BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Wana Wisata Ranca Upas, Desa Alam Endah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dengan potensi wisata berupa pemandangan hutan alam dan hutan tanaman serta mempunyai keunikan yaitu penangkaran rusa dari jenis cervus timorensis yang dikelola sejak tahun 1991. Kondisi alam Wana Wisata Ranca Upas teletak pada ketinggian 1700 m dpl dengan suhu udara rata-rata 18-23 derajat celcius. dengan luas 215 ha dan jarak tempuh dari Bandung sekitar 56 km. Laporan ini ditulis dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Peneliti melakukan penelitian sejak 03 Desember 2011 Setiap hari Sabtu dan Minggu.
Sumber : http://maps.google.co.id/ Gambar 3.1 Peta Menuju Lokasi Wana Wisata Ranca Upas Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
B. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012:6), “Metode Penelitian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Tujuan adanya metode penelitian adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkahlangkah penelitian yang dilakukan sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Peneliti menganalisis wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Ranca Upas dalam upaya menganalisis kontibusi fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas Kabupaten Bandung. Terdapat beberapa istilah pada metode kuantitatif dan metode kualitatif. Borg and Gall dalam buku Sugiyono (2012 : 13) menyatakan sebagai berikut. Many labels have been used to distinguish between tradtional researsh methods and these new methods : positivistic versus postpositivistic reserch; scientivic versus artistic reserch; confirmatory versus discoveryoriented research; quantitave versus interpretive research; quantitative versus qualitative research. The quantitative-qualitative distinction seem most widely used. Both quantitative researchers and qualitative researcher go about inquiry in different ways.
Yang artinya, metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode scientific dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
metode tradisional, posotiivisiitik, scientific dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan dengan metode baru, postpositivistik, artistic, dan interpretive research. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berdasarkan pada silsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaedah ilmiah. Metode ini disebut juga metode discovery karena metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai ilmu pentahuan baru. Menurut Sugiyono (2012:14), “Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut Masri Singarimbun dan Effendi (1998:3), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengumpulkan data yang selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif.
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif dan analisis data berupa uji normalitas, autokorelasi, regresi, korelasi, koefisiensi diterminasi, dan uji hipotesis. C. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2012:117), “Populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi yang diambil sebagai objek penelitian adalah wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas. Penelitian terhadap analisis wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Ranca Upas dalam upaya pengembangan fasilitas wisata di kawasan wisata Wana Wisata Ranca Upas adalah menyebarkan kuisioner kepada wisatawan. Mengingat banyaknya wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas maka peneliti menggunalan teknik non probability sampling yaitu sample yang diambil berdasarkan dugaan bahwa sample tersebut telah mewakili populasi lainnya. Menurut Sugiyono (2012:118), “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena ada keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Sample yang diambil dari populasi harus betulbetul representatif (mewakili).
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Menurut Sugiyono (2012:118), “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik yang digunakan oleh peniliti adalah nonprobability sampling, seperti yang dikemukan Sugiyono (2012:120), bahwa “Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Teknik sampel yang digunakan adalah sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan jumlah kunjungan selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2009-2011. Berdasarkan populasi yang terdapat di Wana Wisata Ranca Upas adalah wisatawan yang datang, maka sampelnya adalah sebagian kecil dari wisatawan yang datang tersebut. Kuesioner akan disebar sesuai dengan jumlah sample yang telah dihitung sesuai dengan populasi terbanyak selama tiga tahun terakhir. Adapun data mengenai kunjungan wisatawan ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas pada tahun 2009-2011 dapat di lihat di tabel berikut : Tabel 3.1 Kunjungan Wisatawan ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas tahun 2009-2011
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
No 1 1 2 3 4 5
ODTW 2 CIMANGGU KAWAH PUTIH PATUHA RESORT RANCA UPAS CIBOLANG
2009 2010 2011 Pengunjung Pendapatan Pengunjung Pendapatan Pengunjung Pendapatan 3 4 5 6 7 8 147,496 1,807,033,304 116,234 1,860,694,197 102,594 3,273,993,750 257,267 3,885,394,000 163,712 6,744,887,000 109,370 11,190,385,000 1,067,365,321 141 702,544,420 66 2,168,861,686 11,458 151,988,000 6,728 280,624,000 3,693 649,339,300 65,162 673,025,000 47,816 638,779,500 24,438 650,069,400
NB : Untuk tahun 2011 data s/d bulan November
Sumber : Perum Perhutani Untuk menentukan berapa besar jumlah sample dari populasi yang ada, peneliti menggunakan pedoman rumus Slovin, yaitu : n=
Dimana :
N 1 + N (e)2
n = ukuran sample atau jumlah responden N = ukuran populasi atau jumlah wisatawan dalam waktu tertentu E = nilai kritis (batas ketelitian)
Berdasarkan rumus slovin di atas, dengan populasi sebanyak 11.458 orang dengan nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah : n=
N 1 + N (e)2
n =
11.458 1 + 11.458 (0.1)2
=
99,134 orang
Dibulatkan menjadi 100 orang
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Maka jumlah sampel dari penelitian ini adalah 100 orang yang berkunjung ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas.
