73
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Rencana penelitian dilaksanakan di Dojang Taekwondo di Surakarta. 2. Waktu penelitian Rencana waktu penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 1 bulan pada bulan Januari 2016. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Waktu No
Kegiatan Penelitian
1.
Judul dan penyusunan proposal
2.
Seminar proposal
3.
Revisi dan penyempurnaan proposal
4. 5.
Oktober November Desember Januari 2015 2015 2015 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan penelitian Penyusunan laporan
B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat menentukan hasil penelitian. Seorang peneliti terlebih dahulu harus betul-betul memahami
prosedur penelitian
yang akan
dilaksanakan, sehingga
penelitiannya akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan hal itu, dalam melaksanakan penelitian diperlukan metode tertentu. Penggunaan metode 73
74
dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode penelitian merupakan syarat pokok dalam sebuah penelitian. Berbobot tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari metodologi penelitiannya. Sutrisno Hadi (2004), menyatakan bahwa metode penelitian memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang besar agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang tinggi. Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran. Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan atau objektif serta memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data- data mengenai masalah yang diteliti sesuai dengan prosedur penelitian. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2003:3),
metode
penelitian
deskriptif
adalah
“penelitian
yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain- lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan”. Terdapat beberapa jenis metode penelitian deskriptif, jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif korelational. Pengertian penelitian korelational menurut Arikunto (2010:4) adalah “penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada”.
75
Alasan peneliti memilih metode deskriptif korelasional karena penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan hubungan yang terjadi antara variabel kepercayaan diri dan kondisi fisik terhadap prestasi dalam olahraga Poomsae Taekwondo. Sedangkan teknik dalam penelititian ini menggunakan teknik analisis korelasional regresi berganda. Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubunganantara variabel dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik (Ghozali,2011). Dengan pertimbangan dalam penggunaan regresi berganda,
pengujian hipotesis harus
menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi menurut Arikunto (2006: 130) adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan, sedangkan menurut Sugiyono (2012: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin Poomsae Dojang di Surakarta, dalam penelitian awal mendapatkan kisaran jumlah populasi sebesar 70 responden. 2. Sampel Arikunto (2006: 131) menyatakan “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Pendapat lain menurut Sugiyono (2012: 62), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Taekwondoin Dojang Di seluruh Surakarta. Adapun pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling adalah jenis pengambilan sampel non probability terbaik dan seringkali merupakan cara yang paling
76
mudah. Pada consecutive sampling, setiap responden yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah responden dalam penelitian terpenuhi, atau atas dasar pertimbangan tententu yang dalam hal ini adalah pertimbangan lama berlatih olahraga Taekwondo. Sampel penelitian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Taekwondoin putra 2) Menyandang sabuk hijau, biru dan merah 3) Kelompok umur 13-15 tahun (Pra-Junior) b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan /mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Dalam penelitian ini kriteria eksklusi terjadi bila: Responden tidak bersedia dan tidak bekerjasama dalam mengikuti penelitian. 3. Besar sampel Penentuan besarnya sampel menggunakan hasil dari penjaringan melalui metode pengambilan sampel yang menggunakan purposive random sampling dengan jumlah sampel 40 responden. D. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Sedangkan menurut Sugiyono (2012:3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, variabel dalam penelitian ini memiliki rancangan sebagai berikut :
77
Power otot tungkai
Keseimbangan Prestasi Taekwondo Koordinasi
Kepercayaan diri
Keterangan dari variabel penelitian sebagai berikut : 1. Hubungan antara power otot tungkai terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 2. Hubungan antara keseimbangan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo 3. Hubungan antara koordinasi terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 4. Hubungan
antara
kepercayaan
diri
terhadap
prestasi
Poomsae
Taekwondo. 5. Hubungan power otot tungkai dan keseimbangan secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 6. Hubungan power otot tungkai dan koordinasi secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 7. Hubungan power otot tungkai dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 8. Hubungan Keseimbangan dan koordinasi secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 9. Hubungan Keseimbangan dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 10. Hubungan Koordinasi dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo.
