38
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.1 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.2 Model pembelajaran Numbered Head Together dan Problem Based Learning dalam RPP yang berbeda, masing-masing model disesuaikan dengan sub pokok materinya, yaitu RPP pertama menggunakan model Numbered Head Together, RPP II dan III menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Palangka Raya pada kelas VIII-4 semester II tahun ajaran 2013/2014. Pelaksanaan Penelitian selama 2
1
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 12 2
Suharsimi, Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 309
38
39
bulan, dimulai pada bulan 03 Januari sampai 03 Maret 2014 terhitung dari waktu uji coba soal. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 6 Palangka Raya pada tahun 2013/2014 yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah total siswa 256 orang dengan jumlah siswa untuk masing-masing kelas tercantum dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Data siswa SMP Negeri 6 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 Jumlah Siswa Nilai Jumlah Kelas Rata-rata Total Laki-laki Perempuan VIII-1 20 13 33 69 VIII-2 18 14 32 64 VIII-3 20 13 32 63 VIII-4 10 20 30 61 VIII-5 19 14 33 62 VIII-6 17 16 30 64 VIII-7 19 14 33 63 VIII-8 18 15 33 61 Jumlah 141 119 256 Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 6 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 117
40
2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.4 Peneliti dalam mengambil sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika penelitian mempunyai pertimbangan–pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.5 Kelas yang dipilih adalah kelas yang memiliki keragaman kemampuan akademik (pintar, sedang, dan kurang pintar). Peneliti menetapkan kelas VIII-4 sebagai sampel penelitian, karena berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru yang bersangkutan bahwa kelas VIII-4 merupakan kelas unggulan dari 8 kelas yang ada di SMPN-6 Palangka Raya, serta jumlah siswa di kelas VIII-4 genap yaitu 30 siswa sehingga mempermudah siswa untuk membentuk kelompok. D. Tahap-tahap Penelitian Peneliti dalam melakukan penelitian ini menempuh tahap-tahap sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan Penelitian Tahap persiapan meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Menetapkan tempat penelitian b. Memohon izin penelitian pada instansi terkait c. Membuat instrumen penelitian d. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian 4
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Alfabeta, 2004,h. 56
5
Ibid,h.63
41
e. Menganalisis data uji coba intrumen 2) Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada tahap ini dilakukan sebagai berikut : a)
Mengajarkan materi Usaha dan Energi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan Problem Based Learning.
b) Memberikan tes akhir (soal THB kognitif) pada sampel setelah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together dan Prolem Based Learning. c)
Memberikan angket respon siswa pada sampel setelah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dan Problem Based Learning.
d) Tahap Analisis Data Analisis data ini dilakukan setelah data-data terkumpul, adapun langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Menganalisis data pengamatan pengelolaan pembelajaran usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head together dan Problem Based Learning) b. Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head together dan Problem Based Learning) c. Menganalisis jawaban siswa pada THB kognitif untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan
42
pembelajaran usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head together dan Problem Based Learning) d. Menganalisis data respon siswa terhadap usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head together dan Problem Based Learning) e) Tahap Kesimpulan Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan untuk mendeskripsikan upaya perbaikan pembelajaran usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas VIII-4 SMP Negeri 6 Palangka Raya semester II Tahun Ajaran 2013/2014. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, lembar pengamatan, tes hasil belajar (THB), angket respon dan dokumentasi. 1. Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.6 Observasi dilakukan peneliti pada awal penelitian untuk meminta izin di sekolah yang dituju serta melihat kondisi dan keadaan sekolah yang nanti akan dijadikan tempat penelitian.
6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005,
h. 92
43
2. Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah di tentukan.7 Wawancara digunakan sebagai bukti dan menambah data keterangan tentang keadaan pembelajaran disekolah tersebut secara tertulis dan face to face. 3. Lembar Pengamatan Lembar pengamatan meliputi lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika dan lembar pengamatan aktifitas siswa melalui pembelajaran Usaha dan Energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning). Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran diisi oleh dua orang pengamat yaitu 1 orang dosen IAIN dan 1 orang guru fisika SMP Negeri 6 Palangka Raya, sedangkan lembar pengamatan aktifitas siswa di isi oleh empat orang pengamat.
