BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Pendekatan positivistik digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian mengenai implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar ini memerlukan data yang akurat berdasarkan bukti-bukti empirik dan dapat diukur disertai analisis secara statistik. Seperti yang diungkapkan Arifin (2012:15) bahwa “pendekatan positivistik pada umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif, dimana prosesnya berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur”. Sejalan dengan itu, Sugiyono (2013:14) menyatakan bahwa: Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian berlandaskan filsafat positivisme (memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklarifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat), digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik... Dalam penelitian ini peneliti ingin mendapatkan indormasi/ data yang akurat dan dapat diukur dari suatu populasi, dalam hal ini adalah Sekolah Dasar di kota Bandung yang telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013.
2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif jenis survey. Menurut Sukmadinata (2012: 72) metode deskriptif adalah metode yang berusaha untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Sedangkan menurut Arifin, 57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 36
Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
“Penelitian survey merupakan penelitian yang bertujuan bukan hanya untuk mengetahui suatu fenomena, tetapi juga untuk menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan kriteria atau standar yang sudah ditentukan” (Arifin, 2012:42). Pemilihan metode deskriptif jenis survey dalam penelitian ini didasari oleh maksud dari penelitian yang ingin mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kota Bandung.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Populasi merupakan keseluruhan kumpulan unit yang menjadi subjek penelitian.
Menurut
Sugiyono
(2013:117)
“Populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013 di wilayah Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, pada tahun ajaran 2013/2014, terdapat 14 Sekolah Dasar yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Bandung.
Tabel 3.1 Sekolah Usulan Piloting Kurikulum 2013 Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2013 No
Nama Sekolah
Alamat
1 2
SDPN PAJAGALAN 58 SDN CICABE
JL. PAJAGALAN NO. 58 JLN.H.ABDUL HAMID NO. 66
3
SDN CEMPAKA
JL. UMAR BIN
Jumlah Guru Kelas I & IV 7 7 4
57/ S1/ KTP/ JUNI 2014
Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
ARUM
KHOTTOB
4
SDN ANDIR KIDUL
JL. YUPITER NO. 92 A
5
5
SDN MARGAHYU RAYA BLOK I
JL. YUPITER NO. 92 A
11
6
SDN ASMI
JL.ASMI NO. 2
10
7
7 SDN HALIMUN
8 9
SDN RANCALOA SDPN SABANG
JL. HALIMUN NO.46 BANDUNG JL. CIPAMOKOLAN NO 62 JLN SABANG NO. 2
10
11 6
SDN RAYA BARAT
JL JEND SOEDIRMAN NO 587
SDPN SETIABUDI
JL. SARIRASA BLOK 4 SARIJADI
11
5
12
SDN TILIL
13
SD MUHAMMADIYAH 7
14
12
JL. PUYUH NO. 2
SD SANTO YUSUF
8 10
JLN. KADIPATEN RAYA NO. 4-6 JL. JAWA NO. 2
4 107
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung
2. Sampel Penelitian Menurut Sukmadinata (2012:250), “sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulannya”. Sedangkan Arifin (2012:215) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sumber data sebagai wakil dari populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Adapun
cluster dalam penelitian ini adalah sekolah. Darmadi
(2013:61) mengemukakan bahwa “sampel cluster adalah pemilihan sampel 57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
dimana yang dipilih secara random bukan individual, tapi kelompokkelompok”. Adapun dalam penelitian ini, peneliti mengikuti langkah-langkah pemilihan sampel secara cluster menurut Darmadi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menentukan dan mendefinisikan populasi Menentukan Jumlah sampel yang dikehendaki Menentukan dan mendefinisikan cluster secara logis Mendaftar cluster yang ada dalam populasi Menafsirkan jumlah rata-rata anggota populasi dalam setiap cluster Menentukan jumlah cluster yang diperlukan dengan membagi besarnya sampel dengan ukuran cluster yang ditaksir 7. Memilih secara random cluster yang dibutuhkan 8. Memasukan pada penyelidikan itu semua anggota populasi pada tiap cluster yang dipilih Dari empat belas sekolah dengan rata-rata 7 orang guru kelas I dan IV pada tiap sekolah, peneliti memilih empat sekolah yang dibutuhkan secara random. Pemilihan empat sekolah sebagai sampel penelitian berdasarkan pertimbangan menurut Darmadi (2013:57) bahwa “untuk jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 sampai 150 subjek, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak lebih kurang 25%-30%”. Jadi empat sekolah dengan jumlah guru sebanyak 37 orang guru sudah cukup mewakili populasi.Data sampel penelitian disajikan dalam tabel berikut Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian No
Nama sekolah
Alamat
Jumlah Guru Kelas 1&IV
1.
