BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1.
Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di
tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak Maret 2016 sampai Juni 2016. 2.
Tempat Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, penulis mengambil tempat
penelitian pada PT Kawan Visi Indonesia di Tempo Scan Tower Jalan HR Rasuna Said Kav 3-4 Kuningan Jakarta Selatan. Dengan objek penelitiannya adalah seluruh karyawan PT Kawan Visi Indonesia.
B. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Sugiyono, 2013). Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh dua variabel independen (eksogen) yaitu kepemimpinan dan kompensasi terhadap satu variabel dependen (endogen) yaitu kinerja karyawan. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26 mengetahui pengaruh kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT Kawan Visi Indonesia.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Berdasarkan judul proposal skripsi yang diambil penulis yaitu “pengaruh kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan”. Maka penulis mendefinisikan masing-masing variabel dan membuat operasional variabel. 1.
Definisi Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Atau bisa diartikan sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Pada penelitian ini variabel yang diamati terdapat dua macam yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah setiap variabel yang mempengaruhi variabel lain, namun tidak dipengaruhi oleh variabel sebelumnya. Sedangkan variabel endogen adalah setiap variabel yang mendapat pengaruh dari variabel lain (Ghozali, 2008). Dalam penelitian ini yang meliputi variabel eksogen adalah kepemimpinan dan kompensasi, sementara variabel endogen adalah kinerja karyawan. 2.
Operasionalisasi Variabel Variabel penelitian menurut Sugiyono (2009) adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27 1) Kepemimpinan Menurut Harbani (2013), kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. 2) Kompensasi Menurut Pangabean dalam Sutrisno (2009), kompensasi didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. 3) Kinerja Karyawan Menurut Mangkunegara (2009), kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Kepemimpinan Variable Dimensi Indikator Skala Pengukuran 1. Kecakapan 1. Memiliki kecakapan dalam 2. Menduduki suatu posisi kelompok di kelompok 3. Mempengaruhi orangorang dalam kelompok 4. Mengkoordinasi kelompok 5. Mengarahkan kelompok mencapai Kepemimpinan tujuan 2.Kepemimp inan karismatik
1. 2. 3.
4. Sumber : Harbani (2013)
Memiliki visi, misi, sasaran dan tujuan serta program yang jelas Selalu konsisten dan fokus terhadap suatu permasalahan Selalu mengkomunikasikan visi dan misi dengan efektif Mengetahui kelemahan, kekuatan dan manfaat kelompok
Ordinal
Simbol K1 K2 K3 K4 K5 K6
K7 K8
K9
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Kompensasi Variabel
Dimensi 1.
Kompensasi 2.
Kompensasi Langsung
Kompensasi Tidak Langsung Sumber : Pangabean dalam Sutrisno (2009)
Indikator 1. Gaji 2. Tunjangan 3. Insentif 1. Benefit 2. Service
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Skala Pengukuran Ordinal
Simbol KM1 KM2 KM3 KM4 KM5
29 Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Kinerja karyawan Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran Jumlah pekerjaan yang 1. Jumlah diberikan sesuai Pekerjaan
Kinerja Karyawan
dengan standar pekerjaan dan sesuai dengan keahlian. Karyawan mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan apa yang perusahaan minta. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu yang diberikan.
2. Kualitas Pekerjaan
3.Ketepatan Waktu
4. Kehadiran
5.Kemampuan Kerjasama
Karyawan selalu hadir dan tidak pernah meninggalkan pekerjaan. Karyawan mampu berkomunikasi serta berkoordinasi yang intensif pada tim kerja.
Ordinal
Simbol
KK1
KK2
KK3
KK4
KK5
Sumber : Bangun (2012) D. Pengukuran Variabel Pada penelitian ini, metode pengukuran menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yaitu : Tabel 3.4 Skala Likert Jawaban Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber : (Sugiyono, 2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Skor 5 4 3 2 1
30 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu subyek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT Kawan Visi Indonesia. Jumlah populasi yang dijadikan objek penelitian adalah 52 orang karyawan. 2. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan sampel dalam penelitian PT Kawan Visi Indonesia yang populasinya berjumlah 52 orang karyawan. Dengan menggunakan sampling jenuh sebagai teknik penentuan sampelnya. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2013) semakin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya jika jumlah sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi.
Untuk itu, hal tersebut menjadi dasar penulis mengambil seluruh
populasi sebagai sampel, agar tingkat kesalahan generalisasinya kecil. Maka jumlah sampel yaitu semua populasi dijadikan sampel yaitu 52 responden yang digunakan sebagai sampel.
