BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penlitian ini, peneliti menetapkan sekolah SMP Negeri 2 Dumoga sebagai obyek peneitian. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian ini berlangsung kurang lebih 4 bulan, yaitu sejak bulan April-Juli 2013.
3.2
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus, pendekatan ini bertujuan untuk menelusuri kasus secara mendalam. Hasil penelitian ini, akan
berbentuk kata-kata yang
mendeskripsikan kejadian-kejadian yang dialami selama melakukan penelitian. Tentunya masih berpedomanan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ada. Penelitian ini hanya terdapat satu variable yaitu kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi luas permukaan volume kubus dan balok.
3.3
Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data Data dalam penelitian ini berupa data primer tentang kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok.
3.3.2 Sumber Data Sumber
data pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Dumoga Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.4
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dumoga pada
tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 117 yang tersebar di 5 kelas. Rata-rata jumlah siswa setiap kelas berkisar antara 21-25 orang siswa. Namun dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D Semester Genap. Kelas ini memiliki jumlah siswa sebanyak 21 orang siswa. Oleh karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbaasan waktu dan faktor lainnya. Teknik penarikan sampel yang digunakan menurut Arikunto (2010: 111) sampel random yaitu suatu teknik yang dilakukan yang dapat memberikan kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota sampel penelitian. Dalam pengambilan sampel ini yang dirandom adalah kelasnya.
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni instrumen untuk
mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, khususnya pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok. Instrumen yang dimaksud adalah tes dalam bentuk essay. Selain tes kemampuan pemecahan masalah matematika, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan siswa, dengan maksud untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Berikut ini tahapan pengembangan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi luas permukaan dan volume kubus dan balok.
a.
Definisi Konseptual Kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu tujuan dalam pembelajaran
matematika yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengembangkan cara berpikir, kebiasaan, ketekunan dan rasa ingin tahu dan cara untuk pemecahan suatu masalah yang bersifat tidak rutin. Terdapat 4 indikator kemampuan pemecahan masalah matematika
dalam
penelitian
ini
yaitu
kemampuan
memehami
masalah,
merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan melakukan pengecekan kembali atau menafsirkan solusinya. b.
Definisi Operasional Kemampuan pemecahan masalah dalam matematika adalah skor yang diperoleh
siswa setelah menjawab instrument tes dengan materi luas permukaan dan volume
kubus dan balok. Peneliti menilai berdasarkan indikator pemecahan masalah. Siswa yang dapat memenuhi keempat indikator pemecahan masalah berarti siswa dapat dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan masalah. Masing-masing indikator pemecahan masalah tersebut dinilai dengan cara sebagai berikut: 1.
Memahami masalah, siswa dikatakan dapat memahami masalah apabila siswa dapat menuliskan dengan benar yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.
2.
Merencanakan penyelesaian, siswa dikatakan dapat merencanakan penyelesaian jika siswa tersebut dapat menuliskan rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal dengan benar.
3.
Menyelesaikan masalah sesuai rencana, siswa dikatakan dapat menyelesaikan masalah sesuai rencana apabila siswa tersebut dapat menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.
4.
Melakukan pengecekan kembali atau menafsirkan solusinya, siswa dikatakan dapat melakukan pengecekan kembali atau menafsirkan solusi apabila siswa tersebut dapat menuliskan kesimpulan akhir dari masing-masing jawaban untuk setiap butir soal.
c.
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kisi-kisi instrument tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematika No
Indikator Pencapaian
Indikator Pemecahan
No.
Masalah
Soal
1.
Menghitung luas permukaan kubus
Indikator A - D
1,5
2.
Menghitung luas permukaan balok
Indikator A - D
6
3.
Menghitung volume kubus
Indikator A - D
2
4.
Menghitung volume balok
Indikator A - D
3,4
Ket:
3.6
A = Kemampuan mengidentifikasi masalah B = Kemampuan merencanakan masalah C = Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana D = Kemampuan menafsirkan solusinya Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Tes ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dipelajari. Tentunya sebelum tes ini diberikan, terlebih dahulu tes ini di periksa oleh dosen maupun guru guna mencegah soal-soal yang tidak layak untuk di uji. a.
