BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Profil Perusahaan
PT. Interbat didirikan pada tahun 1948 oleh Alm. Bapak Djoko Sukamto sebagai distributor tunggal perusahaan farmasi dari Eropa, seperti : Crinos, Harmo Pharma dan Zambon. Namun sejak tahun 1959 Interbat mendapat ijin produksi dan sejak saat itu Interbat memulai produksinya sendiri.
Tahun 1971, saat pertama kali Departemen Kesehatan Republik Indonesia memberlakukan peraturan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Interbat segera mendapat pengakuan bahwa seluruh fasilitas yang ada sesuai dengan standar CPOB. Bersamaan dengan hal tersebut Interbat menjaga reputasinya sebagai perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.
Pada tanggal 20 Mei 1977, Interbat memindahkan seluruh aktivitas produksinya ke pabrik yang baru seluas 2 hektar di Sidoarjo, 15 km dari Surabaya – Jawa Timur. Sejalan dengan peraturan CPOB, beberapa bangunan terpisah telah dibangun untuk produk Betalactam, non-Betalactam, dan Cephalosporin, sehingga saat ini luas pabrik sudah diperluas menjadi 16.000 m2, dengan + 550 karyawan bekerja di pabrik.
58
Pada tahun 1994, Interbat sempat merubah namanya menjadi New Interbat. Tetapi pada tahun 1997 nama New Interbat kembali lagi menjadi Interbat sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam memberlakukan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.1.1
Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Interbat merupakan perusahaan keluarga, untuk itu pedoman organisasi PT. Interbat digambarkan dalam bagan struktur organisasi (diluar Pabrik), sebagai berikut :
President Director Board of Director General Manager
Marketing Mgr OTC
Marketing Mgr Ethical
Support Marketing
Non Marketing
GSM
SM
IT
SM
BDM
MA
AM
PM
Training
MR
AM
BDM
MR
IBDM
Fin & Acc. HRD Purchasing Umum
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan (sumber file PT. Interbat)
59
Pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan dilihat dari struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut :
a. President Director dan Board of Director
Oleh karena Interbat adalah sebuah perusahaan keluarga, maka Presdir beserta dengan jajaran Direksinya adalah keluarga pemilik dan pendiri PT. Interbat, sehingga yang berwenang dalam merumuskan tujuan serta kebijakan perusahaan, mengawasi dan mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan perusahaan yang akan menjadi penentu kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan di masa mendatang. Masing-masing Jajaran Direksi (Board of Direksi) membawahi Pabrik, Finance & Accounting dan HRD & Umum.
b. General Manager
Bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan perusahaan serta kesesuaiannya dengan objektif dan strategi perusahaan sesuai target bisnis perusahaan secara menyeluruh
c. Marketing Manager Ethical & OTC
Membuat,
merencanakan,
mengontrol
dan
mengkoordinir
strategi
penjualan pemasaran untuk mencapai target penjualan (profit perusahaan) dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien.
60
d. IT Manager
Mengarahkan dan mengembangkan strategi dan rencana TI perusahaan, mengkoordinasikan dan mengontrol implementasi layanan TI baik secara corporate maupun operasional, untuk memastikan tersedianya dukungan teknologi informasi yang handal, efektif dan efisien bagi kelancaran operasional perusahaan dalam mencapai sasaran sesuai dengan strategi perusahaan.
e. Marketing Audit Manager
Bertanggung jawab atas jalanya proses pemeriksaan / audit internal untuk laporan keuangan kantor cabang serta pemeriksaan terhadap system prosedur yang telah diterapkan oleh perusahaan secara menyeluruh dan berkelanjutan secara financial dan operasional.
f. Training Manager
Merencanakan, mengkoordinir, menyelenggarakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelatihan/training di perusahaan untuk menjamin bahwa program yang direncanakan dan diselenggarakan sudah memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan serta mencapai target yang ditetapkan
61
g. Business Development Manager
Membuat, merencanakan, mengontrol dan mengembangkan produk baru yang akan diluncurkan oleh perusahaan dengan melihat peluang pasar produk baru yang akan dikembangkan.
h. Internasional Business Development Manager
Membuat, merencanakan, mengontrol dan mengembangkan produk baru yang akan diluncurkan oleh perusahaan dengan melihat peluang pasar produk baru yang akan dikembangkan di luar negeri.
i. Finance & Accounting Manager
Merencanakan, mengembangkan dan mengontrol fungsi keuangan dan akutansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target financial perusahaan
j. Human Resources Manager
Menciptakan suasana kerja yang kondusif di perusahaan melalui tersedianya dan terlaksananya peraturan ketenagakerjaan dan peraturan perusahaan
dengan
baik.
