24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan karakteristik subjek penelitian Pada sub judul ini diuraikan tentang setting waktu penelitian, setting tempat penelitian dan karakteristik subjek penelitian.
3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Juli sampai Oktober 2013, Bulan Juli peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian dan instrumennya, pada bulan Agustus awal ke 1 dan II melakukan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada bulan September akan dilakukan tindakan kelas siklus II. Setelah itu, Oktober mulai membuat laporan hasil penelitian. Adapun rincian waktu kegiatan penelitian pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian NO Pelaksanaan Penelitian
Juli 1 2
ProposaL PTK x
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3
4
Oktober 1 2 3 4
x
1 SIKLUS I 2
3
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
x x
x x x SIKLUS II x
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan
x x x x
4
24
25
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus semester I tahun pelajaran 2013/2014, dikarenakan mengambil mata pelajaran IPA pokok fungsi organ pernapasan manusia sesuai dengan SK dan KD bertepatan dengan alokasi semester I yang disesuaikan dengan program semester (Promes) MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus. 3.1.2 Tempat Penelitian Setiap penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan objek untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan SAVI. Alasan pemilihan lokasi di MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus didasarkan atas beberapa hal sebagai berikut : a. Di MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus terdapat sumberdaya yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian. b. Lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehingga lebih efisien dalam mendapatkan data. c. ada hubungan yang cukup baik dari observer dengan pihak sekolah sehingga memudahkan dalam mencari data. Sehingga peluang waktu yang cukup dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan target penlitian, merupakan alasan pemilihan tempat tersebut.
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus. Jumlah siswa sebanyak 28 siswa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 12 dan perempuan sebanyak 16 siswa. Letak MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus berada di kecamatan Bae yang dibelah oleh Jalan Raya Gondangmanis-Karang bener yang cukup ramai dari arah barat ke timur dan Jalan alternatif serta jalur Oasis Djarum yang melintang ke arah selatan sebagian besar penduduk desa Petani menggantungkan hidup dari usaha pertanian. Namun tidak sedikit pula yang memilih untuk merantau maupun menjadi buruh di berbagai
26
industri di Pati Rokok Djarum, Nojorono, maupun Sukun. Sebagian lagi berprofesi sebagai pedagang dan membuka industri skala rumah tangga. Dikarenakan kondisi orang tua yang sibuk bekerja. Waktu yang disediakan untuk memantau perkembangan belajar siswa diduga kurang maksimal. Hal ini berpengaruh pada kemajuan hasil belajar siswa. Taraf kecerdasan siswa kelas 5 MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae sama dengan Siswa kelas 5 pada umumnya. Dari penuturan guru kelas 5 keseimbangan kognitif kelas 5 sangat seimbang. Berdasarkan pengamatan sementara, didapati anak banyak gaduh dan mengobrol dengan teman-temannya. Jadi hal ini perlu adanya peningkatan hasil belajar siswa untuk lebih lanjutnya. 3.2 Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaborasi yang menggunakan desain penelitian kemmis dan Mc. Taggart.
