BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Berpikir kreatif melalui mind map, yaitu kemampuan siswa dalam menghubungkan konsep-konsep dari materi yang telah diberikan dan menggunakan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk mind map. Mind map siswa dinilai dengan menggunakan gabungan rubrik mind map dari University of Minnesota and Marieke van Dijk (2004), rubrik kreativitas, dan indikator berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Munandar (2009). Adapun kriteria penilaiannya yaitu keaslian, kelancaran dan keluwesan, penguraian, hubungan, serta struktur. Pada masing-masing indikator terdiri dari tiga skor penilaian, yaitu skor lima, tiga, dan satu sehingga skor maksimal dari pembuatan mind map yaitu 25. Indikator-indikator penilaian tersebut dapat dilihat pada lampiran B.2. 2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah mengukur ranah kognitif yang dilihat berdasarkan hasil tes essai. Tes essai digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa.
34
35
B.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode korelasional,
karena penelitian ini dimaksudkan untuk menghubungkan kemampuan berpikir kreatif melalui mind map dengan hasil belajar pada konsep sistem ekskresi. X
Y
X = kemampuan berpikir siswa melalui mind map Y = hasil belajar siswa
C.
Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2006: 99). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester dua SMA Pasundan 8 Bandung. Sampel adalah objek penelitian yang kecil atau bagian dari populasi yang menggambarkan keadaan populasi tersebut (Bungin, 2006: 101). Semua anggota populasi dalam penelitian ini memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, maka teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah random cluster sampling dengan mengacak kelompok kelas. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah satu kelas XI semester dua, yaitu kelas XI IPA 1. D.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas di Bandung,
yaitu di SMA Pasundan 8 Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada semester dua tahun ajaran 2010 – 2011.
36
E.
Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu tes
pembuatan mind map, tes sumatif, dan angket. 1. Penilaian pembuatan mind map Siswa akan membuat sebuah mind map dari materi yang telah diajarkan oleh guru. Mind map yang telah dibuat oleh siswa akan dinilai dengan menggunakan gabungan rubrik mind map dari University of Minnesota and Marieke van Dijk (2004), rubrik kreativitas, dan indikator berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Munandar (2009) kemudian dimodifikasi oleh peneliti, sehingga rubrik penilaian tersebut terdapat indikator pembuatan mind map dan berpikir kreatif. Rubrik penilaian yang dipakai pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran B.2. 2. Tes Sumatif
Tes sumatif yang digunakan dalam melihat hasil belajar siswa yaitu essai. Sebelum soal digunakan dalam penelitian, soal tersebut di judgement oleh dosen ahli dan diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas soal. Soal yang digunakan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Kisi-kisi soal selengkapanya dapat dilihat pada Lampiran B.3. 3.
Angket Angket ini berisi delapan pernyataan yang digunakan untuk mengetahui
pendapat siswa terhadap penggunaan mind map dan kendala-kendalanya selama pembelajaran materi ekskresi. Angket selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.6.
37
F.
Analisis Butir Soal Analisis butir soal ini digunakan pada saat pembuatan instrumen hasil
belajar untuk memperoleh validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, karan, dan daya pembeda. 1. Validitas Tes Menurut Arikunto (2009: (2009 65) sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Cara menentukan validitas suatu soal adalah dengan mengkorelasikan skor setiap butir soal dengan skor sko totalnya. Validitas instrumen tes hasil belajar dihitung menggunakann rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan dikemukakan Pearson sebagai berikut (Arikunto, 2009: 72)::
Keterangan: rxy = Validitas aliditas butir soal N = Banyaknya subjek/jumlah peserta tes X = Nilai butir soal Y = Nilai total Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal (Arikunto, 2009: 75) Rentang nilai
Kriteria
0,80 0,80-1,00
Sangat Tinggi
0,60 0,60-0,79
Tinggi
38
Rentang nilai
Kriteria
0,40-0,59
Cukup
0,20-0,39
Rendah
<0,20
Sangat Rendah
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan software AnatesV4 didapatkan hasil rata-rata uji validitas dari 15 soal essai yang telah diujicobakan adalah 0,61 dengan kategori tinggi. Dari perhitungan validitas dari 15 butir soal diperoleh hasil sebagai berikut (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1) Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar
2.
Kategori validitas
Jumlah soal
No soal
Sangat tinggi
1
9
Tinggi
2
5 dan 6
Cukup
7
2, 3, 7, 8, 10, 12, dan 14
Rendah
2
4, dan 13
Sangat rendah
3
1, 11, dan 15
Reliabilitas Tes Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut memberikan hasil yang tetap atau kalaupun berubah perubahan tersebut tidak berarti (Arikunto, 2009: 86). Taraf kepercayaan ditentukan melalui uji reliabilitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009: 103): r11 = 1
−
39
Keterangan : r11 = Reliabilitas yang dicari n = Jumlah soal M = Mean atau rerata skor total St = Standar deviasi total Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal (Surapranata, 2004: 114) Rentang nilai
Kriteria
0,80-1,00
Sangat Tinggi
0,60-0,79
Tinggi
0,40-0,59
Cukup
0,20-0,39
Rendah
<0,20
Sangat Rendah
Dari perhitungan menggunakan AnatesV4 didapatkan nilai realibilitas sebesar 0,76 dan termasuk ke dalam kategori tinggi. Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.2. 3.
Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar
atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus (Arikunto, 2009: 208): P=
40
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah siswa peserta tes Tabel 3.4 Kriteria Taraf Kesukaran Soal (Arikunto, 2009: 210) Rentang nilai
Kriteria
0,00-0,29
Sukar
0,30-0,69
Sedang
0,70-1,00
Mudah
Soal yang baik adalah soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang, namun jika diperlukan karena tujuan tertentu maka soal sukar dan mudah dapat digunakan. Dari perhitungan dengan menggunakan AnatesV4, tingkat kesukaran dari 15 butir soal diperoleh hasil sebagai berikut (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.3) Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Kategori tingkat kesukaran
Jumlah soal
No soal
Mudah
3
2, 8, dan 12
Sedang
4
1, 3, 10, dan 15
Sukar
8
4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, dan 14
41
4.
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
pandai dengan siswa yang tidak pandai (Arikunto, 2009: 211). Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2009: 213): D=
−
Keterangan: D
: Daya pembeda
BA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar JA : Jumlah siswa kelompok atas JB : Jumlah siswa kelompok bawah Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal (Arikunto, 2009: 218) Rentang nilai
Kriteria
0,00-0,19
Jelek
0,20-0,39
Cukup
0,40-0,69
Baik
0,70-1,00
Sangat Baik
Dari perhitungan dengan menggunakan AnatesV4, daya pembeda dari 15 butir soal diperoleh hasil sebagai berikut (Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.4)
42
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda
Kategori daya pembeda
Jumlah soal
No soal
Baik
4
2, 3, 7, dan 9
Cukup
6
5, 6, 8, 10, 12, dan 14
Jelek
5
1, 4, 11, 13, dan 15
G.
Prosedur Penelitian
1.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi: a. Membuat proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing. b. Proposal diseminarkan, dengan tujuan untuk mendapat persetujuan dan masukkan agar dapat memperlancar penelitian. c. Membuat silabus pembelajaran dan skenario pembelajaran sebagai pedoman yang akan digunakan pada proses belajar mengajar berikut dengan evaluasinya. d. Menyusun instrumen soal tes hasil belajar. Soal ini dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. e. Menyusun angket untuk siswa. f. Menyusun lembar penilaian mind map. g. Judgment instrumen penelitian agar soal yang digunakan valid. h. Uji coba instrumen. i. Melakukan revisi dari beberapa item instrumen yang harus diperbaiki.
43
2.
Tahap Pelaksanaan
a.
Pelaksanaan proses belajar mengajar Sebelum penelitian berlangsung, dilakukan pembiasaan terlebih dahulu dalam membuat mind map pada konsep respirasi. Proses belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b.
Pengumpulan data instrumen yang digunakan.
c.
Mengolah dan menganalisis data yang didapatkan.
d.
Menyimpulkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
e.
Menyusun laporan.
H.
Teknik Pengolahan Data
1.
Mengidentifikasi hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes dari soal-soal yang diberikan. a. Pemberian skor tertinggi dan terendah untuk jawaban yang diberikan siswa dari soal-soal yang diberikan.
2.
Menganalisis angket siswa yang dilakukan dengan mempersentasikan jawaban seluruh siswa pada pertanyaan yang diberikan.
% siswa =
! "
x 100%
Tabel 3.8 Kategori Persentase Angket berdasarkan Kuntjaraningrat (Kurniawati, 2006) No Persentase (%) Kategori 1
0
Tidak ada
2
0,1-25
Sebagian kecil
3
26-49
Hampir setengahnya
44
No Persentase (%)
Kategori
4
50
Setengahnya
5
51-75
Sebagian besar
6
76-99
Pada umumnya
7
100
Seluruhnya
3. Menilai mind map yang telah dibuat oleh siswa 4. Mengetahui korelasi antara kemampuan berpikir kreatif melalui mind map dengan hasil belajar pada konsep ekskresi, maka kedua variabel tersebut dikorelasikan. Statistik yang digunkan adalah sebagia berikut: a.
Mencari persamaan regresi
b.
Menguji linieritas regresi dengan menggunakan perhitungan anava. Setelah melalui analisis data, didapatkan hasil seperti •
Melakukan uji normlitas distribusi populasi dengan cara uji chi kuadrat, karena jumlah sampel lebih dari 30 orang
c.
Dikarenakan kedua data berdistribusi normal, maka uji koefisien korelasi dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari pearson r=
∑ $%& %' ∑ $& %& ∑ $' %'
∑ $ % *) ∑ $ % ∑ $ % * () ∑ $& %& & & ' ' ' '
45
Kriteria koefisien korelasi r (Boediono & Koster, 2002: 184): 1) Bila 0,90 < r < 1,00 atau -1,00 < r < -0,90; artinya hubungan yang sangat kuat 2) Bila 0,70 < r < 0,90 atau -0,90 < r < -0,70; artinya hubungan yang kuat 3) Bila 0,50 < r < 0,70 atau -0,70 < r < -0,50; artinya hubungan yang moderat 4) Bila 0,30 < r < 0,50 atau -0,50 < r < -0,30; artinya hubungan yang lemah 5) Bila 0,0 < r < 0,30 atau -0,30 < r < 0,0; artinya hubungan yang sangat lemah d.
Uji signifikansi indeks korelasi (uji t) Rumus : t=
e.
" √, √"
Uji koefisien determinasi untuk mengetahui kontribusi kemampuan berpikir kreatif melaui mind map dengan hasil belajar, dapat dicari dengan rumus KD = r2 x 100%
46
I.
Alur Penelitian Perancangan penelitian
Penyusunan proposal
Pembuatan instrumen
Judgement instrumen (soal, rubrik penilaian, angket)
Uji coba instrumen
Revisi instrumen
Pelaksanaan penelitian (Melakukan pembelajaran kemudian siswa membuat catatan dalam bentuk mind map)
Angket
Pengambilan data
Analisis data
Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian
Soal essai