78
11. Hubungan
Power
otot
tungkai,
keseimbangan,
koordinasi
dan
kepercayaan diri secara simultan berhubungan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu: 1. Variabel Bebas (independent) Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012:4). Terdiri dari: a. Power otot tungkai b. Keseimbangan c. Koordinasi d. Kepercayaan diri : Rasa aman, ambisi normal, konsep diri, mandiri dan tidak mementingkan diri sendiri. 2. Variabel terikat (dependent) Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang diubah oleh variabel independent (Sugiyono, 2012:4). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu : a. Prestasi olahraga Poomsae Taekwondo. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Power otot tungkai Daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif pada otot-otot tungkai 2. Keseimbangan Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan stabilitas
tubuh
keseimbangan
pada
yang
keseimbangan statis.
pusat
akan
gravitasi
diteliti
terhadap
dalam
bidang
penelitian
ini
tumpu, adalah
79
3. Koordinasi Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan sistem motorik dan sensorik kedalam satu pola gerak yang efisien. Koordinasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah koordinasi mata kaki. 4. Kepercayaan diri Kepercayaan
diri
yang dipakai
dalam
hal penelitian
ini
menggunakan konsep kepercayaan diri menurut Drajat ( 1992 ), dimana aspek kepercayaan diri tersebut adalah terpenuhinya rasa aman, mempunyai ambisi normal, memiliki konsep diri yang benar, mandiri dan tidak mementingkan diri sendiri atau toleransi. 5. Pengukuran power otot tungkai Pengukuran power otot tungkai dalam penelitian ini menggunakan lompat jauh tanpa awalan (Two footed vertical jump test) a) Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur gerak eksplosif otot tungkai b) Alat dan persiapan 1) Papan skala 2) Meteran dan alat pengukur 3) Kapur 4) Formulir dan alat tulis c) Pengetes 1) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang 2) Pengukur 2 orang 3) Pembantu 1 orang d) Teknik pelaksanaan tes 1) Peserta berdiri menghadap papan ukur 2) Dalam posisi berdiri dan kedua tangan diangkat, tandai ujung jari tertinggi menggunakan kapur. 3) Peserta diminta meloncat setinggi mungkin, sambil menandai kapur yang dipegang.
80
4) Hitung jarak antara tinggi ujung jari saat berdiri dan tinggi ujung jari saat meloncat. 5) Setiap peserta diberikan kesempatan 3 kali mencoba e) Pencatatan hasil 1) Hasil yang dicatat adalah jarak lompatan yang dicapai 2) Hasil lompatan diukur dengan satuan centimeter 3) Mencatat hasil terbaik dari hasil pengukuran two footed vertical jump test.
Gambar 3.1. Two Footed Vertical Jump Test Sumber: Assessment and evaluation of football performance (Dieter Rosch,et al 2000:9) Tabel 3.2. Penilaian Two Footed Vertical Jump Kategori
Nilai
Two Footed Vertical Jump (cm) Baik Sekali (BS) 5 > 66 Baik (B) 4 53- 65 Sedang (S) 3 42- 52 Kurang (K) 2 31- 41 Kurang Sekali (KS) 1 < 30 Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, 1999.
81
6. Pengukuran Keseimbangan a. Keseimbangan Standing Stork Test 1) Tujuan: Untuk
mengukur kemampuan seseorang dalam
mempertahankan keseimbangan statis 2) Perlengkapan: a) Tempat yang nyaman b) Stopwatch c) Asisten 3) Prosedur: a) Berdiri dengan kedua kaki b) Meletakkan tangan pada pinggul c) Mengangkat satu kaki dan meletakkan kaki yang diangkat kedalam lutut disebelahnya d) Dilanjutkan dengan mengangkat tumit dan berdiri dengan menggunakan jari-jari kaki. e) Dilakukan pengukuran dengan stopwatch f) Mencatat waktu yang didapatkan 4) Penilaian: Untuk cara pengukuran atau pengambilan waktu dilakukan dengan ketentuan:
Gambar 3.2. Standing Stork Test Sumber: Mobility and Balance (101 Evalution Test, 2005).
