menyehatkan konsumen Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia) dan AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).
56
Varian Produk Aqua:
AQUA Gallon
AQUA botol kaca 380 ml
AQUA botol plastik 1500 ml
AQUA botol plastik 600 ml
AQUA botol plastik 330 ml
AQUA gelas plastik 240 ml
Gambar 3.2: Varian Produk AQUA (www document)
3.2
Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah
pengaruh dari kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen, maka penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau dua lebih variabel (independent variabel) terhadap variabel tertentu (dependent variabel).
57
3.3
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya masih sementara
(tentative) terhadap permasalahan yang diteliti dan kebenarannya masih harus di uji. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA”. Hipotesis nol (Ho) terdiri dari: Ho1:
Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
Ho2:
Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
Ho3:
Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
Ho4:
Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
58
Hipotesis alternatif (Ha) terdiri dari: Ha1:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
Ha2:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
Ha3:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
Ha4:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA.
3.4
Variabel dan Skala Pengukuran Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.
Variabel X adalah variabel bebas (independent variabel). Variabel X ini terdiri dari 3 (tiga) variabel, yaitu:
b.
Variabel X1 yaitu kesadaran merek
Variabel X2 yaitu persepsi kualitas
Variabel X3 yaitu loyalitas merek
Variabel Y adalah variabel terikat (dependent variabel)
Variabel Y adalah keputusan pembelian
59
3.4.1 Skala Pengukuran Skala yang digunakan pada keempat variabel pada penelitian ini adalah ordinal yang memungkinkan untuk pengurutan data dari tingkat paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Penilaian responden adalah mengenai kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan penilaian. Alternatif jawaban yang disediakan yaitu menggunakan skala Likert. Skala ini meminta responden menunjukkan tingkat atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek. Pada penelitian ini penulis menggunakan 5 kategori skala Likert yaitu: a.
Sangat Setuju (SS) dengan bobot penilaian 5
b.
Setuju (S) dengan bobot penilaian 4
c.
Ragu-ragu (R) dengan bobot penilaian 3
d.
Tidak Setuju (TS) dengan penilaian 2
e.
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot penilaian 1
3.4.2 Definisi Operasional Variabel Variabel operasional merupakan penjelasan dan pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Definisi yang dibuat harus jelas dan tepat sehingga dapat memberikan pengertian yang akurat terhadap variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
60
Tabel 3.1 Operasional Variabel Kesadaran Merek (X1) Variabel Dimensi Indikator Kesadaran 1. Top of 1. Produk air minum dalam Merek Mind kemasan merek AQUA adalah (X1) merek yang pertama kali muncul di benak konsumen. 2. Brand Recall
2. Selain merek AQUA, konsumen mengetahui merek produk air minum dalam kemasan lainnya.
3. Brand 3. Konsumen mengenal merek Recognition AQUA sebagai produk air minum dalam kemasan. 4. Unware of Brand
4. AQUA tidak termasuk kedalam merek air minum dalam kemasan yang tidak dikenal masyarakat. Sumber: Diadaptasi dari Durianto (2004). Tabel 3.2 Operasional Variabel Persepsi Kualitas (X2) Variabel Dimensi Indikator Persepsi 1. Kinerja 1. Air minum dalam kemasan Kualitas merek AQUA dapat (X2) memberikan konsumen kesegaran saat mengkonsumsinya. 2. Pelayanan 2. Konsumen merasa mudah mendapatkan produk air minum dalam kemasan merek AQUA karena pelayanan distribusinya luas. 3. Produk air minum dalam 3. Ketahanan kemasan merek AQUA dapat bertahan lama dalam keadaan segel tertutup. 4. Keandalan
4. Konsumen merasakan kemurnian dan manfaat dari produk air minum dalam kemasan merek AQUA jika dikonsumsi setiap hari.
Sumber: Diadaptasi dari Durianto (2004).
61
Tabel 3.2 Operasional Variabel Persepsi Kualitas (X2) (Lanjutan) Variabel Dimensi Indikator Persepsi 5. Karakteristik 5. Tutup botol produk air minum Kualitas produk dalam kemasan merek AQUA (X2) yang dibuat dengan teknologi canggih dapat membedakan AQUA dengan produk lainnya. 6. Kesesuaian dengan spesifikasi
6. Kualitas air, kemasan, dan mata air produk air minum dalam kemasan merek AQUA sesuai dengan informasi yang konsumen ketahui.
7. Hasil
7. Produk air minum dalam kemasan merek AQUA secara keseluruhan mempunyai kualitas yang baik.
Sumber: Diadaptasi dari Durianto (2004). Tabel 3.3 Operasional Variabel Loyalitas Merek (X3) Variabel Dimensi Indikator Loyalitas 1. Switcher 1. Konsumen air minum dalam Merek kemasan merek AQUA tidak akan (X3) berpindah ke merek lain walaupun terjadi perubahan harga. 2. Habitual 2. Konsumen membeli produk air Buyer minum dalam kemasan merek AQUA karena faktor kebiasaan. 3. Satisfied 3. Konsumen menemukan kepuasan Buyer dalam menggunakan merek produk air minum dalam kemasan merek AQUA. 4. Liking the 4. Konsumen menyukai produk air Brand minum dalam kemasan merek AQUA. 5. Commited 5. Konsumen merekomendasikan Buyer produk air minum dalam kemasan merek AQUA kepada orang lain. Sumber: Diadaptasi dari Durianto (2004).