Uji Validitas Konstruksi Validasi
instrumen
ini
dilakukan
dengan
cara
meminta
tanggapan,
saran/komentar dari dosen dan guru mata pelajaran. Para validator dipilih 4 orang yang terdiri dari 3 orang dosen dan 1 orang guru mata pelajaran matematika. Menurut Aiken (dalam Sulistyowati, 2006: 98) Hasil validasi dari validator kemudian dianalisis dengan rerata penilaian panelis/validator dan indeks validitas isi yaitu sebagai berikut:
∑
|
|
V=
Keterangan: V = Validitas isi = Jumlah panelis atau validator yang memilih i = Skor pilihan setiap butir instrument, dimana i = 1, 2, 3, 4, 5 = Skor paling rendah yaitu 1 N = Jumlah panelis/validator c = Banyaknya skor pilihan panelis yaitu ada 5.
Menurut Gregory (dalam Sulistiyowati, 2006: 98) Skala penilaian validitas isi dikembangkan dari metode Quantification of Content Validity yaitu: 1 (Sangat tidak jelas), 2 (Tidak jelas), 3 (Cukup jelas), 4 (Jelas), dan 5 (Sangat Jelas). Mengacu pada pendapat Gregory tersebut, maka interpretasi isi dapat disajikan seperti pada tabel berikut: Tabel 3.2 Skala Penilaian Validitas Isi Rentang Nilai
Interpretasi
0,00 – 1,00
Sangat tidak jelas
1,10 – 2,00
Tidak jelas
2,10 – 3,00
Cukup jelas
3,10 – 4,00
Jelas
4,10 – 5,00
Sangat Jelas
Kriteria suatu butir dikatakan memenuhi validitas isi (Valid) didasarkan pada skala penilaian panelis dengan kategori jelas yang memiliki rentang nilai 3,10 – 4,00
dan Sangat Jelas yang memiliki rentang nilai dan 4,10 – 5,00. Berikut hasil tabel rentang nilai dan keterangan validasi. Hasil perhitungan ada pada lampiran 5. Tabel 3.3 Tabel rentang nilai dan keterangan validasi Nomor butir Rentang keputusan
b.
1
3.5
Jelas
2
4.5
S. jelas
3a
3.5
Jelas
3b
4
Jelas
4
4
Jelas
5
5
S. jelas
6
4
Jelas
Reliabilitas Kekonsistenan Menurut Guilford (dalam sulistyowati 2009: 73) untuk menghitung reliabilitas
kekonsistenan penilaian panelis menggunakan rumus sebagai berikut:
rkk Keterangan:
=
rkk = Reliabilitas kekonsistenan panelis Vp = Varians Butir, yang diperoleh dari jumlah kuadrat butir – dbbutir atau ditulisVp = JKbutir – db, db = n – 1 (n adalah jumlah butir) Ve = Varians Sisa, yang diperoleh dari jumlah kuadrat sisa – dbsisa atau ditulisVr = JKsisa – db, dbsisa = dbbutir x dbpanelis.
Adapun klasifikasi besarnya koefisien realibilitas adalah sebagai berikut: r < 20
: tingkat reliabiltas sangat rendah
0,20
: tingkat reliabilitas rendah : tingkat reliabilitas sedang : tingkat reliabilitas tinggi : tingkat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 5 diperoleh tingkat reliabilitas untuk perangkat instrumen tes dari 7 nomor item soal mempunyai tingkat reliabilitas tinggi yakni 0,76. Berikut hasil rekapitulasi reliabilitas instrumen tes. Tabel 3.4 Rekapitulasi reliabilitas instrumen tes Sumber Variansi Butir Panelis Sisa Total
JK 7.93 3.71 5.79 17
db 6 3 18 27
Variansi 1.32
Rel. 0.76
0.32
3.6.2 Wawancara Menurut Bungin (2007: 157) Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara ini dilakukan pada siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menurut kategori mampu, kurang mampu dan tidak mampu.
3.7
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode
analisis kualitatif model Miles dan Huberman (dalam Basowi dan Suwandi 2008: 209) mencakup tiga alur yang terjadi secara bersamaan, yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian (display) data, (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi. 1. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar dari lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan data sehingga data tersebut dapat diverifikasi. Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data dari tes dan wawancara setelah dikelompokkan maka data tersebut disusun menurut kategori yang ingin diungkapkan dan diolah. 2. Penyajian (display) data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Tujuannya untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penarikan kesimpulan awal setelah melakukan tes pada siswa, kemudian kesimpulan ini akan diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada siswa. Dari kesimpulan akhir ini akan dijadikan hasil penelitian.