BAB III METODE PENELITIAN
1.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Ruas Jalan Trans Sulawesi Kecamatan
Isimu Km 55 sampai dengan Kecamatan Paguyaman Km 68. Lokasi penelitian seperti pada Gambar 3.1.
Lokasi survei
Jln. Trans Sulawesi
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (http://maps.google.co.id), 23 Juli 2012. Keterangan: 1.2
Alat
1. Alat yang digunakan: a. Rol meter b. Kertas c. Pensil/pulpen d. Dynamic Cone Penetrometer (DCP) 20
21
1.3
Data Penelitian Data yang dipakai adalah data sekunder yaitu data yang didapat langsung
dari lapangan, diantaranya: 1. Data pembacaan dari alat DCP 2. Data CBR lapangan 1.4
Tahapan Penelitian Secara ringkas langkah-langkah penelitian terlihat dalam bagan alir seperti
pada Gambar 3.2.
Mulai
Survei Pendahuluan: 1. Penentuan Lokasi 2. Studi Pustaka
Pelaksanaan Survei
Pengumpulan data sekunder: Data DCP
Data Lengkap Ya Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian
Tidak
22
1.5
Analisis Data Untuk menganalisa nilai koefisien reaksi tanah dasar pada ruas jalan Isimu -
Paguyaman dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari nilai CBR lapangan dilakukan dengan cara membagi beberapa titik pengujian dengan menggunakan alat DCP 2. Tiap titik pengujian yang telah didapat nilai CBR, dianalisa dengan 2 cara yaitu cara grafis dan analitis.
1.6
Proses Pelaksanaan Penelitian
1.6.1 Spesifikasi Alat DCP Konus
: Baja yang diperkeras dengan diameter 20 mm dan sudut kemiringan 60°
Penumbuk (Hammer)
: Berat 8 kg dengan tinggi jatuh 575 mm
Mistar Penetrasi
: Tinggi 100 cm
Stang Penetrasi
: Diameter 16 mm
1.6.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui daya dukung tanah dinyatakan dalam nilai CBR dengan satuan (%).
Gambar 3.3 Alat DCP (Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, 2007)
23
3.6.3 Prosedur Pemeriksaan 1. Letakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji; 2. Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar yang rata dan stabil, kemudian catat pembacaan awal pada mistar pengukur kedalaman; 3. Mencatat jumlah tumbukan; a. Angkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati sehingga menyentuh batas pegangan; b. Lepaskan penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan; c. Lakukan langkah-langkah pada 3.2.1,.3).a) dan 3.2.1,.3).b) di atas, catat jumlah tumbukan dan kedalaman pada formulir 1-DCP, sesuai ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk lapis fondasi bawah tanah atau tanah dasar yang terdiri dari bahan yang tidak keras maka pembacaan kedalaman sudah cukup untuk setiap 1 tumbukan atau 2 tumbukan; 2. Untuk lapis fondasi yang terbuat dari bahan berbutir yang cukup keras, maka harus dilakukan pembacaan kedalaman pada setiap 5 tumbukan sampai dengan 10 tumbukan; d. Hentikan pengujian apabila kecepatan penetrasi kurang dari 1 mm/3 tumbukan. Selanjutnya lakukan pengeboran atau penggalian pada titik tersebut sampai mencapai bagian yang dapat diuji kembali; 4. Pengujian per titik, dilakukan minimum duplo (dua kali) dengan jarak 20 cm dari titik uji satu ke titik uji lainnya. Langkah-langkah setelah pengujian: a. Siapkan perlatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas; b. Angkat penumbuk dan pukulkan beberapa kali dengan arah ke atas sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas permukaan tanah; c. Lepaskan bagian-bagian yang tersambung secara hati-hati, bersikan alat dari kotoran dan simpan pada tempatnya; d. Tutup kembali lubang uji setelah pengujian.
24
3.6.4 Cara penentuan CBR Pencatatan hasil pengujian dilakukan menggunakan formulir pengujian penetrometer konus dinamis (DCP). a. Periksa hasil pengujian lapangan yang terdapat pada formulir pengujian penetrometer konus dinamis (DCP) dan hitung akumulasi jumlah tumbukan dan akumulasi penetrasi setelah dikurangi pembacaan awal pada mistar penetrometer konus dinamis (DCP); b. Gunakan formulir hubungan kumulatif (total) tumbukan dan kumulatif penetrasi, terdiri dari sumbu tegak dan sumbu datar, pada bagian tegak menunjukan kedalaman penetrasi dan arah horizontal menunjukan jumlah tumbukan; c. Plotkan hasil pengujian lapangan pada salib sumbu di grafik pada grafik hubungan kumulatif (total) tumbukan dan kumulatif penetrasi; d. Tarik
garis
yang
mewakili
titik-titik
koordinat
tertentu
yang
menunjukkan lapisan yang relatif seragam; e. Hitung kedalaman lapisan yang mewakili titik-titik tersebut, yaitu selisih antara perpotongan garis-garis yang dibuat pada 3.2.2.d), dalam satuan mm; f. Hitung kecepatan rata-rata penetrasi (DCP, mm/tumbukan atau cm/tumbukan) untuk lapisan yang relatif seragam; Nilai DCP diperoleh dari selisih penetrasi dibagi dengan selisih tumbukan. g. Gunakan gambar grafik atau hitungan formula hubungan nilai DCP dengan CBR dengan cara menarik nilai kecepatan penetrasi pada sumbu horizontal ke atas sehingga memotong garis tebal untuk sudut konus 60° atau garis putus-putus untuk sudut konus 30°; h. Tarik garis dari titik potong tersebut ke arah kiri sehingga nilai CBR dapat diketahui
25
Gambar 3.5 Hubungan kumulatif tumbukan dan kumulatif penetrasi (pedoman bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, 2007).
Gambar 3.5 Hubungan nilai DCP dengan CBR (pedoman bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, 2007).
26
3.6.5 Cara Penentuan Nilai Koefisien Reaksi Tanah dasar (k) a. Periksa hasil nilai CBR yang sudah didapat. Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah dasar minimum 6%. b. Setelah didapat nilai CBR masukkan dalam rumus nilai koefisien reaksi tanah dasar (k). c. Kemudian rigid pavement menggunakan Wet lean concrete dibawah pelat beton tebal 7 cm.
Lapis subbase
: Cement aggregate mixture
Loss of Support
: LS = 1
d. Plotkan hasil nilai k yang sudah didapat dari rumus pada grafik koreksi effective modulus of subgrade reaction, dengan gambar 3.6 maka nilai k dapat diketahui. e. Dalam literatur Highway Engineering, Clarkson H Oglesby, R Gary Hicks, Stanford University dan Oregon State University, 1996 (Gambar 3.7) maka nilai k dapat diketahui.
Gambar 3.6. Koreksi Modulus Efektif Reaksi Tanah Dasar untuk Potensial Hilangnya Dukungan Fondasi Bawah, (Suryawan, 2009).
27
Gambar 3.7 Hubungan antara (k) dan (CBR), (Oglesby dan Hicks 1996, dalam Suryawan 2009).