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang digunakan adalah: Kuesioner
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31 Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dengann cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013). G. Jenis Data Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data primer berupa hasil pengisian kuesioner tentang Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT Kawan Visi Indonesia. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2013). Dalam hal ini penulis akan memberikan kuesioner kepada para responden atau karyawan PT Kawan Visi Indonesia.
H. Metode Analisis Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini digunakan metode analisis, yaitu: 1. Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2007) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Maka penyelesaiannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.
Uji
validitas bisa dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5 persen (5%) degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel maka indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011). b. Uji Reliabilitas Uji Realibilitas merupakan alat untuk mengukur suatu konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsistensi atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Pengukuran realibilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20, yakni dengan uji statistic Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2006)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efisien dari persamaan regresi, maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi beberapa asumsi klasi sebagai berikut (pengolahan data dengan komputerisasi menggunakan program SPSS 21). Uji Normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunya distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikan dari uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuann untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini keberadaan multikolinieritas diidentifikasi melalui besaran nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang dihasilkan melalui pengolahan data dengan program SPSS. Untuk mendekati ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empires sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independent. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombisi dua atau lebih variabel independent. 3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari satu nilai Tolerance dan lawannya dua variance inflation factor independent (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot yang ditunjukkan dalam program SPSS, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2013), ada dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu: 1) Jika ada pola tertentu, sepereti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menyempit),
maka
35 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor independent (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. 4. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sanusi (2011) regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) yaitu motivasi dan gaya kepemimpinan serta satu variabel terikat (dependent) yaitu kinerja karyawan. Jadi, persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah: Y = a + 𝒃𝟏𝑿𝟏+ 𝒃𝟐𝑿𝟐+ e Keterangan: Y = Variabel terikat (dependent variabel) yaitu kinerja karyawan. 𝑿𝟏= Variabel bebas (independent variabel) yaitu kepemimpinan. 𝑿𝟐= Variabel bebas (independent variabel) yaitu kompensasi. a = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi linear. e = Error menunjukkan kekeliruan yang terjadi pada penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36 5. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sebuah variabel atau lebih terhadap variasi naik turunnya variabel yang lain dengan rumus: Kd = 𝑟2 x 100% Di mana: Kd = Koefisien Determinasi 𝑟2 = Kuadrat Koefisien Determinasi Menurut Sugiyono (2008) koefisien determinasi dilambangkan dengan 𝑟2 x 100%. Nilai yang dihasilkan menyatakan proporsi variasi keseluruhan dalam variabel dependen yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linear dengan nilai variabel independen, selain itu diterangkan oleh pengubah yang lain. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai yang dihasilkan semakin mendekati 1 maka model regresi akan semakin baik. a) Uji F (ANOVA) Tujuan dari uji F adalah untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan. Ghozali (2006) dalam Arasyd (2013). Pengujian ini antara F hitung dengan F tabel. Nilai F tabel dapat ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan df 1 (jumlah variabel-1) dan df 2 = ( n – k – 1). Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika Fhitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis diterima, sedangkan sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis ditolak. Pengujian terhadap model regresi ganda dilakukan dengan uji F terlebih dahulu. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37 2013). Pengujian menyeluruh secara simultan dengan kriteria uji F yaitu sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif Ho : βĸ = 0 (tidak terdapat pengaruh kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan secara berikut: simultan). Ha : βĸ ≠ 0 (terdapat pengaruh kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan secara simultan). 2) Menentukan nilai α (dalam penelitian ini ditentukan α = 0,05) dan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai α. 3) Menarik kesimpulan: a. Jika probabilitas atau signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak. b. Jika probabilitas atau signifikansi > α (0,05), maka Ho tidak ditolak. b) Uji t (Uji Persial) Tujuan dari uji t adalah untuk mengetahui pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Ghozali (2006) dalam Arasyd (2013). Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel dapat ditentukan dengan tingkat signifikansi 0,05 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan df = ( n – k – 1 ) dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah t hitung lebih besar dari t Tabel maka hipotesis diterima, sedangkan jika sebaliknya t hitung lebih kecil dari t Tabel maka hipotesis ditolak. Menurut Ghozali (2013) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependent. Pengujian signifikan parameter individual (uji ststistik t) yaitu sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38 1) Menentukan hipotesis nilai dan hipotesis alternatif Ho : β1 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi terhadap kinerja karyawan secara parsial). Ha : β1 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi terhadap kinerja karyawan secara parsial). 2) Menentukan nilai α (dalam penelitian ini ditentukan α = 0,05) dan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai α. 3) Menarik kesimpulan: a. Jika probabilitas atau signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak, dan Ha tidak dapat ditolak. b. Jika probabilitas atau signifikansi > α (0,05), maka Ho tidak ditolak, dan Ha ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z