Memberikan
masukan
kepada
Direksi/Management serta solusi terhadap setiap permasalahan yang
62
timbul agar tidak berdampak baik bagi perusahaan maupun karyawan dipandang dari sudut hokum ketenagakerjaan.
k. Purchasing
Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pembelian material produksi dan non-produksi berdasarkan jadwal permintaan pembelian sesuai kebutuhan perusahaan yang telah ditetapkan dalam Anggaran
l. General Affair Corporate
Memastikan semua aktivitas di General Affair dapat berjalan dengan baik serta dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan.
3.1.2
Bidang Usaha Perusahaan
PT. Interbat adalah perusahaan industry farmasi yang sejak dari awal mula secara konsisten mengemban misi untuk memproduksi obat-obatan dengan kualitas tinggi dan mempunyai dedikasi untuk selalu memberi nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Saat ini Interbat sudah memproduksi + 250 macam obat dengan berbagai bentuk sediaan seperti tablet ; tablet salut selaput; kaplet; kapsul; sirup; suspense; sirup kering; injeksi (serbuk kering; cairan steril); gel; krim dan salep; tetes mata dan telinga; serta supositoria.
63
Dengan
lebih
kurang
1000
Medical
Representative
(Medreps)
memperkenalkan produk Interbat ke lebih dari 32.000 dokter di Indonesia, dan jaringan distribusi nasional di 123 kota di seluruh Indonesia. Seluruh produk tersebut bisa dijumpai dilebih dari 6100 apotik dan lebih dari 1250 rumah sakit diberbagai kota.
Pada tahun 2008, peringkat penjualan Interbat ada pada rangking ke empat diantara seluruh perusahaan farmasi lokal di Indonesia, atau rangking ke tujuh diantara perusahaan farmasi lokal dan asing di Indonesia.
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sejumlah individu dalam kelompok yang mempunyai karakteristik umum yang sama serta menjadi suatu fokus dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan, menurut Sutrisno Hadi (1986:23) dalam Yamil M (2005:44) populasi adalah kumpulan dari elemen yang berhubungan dengan objek baik berupa manusia atau nilai-nilai peristiwa. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah Medical Representative (medreps) PT. Interbat yang ada di kantor cabang Jabotabek.
Jumlah medreps pada PT. Interbat di kantor cabang Jabotabek adalah 100 orang. Dari 100 medreps, sebagian memiliki pendidikan terakhir setingkat SMU dan D3.
64
3.3
Metode Pengambilan Sampel
Stratified
random
sampling
digunakan
apabila
unsur
populasi
berkarakeristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian. Stratified random sampling adalah sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara random dari tiap stratum.
Didalam stratified random sampling, suatu populasi yang beranggotakan N, dibagi terlebih dahulu atas beberapa subpopulasi :
N1,
N2,
....
Ni
Dimana N1 + N2 + ... + Ni = N
Pembagian populasi atas subpopulasi akan memberikan dua hal, yaitu : Homogenitas
yang
lebih
nyata
di
dalam
masing-masing
subpopulasi Memberikan heterogenitas yang nyata antar subpopulasi
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pendidikan terhadap profesionalisme, dan latar belakang pendidikan medreps berbeda-beda (SMU atau D3 atau sederajat). Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah stratified random sampling.
65
Menurut Nazhir (2005 ; 293-294), stratified random sampling dapat digunakan jika syarat-syarat berikut ini dipenuhi :
1. Harus ada kriteria dasar untuk membuat stratifikasi.
Yang menjadi kriteria dasar adalah variabel yang erat hubungannya dengan keterangan-keterangan yang ingin diketahui. Sesuai dengan tujuannya , kriteria dasar untuk membuat stratifikasi pada penelitian ini adalah pendidikan. Populasi pada penelitian ini, yaitu medreps dibagi kedalam dua strata, yaitu (1) lulusan SMU, dan (2) lulusan D3.
2. Harus ada terlebih dahulu data pendahuluan mengenai populasi.
Data pendahuluan tentang populasi akan digunakan untuk stratifikasi. Pada penelitian ini, harus terlebih dahulu diketahui tentang latar belakang medreps PT Interbat.