D. Definisi Operasional Definisi operasional dirumuskan untuk setiap variabel harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2012:60), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Hatch dan Farhady dalam buku Sugiyono (2012:60), “Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau dengan obyek yang lain”. Kerlinger dalam buku Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa “Variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Selain itu Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder dalam buku Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa “Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Berdasarkan pengetian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : a. Variabel Independen : varibel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, variabel yang mempengaruhi adalah variabel fasilitas wisata. b. Variabel Dependen : variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang sering menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel kepuasan wisatawan. Untuk mengukur pengukuran terhadap variabel penelitian, maka variabel penelitian tersebut memiliki dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y dimana variabel X adalah konten yang terbuka dan variabel Y adalah konten yang terkait sehingga variabel X dapat mempengauhi variabel Y. Dalam Penelitian ini, variabel X adalah fasilitas wisata dan variabel Y adalah kepuasan wisatawan. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel
Sub Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Akomodasi (Camping Area)
Variabel X Fasilitas Wisata Lawson and Baud Bovy (1998:17)
Food and beverage (Restoran, Warung makan)
Sanitasi Variabel X Fasilitas Wisata Lawson and Baud Bovy (1998:17)
Aksesibilitas
a. Ruang menginap
1. Menu 2. Rasa 3. Kebersihan tempat makan
1. Kebersihan lingkungan 2. Ketersediaan tempat sampat 3. Kebersihan toilet/MCK 4. Ketersediaan air bersih 5. Ketersediaan tempat duduk
1. Jalan akses 2. Gerbang utama 3. Tempat parkir 4. Papan petunjuk arah
1. Tingkat kebersihan ruang menginap 2. Tingkat kelengkapan fitur tenda
Ordinal
1. Tingkat keanekaragaman menu makanan 2. Tingkat kenikmatan rasa makanan 3. Tingkat Ordinal kecepatan makanan disediakan 4. Tingkat kebersihan tempat makan 1. Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 2. Tingkat ketersediaan tempat sampah 3. Tingkat Ordinal kebersihan toilet/MCK 4. Tingkat ketersediaan air bersih 5. Tingkat ketersediaan tempat duduk 1. Tingkat kemudahan menuju lokasi 2. Tingkat ketersediaan Ordinal lahan parkir 3. Tingkat keamanan gerbang utama 4. Tingkat
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
kelengkapan informasi petunjuk arah
Fasilitas Aktif
Fasilitas Penunjang
1. Fasilitas olahraga 2. Fasilitas rekreasi 3. Fasilitas hiburan 1. Gedung kantor/ administrasi 2. Pos keamanan 3. Mushola
1. Tingkat kelengkapan olahraga 2. Tingkat keanekaragaman atraksi wisata 1. Tingkat pemberian informasi 2. Tingkat pemberian keamanan
Ordinal
Ordinal
3. Tingkat kebersihan mushola
Variabel
Sub Variabel
Persepsi ruang menginap Kepuasan Wisatawan Hoffman dan Beteson dalam buku Arief (2007:167)
Persepsi menu, rasa, kecepatan penyajian, kebersihan
Dimensi
Indikator
1. Kebersihan 1. Tingkat 2. Kelengkapan kebersihan ruang menginap 2. Tingkat kelengkapan fitur tenda 1. Keanekaraga 1. Tingkat man menu keanekaragaman makanan dan menu makanan minuman 2. Tingkat 2. Kenikmatan kenikmatan rasa rasa makanan makanan dan 3. Tingkat minuman kecepatan 3. Kecepatan makanan penyajian disediakan makanan dan 4. Tingkat minuman kebersihan 4. Kebersihan tempat makan
Skala
Ordinal
Ordinal
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
tempat makan
Persepsi kebersihan, kelengkapan
Persepsi aksesibilitas, gerbang utama, Kepuasan tempat parkir, Wisatawan papan Hoffman dan petunjuk arah Beteson dalam buku Arief (2007:167)
Persepsi fasilitas olah raga, fasilitas rekreasi, fasilitas hiburan
1. Kebersihan lingkungan 2. Ketersediaan tempat sampat 3. Kebersihan toilet/MCK 4. Ketersediaan air bersih 5. Ketersediaan tempat duduk
1. Kemudahan menuju lokasi 2. Ketersediaan lahan parkir 3. Keamanan gerbang utama 4. Kelengkapan informasi petunjuk arah
1. Kebersihan kolam renang 2. Kelayakan penangkaran rusa 3. Kelengkapan permainan outbound
1. Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 2. Tingkat ketersediaan tempat sampah 3. Tingkat kebersihan toilet/MCK 4. Tingkat ketersediaan air bersih 5. Tingkat ketersediaan tempat duduk 1. Tingkat kemudahan menuju lokasi 2. Tingkat ketersediaan lahan parkir 3. Tingkat keamanan gerbang utama 4. Tingkat kelengkapan informasi petunjuk arah 1. Tingkat kebersihan kolam renang 2. Tingkat kelayakan penangkaran rusa 3. Keamanan menara penangkaran rusa 4. Kelengkapan permainan outbound
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
1. Pemberian informasi 2. Pemberiaan pelayanan keamanan 3. Kebersihan mushola
Persepsi kantor administrasi, pos keamanan, mushola
E.
1. Tingkat pemberian informasi 2. Tingkat pemberian pelayanan keamanan 3. Tingkat kebersihan mushola 4. Tingkat kelengkapan alat beribadah
Ordinal
Instrumen Penelitian Sugiyono (2012:148), mengemukakan “Karena pada prinsipnya meneliti
adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen peneliitian”. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Titik tolak dari penyusunan adalah variabelvariabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir butir pertanyaan atau pernyataan. Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Variabel
Sub Variabel
Variabel X Fasilitas Wisata
Akomodasi (Camping area) Food and beverage
Indikator
Jumlah Butir
1. Ruang menginap
2
1. Menu
1
2. Rasa
1
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
(Restoran, Warung 3. Kebersihan tempat makan makan)
Sanitasi
Aksesibilitas
Fasilitas Aktif
Fasilitas Penunjang
2
1. Kebersihan lingkungan
1
2. Ketersediaan tempat sampat
1
3. Kebersihan toilet/MCK
1
4. Ketersediaan air bersih
1
5. Ketersediaan tempat duduk
1
1. Jalan akses
1
2. Gerbang utama
1
3. Tempat parkir
1
4. Papan petunjuk arah
1
1. Fasilitas olahraga
3
2. Fasilitas rekreasi
2
3. Fasilitas hiburan
1
1. Gedung kantor/
1
administrasi
1
2. Pos keamanan
1
3. Mushola
1
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Variabel
Sub Variabel Persepsi dan Ekspetasi Akomodasi Persepsi dan Ekspetasi Food and beverage
Persepsi dan Ekspetasi Sanitasi
Variabel Y Kepuasan Wisatawan
Persepsi dan Ekspetasi Aksesibilitas
Persepsi dan Ekspetasi Fasilitas Aktif
Persepsi dan Ekspetasi Fasilitas Penunjang
Dimensi 1. Persepsi dan Ekspetasi Ruang menginap 1. Persepsi dan Ekspetasi Menu 2. Persepsi dan Ekspetasi Rasa 3. Persepsi dan Ekspetasi kebersihan tempat makan 1. Persepsi dan Ekspetasi kebersihan lingkungan 2. Persepsi dan Ekspetasi ketersediaan tempat sampat 3. Persepsi dan Ekspetasi kebersihan toilet/MCK 4. Persepsi dan Ekspetasi ketersediaan air bersih 5. Persepsi dan Ekspetasi ketersediaan tempat duduk 1. Persepsi dan Ekspetasi jalan akses 2. Persepsi dan Ekspetasi gerbang utama 3. Persepsi dan Ekspetasi tempat parkir 4. Persepsi dan Ekspetasi papan petunjuk arah 1. Persepsi dan Ekspetasi fasilitas olahraga 2. Persepsi dan Ekspetasi fasilitas rekreasi 3. Persepsi dan Ekspetasi fasilitas hiburan 1. Persepsi dan Ekspetasi gedung kantor/administrasi 2. Persepsi dan Ekspetasi pos keamanan 3. Persepsi dan Ekspetasi mushola
Jumlah Butir 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
F. Proses Pengembangan Instrumen Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Peneliti melakukan pengujian instrumen ini melalui pengujian validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat yang digunakan saat penelitian berupa daftar pertanyaan tertulis yang didapat dari wisatawan yang datang ke Wana Wisata Ranca Upas dan peneliti memberikan kuisioner terbuka, yaitu peneliti sudah menentukan jawabannya berupa multiple choice sehingga memudahkan responden untuk dapat memilih jawabannya. Isi dari pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai halhal yang mencakup fasilitas wisata yang terdapat di Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. Berikut adalah proses pengembangan instrumen yang peneliti lakukan : 1. Uji Validitas Menurut Sugiyono (2012:363), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya tejadi pada obyek penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan seberapa jauh data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian.sedangkan benar tidaknya tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Validitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur, dalam halini kuesioner mengukur apa yang hendak diukur atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut akan semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnyadiukur. Berdasarkantabel r product moment (Sugiyono, 2012:255), syarat minimal untuk dianggap dapat memenuhi syarat adalah jika r ≥ 0,30 maka dinyatakan valid. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut: r
n XY X Y n X 2 X 2 n Y 2 Y 2