SDN CICABE
2.
SDPN SABANG
3.
SDN ASMI
4.
SDN HALIMUN
JLN.H.ABDUL HAMID NO. 66 JLN SABANG NO. 2
7 11
JL.ASMI NO. 2
10
JL. HALIMUN NO.46 BANDUNG
7
Jumlah
35 57/ S1/ KTP/ JUNI 2014
Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
C. Definisi Operasioanal 1. Implementasi Pembelajaran Implementasi adalah pelaksanaan dari suatu perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Implementasi dalam penelitian ini berupa perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran pendekatan tematik terpadu dalam rangka implementasi kurikulum 2013 di satuan pendidikan Sekolah Dasar. Dalam
kebijakan
pembelajaran tematik
implementasi dimulai
dari
kurikulum
2013,
perencanaan
penyusunan rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Penentuan tema, pemetaan kompetensi dasar dan jaringan tema telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini disebutkan dalam panduan teknis penyusunan RPP di Sekolah dasar oleh Kemdikbud (2013:12) bahwa “Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan peserta didik, tetapi sudah ditetapkan oleh pemerintah, bahkan silabus tematik, buku guru dan buku siswa telah disediakan oleh pemerintah”. Dalam penelitian ini,
perencanaan
pembelajaran
meliputi
prosedur
penyusunan
RPP
danPengembangan komponen pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputipenerapan pendekatan saintifik, pemanfaatan alat/bahan/sumber belajar dan pengelolaan kelas. Penilaian pembelajaran meliputi penerapan penilaian otentik. Selain itu peneliti pun meneliti kesulitan dan upaya dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu.
2. Tematik Terpadu Tematik
terpadu
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema sehingga pembelajaran menjadi utuh. Dengan demikian, peserta didik akan mendapat pengertian selama proses dan materi yang tidak terpecah57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
pecah. Tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang disarankan di tingkat sekolah dasar dalam Kurikulum 2013.
3. Sekolah Dasar Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Sekolah dasar dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kota Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 yang di implementasikan di kelas 1 dan 4.
D. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu angket atau kuisioner. Menurut Sukmadinata (2012:219) “Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanyajawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpul datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden”. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk campuran yang merupakan gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Angket campuran ini digunakan untukmengumpulkan data mengenai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam implementasi pembelajaran tematik dan upaya dalam mengatasi kesulitan implementasi pembelajaran tematik terpadu.
E. Teknik Analisis Data Pengolahan data untuk proses penarikan kesimpulan perlu dilakukan mengingat data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, mnyajikannya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkannya.
57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Analisis ini menggunakan perhitungan persentase. Teknik persentase digunakan untuk mengetahui banyaknya responden yang menjawab suatu item dalam pertanyaan angket. Melalui teknik prosentase ini peneliti dapat mempresentasekan setiap jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti. Teknik persentase ini menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑃=
𝐹 𝑥 100 𝑁
Keterangan: F
= Frekuensi yang diperoleh
N
= Jumlah seluruh data
Untuk memperoleh penafsiran maka persentase dari kemungkinan jawaban yang dipilih ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penafsiran Prosentase Persentase
Penafsiran
0%-1%
Tidak ada
1%-25%
Sebagian kecil
26%-49%
Kurang dari setengahnya
50%
Setengahnya
51%-75%
Lebih dari setengahnya
76%-99%
Sebagian besar
100%
Seluruhnya
(Sumber: Arikunto dalam Nugraha,2006: 49)
57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
F. Prosedur PelaksanaanPenelitian 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah; menyusun serta konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan dosen pembimbing, membuat instrumen penelitian dan mengurus surat perizinan penelitian.