7
Ibid., h.76
44
4. Tes Hasil Belajar (THB) Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif Indikator Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan
Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Siswa dapat menyebutkan bentuk-
Aspek
No. Soal
C1
1
C2
2
C3
3
C3
4
C2
5
C2
6
C2
7
C1
8
C2
9
C1
10
bentuk energi 2. Siswa dapat mencontohkan bentuk-
contohnya dalam
bentuk energi dalam kehidupan
kehidupan sehari-
sehari-hari
hari Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan
1. Menerapkan konsep energi dalam kehidupan sehari-hari 2. Menentukan proses terjadinya perubahan energy
sehari-hari Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda yang bergerak
1. Siswa dapat menjelaskan konsep energi kinetik 2. Siswa dapat menjelaskan konsep energi potensial 3. Siswa dapat membedakan energi kinetik dan energi potensial dalam kehidupan sehari-hari
Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui
1. Siswa dapat menyebutkan hukum kekekalan energi 2. Siswa dapat menyebutkan contoh
contoh dalam
hukum kekekalan energi dalam
kehidupan sehari-
kehidupan sehari-hari
hari Menjelaskan kaitan antara
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian usaha
45
energi dan usaha
2. Siswa dapat menjelaskan macam-
C2
11
C3
12
C2
13
C1
14
C2
15
C3
16
macam usaha yang ada dalam kehidupan sehari-hari 3. Siswa dapat menghitung soal matematis yang berhubungan dengan usaha 4. Siswa dapat menjelaskan adanya hubungan antara usaha dan energi Menunjukkan penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian daya 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan persamaan antara daya (P), usaha (W), dan waktu (t) 3. Siswa dapat menghitung soal-soal yang berhubungan dengan daya dan usaha
Tes hasil belajar (THB) siswa berbentuk tes tertulis yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dari hasil belajar, berupa soal-soal berbentuk uraian yang disusun peneliti dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pokok bahasan usaha dan energi. Sebelum digunakan tes hasil belajar kognitif dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, uji daya serta tingkat kesukaran soal dengan menggunakan ANATES.
46
5. Angket Angket respon siswa terhadap pembelajaran usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) diisi oleh siswa setelah pertemuan terakhir. Angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian serta kemudahan memahami komponen– komponen: materi/isi pelajaran, format materi lembar bacaan, gambar– gambarnya, suasana belajar dan cara guru mengajar serta strategi yang digunakan. 8 6. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.9 F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran Usaha dan Energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning). Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran ini diisi oleh dua orang
8
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif–Progresif : Konsep, Landasan, Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta : Kencana,2009, h. 242 9
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, h. 105
47
pengamat yaitu 1 orang dari IAIN dan 1 orang guru fisika SMP Negeri 6 Palangka Raya. b. Lembar pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran Usaha dan Energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning). Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran selama penerapan pembelajaran Usaha dan Energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) yang diisi oleh pengamat yang memungkinkan dia dapat mengamati dan mengikuti seluruh pelajaran dari awal sampai berakhirnya pembelajaran. c. Instrumen tes hasil belajar (THB) kognitif berguna untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa pada materi pokok Usaha dan Energi setelah diajarkan dengan pembelajaran multimodel (Numbered Head Together dan Problem Based Learning). Tes hasil belajar kognitif sebelum digunakan, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. d. Respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa yang diberikan pada akhir penelitian untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran Usaha dan Energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning).