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Keterangan: r = Nilai Korelasi X = Jumlah skor keseluruhanuntuk item pernyataan X Y = Jumlah skor keseluruhanuntuk item pernyataanY XY = Jumlah skor hasil kali item pertanyaan X dan item pernyataanY n X = Jumlah skor keseluruhan untuk item pernyataan X yang telah dikuadratkan n Y = Jumlah skor keseluruhan untuk item pernyataan Y yang telah dikuadratkan
2. Uji Realibilitas Instrumen penelitian disamping harus valid (sah) juga harus reliabel (dapat dipercaya). Sugiyono (2012:183), reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Oleh karena itu, digunakan uji reliabilitas yang gunanya untuk mengetahui ketepatan nilai kuesioner, artinya instrumen penelitian bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama. Selain itu reliabilitas berkaitan dengan keterandalan dan konsistensi suatu indikator. Analisis reabilitas digunakan untuk mengukur tingkat akurasi dan prosisi dari jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan. Dengan kata lain reabilitas, menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat intrumen tersebut baik. Intrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan keresponden memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data besar sesuai dengan kenyatannya, maka beberapa kalipun diambil, tetap akan sama. Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
Sekumpulan pernyataan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0,70. Menurut Sugiyono (2012 : 186), Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 2 k S j 1 k 1 S x 2
Dimana : α k ∑Sj² Sx²
= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pernyataan = Jumlah varians butir = Varian total
Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas yang telah disebarkan kepada 30 responden dari data instrumen yang disebarkan. Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Item Pertanyaan
Variabel X (Fasilitas Wisata)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Koefisien Validitas 0.718 0.602 0.643 0.757 0.662 0.750 0.701 0.738 0.736 0.865 0.796 0.704 0.703 0.795 0.643 0.700 0.573 0.744
Validitas Titik Kesimpulan Kritis 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid 0.300 Valid
Koefisien Reliabilitas
0.963
Reliabilitas Titik Kesimpulan Kritis
0.700
Reliabel
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
19 20 21 22 23 24
0.747 0.824 0.802 0.840 0.784 0.843
0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Hasil olahan instrumen penelitian, 2012 Variabel
Item Pertanya an
Variabel Y (Kepuasan Wisatawan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Koefisien Validitas 0,465 0,397 0,647 0,547 0,353 0,680 0,579 0,661 0,540 0,746 0,673 0,605 0,587 0,739 0,703 0,691 0,569 0,636 0,569 0,346 0,836 0,409 0,674 0,718
Validitas Titik Kesimpulan Kritis 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid 0,300 Valid
Reliabilitas Koefisien Titik Kesimpulan Reliabilitas Kritis
0,912
0,700
Reliabel
Sumber : Hasil olahan instrumen penelitian, 2012
G. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2012:193), mengemukakan terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah : 1. Observasi Lapangan Hadi dalam buku Sugiyono (2012:203) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari bagian proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan”. Supardi (2006:88), mengemukakan bahwa “Pengamatan (obsevasi) adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang diselidiki”. Teknik observasi lapangan ini bertujuan agar peneliti dapat melakukan pengamatan langsung mengenai keadaan umum objek yang akan diteliti sehingga mendapatkan data yang diperlukan untuk kegunaan penelitian dalam meneliti pengaruh fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. 2. Wawancara Menurut Margono (2003:165), “Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan juga. Ciri utama dari interview adalah adanya kontak
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
langsung atau tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi”. Wawancara dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan pengelola kawasan Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. 3. Kuesioner Sugiyono (2012:199), menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Hariwijaya (2004:42), mengemukakan bahwa kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden yaitu wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. Kuesioner dapat disebut juga sebagai inteview tertulis dimana responden diminta menjawab melalui daftar pertanyaan. Kuesioner
