BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat/lokasi dan waktu penelitian 3.1.1
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA se-kota Gorontalo. Peneliti lebih terfokus
pada sekolah Negeri yang terdiri dari SMA Negeri 1, SMA 2, SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 4 sebagai studi kasus selain itu pilihan lokasi ini juga terbilang mudah dijangkau peneliti.
3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan sejak penyusunan proposal penelitian, input data, pengolahan data, analisis data, hingga penulisan laporan penelitian ini.
3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang studi kasus dan diungkapkan secara deskriptif analisis kritis. Penelitian tentang daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar artinya secara utuh atau seluruhnya. Di dalam penelitian ini menggunakan bentuk studi kasus terpancang (embedded case study research) karena fokus permasalahan sudah ditentukan dalam proposal sebelum peneliti melaksanakannya. Disebut kasus tunggal terpancang karena penelitian ini mempunyai karakteristik tunggal (Sutopo, 2006: 137).
1
3.3 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari berbagai sumber informasi sebagai berikut. 1) Informan atau nara sumber terdiri dari, guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri Se-kota Gorontalo. 2) Arsip yaitu dokumen atau data-data yang relevan dengan objek penelitian meliputi data tentang guru mengajar.
3.4 Tekhnik Pengumpulan data Sugiyono (2011:224) mengemukakan bahwa Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik pengumpulan data, maka penliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Di dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Nasution (dalam Sugiyono 2011: 226)
mengungkapkan bahwa,
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Teknik observasi atau teknik pengamatan yang digunakan adalah pengamatan partisipatif. Pengamatan partisipatif adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan berperan serta di dalamnya. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh kondisi sesungguhnya dari daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah. sedangkan Teknik wawancara yang digunakan adalah
2
wawancara semi terstruktur, artinya bahwa peneliti dalam pelaksanaannya mengajukan pertanyaan secara bebas, pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya. Wawancara dilakukan guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menemukan data yang akurat terkait dengan kondisi siswa melalui guru pengajar mata pelajaran sejarah.
3.5 Teknik Cuplikan (Sampling) Sesuai dengan metodologi penelitian kualitatif maka teknik sampling (cuplikan) yang di gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampling ini bersifat internal sampling, karena sama sekali tidak mewakili populasi dalam arti jumlah, melainkan mewakili informasinya. Dalam cuplikan yang bersifat internal, kelengkapan dan kedalaman data tidak perlu ditentukan oleh jumlah informasi yang bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lebih lengkap dan besar daripada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang lebih banyak, tetapi kurang mengetahui dan memahami informasi yang sebenaranya. Di dalam meneliti daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA se-Kota Gorontalo. Teknik cuplikan sampling maka dalam penelitian ini peneliti lebih fokus pada infoman yang terlibat atau menjadi sumber langsung. Penelitian ini di lakukan di empat sekolah yang berbeda se-kota Gorontalo, informasi dalam penelitian ini tidak melibatkan semua unsur didalam kelas namun informan yang
3
menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran sejarah di SMA se-kota Gorontalo.
3.6 Validitas Data Data yang telah berhasil digali di lapangan, dikumpul dan dicacat dalam kegiatan penelitian, diusahakan bukan hanya untuk kedalaman, kemantapan dan kebenarannya. Di dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber atau disebut juga sebagai triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dari berbagai sumber untuk pengecekan atau sebagai pembanding data. Hal ini dilaksanakan dengan cara membanding dan mengecek baik tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam pengumpulan data, ia wajib menggunakan beragam sumber yang berbeda tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Fokus penelitian ini adalah daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA se-kota Gorontalo demi, menggali kebenaran dalam penelitian ini maka yang menjadi objek penelitian adalah SMA Negeri 1 Gorontalo, SMA Negeri 2 Gorontalo, SMA Negeri 3 Gorontalo dan SMA Negeri 4 Gorontalo. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang dipeoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya. a. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dari berbagai sumber untuk pengecekan atau sebagai pembanding data. Selain itu teknik
4
triangulasi juga merupakan cara yang paling umum yang digunakan penelitian kualitatif guna mewujudkan validitas data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. b. Triangulasi data (sumber) adalah teknik triangulasi yang dilaksanakan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. c. Triangulasi metode adalah menggali data yang berbeda. Data teknik pengumpulan data tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik simpulan data yang lebih kuat validitasnya.
3.7 Tekhnik Analisi Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan catatan lapangan. Dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, data setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah di analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, di peroleh data yang kredibel. Miles dan Haberman (dalam Sugiyono 2011: 246), mengemukakan bahwa
5
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verivikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, teknik ini menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2011: 246), diterapkan melalui tiga alur yaitu : 1. Reduksi data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus sejalan dengan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tentu saja proses reduksi ini tidak harus menunggu hingga data terkumpul banyak, konsep ini berbeda dengan model kuantitatif yang mengharuskan peneliti menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru melakukan analisis, namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain meringankan kerja peneliti, juga dapat memudahkan peneliti dalam melakukan kategorisasi data yang telah ada, jika hal tersebut telah dilakukan, data akan secara mudah dimasukkan dalam kelompokkelompok yang telah dibuat peneliti. Peneliti dalam hal ini memfokuskan pada daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah se-kota Gorontalo dan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah.
6
2. Penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi dan pengambilan tindakan. Sehingga mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan analisisnya atau mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut. Kegiatan reduksi data dan proses penyajian data adalah aktifitas-aktifitas yang terkait langsung dengan proses analaisis dan model interaktif. Dengan begitu, kedua proses inipun berlangsung dengan proses penelitian berlangsung dan belum berakhir sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun sehingga jangan terburu-buru untuk menghentingkan kegiatan penyajian data ini sebelum yakin bahwa semua yang seharusnya diteliti telah dipaparkan atau disajikan. 3. Verification/Penarikan kesimpulan. Tahap terakhir pengumpulan data adalah verivikasi dan penarikan kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapt dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama, pengelompokan, dan pencarian kasus-kasus negative ( kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang dari kebiasaan dari masyarakat. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Ketiga kegiatan ini
7
dalam penelitian daya serap siswa pada mata pelajaran sejarah terdapat berbagai indikator baik pedukung maupun penghambat dan bagaimana daya serap siswa sekota Gorontalo pada mata pelajaran sejarah. Pada tahap ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga output pada proses belajar mengajar.
3.8 Tahap-Tahap Panelitian Lebih memperjelas proses pelaksanaan penelitian, maka peneliti perlu mempersiapkan tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tahap lapangan a. Observasi awal pengamatan lapangan. b. Menyusun rencana penelitian. 2. Tahap pekerjaan lapangan a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. b. Mengumpulkan data dengan cara mewawancarai secara langsung. c. Melakukan analisis data d. Membuat laporan.
8