3.2.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) partisipan. “ dimana orang melaksanakan penilian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian observer
senantiasa terlibat,
selanjutnya
observer
memantau,
mencatat
dan
mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta terakhir dengan melaporkan hasil penelitian tersebut. PTK disini observer dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian “ ( Iskandar, 2011:27) 3.2.3 Desain Penelitian Desain PTK menurut Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Konsep pokok penlitian tindakan menurut kemmis dan Mc Taggart terdapat tiga tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan ( Planning), tindakan ( acting ) dan pengamatan ( observing ), dan Refleksi (reflecting) . gambar siklus nya adalah sebagai berikut:
27
Gambar 3.1 Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart ( 2011) Penelitian dilaksanakan selama dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dikenai perlakuan yang sama ( alur kegiatan yang sama). Setelah membahas satu pokok bahasan, diakhiri dengan formatif di akhir siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel bebas ( independent) dan variabel terikat ( dependent )
3.3.1 Variabel x ( independent) Variabel x ( independent) dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Savi sebagai sumber belajar bahwa model pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengaitkan sesuatu
28
dengan hakikat realitas yang melibatkan seluruh alat indra yang dimiliki sehingga semua alat indra dapat berperan sesuai dengan fungsinya. Unsur-unsur SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) masing-masing mempunyai arti sebagai berikut : a) Somatis (belajar dengan berbuat dan bergerak) Artinya belajar dengan gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan. b) Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar) Artinya bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; c) Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) Artinya belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga d) Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir) Artinya bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,
menyelidiki,
mengidentifikasi,
menemukan,
mencipta,
mengkonstruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan. Berikut kisi kisi variable x seperti pada tabel di bawah ini:
29
Tabel 3.2 Kisi-kisi variabel X Langkah SAVI
Indikator
Proses
menyampaikan apakah
pembelajaran
Item Apakah
guru
dikelompokan yang terdiri
yang
menjadi menyampaikan kompetensi
dari 5 atau 6 orang siswa
Kompetensi Dasar mata yang ingin dicapai
yang heterogen
pelajaran
yang
bersangkutan.
Mendemonstrasikan
guru
memberikan
konsep mata pelajaran.
momentum
Apakah
guru
permulaan memberikan motivasi dan pembelajaran. teknik yang baik dalam pemberian
materi
akan
menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
.
Guru mengajar siswa
Apakah guru harus dapat
ikut terlibat aktif dalam melakukan
Memecahkan masalah
proses
dalam kelompok.
dengan setiap
inovasi
pembelajaran berkaitan dengan gambar mengamati gambar
ditunjukan
yang
oleh
guru
atau oleh temannya. Menanyakan
Apakah
guru
bisa
alasan/dasar pemikiran menanyakan alasan/dasar
Presentasi hasil diskusi
urutan gambar terhadap pemikiran urutan gambar
ke depan kelas.
beberapa
kelompok
siswa atau semua. menanamkan konsep/materi
Apakah guru mampu sesuai menanamkan
30
dengan yang
Evaluasi
ingin
ingin
Mampu mengevaluasi
Mampu
yang
sesuai
dicapai dengan kompetensi yang
terhadap semua murid
materi
Memberikan penghargaan
kompetensi konsep/materi
telah materi
dicapai.
mengevaluasi yang
telah
disampaikan
disampaikan
Mampu Memberikan
Apakah guru Mampu
penghargaan
Memberikan penghargaan
3.3.2 Variabel dependent ( Variabel y ) Adapun yang menjadi variable terikat ( dependent ) dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPA siswa kelas 5 MI NU Pendidikan Islam Bae Kudus. Karena Hasil belajar ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Maksimum. Maka dipilih lah SK yang sangat sesuai dengan penelitian tindakan kelas tersebut yaitu SK 1 yang berbunyi Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. Sedangkan KD nya adalah 1.1 Siswa mampu mendeskripsikan organ pernafasan manusia. 3.4 Rencana Tindakan
Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan yang ideal sebaiknya dilakukan secara berpasangan antar pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakkan. Istilah untuk cara ini yaitu penelitian kolaborasi. Penelitian tindakan kelas dengan cara kolaborasi ini dimaksudkan supaya diperoleh kurangnya unsur subjektivitas pengamat serta terjaminnya mutu kecermatan amatan yang sedang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan
31
diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Penelitian dilakukan dengan berkolaborasi bersama guru kelas di SD tempat penelitian. Pada PTK tipe kolaborasi RPP penelitian kolaboratif sudah dirancang dengan baik sebelumnya, kemudian guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Penelitian ini mengacu pada model spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart. Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu Penelitian Tindakan kelas (PTK) melalui 2 siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yakni perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi (Hamzah. B. Uno, dkk. 2011:87). Berdasarkan gambar 3.1 prosedur pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh ahli diatas dapat diketahui bahwa prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yakni Planning (Perencanaan Tindakan), Acting (Implementasi Tindakan) dan Observasing (Observasi) serta Reflecting (Refleksi). Adapun rincian pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Siklus 1 Pada pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang mengenal fungsi organ pernapasan manusia rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik motivasi belajar, karakter dan kuis.
