61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Paradigma adalah cara memandang atau melihat sesuatu (the way looking
at things), yakni semacam “intellectual gestalt” yang hidup dalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut dalam memandang realitas sekitarnya.1 Penelitian
ini
menggunakan
paradigma
konstruktifis.
Paradigma
konstruktifis bersifat reflective/dialectical. Menurut paradigma ini, antara peneliti dan subyek yang diteliti, perlu acta empati dan interaksi dialektis agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif seperti ‘participant observation’.2 Selain itu paradigma konstruktivisme mengakui adanya “kebenaran” ganda. Paradigma konstruktivisme merupakan antithesis terhadap paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan objectivitas dalam menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara tegas paham ini menyatakan bahwa positivisme dan post-positivisme keliru dalam mengungkapkan realitas dunia dan harus ditinggalkan dan digantikan oleh paham yang bersifat konstruktif.
1
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta. 2013. Referensi (GP Press Group). Hal : 16 2 Sasa Djuarsa Sendjaja. Komunika Warta Ilmiah Populer Komunikasi dalam Pembangunan. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hal : 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2
Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam – dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling yang sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini lebih ditekankan adalah persoalan kedalam (kualitas) dan bukannya banyaknya (kuantitas) data.3 Staruss dan Corbin (1997) menyatakan bahwa minimal ada 2 alasan perlunya melakukan pemilihan penelitian kualitatif yaitu pertama, karena sifat masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan penelitian kualitatif dan yang kedua untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena bertujuan untuk mencari tahu bagaimana strategi tim kreatif untuk menghasilkan talkshow berkualitas pada program Mata Najwa di Metro TV. Sedangkan pendekatan deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha menggambarkan, memaparkan dan melaporkan suatu keadaan objek atau peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji ataupun membantu suatu prediksi. Menurut Jalaludin Rakhmat, penelitian deskriptif adalah
3
Rakhmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2006 Hal : 57
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
suatu penelitian yang berusaha menggambarkan suatu hal atau fenomena secermat mungkin.4 Tujuan penulis memilih tipe deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan secara rinci dalam memberikan keyakinan secara integratif melalui eksplorasi fakta dan data. Pada tipe penelitian ini pendekatan kualitatif merupakan konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami suatu peristiwa atau makna. Menurut crasswel terdapat beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu:5 1. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil 2. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan interpretasi 3. Penelitian, interpretasi data dan pencapaian pemahaman melalui kata dan gambar. Seperti yang sudah dijelaskan pada uraian diatas, maka penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan makna strategi tim produser program Mata Najwa untuk menghasilkan program berkualitas.
3.3
Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan
variant studi kasus. Studi kasus adalah satu metode penelitian ilmu – ilmu sosial. Secara umum studi kasus merupakan startegi yang pertanyaan penelitiannya
4 5
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. 2000 Hal : 34 Ibid
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berkenaan dengan “how dan why”, bila penelitian hanya memiliki sedikit pluang untuk mengontrol peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.6 Studi kasus juga merupakan uraian dan penjelasan secara konprehensif mengenai berbagai aspek yaitu individu atau kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau suatu sistem sosial. Peneliti menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti. Berbagai metode wawancara pengamatan, penelaahan dokumen, hasil survey dan data apapun untuk memberikan suatu kasus secara terperinci.7 Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, sutau program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Digunakannya metode ini karena secara bersamaan studi kasus melakukan menjalankan dan mencoba hipotesis yang kita lakukan. Dari hasilnya, berguna untuk mempertajam pengertian yang mendalam mengenai mengapa penelitian ini bisa dilakukan dengan sangat cepat dan menjadi sebuah catatan yang penting mengenai hal-hal yang harus ditelaah lebih mendalam pada peneliti selanjutnya. Penelitian ini membuktikan cara-cara sistematis mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi, mengumpulkan data, menganalisa informasi dan melaporkan hasilnya,
6
Robert K Yin. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta : Remaja Grafindo Persada. 2002 hal : 11 Dedy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung. PT Remaja Rodakata. 2006 hal : 201
7
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
selain itu studi kasus menggunakan sampel yang besar dan menggunakan peraturan yang sangat ketat untuk mencoba variabel yang mungkin terbatas. Metode studi kasus melibatkan peristiwa yang ada secara mendalam sebagai sebuah kasus. Metode studi kasus memberikan sebuah metode belajar mengenai kompleksitas bahasan melalui metode deskriptif yang mendalam dan analisis kontekstual. Studi kasus dapat memberikan data-data lebih banyak yang dapat digunakan untuk mengantisipasi analisa sebelumnya. Penelitian dapat mempelajari subjek secara menyeluruh dan mendalam. Namun kelemahannya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain.8 Alasan peneliti memilih metode penelitian studi kasus karena dengan metode studi kasus ini penulis dapat menguraikan secara konpergensif mengenai kasus yang akan diteliti. Peneliti bisa menelaah sebanyak mungkin mengenai subjek yang diteliti baik secara indibvidu maupun kelompok dengan melakukan pengamatan langsung dengan dokumentasi perangkat – perangkat fisik. Penelitian ini fokus pada Tim Produser Program Talkshow Mata Najwa yaitu peneliti ingin meneliti secara khusus mulai dari perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program yang dilakukan oleh Tim Produser program talkshow Mata Najwa di Metro TV untuk menghasilkan Talkshow Berkualitas.