2. Tahap Uji Validitas dan Keterbacaan Instrumen Uji validitas berkenaan dengan kesesuaian alat ukur terhadap konsep yang diukur. “Validitas suatu menunjuk sejauh mana suatu alat mengukur apa yang hendak diukur” (Ary dkk, 2011:293). Penelitian ini menggunakan instrumen non-tes yang bersifat mengimpun data, maka cukup dilakukan dengan validitas isi dan validitas konstruk. Hidayati (2009: 508) menyatakan “untuk penggunaan instrumen non tes yang bersifat menghimpun data dalambentuk naratif atau nominal cukup dilakukan dengan validitas isi atau konstruk”. a. Validitas Isi Validitas isi menunjukan kemampuan instrumen penelitian dalam mengungkap atau meneliti semua isi yang hendak diukur. Sukmadinata 2012:229) menyatakan “Validitas isi berkenaan dengan isi dan format instrumen, apakah instrumen tepat mengukur apa yang hendak diukur dan apakah butir pertanyaan telah mewakili aspek yang hendak diukur”. Menurut Ary (2011:296), “validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
angka,
pengesahan
validitas
isi
didasarkan
pada
pertimbangan”.Menurut Furchan, Jika penilai itu sepakat bahwa butir instrumen sudah mencerminkan wilayah isi dengan memadai, maka instrumen tersebut dapat dikatakan telah memiliki validitas isi. Agar memenuhi validitas isi, peneliti meminta pertimbangan (judgement) dari pakar yaitu kepada pembimbing skripsi dengan telaah kisi-kisi dan item pertanyaan apakah materi instrumen sudah baik dan sesuai dengan objek yang akan diteliti. 57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
b. Validitas konstruk Validitas
konstruk berkenaan dengan kesanggupan instrumen
penelitian dalam mengukur pengertian dalam materi yang diukurnya. Pengujian validitas konstruk hampir sama dengan validitas isi yaitu dengan menggunakan bantuan ahli. Menurut Sugiyono (2013:182) “Secara teknis pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen”. Dalam memenuhi validitas konstruk, peneliti meminta bantuan pembimbing skripsi.
c. Uji Keterbacaan Instrumen Setelah pengujian isi dan konstruksi dari ahli maka diteruskan dengan ujicoba instrumen. Arikunto (2009:178) mengemukakan mengenai tujuan uji coba instrumen bukan tes bahwa tujuan uji coba instrumen bukan tes tidak dimaksudkan untuk mengetahui validitas karena biasanya instrumen-instrumen tersebut sudah disusun atas dasar kisi-kisi dari variabel. Adapun tujuan adalah untuk mengetahui keterbacaan atau tingkat pemahaman responden terhadap instrumen. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan instrumen oleh pengguna.
Uji keterbacaan
instrumen dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas atau kejelasan kalimat yang dipakai dalam setiap item pertanyaan.
3. Tahap pengumpulan data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mendata jumlah guru SD yang akan dijadikan sumber data penelitian, dilanjutkan dengan penyebaran angket ke sekolah serta mengumpulkan hasil angket.
57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
4. Pengolahan Data Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan hasil penyebaran angket. Hasil pengolahan data penelitian dibuat
penafsiran serta
kesimpulannya yang akan menjadi hasil atau kesimpulan penelitian.
5. Tahap Pelaporan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaporan adalah: a. Merumuskan hasil penelitian b. Menyusun laporan dalam bentuk skripsi c. Laporan skripsi diajukan kepada tim penguji
57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Eliza Barokah, 2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu