BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 20 April sampai dengan 30 April 2013.
3.2 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan penelitian Cross sectional tentang hubungan kondisi fisik rumah dan sosial ekonomi keluarga dengan kejadian penyakit ISPA pada balita di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas Variabel Bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Kondisi Fisik Rumah (Ventilasi rumah, Lantai, Kepadatan hunian, Pencahayaan alami) dan Sosial ekonomi (Pendapatan Keluarga). 3.3.2 Variabel Terikat Variabel Terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.
32
33
3.3.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Variabel Dependen Kejadian ISPA ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran nafas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya yang di alami balita di Desa Tabumela Kecamatan Tilango. ISPA
: bila balita didiagnosa penyakit ISPA
Tidak ISPA
: bila balita tidak didiagnosa penyakit ISPA
2. Variabel Independen Kondisi fisik rumah Berdasarkan kondisi fisik bangunannya, dapat di golongkan menjadi beberapa golongan di antaranya yaitu ventilasi, lantai, kepadatan hunian, dan pencahayaan alami. a. Ventilasi 1. Definisi : yaitu jalan aliran udara pada dinding rumah sebagai jalan masuk dan keluarnya udara secara alamiah kedalam ruangan agar terjadi pertukaran udara segar. Standar luas ventilasi rumah, menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999, adalah minimal 10% luas lantai. 2. Kriteria objektif : a) Memenuhi Syarat : bila luas ventilasi rumah adalah minimal 10% atau lebih dari luas lantai ruangan. b) Tidak memenuhi syarat : bila luas ventilasi rumah adalah kurang dari 10% dari luas lantai ruangan.
34
b. Kondisi lantai 1. Definisi : lantai merupakan bagian dari rumah yang harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi agar fungsi dan manfaatnya menjadi maksimal. Menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999 yaitu lantai yang memenuhi syarat apabila semua bagian lantai terbuat dari semen/tegel/ubin/keramik dan tidak rusak kondisinya. 2. Kriteria objektif : a) Memenuhi syarat: bila semua bagian lantai terbuat dari semen / tegel / ubin / keramik dan tidak rusak kondisinya. b) Tidak memenuhi syarat: bila terbuat dari tanah, papan / semen tapi dengan kondisi yang sudah rusak / sebagian saja. c. Kepadatan hunian 1. Definisi : yaitu tingkat kepadatan yang dihitung dari luas lantai dalam rumah dibagi dengan jumlah anggota keluarga. 2. Kriteria objektif : a) Memenuhi syarat: tidak padat (kepadatan ≥ 9m2). b) Tidak memenuhi syarat : padat (kepadatan < 9m2). d. Pencahayaan alami 1. Definisi : Yang dimaksud pencahayaan alami dalam penelitian ini adalah Pencahayaan alami dalam ruangan yang cukup. Pencahayaan alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka.
35
2. Kriteria objektif : a) Memenuhi syarat, bila sinar matahari dapat memasuki semua ruangan melalui ventilasi b) Tidak memenuhi syarat, bila sinar matahari tidak dapat memasuki salah satu ruangan melalui ventilasi. e. Pendapatan keluarga 1. Definisi : Pendapatan merupakan salah satu wujud dari sumber daya, merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Memenuhi syarat bila pendapatan keluarga dalam sebulan
≥ Rp 1.175.000 berdasarkan Upah Minimum Provinsi
Gorontalo (UMP Gorontalo) tahun 2012 (BPS Provinsi Gorontalo, 2012). 2. Kriteria objektif : a) Tinggi
: jika pendapatan ≥ Rp 1.175.000 ribu
b) Rendah
: jika pendapatan < Rp 1.175.000 ribu
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1
Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh balita yang ada di Desa Tabumela Kecamatan Tilango pada tahun 2012 sebanyak 309 balita.
36
3.4.2 Sampel 1) Besar sampel Jumlah sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) : N n=
1 + N (d2) 309
=
1 + 309 (0,052) 309
=
1 + 309 (0,0025) 309
=
1 + 0,7725 309
=
1,7725
= 174
Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan/ketepatan Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dan menggunakan tingkat ketepatan (d) 0,05 maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 174 balita. 2) Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anak balita dan yang menjadi respondennya yaitu ibu dari
37
anak balita. Sampel adalah balita yang menderita ISPA dan yang tidak menderita ISPA di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Sementara untuk proses pengambilan sampel di lakukan secara acak yaitu dengan mengundi anggota populasi sebanyak 309 sebanyak sampel yang di butuhkan yaitu 174 sampel. Kemudian melihat daftar nama balita yang ada di Desa Tabumela, nomor yang terundi itulah yang menjadi sampel.
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1
Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data penderita
ISPA, kondisi fisik rumah dan sosial ekonomi keluarga yang berupa faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.5.2
Sumber Data
a. Data Primer Data primer diperoleh dengan observasi langsung dan melalui hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu kuisioner di sesuaikan dengan tujuan penelitian. b. Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari instansi terkait seperti Dinas kesehatan kabupaten gorontalo dan puskesmas tilote.
38
3.5.3 Cara Pengumpulan Data a. Data primer dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner dan pengamatan secara langsung pada kondisi fisik rumah dan sosial ekonomi keluarga. b. Data sekunder diperoleh dari instansi kesehatan seperti Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, dan Puskesmas Tilote, yang berupa hasil rekapan puskesmas. 3.5.4
Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. kuisioner Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan data-data tertentu (Notoatmodjo, 2005). 2. Alat Tulis Alat tulis adalah alat yang digunakan untuk mewawancarai, melaporkan hasil penelitian. Alat tersebut yaitu pensil, pulpen, kertas, dan komputer. 3. Rollmeter (alat ukur). Cara menggunakan rollmeter yaitu mengukur pada luas ventilasi dan luas lantai dalam rumah.
39
3.5.5
Alur Penelitian Observasi Awal
Pengambilan Data Awal Penyakit ISPA
Pembuatan Proposal
Merumuskan Masalah
Landasan Teori
Merumuskan Hipotetis
Permohonan Izin Penelitian
Pengumpulan data
Pembagian Kuesioner
Hasil
Pengolahan Data/Analisis Data
Penyajian Data
40
3.6 Teknik Analisis Data Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. a. Univariat Analisis univariat (analisis presentase) dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing, baik veriabel bebas (independen), maupun variabel terikat (dependen). a. Bivariat Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil uji Chi Square dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variable X dan Y yang bermakna secara statistik (Riwidikdo, 2010). ᵡ
2
=
( ad – bc ) 2 (a+b) (c+d) (a+c) b+d)
Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai p) sebesar 95 % : a. jika nilai p value > 0,05 maka hipotesis penelitian (Ha) ditolak. b. jika nilai p value ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian (Ha) diterima.