8
Opcit Dr juliansyah Noor Hal 35
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah suatu penelitian yang mengungkapkan arti dan
makna yang diperoleh dan ditangkap dai suatu objek, karena objek sifatnya mati dan kaku. Pengertia itu sendiri hanya dapat dipahami oleh subjek, karena hanya subjek yang mengalami, merasakan dan berpikir.9 Dalam penelitian ini ada beberapa narasumber yang akan diwawancara yaitu: 1) Produser pada program Talkshow Mata Najwa. Produser bertugas bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran, selain itu produser juga selalu berusaha mengembangkan program siarannya, serta mengawasi segala bentuk produksi dari pra produksi, pasca produksi sampai pasca produksi. Dan tidak kalah pentingnya produser adalah orang yang mendanai atau membiayai pada program acara yang direncanakan. Dengan begitu produser sangat berperan penting dalam berkualitaskah program talkshow Mata Najwa tersebut. 2) Tim Riset data program Talkshow Mata Najwa. Dimana tim analysis data bertugas Menyediakan data untuk memperdalam wacana pemberitaan serta mengolah data mentah ke dalam bentuk yang siap tayang. Dengan begitu tugas periset ini juga sangat berpengaruh penting dalam program Mata Najwa. Dimana hasil riset lah yang yang akan dibawa menjadi sebuah data berita atau infomasi, dan akan dibahas dalam program talkshow Mata Najwa tersebut.
9
J.R Raco. Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta : Prakata. Hal : 21
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam penelitian ini narasumber yang akan berkompeten untuk di wawancarai dan diminta informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah produser content, produser show dan tim riset.
3.5
Narasumber / Key Informan Posisi narasumber sangatlah penting, bukan sekedar memberi respon
melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu disebut dengan informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau juga disebut dengan subjek penelitian, karena ia bukan saja sebagai sumber data melainkan juga actor atau pelaku yang ikut menentukan keberhasilan atau tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.10 Key Informan yang berkompeten untuk diwawancarai dan dimintai informasi sehubung dengan penelitian ini adalah : 1. Dahlia Citra Buana (Produser Content) Produser Content adalah produser yang bertanggung jawab dalam membuat konten program televisi. Mereka adalah creator program televisi drama dan non-drama. Istilah produser dalam hal ini mengacu kepada sebuah tim yang membidangi berbagai macam ide kreatif program televisi. 2. Budi Purnomo (Produser Show) Prouduser show adalah produser yang bertanggung jawab merancang show agar program mata najwa bisa menampilkan konten-konten secara baik kepada
10
Imam Suprayodo dan Tabron, Metodologi Penelitian Sosial Agama : Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. 2001 Hal :176
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pemirsanya. Tugasnya merancang segmentasi, membuat alur gimmick-gimmick yang membuat konten yang akan disampaikan itu mudah di terima dan menarik untuk masyarakat. 3. Irawan Ariestanto (Produser Pasca Produksi) Produser pasca produksi adalah produser yang bertanggung jawab dalam mengawasi dan membantu editor pada saat editing sampai tayangnya program. Tugasnya adalah membuat hasil tayangan berkualitas yang telah diedit sesempurna mungkin agar layak ditayangkan kepada audiens. 4. Andre Aldrin (Tim Riset) Tim Riset adalah sebuah tim yang mencari informasi sesuai dengan tema atau topik yang akan dibahas dalam setiap episodenya. Dimana tim riset bertugas mencari narasumber-narasumber yang cocok diundang dalam talkshow tersebut dan melakukan pre-interview sebelum talkshow dimulai dan melaporkan informasi yang didapatkan kepada produser konten untuk membuat skript dan diberitahukan kepada host nya.