82
5) Tabel Nilai Standing Stork Test Tabel 3.3. Penilaian Standing Stork Test Kategori
Nilai
Standing Stork Test (detik)
Baik Sekali (BS)
5
> 50
Baik (B)
4
41- 50
Sedang (S)
3
31- 40
Kurang (K)
2
20- 30
Kurang Sekali (KS)
1
> 20
Sumber: Mobility and Balance (101 Evalution Test, 2005). 7. Pengukuran Koordinasi Pengukuran koordinasi dalam penelitian ini menggunakan Soccer Wall Volley Test. a) Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat koordinasi dari gerakan kaki dan mata. b) Alat dan persiapan 5) Bola 6) Dinding yang keras dan lembut 7) Marking tape 8) Stopwatch 9) Formulir dan alat tulis c) Pengetes 4) Pengawas merangkap sebagai pencatat 1 orang 5) Pengukur 2 orang 6) Pembantu 1 orang d) Teknik pelaksanaan tes Prosedur: Siswa berdiri di belakang garis tendang, yang merupakan perpanjangan dari satu kaki pada kedua sisi dari garis 4 kaki pada area lantai dari dinding. Responden menempatkan bola di tempat-tempat yang dipilih di belakang garis. Sesudah aba-aba
83
responden memulai menendang bola ke arah dinding dan menendang bola kembali yang memantul. Jika bola keluar dari garis, maka responden harus menempatkan dan membawanya kembali ke dalam posisi untuk tendangan lagi. Ketika responden mencoba untuk mengambil bola, yang berada dalam jarak 4 x 2 lantai yang luas antara jalur penahanan dan dinding, responden tidak boleh menggunakan tangannya. Namun jika bola berada di luar daerah tersebut, responden boleh menggunakan tangannya. Waktu pelaksanaan dilakukan selama 30 detik dan diulang selama empat kali percobaan dan diambil nilai terbanyak. mencetak: Tabel ini berisi penilaian umum untuk Soccer Wall Voley Test., berdasarkan skor jumlah tangkapan sukses dalam waktu 30 detik.Pencatatan hasil : Tabel 3.4. Nilai Koordinasi Soccer wall voley test Kategori Soccer wall voley test.
Nilai tangkapan dalam 30 detik
Baik Sekali (BS)
>35
Baik (B)
30-35
Sedang (S)
20-29
Kurang (K)
15-19
Kurang Sekali (KS)
<15
Tabel Penilaian Soccer wall voley test Sumber:Topandsport (2014) e) Hasil yang dicatat adalah jumlah tangkap selama 30 detik. 8. Pengukuran Kepercayaan diri Pengukuran kepercayaan diri dalam penelitian ini menggunakan skala kepercayaan diri yang disusun oleh Andriyani ( 2007 ), skala kepercayaan diri tesebut terdiri dari 45 butir, yang terdiri dari 24 butir favourable dan 21 butir unfavourable. Setiap butir disediakan 4 ( empat ) alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Subyek diminta memilih salah satu dari empat alternatif
84
jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya dari setiap butir, dengan penilaian setiap butir favourable dan unfavourable sebagai berikut. Tabel 3.5. Penilaian butir favourable dan unfavourable. Pilihan jawaban
favourable
unfavourable
Sangat Sesuai
4
1
Sesuai
3
2
Tidak Sesuai
2
3
Sangat Tidak Sesuai
1
4
Tabel 3.6. Susunan butir favourable dan unfavourable. Aspek
Nomor butir Favourable
Unfavorable
Perasaan aman
1, 3, 6, 8
10, 12, 14,
Ambisi normal
18, 20, 22, 24, 26
28, 30, 32, 35
Konsep diri
37, 38, 40, 42, 44
2, 4, 5, 7, 9