3. Jumlah satuan elemen dari tiap strata harus diketahui dengan tepat.
Bersumber dari informasi jumlah karyawan PT. Interbat, diketahui bahwa medreps yang memiliki latar belakang pendidikan SMU sebanyak 60 orang dan D3 sebanyak 40 orang.
Masalah pokok dalam stratified random sampling adalah menentukan besar nya sampel yang akan ditarik secara random dari setiap strata. Dalam menentukan besarnya sampel, harus ditentukan entitas apa yang ingin diketahui (mean, total atau proporsi) dan tingkat kesalahan yang ditolerir pada derajat 66
kepercayaan tertentu. Ada empat cara yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel pada setiap strata, yaitu :
1. Tiap strata mempunyai besar subsampel yang sama 2. Alokasi berimbang dengan besarnya strata 3. Alokasi ala Neyman 4. Alokasi Optimum
Pada penelitian ini, penulis menggunakan alokasi berimbang untuk menentukan jumlah sampel. Pada penggunaan alokasi berimbang, diperlukan N sampling fraction per strata. Sampling fraction adalah f i i , maka besarnya N
subsampel per strata adalah ni f i n .
Penulis menentukan sampel yang akan diambil berjumlah 30 (n=30). Karena menurut Hadi (2004;224) jika jumlah sample diatas atau sama dengan 30, secara praktis dapat dipandang sebagai sample besar. Dan menurut Sugiyono (2003;102) ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 dan 500. Maka besarnya subsampel pada strata ke-1 adalah 18, dan strata ke-2 sebanyak 12, seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.2.
67
Subpopulasi
N 60 f1 1 N 100
f2
60 n1 f1 n 30 18 100
N2 40 N 100
40 n 2 f 2 n 30 12 100
Sample Fraction
Besar subsampel perstrata
Gambar 3.2 Perhitungan Besar Subsampel Tiap Strata Metode Alokasi Berimbang
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memerlukan data yang dapat mendukung penelitian ini. Adapun metode-metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Adalah teknik pengumpulan data yang diambil langsung dari objek penelitian guna mendapatkan data primer (kuesioner) dan data sekunder (sejarah perusahaan,
struktur
organisasi,
dan
data-data
pegawai).
Dengan
menggunakan teknik kuesioner, yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden (karyawan) agar dapat mengisi secara objektif. Dalam menilai
68
jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penilaian yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Apabila jawaban sangat setuju, diberi skor
=6
Apabila jawaban setuju, diberi skor
=5
Apabila jawaban agak setuju, diberi skor
=4
Apabila jawaban kurang setuju, diberi skor
=3
Apabila jawaban tidak setuju, diberi skor
=2
Apabila jawaban sangat tidak setuju, diberi skor
=1
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan membaca buku-buku, majalah, diklatdiklat, catatan dan sumber data lainnya didalam perpustakaan yang memiliki hubungan dengan skipsi yang ditulis penulis.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Adalah data mentah atau keterangan yang dikumpulkan dan diolah sendiri untuk digunakan penulis dalam melakukan penelitian. Dalam hal ini, 69
digunakan berbagai metode pengumpulan data dan pengolahan data yang didapat melalui metode :
-
Wawancara (interview), yaitu metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis (kuisioner) yang berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan.
Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang bersifat tertutup yang dibagikan kepada
responden karyawan. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai
tanggal 01 Februari 2010 sampai dengan 15 Februari 2010.
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden karyawan berkaitan dengan persepsi dan pendapat mereka terhadap pendidikan dan pelatihan yang telah dijalankan selama ini oleh Perusahaan.
Teknik skala kuesioner menggunakan skala sikap metode Summated Rating dari Likert (Situmorang, 2000). Skala sikap Likert menggunakan lima alternatif jawaban yang dimodifikasi menjadi enam alternatif jawaban dengan asumsi bahwa skala jumlah kategori berupa angka genap akan memaksa responden menduduki posisi positif atau negatif (Pasuraman, 1986).
70
2. Data Sekunder
Adalah data atau keterangan yang telah disiapkan dan diolah oleh perusahaan. Adapun data yang dihasilkan perusahaan merupakan data baku yang telah ada, berupa :
-
Sejarah perusahaan
-
Struktur Organisasi Perusahaan
-
Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan perusahaan
3.4
Identifikasi Variabel Operasional Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel Bebas Variabel Pendidikan (X1) Yaitu pernyataan responden yang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh dan ber ijazah. Indikator variabel pendidikan adalah : 1. Latar belakang pendidikan medreps, SMU dan D3 atau sederajat. 2. Kesesuaian latar belakang pendidikan terhadap profesi medreps 3. Kebutuhan organisasi terhadap latar belakang pendidikan
71
Variabel Pelatihan (X2) Yaitu pernyataan responden berkaitan dengan pelatihan yang pernah diikuti medreps. Indikator variabel pelatihan adalah : 1. Kesesuaian materi pelatihan dengan kebutuhan organisasi 2. Efisiensi perusahaan 3. Tingkat
pengetahuan,
kemampuan
dan
keterampilan
melaksanakan tugas 4. Kesesuaian materi pelatihan dengan jabatan karyawan 5. Metode yang digunakan bervariasi 6. Instruktur pelatihan menguasai materi 7. Tingkat ketepatan waktu penyelenggaraan 8. Pendapat tentang manfaat pelatihan 9. Tingkat pengetahuan peserta terhadap materi pelatihan 10. Penerapan materi pelatihan terhadap pekerjaan sehari-hari
b. Variabel Terikat (Y) Yang
menjadi
variabel
terikat
pada
penelitian
ini
adalah
profesionalisme. Didefinisikan sebagai tingkah laku, keahlian atau kualitas yang artinya bahwa setiap karyawan harus sadar dengan tugas dan fungsinya sebagai karyawan dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, serta selalu meningkatkan keterampilannya dalam bekerja dan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat saat ini. Indikator variabel profesionalisme adalah :
72
1. Memiliki kompetensi sesuai yang dipersyaratkan oleh jabatannya (4 butir pertanyaan). 2. Memiliki sifat jujur dalam bekerja (2 butir pertanyaan). 3. Menjunjung tinggi etika perusahaan (1 butir pertanyaan). 4. Memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar (1 butir pertanyaan). 5. Memiliki disiplin kerja yang tinggi (1 butir pertanyaan). 6. Dapat bekerjasama (2 butir pertanyaan). 7. Karyawan yang memiliki kreatifitas (1 butir pertanyaan).
3.5
Metode Analisis Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Suatu instrumen penelitian yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam pengukuran terutama bagi ilmu-ilmu perilaku (Situmorang, 2000). Uji coba dilakukan, agar pada saat pengolahan data dan ditarik suatu kesimpulan data-data tersebut benar-benar valid dan reliabel. Pedoman korelasi adalah 0 – 1, dimana angka 0 berarti tidak ada korelasi sama sekali, sedangkan 1 berarti korelasi sempurna, atau dapat dikatakan angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 korelasinya lemah (Santoso, 2001).
73
1. Uji Validitas Validitas tes adalah kesesuaian antara skor tes atau pengukuran dengan kualitas yang diyakini akan diukur (Kaplan & Saccuzzo, 1989). Validitas item adalah seberapa jauh suatu item menunjukkan kesesuaian dengan skor total dalam membedakan subyek yang mendapat skor tinggi dan yang mendapat skor rendah (Anastasi, 1990). Seleksi item dilakukan dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor total. Koefisien korelasi tinggi menunjukkan kesesuaian antara item dengan tes secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, pengujian validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 13.0 for windows, validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS versi 13.0 for windows dengan judul Item-Total Statistics. Kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut : N N N N X iYi X i Yi i1 i 1 i 1 r 2 2 N 2 N N 2 N N X i X i N Yi Yi i 1 i 1 i1 i1
di mana:
r = koefisien korelasi product moment
74
X = skor tiap pertanyaan/ item Y = skor total N = jumlah responden Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
2.
Uji Reliabilitas Menurut Nugroho (2005) reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.600. 2 k item 1 2 k 1 total
di mana:
= Cronbach’s Alpha k = banyaknya pertanyaan 2 item = variansi dari pertanyaan
2 total = variansi dari skor
Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan program SPSS. Dimana output SPSS untuk uji reliabilitas akan dihasilkan secara bersama-sama 75
dengan hasil uji validitas. Untuk melihat hasil uji reliabilitas perlu dilihat nilai Reliability Statistic yang merupakan nilai Cronbach’s Alpha dan kemudian dibandingkan dengan nilai minimal 0.600, apabila nilai Cronbach’s Alpha hitung lebih besar dari 0.600, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
3.5.1 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu menguji data sesuai uji asumsi klasik, yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji Normalitas Uji ini ingin melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Jika ternyata datanya tidak normal, maka digunakan analisis non parametrik, tetapi jika normal maka dapat digunakan analisis parametrik, seperti regresi. Untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, bisa digunakan grafik atau tes Kolmogorov-Smirnov.