3.6
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendukung keperluan menganalisa data mengenai strategi kreatif
tim kreatif program Talkshow Mata Najwa, peneliti mengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua macam yaitu :
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.1
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
11
Data primer yang didapatkan peneliti melalui wawancara mendalam (indepth Interview) dan observasi. 1. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan atau tujuan penelitian dan Tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dengan informan atau dengan orang yang diwawancara.12 Data wawancara merupakan data pelengkap dan penunjang. Dalam penelitian data diambil dari hasil wawancara mendalam mengenai proses kreatif. Informasi yang dimaksud adalah segala informasi mengenai langkah – langkah pengembangan sampai pada tahap proses kerja kreatif yang dilakukan pada devisi kreatif pada program talkshow Mata Najwa. 2. Observasi Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala – gejala psikis untuk dijadikan pencatatan. Dalam observasi ini, peneliti melakukan observasi partisipasi. Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang
11
Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi : Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002. Hal : 82 12 Noor Juliansyah. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta : Prenada. 2011 Hal : 139
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana obsever atau peneliti benar – benar terlibat.
3.6.2
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada. Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan – laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. 13 Data sekunder ini merupakan sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Secara detail, bahan dokumentasi terbagi menjadi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku, catatan harian, kliping, dokumen, data server, maupun data yang tersimpan di Web.14 Data yang diperoleh dari dokumen – dokumen perusahaan, kepustakaan, buku– buku, dan bulletin yang berkaitan langsung dengan informasi terntang perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
3.7
Teknik Ananlisis Data Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah –
13 14
ibid Ibid Hal : 149
70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
milihnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakannya kepada orang lain. Sepanjang yang kita pelajari, penulis menemukan bahwa dalam analisis data ada tiga analisis data yaitu : 1) Metode perbandingan tetap (Constant comparative method) Dinamakan Metode perbandingan tetap constant comparative method karena dalam analisis data, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lain. Metode analisis data ini dinamakan juga “ Grounded Research” karena awal mulanya ditemukan oleh Glaser dan Strauss dan dikemukakan dalam buku mereka “The Discovery of Graunded Research”. Perlu dipahami bahwa Grounded Research diartikan sebagai filosofi namun juga sebagai metode analisis data. 2) Analisis data model Spradley Analisis data menurut model Spradley ini tidak terlepas dari keseluruhan proses penelitian. Menurut dia, analisis data itu menyatakan dengan teknik pengumpulan data. Adapun keseluruhan proses penelitian terdiri atas : pengamatan deskriptif, analisis domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponennsial, dan diakhiri dengan analisis tema. Hal itu menunjukan bahwa penyelenggaraan penelitian dilakukan secara silih berganti antara pengumpulan data dengan analisis data sampai pada akhirnya keseluruhan itu terjawab. 3) Ananlisis data kualitatif model Miles dan Huberman
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penjelasan tentang model ini dikemukakan dalam buku miles dan huberman, (Qualitative data analisis, 1986) data sudah ada terjemahan dalam bahasa Indonesianya. Pada dasarnya model analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigmanya yang positivisme. Hal ini ditegaskan oleh kedua penulis itu pada pendahulunya. Analisis data ini dilakukan dengan berdasarkan dari penelitian lapangan apakah : satu atau lebih dari satu situs. Jadi seorang analisis suatu hendak mengadakan analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah dilakukannya satu situs atau dua situs atau lebih dari dua situs. Atas dasar pemahaman tentang adanya situs penelitian itu kemudian diadakan pemetaan atau deskripsi tentang data itu kedalam apa yang dinamakan matriks. Analisis data mereka jelas menggunakan matriks. Dengan memanfaatkan yang
dipetakan
maka
peneliti
mulai
mengadakan
analisis
apakah
membandingngkan, melihat urutan ataukah menelaah hubungan sebab akibat sekaligus. 15
3.8
Teknik Keabsahan Data Data yang di peroleh dalam penelitian ini melalui metode pengumpulan data
merupakan data mentah yang dianalisis secara seksama sehingga data – data tersebut dapat diangkat keadaannya dalam sebuah pembahasan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.
