32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Paradigma Dalam penelitian untuk mencapai hasil perlu adanya metode yang digunakan sebagai bagian dari pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian yang penulis lakukan saat ini, metode penelitiannya menggunakan pendekatan paradigma post-positivis (interpretatif). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme 1. Cresswell dalam Sugiyono 2 mengatakan,“qualitative research is a means for exploring and understanding the meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem. The process of research involves emerging questions and procedures; collecting data in the participants setting; analyzing the data inductively, building from particulars to general themes; and making interpretations of the meaning of data. The final written report has a flexible writing structure” Sebagaimana pengertian paradigma post-positivis digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (natural setting), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi, serta mampu menemukan hipotesis yang bersifat struktural/konstruktif 3.
1
Prof. Dr. Sugiyono. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Alfabeta. 2014 hal 235 Ibid. 225 3 Ibid. 235 2
33
Lincoln dan Guba dalam Subagyo 4 menyebutkan “aksioma dari paradigma ini adalah bahwa realitas atau yang benar itu lebih dari satu, merupakan hasil bentukan, dan holistik, hubungan antara yang mengetahui dan yang diketahui tidak terpisahkan dan interaktif”. Selanjutnya Sugiyono 5 menyebutkan “filsafat postpositivisme memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut”.
3.2. Tipe Penelitian Melakukan penelitian adalah untuk melakukan tindakan-tindakan untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Tindakan-tindakan itu antara lain meliputi pengumpulan, analisis dan penyajian data. Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa, dan bagaimana terjadinya senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti 6. Dengan melalui tindakan-tindakan itulah peneliti dapat sampai pada suatu simpulan yang merupakan penyelesaian dari pertanyaan atau masalah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe deskriptif. Penelitian kualitatif lebih bersifat dekriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka-angka 7.
4
Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan. Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 38 5 Prof. Dr. Sugiyono. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Alfabeta. 2014 hal 235 6 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. 2005 hal 11 7 Sugiyono, op.cit., 231
34
Pengertian metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Santoso 8 menyatakan bahwa “penelitian deskriptif umumnya bertujuan mendeskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu mengenai sifat dan faktor tertentu”. Jadi penulis menerapkan tipe deskriptif pada penelitiannya, sehingga mendapatkan data deskriptif mengenai penelitiannya. Hasil data deskriptif tersebut diperoleh lewat pengumpulan data dan analisa. Deskripsi berusaha tetap dekat dengan data sebagaimana aslinya (dicatat atau direkam) 9.
3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif yang mana menggunakan pendekatan interpretatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Subagyo 10 mengatakan bahwa “kata kualitatif sendiri menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak secara ketat diperiksa atau diukur dari segi jumlah, intensitas, dan frekuensinya, tetapi menekankan sifat realitas yang disusun secara sosial, hubungan antara peneliti dan yang diteliti, dan pembatasan situasional yang membentuk penelitian. Di samping itu, penelitian itu juga menekankan sifat penelitian yang bermuatan nilai dan mencari jawaban atas
8
Dr. Gempur Santoso, Drs., M.Kes.,Metodologi Penelitian: Kuantitatif dan Kualitatif. Fundamental. 2005 hal 29 9 Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan. Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 261 10 Ibid. 62
35
pertanyaan-pertanyaan yang diciptakan dan diberi makna”.
menekankan
bagaimana
pengalaman
sosial
Dalam riset kualitatif ini metode yang penulis gunakan untuk dapat disesuaikan dengan tujuan penelitian ini adalah metode studi kasus. Subagyo 11 mengatakan “Dalam penelitian studi kasus, peneliti menyelidiki sesuatu yang ada atau gejala (kasus), yang diikat oleh waktu dan kegiatan (suatu program, kejadian, proses, lembaga, kelompok sosial), lalu mengumpulkan informasi terperinci dengan memakai berbagai prosedur pengumpulan data yang berlangsung terus selama kurun waktu tertentu”. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Robert K. Yin dalam Subagyo 12 memberikan batasan mengenai metode studi kasus sebagai riset yang menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas, dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan. Multisumber
ini
bukti
diperoleh
dari
penggunaan
berbagai
instrumen
pengumpulan data. Dalam studi kasus periset berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variabel mengenai suatu kasus khusus. Studi kasus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Partikularistik, artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. b. Deskriptif: hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik atau fenomena yang diteliti.