32
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. c. Refleksi Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus 2 akan dilaksanakan untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya.
2. Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang terdiri dari:
a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang mengenal fungsi organ pernapasan manusia, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat
33
untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik prestasi belajar, karakter dan kuis. Perencanaan dalam siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus 1.
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah
menerapkan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. c. Refleksi Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus berikutnya yakni siklus 3.
34
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan dan disertai instrumennya. 3.5.1 Teknik Pengumpulan data Dalam PTK ini, teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: a) Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama. Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut. Adapun kisi-kisi yang berisi item-item pada lembar observasi tindakan guru adalah sebagai berikut :
35
Tabel 3.3 kisi-kisi yang berisi item-item pada lembar observasi tindakan guru Aspek yang diamati dalm
Indikator
No. Item
Mengatur tempat duduk, mengecek
1,2
pembelajaran SAVI 1. persiapan pembelajaran
kesiapan siswa,ruang dan media pembelajaran 2. menyampaikan tujuan dan
Membuka pelajaran dengan salam,
memotivasi
melakukan apersepsi, dan tujuan
siswa
3,4,5
pembelajaran.
3. menyajikan materi dengan
Menggali
memanfaatkan media
berdasarkan
pengetahuan media,
siswa
6,7,8
menyajikan
materi dengan media, dan Tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran 4. mengorganisasikan siswa
Mengkoordinasikan kelompok dan
dalam kelompok-kelompok
media pembelajaran ,membagi
belajar
lembar kerja siswa , menentukan
9,10,11,12
skor awal dari rata-rata skor dasar atau skor kuis sebelumnya 5. Membimbing kelompok kerja
Membimbing anak, maju
dan belajar
menerangkan materi dengan media
13,14,15,
dan menanggapi kelompok lain atasa presentasi dari satu kelompok 6. Evaluasi
Memberi soal kuis, mengarah siswa
16,17,18,19
untuk memjawab kuis,mengoreksi soal dan menghitung nilai siswa dari soal kuis tersebut. 7. memberi penghargaan
Member penghargaan atau hadiah bagi yang mempunyai nilai
20,21
36
bagus.memotivasi siswa lain yang belum dapat penghargaan 8. kesimpulan dan penutup
Member kesempatan kepada siswa,
22,23,24,25
menyimpulkan materi, member arahan untuk pertemuan yang akan dating, menutup pelajaran dengan salam
Tabel 3.4 kisi-kisi aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif SAVI Aspek yang diamati dalm
Indikator
No. Item
pembelajaran SAVI 1. kesiapan siswa sebelum
Membawa buku dan perlengkapan
mengikuti pembelajaran
pembelajaran, mengikuti pelajaran,
1,2,3
mempelajari materi pelajaran dirumah 2. perhatian siswa terhadap
Antusias saat guru memotivasi ,
penjelasan guru
member respon, mendengar penjelasn
4,5,6,7,8,9
guru, mengamati media picture and picture, menjawab pertanyaan guru, berani mengutarakan pendapat 3. kemampuan siswa
kerjasama dengan
mengerjakan lembar kerja
teman,mendengarkan penjelasan guru,
10,11,12,13
membaca petunjuk lembar kerja, sungguh-sungguh mengerjakan lembar siswa 4.Keaktifan siswa bertanya
Bertanya saat mengalami kesulitan soal, bertanya sesuai dengan materi pembelajaran
14,15
37
5. Bekerja sama dengan
Bertukar pikiran dalam mengerjakan
temannya
lembar kerja, menghargai pendapat
16,17,18,19
teman, menginformasikan jawaban kepada anggota lain. Menguasai materi
6. keberanian
Mengemukakan hasil kerja kelompok
20,21,22
didepan kelas, bertanya dengan hal-hal yang belum dipahami, 7. Kejujuran
Mengerjakan sendiri soal
23
8. penghargaan
Mendapatkan penghargaan
24
9. kesimpulan
Mampu membuat kesimpulan
25
b)Teknik tes Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes.