adalah
teknik
pengumpulan
data
melalui
penyebaran
seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi anggota sample penelitian. Bentuk kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan dan penyataan. Responden juga tidak perlu memberikan penjelasan atas pernyataan atau pertanyaan tesebut. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala Likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:134) bahwa “Skala Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
Likert
digunakan
untuk
mengukur
sikap,
pendapat
dan
persepsi
seorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden dalam hal ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Wana Wisata Ranca Upas. Isi dan tujuan pertanyaan berbentuk pengukuran, maka setiap pertanyaan disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. Tiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut : Tabel 3.5 Skala Penilaian Jawaban Kuesioner Nilai
Kategori
1
Sangat Buruk
2
Buruk
3
Baik
4
Sangat Baik
Sumber : Sugiyono (2012:135) 4. Studi kepustakaan Menurut Nazir (1998 : 112), “Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seseorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian”. Menurut Sugiyono (2011:291) terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi kemutakhiran dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber penelitian. 5. Studi dokumentasi Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan acuan dokumen dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang yang ada di berbagai instansi serta berhubungan dengan penelitian ini seperti data mengenai sejarah berdirinya kawasan wisata, jumlah kunjungan wisatawan, dan dokumentasi berupa gambar-gambar lokasi penelitian.
H. Analisis Data Sugiyono (2012:333), dalam penelitian kuantitatif teknis analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Karena data yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, karena datanya ordinal maka statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank. Metode analisis data yaitu pengolahan data dengan menggunakan perhitungan
statistik
dengan
ketentuan
teknik
sampling.
Maka
dalam
mendapatkan data, peneliti menggunakan sampel acak dari populasi dengan membuat pertanyaan untuk dijawab oleh responden yang dijadikan sampel. Adapaun alternatif jawaban dengan menggunakan rating scale menurut Sugiyono (2012:141) “Dalam skala model rating scale, responden tidak menjawab salah Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan”. Sebagai contoh : 4 = sangat baik
2 = buruk
3 = baik
1 = sangat buruk
Kemudian nilai-nilai alternatif jawaban diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik sebagai berikut : 1. Transformasi Data Melalui Method of Successive Interval (MSI) Gujarati (2007:218), menjelaskan bahwa “Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval”. Data ordinal sebenarnya adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif seperti: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = buruk 1 = sangat buruk Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu jika peneliti memiliki data berskala ordinal maka data tersebut harus dirubah ke dalam bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Proses mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala interval penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel Add-In
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
STAT97. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mengubah data ordinal menjadi interval, yaitu : a) Menghitung frekuensi dengan menjumlahkan setiap butir hasil jawaban responden. b) Menghitung proporsi dengan menjumlahkan setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden. c) Menghitung proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan pada per kolom skor. d) Menghitung nilai z dengan menggunakan tabel distribusi normal untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. e) Menghitung nilai densitas fungsi z dengan menggunakan tabel tinggi densitas. f) Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Internal Nilai Skala (NS) =
Density at Lower Limit – Density at Upper Limit Area Below Upper Limit – Area Below Lower Limit
g) Menghitung penskalaan (interval) dengan menggunakan rumus Y = NS + [ 1 + │Nsmin│ ] 2. Uji Normalitas Data Sugiyono (2012:241), menjelaskan bahwa penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian data dilakukan maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows.