Mandiri
11, 13, 15, 16, 17
19, 21, 23, 25, 27
Toleransi
29, 31, 33, 34, 36
39, 41, 43, 45
Jumlah
24
21 45
a. Alat yang digunakan Alat yang digunakan mengetahui kecerdasan emosional siswa dengan menggunakan angket/ kuesioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dengan menggunakan skala Linkert. Skala pengukuran ini digunakan untuk mengklarifikasi variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah selanjutnya. 1) Skala Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional adalah skala numerik (angka) dari angket jawaban mengenai angket
85
kecerdasan emosional tersebut akan diperoleh nilai maksimum dan minimum, kemudian dikategorikan dengan kepercayaan diri sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Tabel 3.7. Penilaian tingkat kepercayaan diri. Interval scor
kategori
157,5 ≤ X ≤ 180
Sangat tinggi
135
≤ X < 157,5
Tinggi
90
≤ X < 135
Sedang
67,5 ≤ X < 90
Rendah
45
Sangat rendah
≤ X < 67,5
9. Pengukuran Prestasi Poomsae Taekwondo Untuk mengukur tingkat prestasi olahraga Taekwondo pada Taekwondoin adalah dengan menghitung nilai rata-rata (scoring point) yang diperoleh Taekwondoin pada setiap mode pertandingan. Penilaian poin dalam Taekwondo berdasarkan pada serangan yang dilakukan dengan penilaian sebagai berikut : a. Kriteria penilaian Poomsae Taekwondo 1) Accuracy a) Akurasi gerakan dasar b) Detail dari setiap poomsae 2) Presentation a) Skill 1)) Range of movement (Lintas gerakan) 2)) Balance (Kestabilan) 3)) Speed & power (Kecepatan dan tenaga) b) Ekspresi 1)) Strenght/Speed/Rhtym (Kekuatan, kecepatan dan ritme) 2)) Expression (Penjiwaan dan sikap penampilan) Metode Penilaian.
86
b. Metode penelitian 1) Accuracy a) Nilai awal adalah 5,0 b) Setiap kontestan melakukan kesalahan minor (kecil) nilainya dikurangi 0,1 poin. c) Setiap kontestan melakukan kesalahan major (besar) nilainya dikurangi 0,5 poin. 2) Presentation a) Nilai awal adalah 5,0 b) Kontestan akan dinilai presentasi secara menyeluruh untuk kelima aspek skill dan expression, kemudian dimasukkan nilai masing-masing aspek oleh wasit untuk mendapatkan nilai total presentation. 3) Pengurangan poin (oleh recorder) a) Kontestan yang melakukan poomsaenya melebihi batas waktu 2 menit akan dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya. b) Kontestan yang melewati garis batas (boundary line) akan dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya. 4) Perhitungan nilai a) Kedua nilai accuracy dan presentation dilihat b) Nilai tertinggi dan terendah dari para wasit (untuk setiap kategori) diabaikan, lalu nilai yang tersisa dirata-ratakan dan dijumlah (accuracy dan presentation) untuk mendapatkan nilai akhir. c) Bila terdapat penalty dan pengurangan poin, maka akan dikurangi dari nilai akhir tersebut. Judge’s score sheet (Diklat pelatih poomsae tingkat daerah Yogyakarta, 2010).
87
Gambar 3.3. Arena pertandingan Poomsae Taekwondo Sumber : WTF Poomsae Competition Rules and Interpretation, 1st January 2014.
88
Tabel 3.8. Tabel penilaian dalam pertandingan Poomsae Taekwondo.
10. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Tabel 3.9. Instrumen penelitian yang digunakan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Alat Lembar identitas responden Lembar penilaian power otot tungkai, keseimbangan dan koordinasi Lembar quisioner kepercayaan diri Lembar penilaian prestasi bertanding Stopwatch Cone Meteran Alat dokumentasi untuk merekam jalannya penelitian
11. Prosedur Penelitian
89
a. Tahap persiapan Tahap persiapan menyangkut : 1) Studi kepustakaan dari buku, jurnal, proseding, internet dan lainlain yang relevan dengan topik penelitian. 2) Mengurus surat-surat penelitian dan persetujuan penelitian kepada Dojang Taekwondo Di Ngawi. 3) Membuat jadwal pelaksanaan penelitian. 4) Menyiapkan alat-alat ukur yang baku dan punya ketelitian yang dapat dipercaya dan diakui secara ilmiah. 5) Mengadakan pelatihan pengukuran dengan teman-teman yang membantu dalam pelaksanaan penelitian. b. Pengambilan Data Awal 1) Pengisian lembar identitas responden dan informed consent 2) Interview kepada pemain atau pelatih tentang kesediaan menjadi responden penelitian 3) Pemeriksaan dan pengukuran power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi dengan instrumen yang telah dipersiapkan dan lembar penilaian yang telah disediakan. 4) Mengkategorikan
hasil
pengukuran
power
otot
tungkai,
keseimbangan, koordinasi, kepercayaan diri dan prestasi kedalam tabel kategori yang telah tersedia. 5) Pemeriksaan
dan
pengukuran
prestasi
dengan
instrumen
pertandingan yang telah dipersiapkan dan lembar penilaian yang telah disediakan. c. Tahap Pemilihan dan Penentuan Sampel Prosedur pemilihan dan penentuan sampel menyangkut: 1) Semua responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai sampel diberikan nomor urut. d. Tahap Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagi berikut:
90
1) Sebelum pelaksanaan penelitian responden diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, jadwal dan tempat penelitian, tatalaksana penelitian, dan hak-hak subjek dalam pelaksanaan penelitian. 2) Dilakukan interview kepada responden dan pelatih mengenai riwayat cedera terdahulu atau sekarang. 3) Dilakukan pemeriksaan dan pengukuran power otot tungkai, keseimbangan,
koordinasi,
kepercayaan
diri
dan
prestasi.
Kemudian kategorikan hasil pengukuran kedalam tabel yang telah disediakan. 4) Dilakukan pertandingan pada Taekwondoin untuk mendapatkan hasil pengukuran prestasi poomsae yang kemudian dicatat kedalam tabel yang telah disediakan. 5) Menganalisa faktor power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan kepercayaan diri terhadap prestasi pada atlet Taekwondo.
91
12. Alur Penelitian
Populasi
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi Sampel
Pengisian & Interview: 1. Identitas responden 2. Informed consent
Pemeriksaan & Pengukuran: 1. Power otot tungkai 2. Keseimbangan 3. Koordinasi 4. Kepercayaan diri
Prestasi Gambar 3.4. Alur penelitian F. Teknik Analisis Data Teknik dalam penelititian ini menggunakan teknik analisis korelasional regresi berganda. Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara variabel dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakukan
uji asumsi
klasik guna
mendapatkan hasil terbaik
(Ghozali,2011). Dengan pertimbangan dalam penggunaan regresi
92
berganda, pengujian hipotesis harus menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik. 1. Uji Prasyarat Analisis Penelitian ini menggunakan data primer. Untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratanasumsi klasik yang mendasari model regresi. Ada beberapa langkah untukmenguji model yang akan diteliti, antara lain: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini di langgar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistrubusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati seecara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sedderhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness. Selain menggunakan uji normalitas, untuk menguji normalitas data dapat juga menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukandengan membuat hipotesis nol (Ho) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data tidak berdistribusi normal. Ghozali (2011;160), dengan rumus sebagai berikut :
93
b. Uji linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui status linier atau tidaknya suatu distribusi dan penelitian. Hasi yang diperoleh melelui uji linieritas akan menentukan teknik-teknik analisis yang digunakan bisa digunakan atau tidak. Apabila dari hasil uji linieritas didapatkan kesimpulan bahwa distribusi data penelitian dikategorikan linier, maka data penelitian dikategorikan
dapat
digunakan
dengan
metoda-metoda
yang
ditentukan (analisis regresi linier). Pada uji linieritas yang diharapkan dalah harga F empiric yang lebih kecil dari F teoritik yang berarti bahwa dalam distribusi data yang diteliti memiliki bentuk yang linier, dan apabila F empiric lebih besar dari F teoritic maka berarti distribusi data yang diteliti tidak linier. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan Y, dimana tabel diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. 2) Menghitung jumlah kuadran regresi (JKreg(a)) dengan rumus : (∑Y)2 JKreg(a) = N 3) Menghitung jumlah kuadran residu (JKres) dengan rumus : JKres = ∑Y2 – JKreg(b/a) – JK reg (a) 4) Mencari nili uji F dengan rumus : F=
RJKTC RJKE
94
2. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam menganalisis data.Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan bank. Berdasarkankerangka pemikiran yang telah ditulis, model penelitian ini secara matematisdapat ditulis sebagai berikut: PPT = α + β1PW + β2KS + β1KO + β2KD + e α
:
Konstanta
β1- β5 :
Koefisien
PPT
:
Prestasi Poomsae Taekwondo
PW
:
Power otot tungkai
KS
:
Keseimbangan
KO
:
Koordinasi
KP
:
Kepercayaan Diri
e
:
error
Untuk mengetahui kebaikan model penelitian yang diuji, bisa menggunakan
koefisien
determinasi
(R²).
Koefisien
determinasi
digunakan untuk menguji kemampuan model menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen. Besaran koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang menjauhi 1 berarti kemampuan variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan
variabel-variabel
dependen sangat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi untuk memprediksi
varian
variabel
independen.
Penggunaan
koefisien
determinasi memiliki kelemahan yang cukup mendasar yaitu terdapat bias pada jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model sehingga banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi terbaik.
95
b. Uji statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu: 1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk:
Jika Ho :βι= β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara simultan.
Jika Ho :βι≠β2≠...≠0, berarti ada pengaruh signifikan antara variabeldependen dan independen secara simultan.
2) Derajat keyakinan ( level significance / α= 5%)
Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel, makahipotesis alternatif diterima.
Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel makahipotesis alternatif ditolak. R2 - k F=
(1-R2)/ n – k - 1
c. Koefisien Determinasi (adjusted R2) Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variable dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali, 2011;97).
96
Ry (1234) =
(b1 x ∑x1y) + (b2 x ∑x2y) + (b3 x ∑x3y) + (b4 x ∑x4y) ∑y2
d. Uji statistik t Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011;101). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu: 1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk:
Jika Ho: βi> 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara parsial.
Jika Ho: βi= 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel dependen dan independen secara parsial.
2. Menghitung Nilai sig t dengan rumus t hitung = βi / se (βi) Dimana βi
=
se (βi) =
Koefisien regeresi Standar Error dari βi
3. Derajat keyakinan (level significance / α= 5%)
Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha yangdigunakan, maka hipotesis yang diajukan, ditolak.
Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpha yangdigunakan, maka hipotesis yang diajukan, diterima. r√n-2 t=
√ 1 – r2
1. Analisisa data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pada model analisis regresi linier berganda ini analisa data menggunakan uji korelasioal pearson untuk melihat hubungan
97
antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk uji regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian ini menggunakan
pendekatan
Ordinary
Least
Squares
(OLS).
Penjelasan akan dibagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu: 1) Persiapan Data (Tabulasi Data) 2) Estimasi Model Regresi Linier (Berganda) 5) Intepretasi Model Regresi Linier (Berganda) b. Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi persamaan/model regresilinier berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam regresi linier meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam persamaan linier). Pada bagian ini, uji t di fokuskan pada parameter slope (koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang dimaksud adalah uji koefisien regresi. c. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut sebagaiuji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way Anova. d. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R Square atau Adjusted R-Square. R-Square digunakan
98
pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung nilai koefisien determinasi penulis lebih senang menggunakan R-Square daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari satu.