38
Tabel 3.5 kisi-kisi tes formatif Siklus I Standar Kompetensi 1.Mengidenti fikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
Kompetensi Dasar
Indikator
1. 1.1 Mengidentifika mengidentifika si fungsi organ si berbagai hal tentang fungsi pernapasan organ manusia pernafasan manus
2. Membedakan berbagai hal tentang kfungsi organ pernafasan manusia 3.Menidentifika si tentang pernafasan cacing 4. mendeskripsik an perbedaan pernafasan manusia dengan hewan Total
Tingkat Kesukaran soal MU SE SU 2 2 1
1
3
Bentuk Instrumen
No soal
Pilihan Ganda
1,2,3,4, 5
-
-
6
1
-
7
3
8,9,10
3
4
39
Standar Kompetensi 1.Mengidenti fikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
Tabel 3.6 kisi-kisi tes formatif Siklus II Kompeten Indikator Tingkat si Dasar Kesukaran soal MU SE SU Mengidentif 1. 2 2 1 ikasi fungsi mengidentifika organ si berbagai hal pernapasan tentang fungsi hewan organ misalnya pernafasan ikandan manusia cacing tanah 2. Membedakan berbagai hal tentang kfungsi organ pernafasan manusia 3.Menidentifika si tentang pernafasan cacing 4. mendeskripsik an perbedaan pernafasan manusia dengan hewan Total
1
3
Bentuk Instrumen
No soal
Pilihan Ganda
1,2,3,4, 5
-
-
6
1
-
7
3
8,9,10
3
4
40
b) Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini, peneliti mendapatkan dokumen berupa: a
Brosur (selebaran).
b
Beberapa foto yang digunakan sebagai bahan referensi sekaligus sebagai objek pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini.
c
Serta berbagai dokumen penting lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini.
Sementara itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis isi (content analysis). Dengan pertimbangan bahwa analisis isi berangkat dari anggapan dasar ilmu ilmu sosial, dan bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi-studi ilmu sosial. Mekanisme analisis data dengan menggunakan tehnik analisis isi ini, antara lain: menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data dengan kriteria -kriteria tertentu, dan melakukan prediksi. alam study dokumentasi foto lebih banyak digunakan sebagai alat penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data yang deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dihasilkan oleh orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan Dan Biklen, 1982:102). 3.5.2 Instrumen Pengumpulan data Instrumen yang digunakan dalam PTK ini, berdasar teknik pengumpulan data diatas adalah sebagai berikut: a) Lembar observasi penilaian kinerja guru Lembar ini digunakan untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif SAVI, pada penelitian ini aspek Yng diamati meliputi : persiapan, menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, penyajian materi, membagi kelompok siswa, membimbing dengan media belajar SAVI, evaluasi, member
41
penghargaan, dan kesimpulan dan penutup. Dari kedelapan aspek di atas dijabarkan ke dalam indicator penilaian skor. b) Lembar observasi penilaian kinerja guru Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun aspek yang diamati antara lain: . 1.kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran 2. perhatian siswa terhadap penjelasan guru, 3. kemampuan siswa mengerjakan lembar kerja, 4.Keaktifan siswa bertanya, 5. Bekerja sama dengan temannya, 6. Keberanian, 7. Kejujuran, 8. Penghargaan, 9. Kesimpulan. Semua itu dijabarkan dalam indikator yang mempunyai skor 1,2,3,4. c) Lembar tes formatif Lembaran yang berisi 10 soal dalam bentuk pilihan ganda setelah satu pokok bahasan selesai berdasarkan kisi-kisi soal tes. Tujuannya pembuatan lembar tes formatif untuk mengetahui pencapaian hasil belajar IPA serta tinkat ketuntasan siswa berdasarkan indicator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3.6 Teknik Analisis Uji Instrumen Sebelum dilaksankan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrument ( soal ) yang akan digunakan. Instrument yang akan digunakan sebelumnya harus di uji validitas, reabilitas dan tingkat kesukaran soalnya. Uji validitas dan reabilitas ini diujikan kepada siswa kelas 5 MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus yang berjumlah 25 siswa.