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
Jika data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan analisis statistik parametrik, namun jika berdistribusi tidak normal maka dilakukan analisis statistik nonparametrik. Sugiyono (2012:210) mengemukakan bahwa statistik parametrik memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, atau data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Dalam pembahasan ini akan dilakukan uji One Sample KolmogorovSmirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Keterangan pengujian: a) Angka signifikan Uji Kolmogorov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal. b) Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. 3. Analisis Auto Korelasi Gujarati (2007:213) mengemukakan bahwa Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson. Untuk mempermiudah perhitungan maka penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows .dengan rumus sebagai berikut :
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
)
∑( d= ∑
Keterangan : a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4 – dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. b) Jika d terletak antara dU dan (4 – dU) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. c) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4 – dL) dan (4 – dU) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan. 4. Analisis Regresi Linier Sederhana Sugiyono (2012:261), mengemukakan setelah mendapatkan hasil korelasi dari pengaruh fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata Ranca Upas, maka analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai berikut : Y’ = a + b X Keterangan
: Y’
= Nilai yang diprediksikan
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
a
= Konstanta atau bila harga X = 0
b
= Koefiensi regresi
X
= Nilai variabel independen
5. Analisis Korelasi Analisis korelasi bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Penulis menggunakan perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefiensi korelasi (r). Untuk mengetahui kuat lemahnya koefisiensi korelasi maka penulis menggunakan kriteria Guilford seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2012 : 257), sebagai berikut : Tabel 3.6 Klasifikasi Koefiensi Korelasi Tingkat Hubungan
Interval Koefiensi ≥ 0,00
< 0,199
Hubungan yang sangat rendah dan bisa diabaikan
≥ 0,20
<0,399
Hubungan yang sangat rendah (tidak erat)
≥ 0,40
<0,699
Hubungan yang sedang
≥ 0,70
<0,899
Hubungan yang kuat (reliabel)
≥ 0,90
<1
Hubungan yang sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2012:257) 6. Analisis Koefisiensi Determinasi Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
Analisis Koefisien Determinasi dipergunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa besar perubahan Kepuasan Wisatawan Terhadap Kondisi Fasilitas Wisata. Untuk menelusuri hal tersebut dapat ditentukan dengan menghitung koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% Dimana : KD
= koefisien determinasi
r
= koefisien korelasi
7. Pengujian Hipotesis Sugiyono (2012:96), mengemukakan bahwa ”Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sugiyono (2012:99), Dalam statistik terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif. Dalam kegiatan penelitian, yang diuji terlebih dahulu adalah hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau tidak, maka diperlukan hipotesis statistik. Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang diuji hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter (ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel). Terdapat tiga macam bentuk hipotesis, yaitu hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri, kedua hipotesis statistik, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah hipotesis asosiatif. Menurut Sugiyono (2012:103), ”Hipotesis asosoatif adalah Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”. Sugiyono (2012:228), mengemukakan bahwa terdapat tiga macam bentuk pengujian hipotesis, yaitu uji dua pihak (two tail),pihak kanan, dan pihak kiri (one tail). Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis. Berdasarkan kalimat hipotesis yang telah dikemukakan di bab dua maka peneliti meneliti hipotesis dengan menggunakan uji dua pihak (two tail test). Untuk mengetahui jawaban dari hipotesis penulis, maka penulis akan menguji dengan penggunaan statistik uji t dengan hipotesis sebagai berikut :
H0: ≤ 0, artinya kontribusi fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan wisatawan. H1 : > 0, artinya kontribusi fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas mempunyai pengaruh terhadap kepuasan wisatawan. Dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis Uji t adalah sebagai berikut: thitung r
n2 1 r2
Dimana : t
= Nilai uji t (t hitung)
r
= Nilai koefisien korelasi
r2
= Koefisien determinasi
(n-2)
= Derajat kebebasan distribusi atau uji t
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah ; Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu