BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1
Metode penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen melakukan tes
awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat peningkatan dan pengujian statistik.
1.2
Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah “pre test and post test design”.
Dengan rancangan gambar sebagai berikut. Pre test
Treatment
Post test
O1
X
O2
Keterangan: O1 X O2
: Tes awal kemampuan power otot tungkai pada olahraga karate. : Pemberian tindakan / Latihan. : Tes akhir kemampuan power otot tungkai pada olahraga karate.
1.3
Definisi operasional variable Untuk memperoleh gambaran yang
tentang variabel yang akan diteliti
dalam penilitian ini, maka secara operasional dibatasi sebagai berikut: Power otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan secara maksimal dari otot – otot tungkai untuk mengatasi tahanan atau beban atau melakukan kerja dalam waktu yang secepat mungkin. Pelatihan Double leg speed hops adalah bentuk latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dengan gerakan meloncat ke atas dan ke depan dengan kedua kaki di bawah pantat serta posisi kedua kaki selalu bersamaan baik pada saat tumpuan maupun mendarat.
1.4
Tempat dan Waktu Pelitian Tempat penelitian adalah GOR FIKK, waktu penelitian di laksanakan
selama 2 bulan dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu.
1.5
Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Atlit karate Putra
Dojo Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 32 orang. Sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu jumlah dari populasi yang ada berjumlah 20 orang.
1.6
Tekhnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes
kemampuan power otot tungkai dengan tes Jump - DF dari ( Ismaryati, 2008 ).
Gambar 2. Ilustrasi test jump – DF dari ( Ismaryati, 2008 ). Langkah – langkah pelaksanaan test jump – DF dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut : 1. Atlit berdiri tepat diatas alat ukur test jump – DF, dengan posisi badan tegak. 2. Setelah ada aba – aba yang berupa bunyi dari alat ukur test jump – DF “ teet.!”, maka atlit melompat dengan kedua kaki setinggi – tingginya di tempat. 3. Lihatlah tersebut.
angka yang ditunjukan pada layar angka, kemudian catat hasil
4. Lakukan gerakan yang sama sebanyak 2 kali lompatan. 5. Catat hasil yang paling tinggi diantara 2 kali pengulangan. Tabel 1. Standarisasi Nilai Jump – DF Test Peringkat Sangat baik Sangat baik Atas rata-rata Rata-rata Bawah rata-rata Kurang Sangat kurang
laki-laki (inci) > 28 24 – 28 20 – 24 16 – 20 12 – 16 8 – 12 <8
laki-laki (cm) > 70 61-70 51-60 41-50 31-40 21-30 < 21
Gambar 3. Metode Latihan double leg speed hops James C. Radclife & Robert C. Farentinos ( 1985:34 )
Langkah-langkah pelaksanan latihan double leg speed hops 1. Posisi badan setengah berjongkok, punggung lurus, pandangan kedepan, kedua tangan berada disamping. 2. Kemudian melompat dengan maksimal dan lambungan yang tinggi. 3. Pada saat melayang diudara, kedua kaki ditekuk sehingga dapat menyentuh bagian pantat.
4. Saat mendarat gunakan kedua kaki, dan kemudian lakukan tumpuan kembali untuk melompat. 5. Lakukan gerakan tersebut dengan jarak 25 Meter. 6. Lompatan dilakukan sebanyak 5 – 6 set dengan jumlah pengulangan 1 – 6 kali dengan periode istirahat 1 – 2 menit di sela - sela set.
1.7
Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh pelatihan double leg speed hops terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai, digunakan teknik statistik uji t. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
t
Md X 2d N ( N 1)
Arikunto, (2006: 306) Untuk mengetahui
S
atau varians gabungan, rumus yang digunakan
sebagai berikut : 2 S
2 2 n S S 11 1 n 21 2 n 1 n 2 2
Kriteria pengujian : Terima H0 jika :
t11 t t11 dengan taraf nyata 2 2
0,05dengan
derajat kebebasan dk = N 1 . Sebelum dilakukan pengujian, perlu ditetapkan hipotesis statistik yang akan di uji yaitu :
H0 :
1
2
:
Tidak terdapat pengaruh pelatihan double leg speed hops terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai pada olahraga karate, atlit karate Gorontalo di lingkungan Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
HA :
1
2
:
Terdapat pengaruh pelatihan double leg speed hops terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai pada olahraga karate, atlit karate Gorontalo di lingkungan Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistika parametrik, maka pengujian normalitas data dan homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang normal dan homogen. Uji normalitas distribusi data dapat dilakukan menggunakan chi kuadrat dengan rumus :
x2
Oi
Ei
2
Ei
Kriteria pengujian : Terima 2 hitung
hipotesis 2 daftar 1
k 3
varians
dengan
taraf
populasi
nyata
normal 0,05
serta
jika: derajat
kebebasan dk = k – 3. Sedangkan uji homogenitas dapat dilakukan menggunakan uji Bartlett, dengan rumus sebagai berikut:
2
2 In 10 B n Log S i 1 i
Sudjana, ( 2005 : 263) Kriteria pengujian : Terima hipotesis varians populasi homogen jika : dengan taraf nyata
2 2 hitung daftar 1 k1
0,05 serta derajat kebebasan dk = k – 1.
Keterangan simbol :
Md = Nilai rata-rata dari perbedaan pre test dengan post test (post test- pre test) Xd
= Deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑x²d
= Jumlah kuadrat deviasi
S2
= Varians
S
= Varians gabungan
n
= Jumlah sampel 2
B
= Chi kuadrat = Harga satuan B
ln10 = Logaritma asli dari bilangan 10 yaitu ; 2,3026