3.6.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168).
42
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Kriteria validitas intrumen menurut Azwar dalam Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,329. Sebelum instrumen tes formatif (siklus 1, siklus 2 ) diberikan, maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen tes formatif (siklus 1, siklus 2 ) dilakukan pada 28 siswa di MI NU Pendidikan Islam Gondangmanis Bae Kudus. Setelah selesai uji coba instrumen tes formatif dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji validitas instrumen hasil. Dari 30 item soal pilihan ganda, setelah dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 19,0 diperoleh hasil item soal yang valid sebanyak 8 item soal dan yang tidak valid sebanyak 2 item soal dari 10 soal yang diuji cobakan. Pada item soal yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Untuk lebih jelasnya penghitungan uji validitas instrumen tes formatif (siklus 1, siklus 2) dapat dilihat di lampiran 5. Dibawah ini adalah hasil tes formatif siklus 1 dan 2
43
Tabel 3.7 Hasil Validitas soal Siklus I No item Valid
Tidak Valid 2,3,4,5,7,8,9,10
1,6
8
2
Tabel 3.8 Hasil Validitas soal Siklus I No item Valid
Tidak Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10
6
9
1
3.6.1 Uji Reliabilitas Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda untuk tes formatif (siklus 1, siklus 2 dan siklus 3). Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda menggunakan rumus KR.20. Rumus reliabilitas dengan KR.20 (Sugiyono. 2006:278) adalah:
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010:35) sebagai berikut:
44
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan Tabel 3.9 Hasil Reabilitas soal Siklus I Bentuk
koofisien
Kategori
Pilihan Ganda
0.89
Bagus
Tabel 3.10 Hasil Reabilitas soal Siklus 2 Bentuk
koofisien
Kategori
Pilihan Ganda
0.91
memuaskan
3.6.3 Analisis Tingkat Kesukaran soal Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Zulaiha, 2008:14). Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Zulaiha, 2008:14) : TK = JB/n TK = Tingkat Kesukaran Soal JB = Jumlah Siswa yang menjawab benar n = Jumlah peserta ujian Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Zulaiha, 2008:14). TK < 0, 3 = Sukar 0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang TK > 0,7 = Mudah
45
Uji tingkat kesukaran soal dilakukan setelah instrumen tes formatif (siklus 1, siklus 2) dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah dilakukan tingkat kesukaran soal pada instrumen tes formatif siklus 1 dari 10 soal yang valid tidak terdapat soal yang masuk dalam kategori sukar, terdapat 6 soal pada kategori sedang, dan terdapat 4 soal pada kategori rendah. Setelah dilakukan tingkat kesukaran soal pada instrumen tes formatif siklus 2 dari 10 soal yang valid tidak terdapat soal yang masuk dalam kategori sukar, terdapat 8 soal pada kategori sedang, dan terdapat 2 soal l pada kategori rendah. Untuk lebih jelasnya penghitungan uji tingkat kesukaran soal instrumen tes formatif (siklus 1, siklus 2) dapat dilihat di lampiran 6. Tabel 3.11 Hasil Kesukaran Soal soal Siklus I Bentuk
Soal No
Kategori
Pilihan Ganda
123 456 78910
Mudah Sedang Sulit
Tabel 3.12 Hasil Kesukaran Soal soal Siklus 2 Bentuk
Soal No
Kategori
Pilihan Ganda
123 456 78910
Mudah Sedang Sulit
3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
46
3.7.1 Data Kuantitatif Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukana oleh Sugiyono (2009:14) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Emzir (2009:28), pendekatan Kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
secara primer
menggunakan
paradigma postpositivist
dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sehingga dalam penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto:2006). 3.7.2 Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. 3.8 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan yang akan dicapai yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan adanya pencapaian nilai ketuntasan KKM ≥ 80. Hasil belajar siswa dikatakan telah tercapai jika hasil tes pada siklus 1 mendapatkan nilai sama atau di atas KKM, minimal 80% dari siswa. Pada siklus 2 diharapkan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 90% dari siswa.
47