Uji multikolinearitas Uji ini bertujuan melihat apakah ada atau tidak korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat antar variabel bebas, maka terdapat
masalah
multikolinearitas.
76
Cara
mengatasi
masalah
multikolinearitas bisa dengan membuang salah satu variabel, atau dengan menambah jumlah data.
Uji heteroskedastisitas Uji ini ingin melihat apakah terjadi ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Data yang baik adalah yang heteroskedastisitas.
Uji autokorelasi Uji ini bertujuan melihat apakah dalam suatu model regresi terdapat hubungan yang kuat baik positif atau negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Jika terdapat hubungan yang kuat, maka dikatakan terjadi autokorelasi. Dan data yang baik adalah data yang tidak terjadi autokorelasi.
3.5.2 Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat antara peranan pendidikan dan pelatihan terhadap profesionalisme medical representative maka digunakan analisis Regresi Berganda. Regresi linear berganda digunakan untuk permasalahn lebih dari dua variabel, yaitu satu variabel terikat dan dua atau lebih variabel bebas. Model ini dipilih karena ingin mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara parsial ataupun secara bersama-sama.
77
Rumus dari model Regresi Linear Berganda adalah sebagai berikut.
Y a b1 x1 b2 x 2 ....... bn xn Dimana : Y = variabel terikat
x =variabel-variabel bebas a = konstanta (intersept) b = koefisien regresi / nilai parameter Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah pendidikan dan pelatihan, sedangkan variabel terikatnya adalah profesionalisme, maka dapat dituliskan seperti persamaan di bawah ini.
Y a b1 x1 b2 x 2 Dimana Y = variabel profesionalisme
x1 = variabel pendidikan x 2 = variabel pelatihan
a = konstanta (intersept) b = koefisien regresi / nilai parameter
Pada penelitian ini analisis Regresi Linear Berganda dapat digunakan untuk:
78
1. Menguji atau melihat apakah ada lebih dari satu variabel bebas secara bersamaan langsung terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji F. Pada penelitian ini ada dua variabel bebas, yaitu pendidikan dan pelatihan. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis pertama, dengan kriteria pengujian sebagai berikut. Ho: Variabel Pendidikan dan Variabel Pelatihan tidak mempengaruhi Profesionalisme medrep PT. Interbat. Ha: Variabel Pendidikan dan Variabel Pelatihan secara bersama-sama mempengaruhi Profesionalisme medrep PT. Interbat. Rumusan hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ho : ρ= 0 (berarti tidak terdapat kesesuaian) Ha : ρ≠0 (berarti terdapat kesesuaian) Kriteria penerimaan maupun penolakan Ho dan Ha diperoleh dengan cara melihat daerah keputusan untuk taraf kesalahan 1%, 5%, atau 10% (Sugiyono, 2008). Jika Fhitung > Ftabel , maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima (tolak Ho, terima Ha). Artinya semua variabel bebas yaitu pendidikan dan pelatihan, secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme medical representative di PT. Interbat.
Jika Fhitung Ftabel , maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak (terima Ho, tolak Ha). Artinya semua variabel bebas yaitu pendidikan dan pelatihan, secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme medical representative di PT. Interbat.
79
2.
Melihat pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t. Karena penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, maka akan diuji setiap variabel dan dilihat manakah diantara keduanya yang lebih dominan.
Menguji apakah ada pengaruh variabel pendidikan (X1) terhadap variabel profesionalisme (Y). Menguji apakah ada pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel profesionalisme (Y). Rumusan hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ho : ρ= 0 (berarti tidak terdapat kesesuaian) Ha : ρ≠0 (berarti terdapat kesesuaian) Kriteria penerimaan maupun penolakan Ho dan Ha diperoleh dengan cara melihat daerah keputusan untuk taraf kesalahan 1%, 5%, atau 10% (Sugiyono, 2008). Jika ρ hitung > ρ tabel , maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima (tolak Ho, terima Ha). Artinya tiap variabel bebas yaitu pendidikan atau pelatihan, berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme medical representative di PT. Interbat.
Jika ρhitung < ρtabel , maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak (terima Ho, tolak Ha). Artinya masing-masing variabel bebas yaitu pendidikan atau pelatihan, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme medical representative di PT. Interbat.
80