62
Tabel 3.4 Operasional Variabel Keputusan Pembelian (Y) Variabel Dimensi Indikator Keputusan 1. Pengenalan 1. Konsumen menyadari bahwa Pembelian kebutuhan AQUA sangat bermanfaat (Y) bagi kebutuhan air minum yang sehat. 2. Pencarian informasi
2. Konsumen mencari informasi tentang produk air minum dalam kemasan merek AQUA.
3. Evaluasi alternatif
3. Dari berbagai alternatif merek air minum dalam kemasan, AQUA yang dipilih konsumen. 4. Konsumen membeli produk air minum dalam kemasan merek AQUA
4. Keputusan pembelian
5. Perilaku setelah pembelian
5. Konsumen akan membeli AQUA di kemudian hari dan merekomendasikannya kepada orang lain. Sumber: Diadaptasi dari Simamora (2004).
3.5
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang bertujuan
memudahkan penelitian skripsi ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007). Data didapat dari sumber pertama yaitu dari konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA yang berada di Kelurahan Kunciran Indah Rw. 06 Pinang – Tangerang. Selain itu, penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data berupa penelitian kepustakaann yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
63
masalah penelitian yang ada di perpustakaan dan mengimplementasikanya ke dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis menggunakan informasi dari literatur seperti internet, dalam hal ini literatur yang dimaksud adalah situs resmi PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI.
3.6
Jenis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yang diambil
dari hasil pengisian kuesioner yang telah disebarkan kepada para konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA yang berada di Kelurahan Kunciran Indah Rw. 06 Pinang – Tangerang. Definisi data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk mejawab masalah risetnya secara khusus. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari sumbernya dan merupakan data kuantitatif yang bersifat terstruktur. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan alat yang terstruktur, yaitu alternatif jawaban terhadap pernyataan yang disampaikan dalam kuesioner. Selanjutnya, penulis mengubah data dan jawaban para konsumen menjadi satuan kuantitatif, misalnya jawaban “Sangat Setuju” = 5, “Setuju” = 4, “Ragu-ragu” = 3, “Tidak Setuju” = 2, “Sangat Tidak Setuju” = 1. Data ini bisa dikaitkan dengan angka, oleh karena itu dinamakan data kuantitatif.
64
3.7
Populasi dan Sampel Tabel 3.5 Jumlah warga Kelurahan Kunciran Indah Rw. 06 Pinang – Tangerang Jumlah No Rukun Tetangga 1 2 3 4 5 6 7
Rt. 01 Rt. 02 Rt. 03 Rt. 04 Rt. 05 Rt. 06 Rt. 07
168 orang 195 orang 188 orang 114 orang 182 orang 156 orang 94 orang
Total Warga
1097 orang
Sumber: Pengurus Rw. 06 Kunciran Indah Pinang - Tangerang Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah konsumen air minum dalam kemasan merek AQUA yang berada di lingkungan Kelurahan Kunciran Indah Rw. 06 Pinang – Tangerang yang terdiri dari 7 (tujuh) Rukun Tetangga, keseluruhan jumlah warga Rw. 06 adalah 1097 orang. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2007).
65
Pengambilan sampel yang digunakan yaitu menggunakan teknik nonprobabilitas dengan cara Convenience Sampling yaitu peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang ditemui (Umar, 2007). Untuk menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus slovin (Umar, 2003) seperti di bawah ini:
Di mana: n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam hal ini penulis menggunakan 10% tingkat kesalahan. Berdasarkan rumus di atas, penulis melakukan perhitungan dan
diperoleh jumlah responden sebagai berikut:
Dengan demikian syarat minimal yang dapat dijadikan sampel penelitian berjumlah 92 orang responden.
66
3.8
Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif Yaitu analisis data yang berdasarkan pada angka-angka, persentase, frekuensi, rata-rata, diagram atau statistika. Untuk mengolah data tersebut, dapat digunakan statistika deskriptif yang menguraikan tentang tabel frekuensi jawaban responden terhadap kuesioner.
3.8.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas Analisis validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan metode analisis korelasi product moment. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan dipergunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar yang dikutip oleh Priyatno (2010) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Pada program SPSS teknik pengujian dilakukan dengan uji validitas menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson).
67
Kriteria pengujian validitas berdasarkan signifikansi: Valid
= Sig (probabilitas) < 0,05
Tidak Valid
= Sig (probabilitas) > 0,05
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sugiyono (2004), tingkat reliabilitas Cronbach’s Alpha ini diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1 yaitu sebagai berikut: a. b. c. d. e.
0,00 – 0,20 tidak reliabel 0,21 – 0,40 kurang reliabel 0,41 – 0,60 cukup reliabel 0,61 – 0,80 reliabel 0,81 – 1,00 sangat reliabel
3.8.3 Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 Keterangan: Y
=Variabel terikat ( keputusan pembelian)
X1, X2, X3
=Variabel bebas (kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek)
a
=Konstanta (jarak titik nol dengan perpotongan sumbu Y)
b1, b2, b3
=Koefisien arah (koefisien regresi)
68
a.
Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut Sugiyono yang dikutip Priyatno (2010) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 b.
= sangat rendah = rendah = sedang = kuat = sangat kuat
Analisis Determinasi (R2) Analisis
determinasi
digunakan
untuk
mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel indenpenden secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model penelitian mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam penelitian tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase
69
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model penelitian menjelaskan 100% variasi variabel dependen. c.
Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, jika F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak atau terdapat pengaruh antara kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian. d.
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada output Coefficients dari hasil analisis regresi linier berganda. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak atau terdapat pengaruh antara kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek secara parsial terhadap keputusan pembelian.