BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah. Sedangkan Parsons (1946), mendefinisikan penelitian sebagai suatu pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakkan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Menurut Uma Sekaran (2000) penelitian adalah suatu proses mencari solusi atas permasalahan yang ada melalui satu tahapan studi dan analisis terhadap faktorfaktor atau variabel yang berpengaruh. Sebagai satu proses studi dan analisis, tentu penelitian harus mengikuti kaidah-kaidah penelitian sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sekaran (2000) lebih spesifik lagi menyebut tipe penelitian bisnis (business research) yang dibedakan antara applied research dan basic atau fundamental research yang juga dikenal dengan pure research. Applied research disini artinya sebagai satu penelitian yang berusaha mencari jalan pemecahan terhadap satu masalah yang terjadi. Sedangkan fundamental research
diartikan sebagai penelitian yang menitikberatkan pada pemahaman atau pengetahuan bagaimana satu masalah terjadi dan bagaimana metode untuk pemecahannya. Jika merujuk pada berbagai pemahaman penelitian di atas, maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian murni (basic research). Hal ini didasarkan bahwa penelitian in bukan bertujuan untuk mencari pemecahan atas masalah yang timbul, melainkan untuk menilai kemampuan market timing, stock selection, dan kinerja risk dan return pada portofolio reksa dana campuran. Pada penelitian ini akan melihat lebih detil tentang kemampuan market timing dari reksa dana campuran khususnya yang dikelola Manajer Investasi serta mengukur tingkat keberhasilan stock selection beberapa portofolio reksa dana campuran yang dikelola oleh manajer investasi.
III.2 Pembatasan Sampel reksa dana Sample reksa dana yang akan digunakan adalah keseluruhan reksa dana campuran yang memiliki NAB dari Januari 2005 sampai Desember 2007. Dari evaluasi kenerja reksa dana campuran dapat memberikan gambaran mengenai performa reksa dana campuran selama periode tersebut, dilihat dari sisi market timing, stock selection, risk dan return yang dilakukan oleh para manajer investasi.
III.3 Pembatasan NAB Nilai wajar sekuritas ditentukan oleh manajer investasi berdasarkan harga pasar. Nilai Nab dihitung oleh bank kustodian setiap hari berdasarkan nilai wajar sekuritas-sekuritas dalam portofolio kelolaan manajer investasi. Nilai NAB yang digunakan adalah data harian, yaitu setiap akhir penutupan hari aktif bursa.
III.4 Pengumpulan data 1. Data pengamatan NAB harian dari semua reksa dana campuran yang di jual di Indonesia. Data ini diambil dari Januari 2005 sampai Desember 2007, sehingga didapat data pengamatan secara time series untuk masing – masing reksa dana. 2. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian di bursa efek jakarta, data ini juga diambil pada periode yang sama dengan data NAB reksa dana saham harian,yaitu dari Januari 2005 sampai Desember 2007. 3. Tingkat suku bunga risk free, yaitu SBI mingguan dengan periode yang sama dari Januari 2005 sampai Desember 2007 dapat dilihat dari www.bi.go.id atau statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI). 4. Indeks Obligasi Bulanan, data yang diambil pada periode Januari 2005 – Desember 2007. 5. Return Market didapat dari perkalian bobot komposisi instrumen portofolio dengan return jenis instrumen tersebut. Komposisi portofolio diambil dari prospektus masing-masing reksa dana (lampiran 2).
III.5 Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data perkembangan harian NAB/Unit reksa dana campuran yang tercatat pada BAPEPAM dan mulai aktif sejak 1 januari 2005. Obyek Penelitian terdiri atas 35 reksa dana campuran yang aktif pada kurun waktu 1 januari 2005 – 31 Desember 2007. berikut adalah daftar reksa dana yang aktif pada periode tersebut : Tabel 3.1 Daftar Reksa dana campuran yang di pergunakan dalam penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Reksa dana AAA Balanced Fund Bahana Dana Infrastruktur Bahana Dana Selaras Bangun Indonesia Batasa Syariah BIG Palapa BNI Dana Fleksible BNI Dana Plus Syariah Dana Investa Bersama Dana Selaras Dinamis Danareksa Anggrek Danareksa Syariah Berimbang Dhanawibawa Progresif First State Ind. Balanced Fund Fortis Pesona Garuda Satu Jisawi Mix Mahanusa Dana Kapital
Sumber : BAPEPAM
No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Reksa dana Manulife Dana Campuran Mega Dana Kombinasi MR.FLEX Reksa Dana Paramitra Optimum Reksa Dana PNM Syariah Reksa Dana Prima Reksa dana DANA TIRTA Reksa dana PG Synergy SAM Dana Berkembang Schroder Dana Kombinasi Schroder Dana Prestasi Schroder Dana Terpadu Semesta Dana Maxima Si Dana Dinamis Simas Satu Tiga Pilar Dana Flexi Trimegah Dana Kombinasi
III.6 Metode analisa regresi model Henrikssson – Merton dan Treynor - Mazuy Menurut Sharpe (1995), ada dua yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan market timing yang dilakukan oleh Manajer Investasi, dimana secara statistik digunakan parameter pengukuran a,b, dan c yaitu : Regresi Kuadratik (Treynor – Mazuy) ...........................(2-28) Regresi Variabel Dummy (Henriksson – Merton) ..............(2-29) Dimana
merupakan random error term, dan
adalah “dummy variable”,
dengan memberikan nilai nol (0) untuk setiap periode t ketika
atau pada
down market (bear market) dan nilai minus (-1) untuk periode t pada saat atau pada saat up market (bull market). Persamaan tersebut di atas terdiri dari tiga variable, sehingga menurut prinsip analisa regresi nilai kuadrat terkecil penduga koefisien-koefisiennya akan terletak pada ruang tiga dimensi. Tetapi karena hubungan x1 dan x2 sangat khusus. Yaitu salah satu bernilai tidak sama dengan nol bila lainnya sama dengan nol,maka akan hanya terdapat dua garis lurus dalam ruang tiga dimensi tersebut. Metode regresi yang bertujuan untuk membuktikan kemampuan market timing dan keberhasilan pemilihan sekuritas ini, dilakukan pada setiap sample reksa dana dengan cara :
1. memisahkan data-data dari sample reksa dana menjadi dua bagian berdasarkan excess market return, yaitu menjadi kelompok kondisi downmarket return (x(t)=Zm(t)-R(t) ≤0) dan kondisi up – market return (x(t)=Zm(t)-R(t) >0). 2.