15
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. 2007. Rosdakarya. Hal : 248
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Setelah penelitian terkeumpul, maka selanjutnya adalah proses pemilihan data kemudian analisis serta diinterpretasikan dengan teliti dan ulet sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan adalah mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Analisa deskriptif hanya memaparkan situasi dan peristiwa. 16 Triangulasi, peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (wawancara mendalam tak berstruktur, pengamatan, dan dokumentasi) dari berbagai sumber (orang, waktu dan tempat)17. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan seseuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzim 1978 membedakan empat macamtriangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. 18 1. Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dengan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. 2. Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329) terdapat dua strategi yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
16
Jalaludin Rahmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, 2002. Rosdakarya. Hal : 28 Burhan Bungin (Ed). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. 2007. Raja Grafido Persada. Hal : 141 18 Opcit, Hal : 330 17
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Teknik triangulasi penyidik adalah jenis ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan mengecek kembali derajat kepercayaan data. 4. Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (1981:307) berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat di periksa derajat kepercayannya dengan satu atau lebih teori. Salah satu jenis triangulasi yang penulis terapkan adalah triangulasi sumber, yaitu berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang bersangkutan.19 Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan – perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lainbahwa dengan triangulasi peneliti dapat me-recheck termuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan jalan : 1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, 2) Mengecek dengan berbagai sumber data,
19
Ibid, Hal : 6
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. Deskripsi disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil oleh data dan wawancara mendalam dengan narasumber yang berkompeten dengan penelitian ide dan kreatifitas program Talk Show Mata Najwa di Metro TV. Langkah – langkah yang akan dilaksanakan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh dengan : 1. Mengumpulkan data dari informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. 2. Mengumpulkan hasil wawancara terbuka yang berstruktur maupun tidak berstruktur. Menggabungkannya dengan literature yang ada baik dari buku maupun sumber lain untuk mendapatkan kesimpulan. 3. Masing – masing data dan informasi tersebut digabungkan secara sistematis dengan mendeskripsikan secara kualitatif untuk mencari hubungan antara jawaban dengan pertanyaan penelitian. 4. Uraian dari hubungan tersebut merupakan jawaban dari masalah penelitian. Deskripsi disajikan dalam bentuk kualitaif sebagai hasil olah data dan wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan ide dan kreatifitas tayangan softnews dalam program Talk Show Mata Najwa di Metro TV. Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi ‘positivisme’ dan disesuaikan dengan tuntutan penegtahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi : 1. Mendemonstrasikan nilai yang benar 2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan 3. Memperolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan – keputusannya. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu : 1. Derajat kepercayaan (Credibility) 2. Keteralihan (Transferability) 3. Kebergantungan (Dependability) 4. Kepastian (Confirmability)\ Sebelum masing – masing teknik pemeriksaan diuraikan, terlebih dahulu ikhtisarnya dikemukakan. Ikhtisar itu terdiri dari kriteria yang diperiksa dengan satu atau beberapa teknik pemeriksaan tertentu.20 Ikhtisar tersebut dikemukakan dalam table berikut :
20
Ibid Hal : 320 – 327
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.1 Kriteria dan Teknik Pemeriksaan KRITERIA
TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas
1) Perpanjangan keikut – sertaan
(derajat kepercayaan)
2) Ketekunan pengamatan 3) Triangulasi 4) Pengecekan sejawat 5) Kajian kasus negative 6) Kecukupan referensial 7) Pengecekan anggota
Kepastian
8) Uraian rinci
Keberuntungan
9) Audit keberuntungan
Kepastian
10) Audit kepastian
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/