11
Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan. Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 62 12 Ibid. 114
36
c. Heuristiki: metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Intepretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. d. Indukatif: studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori.
3.4. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mendapat simpulan dalam analisis kualitatif penulis menentukan subyek penelitian agar memperoleh data. Sebagaimana dalam metode pendekatan kualitatif atau pendekatan interpretatif penulis perlu menetapkan subyek penelitian. Sumber data yang penulis peroleh adalah dengan menentukan pihak-pihak mana yang berkompeten dalam fokus penelitian peneliti dan dapat memberi informasi yang cukup sehingga memperoleh data baik dalam pembuatan kerangka pelaporan sampai pada penyajian hasil penelitian. Sedangkan Key Informan dan informan yang dapat memberikan keterangan berdasar wawancara antara lain: A. Bapak Sujarwo sebagai Asisten Manager Bisnis Mikro (AMBM) Bank BRI Cabang Jakarta Tanjung Priok adalah orang yang berperan dalam pemasaran produk tabungan Simpedes BRI yang mengetahui strategi dalam mempromosikan tabungan Simpedes BRI. B. Bapak Momon Suharto selaku Kepala Kantor Unit BRI sebagai penyelia pelaksana objek penelitian yaitu pada tahap implementasi promosi penjualan tabungan Simpedes BRI.
37
C. Bapak Dhani sebagai salah satu Sales Person Bisnis Mikro (SPBM) yang memasarkan produk tabungan Simpedes BRI secara direct sales. D. Bapak Amirullah sebagai Customer Service Officer Bank BRI Unit yang mengetahui alur pembukaan rekening dan pemberian souvenir dan hadiah bagi penabung baru. E. Ibu Sri Murniati salah satu nasabah penabung tabungan Simpedes BRI yang pada saat membuka rekening BRI belum ikut serta dalam program promosi dan yang berkeinginan mendapat hadiah undian Simpedes BRI. F. Ibu Nurhayati sebagai hadirin dan juga nasabah BRI dalam acara penarikan hadiah undian Simpedes dan yang memperoleh hadiah doorprize dalam acara tersebut.
3.5. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data dan informasi. Sumber data yang diperoleh penulis dari penelitiannya bersumber dari metode pengumpulan data primer yaitu berasal dari sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
38
Pemakaian metode lebih dari satu teknik pengumpulan data penulis gunakan agar kelemahan yang satu dapat ditutupi dengan kekuatan yang lain tentu dengan pertimbangan keuntungan dan kerugiannya. Berkaitan dengan hal itu teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dilihat dari segi cara untuk penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut: A. Data Primer 1. Wawancara (interview) Dalam riset ini peneliti melakukan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap subyek penelitian yaitu informan yang memahami dan menguasai data, informasi, ataupun fakta dari objek pelaksanaan penelitian.Menurut Rangkuti 13 wawancara yaitu; ”melakukan kegiatan tatap muka secara mendalam dan terusmenerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden. Responden juga dapat disebut dengan informan. Wawancara adalah percakapan antara periset, seseorang yang berhadap mendapatkan informasi; dan informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang metode pengumpulan data. Metode pendekatan wawancara mendalam ini dilakukan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya, memungkinkan adanya kesempatan mencari informasi lebih lanjut, memperjelas informasi dan memperjelas data. 2. Pengamatan Subagyo 14 mengatakan teknik pengamatan/observasi, peneliti mengamati (tanpa intervensi) subjek penelitian (tepatnya gejala yang ada pada subjek) dalam suatu situasi dan mencatat hasilpengamatan 13 14
Freddy Rangkuti.Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. 1997 hal 39 Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif.Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan.Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 229
39
itu. Peneliti dapat mengamati subjek secara langsung, tetapi bisa juga dari hasil rekaman. Biasanya pengamatan dilakukan terhadap pihak lain, baik kelompok maupun perseorangan, dan terhadap lingkungan yang lebih akrab. Pengamatan tidak hanya dilakukan pada data yang terlihat tetapi mencakup data yang bersifat empiris. Penulis dalam hal ini mengamati keadaan pada saat sekarang dan yang mengandalkan data terjadi hubungan dengan pengamatan dan hasil wawancara agar isi penelitian yang penulis tulis, sesuai dengan tujuan. Dalam pengamatan ini, intervensi tetap tidak dilakukan meskipun peneliti berinteraksi dengan subjek 15. B. Data sekunder 1. Kepustakaan dan Pengumpulan data dengan dokumen Penulis juga menggunakan pemeriksaan dokumen jika hal tersebut adalah sumber informasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan beserta gambar dan karya serta kepustakaan yang ada di tempat pelaksanaan penelitian. Teknik yang ketiga ini merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan adanya teknik tersebut, subyek tidak terpengaruh sehingga bisa menghasilkan data yang tepat. Studi pustaka dan pemeriksaan dokumen yang peneliti lakukan yaitu mencari data dan informasi riset dari sumber tertulis seperti melalui membaca buku15
Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif.Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan.Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 229
40
buku referensi, buku panduan operasional BRI, dokumen administratif dan internal perusahaan (kebijaksanaan Bank BRI dan programprogramnya berkaitan dengan penelitian ini).
3.8. Teknik Analisa Data Penelitian kualitatif mendapatkan data deskriptif dengan mengalami (mengamati), dengan menyelidiki (mewawancarai), dan dengan memeriksa (menyelidiki bahan yang tersedia/disiapkan orang lain) 16. Data deskriptif yang terkumpul harus dianalisis agar dapat diartikan. Dalam menganalisa data, penulis mengkategorikan data yang diperoleh dari subyek maupun obyek penelitiannya, serta sumber data lainnya, mencari pola dengan maksud memahami maknanya. Wolcott dalam Subagyo 17 menyatakan “proses analisis data kualitatif sebagai “mengubah sifat” (transforming) data dan mencakup tiga subproses, yaitu deskripsi, analisis, dan interpretasi”. Dengan mengklasifikasi data, penulis dapat menafsir dan menginterpretasi arti sehingga memberikan makna pada analisa, dapat menjelaskan dan memperoleh hubungannya dengan konsep yang dianalisis. Subagyo 18 menyatakan “analisis data kualitatif erat hubungannya dengan pengumpulan data (pengelolaan data, termasuk penyimpanan dan pengeluaran yang efektif untuk tujuan penelitian). Bahkan ada analisis penelitian kualitataif yang dilakukan bersama dengan pengumpulan data, misalnya dakam penelitian teori grounded. Dalam penelitian semacamitu, analisis data dilakukan sebagai kegiatan serempak dengan pengumpulan data”.
16
Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif.Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan.Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 259 17 Ibid. 18 Ibid.
41
Teknik-teknik yang selalu harus dipakai dalam setiap penelitian data kualitatif melalui cara 19: A. Deskripsi Cara yang dapat digunakan untuk mengatur dan menyajikan data adalah: 1. Susunan yang kronologis atau kronologis terbalik 2. Susunan periset sebagai penutur kisah 3. Pemusatan perhatian bertahap (dari konteks yang luas ke bagian-bagian tertentu atau sebaliknya). 4. Peristiwa-peristiwa pokok atau penting. 5. Plot dan tokoh (penyajian dan pengaturan, seperti tahap-tahap drama, pengenalan tokoh, dan rangkaian kejadian). 6. Data dideskripsikan seperti bukti-bukti yang terus bertambah menuju penyelesaian. B. Analisis Analisis
membahas
identifikasi
ciri-ciri
objek
serta
menjelaskan secara sistematis hubungan di antara ciri-ciri itu dengan singkat dan bagaimana objek beroperasi. Pendekatannya dapat memilih: 1.
Menyoroti penemuan dengan cara kembali ke bagian tertentu yang sudah disajikan supaya lebih tajam dan terperinci.
19
Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif.Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan.Yayasan Kalam Hidup. 2004 hal 261
42
2.
Menempatkan di dalam konteks kerangka analisis yang lebih luas (teori yang sudah mapan dalam bidang studi)
3.
Melakukan kritik terhadap proses penelitian. Analisis tersebut memusatkan
perhatian
pada
metode
yang
dipakai
dan
menjelaskan apa yang dapat dipelajari dari pengalaman itu (karena tidak menekankan hasil, tampaknya cara itu adalah pelengkap untuk cara analisis yang lain). 4.
Mengusulkan suatu desain ulang penelitian jika dari analisis ternyata ada kekeliruan desain penelitian yang mendasar, bukan sekedar teknik atau data yang tidak memadai (merupakan cara pelengkap untuk cara yang lain).
C. Interpretasi 1.
Melakukan inferensi atau penalaran induktif berdasarkan hasil analisis data. Dengan menunjukkan
cara itu, peneliti tidak sekedar
kemungkinan,
tetapi
benar-benar
menarik
simpulan (walaupun tidak dapat menyatakan kepastian). 2.
Menggunakan
teori sebagai penghubung masalah penelitian
dengan isu-isu yang lebih luas. Hasil analisis data dapat juga diperiksa berdasarkan teori yang ada dan menyatakan teori mana yang dapat menyajikan penyelesaian eklektik. 3.
Mengembangkan kerangka interpretasi. Cara itu lebih dari sekedar mengaitkan dengan teori dan bersandar pada teori untuk kerangka yang baru diusulkan dibawa kembali pada data asli
43
untuk
menguji
kelengkapan
atau
kekuatan
penjelasnya
(explanatory power). Dalam hal penulis menginterpretasikan, memberikan gambaran perspektif atau pandangan penulis. Seiring dengan pengumpulan data dan analisis data yang penulis lakukan analisa data bertalian dengan proses pengumpulan data sehingga diketahui data apa yang masih harus dicari berhubung dengan pertanyaan penelitian.
3.8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam pemeriksaan data penulis menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu 20. Penulis juga menggunakan teknik triangulasi yang banyak digunakan yaitu pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dapat didefiniskan sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Ruslan 21 menyebutkan triangulasi meliputi empat hal yakni: 1. Triangulasi sumber data Triangulasi
dengan
sumber
berarti
membandingkan
dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
20
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. 2005 hal 330 21 Rosady Ruslan, SH., MM. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Rajagrafindo Persada. 2003 hal 217
44
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sumber sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang-orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan dan lain-lain. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan. 2. Triangulasi metode Sebagaimana yang dikenal dalam sebuah penelitian kualitatif, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan kepustakaan untuk memperoleh kebenaran informasi tertentu. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan memperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Melalui teknik tiangulasi metode terdapat dua strategi, yaitu: a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui beberapa teknik pengumpulan data.
45
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa data dengan
sumber yang sama. 3. Triangulasi Penyidik Dengan memanfaatkan penelitian atau pengamat lainnya untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lain adalah mebandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan yang lainnya, dan pemanfaatan teknik untuk mengurangi pelencengan dalam pengumpulan suatu data hasilpenelitian. 4. Triangulasi teori Hasil akhir penelitian kualitatif berupa rumusan informasi. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Triangulasi (teknik pemeriksaan keabsahan data) berfungsi untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Penulis tidak menggunakan teknik triangulasi antar-peneliti (apabila penelitian dilakukan dengan kelompok), karena hal ini dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan data dan analisis data.