Memperkirakan garis kuadrat terkecil pada dua kondisi pasar tersebut, dengan syarat bahwa kedua titik potong (intercept) atau nilai α kedua garis tersebut sama.
3.
menguji apakah taksiran koefisien kemiringan kedua garis B’1 dan B’2 tersebut secara signifikan berbeda.
III.7 Metode Penilaian Kinerja dengan Sharpe Measure Tujuan dari analisa koefisien Sharpe adalah untuk mengukur sejauh mana diversivikasi portofolio kombinasi yang optimal dapat menghasilkan keuntungan dengan risiko tertentu. Sharpe’s Measure menyajikan suatu rasio ukuran kinerja dengan memperhitungkan tingkat imbal hasil dan risiko standar deviasi sekaligus. Formula Sharpe’s Measure adalah : Sharpe Measure =
Rp − R f
σp
Dimana, Rp
= rata-rata tingkat imbal hasil suatu portofolio pada suatu periode
Rf
= rata-rata tingkat imbal hasil aset bebas risiko pada suatu periode
σp
= standar deviasi portofolio
(3.1)
Sharpe mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh (risk premium) untuk tiap unit risiko yang diambil. Semakin tinggi nilai Sharpe’s
Measure maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut. Penghitungan rata-rata harian pertahun imbal hasil reksa dana (R p ) dapat menggunakan metode aritmethic
mean. Formula sampel aritmethic mean (Levin, 1998) adalah :
X =
ΣX N
(3.2)
Dimana,
X
= aritmethic mean
ΣX
= penjumlahan nilai dari semua sampel
N
= jumlah periode elemen dalam sampel
III.8 Metode Penilaian Kinerja dengan Treynor Measure Pengukuran dengan Treynor’s Measure juga didasarkan atas risk premium, namun didalam metode Treynor digunakan sebagai pembagi beta (β) yang merupakan risiko fluktuatif relatif terhadap risiko pasar. Beta (β) dalam konsep CAPM merupakan
systematic risk atau risiko pasar yang mencerminkan prilaku portofolio terhadap indeks pasar. Formula Treynor’s Measure adalah : Treynor’s Measure =
Rp − R f
βp
Dimana, Rp
= rata-rata tingkat imbal hasil suatu portofolio pada suatu periode
(3.3)
Rf
= rata-rata tingkat imbal hasil aset bebas risiko pada suatu periode
βp
= beta imbal hasil suatu portofolio terhadap imbal hasil indeks pasar.
Sama halnya dengan metode Sharpe semakin tinggi nilai Treynor’s Measure maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut.
III.9 Diagram Alir Penelitian Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini, maka penulis menggambarkan diagram alir yang berisikan langkah-langkah yang dikerjakan seperti yang terlihat dalam gambar 3.1 dibawah ini :
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data Periode data 1 Januari 2005 – 31 Desember 2007
NAB Reksa dana Campuran Bulanan
SBI 1 Bulan
Return Portofolio (Rp) dari Reksadana Campuran
SBI/12 (Rf)
Standar Deviasi Portofolio (σ)
Rp - Rf
β Portofolio
Menentukan nilai dari return market (Rm) berdasarkan komposisi portofolio penyusun Reksa dana campuran
Penentuan kondisi down market Dan up market
Sharpe’s Measure
Treynor’s Measure
Indeks Obligasi Pemerintah
IHSG
Z m ( t ) − R( t ) ≤ 0 ,
Z m ( t ) − R( t ) ≥ 0
Pemilahan data return NAB reksa dana berdasarkan kondisi down dan Up market
α , β1 , β 2 (C1, C2, 2 C3), nilai t-stat untuk tiap kontanta, nilai adjusted R , F Diperoleh data- data nilai taksiran
stat. nilai –nilai tersebut dihitung untuk tiap sample reksa dana
Analisa kemampuan Market Timing
Analisa tingkat kemampuan Stock Selection