48
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu dengan memberikan skor sesuai dengan item yang dikerjakan dalam penelitian. 1. Data Pengelolaan Pembelajaran Data
pengelolaan
pembelajaran
Usaha
dan
Energi
dengan
multimodel (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif persentase (%), yakni berdasarkan nilai yang diberikan oleh 2 orang pengamat (P1 dan P2) pada lembar pengamatan kemudian diambil reratanya dapat dilihat dilampiran. Nilai rerata dapat dihitung dengan rumus : 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃1+𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃2
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑅 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
(𝑁)
Nilai persentase dihitung menggunakan rumus:10 R
NP = SM x 100 % Keterangan: NP
= Nilai yang diharapkan/ Nilai Keterlaksanaan RPP
R
= Jumlah skor yang diperoleh dari pengamat
SM
= Skor maksimum
2. Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Untuk data aktifitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus: Persentase aktifitas siswa =
10
A B
x 100%
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, h. 102
49
Keterangan :
A = jumlah skor yang diperoleh pengamat B = jumlah skor maksimal11
3. Tes Hasil Belajar (THB) Data tes hasil belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketuntasan hasil belajar fisika siswa dalam aspek kognitif setelah pembelajaran usaha dan energi dengan mul timodel (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dianalisis dengan menggunakan ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal terhadap TPK yang ingin dicapai. a) Ketuntasan Individu Tingkat ketuntasan belajar masing-masing siswa dianalisis dengan menghitung persentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara individual. Guru mata pelajaran fisika di SMP Negeri-6 Palangka Raya mengatakan ketuntasan individu dikatakan tuntas bila persentase yang dicapai sebesar > 65%. Ketuntasan individu menggunakan rumus :12 KB =
T Tt
× 100%
Keterangan: KB = Ketuntasan belajar individu T = Jumlah skor benar yang diperoleh siswa Tt = Jumlah skor total
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: kencana, 2010, h. 241 12
Ibid
50
b) Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas dalam kelas VIII-4, apabila secara keseluruhan siswa yang tuntas mencapai ≥75%.13 Ketuntasan klasikal menggunakan rumus :14 Ketuntasan klasikal (P) = [
Banyaknya siswa yang tuntas Banyaknya siswa
] × 100%
c) Ketuntasan TPK Suatu TPK dikatakan tuntas, apabila siswa yang mencapai TPK tersebut ≥ 65% untuk jumlah siswa sebanyak n orang, rumus persentasenya adalah sebagai berikut ;15 TPK = [
Jumlah siswa yang mencapai TPK tersebut Banyaknya siswa
] × 100%
4. Data Respon Siswa Menganalisis data respon siswa dengan menggunakan frekuensi relatif (angka persen) dengan rumus sebagai berikut ;16 𝑓
𝑃 % = 𝑁 𝑥 100% Keterangan: P(%) = Frekuensi relatif (angka persenan) f
= Frekuensi tiap aktifitas
13
Hasil observasi di SMPN-6 Palangka Raya, 1 November 2013
14
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005,
hal.55 15
Ibid,
16
Ibid, h. 43
51
N
= Jumlah frekuensi banyaknya respon
H. Teknik Keabsahan Data Data yang diperoleh dikatakan absah apabila alat pengumpul data benar-benar valid dan dapat diandalkan dalam mengungkapkan data penelitian. Instrumen yang sudah diuji coba ditentukan kualitasnya dari segi validitas, reliabilitas soal, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 1. Validitas Kualitas perangkat pembelajaran dilihat dari validitas perangkat pembelajaran. Validitas diperoleh dari data validasi yang dilakukan oleh dua orang ahli. Data validasi dikumpulkan dengan instrumen berupa validasi RPP, validasi LKS, dan validasi THB. Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.17 Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukuran yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.18 Dalam penelitian ini menentukan koefisien validitas butir soal menggunakan rumus Pearson Product Moment, sebagai berikut: r hitung =
𝑛 Σ𝑋𝑌 − Σ𝑋 .(Σ𝑌) { 𝑛 .Σ𝑋 2 −
Σ𝑋)2 .{ 𝑛 .Σ𝑌 2 − (Σ𝑌)2 }
dimana:
17
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabelitas, dan Interpretasi Hasil Tes,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, h. 50 18
Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986, h. 127
52
r hitung
= koefisien korelasi product moment
Σ𝑋
= jumlah skor item
Σ𝑌
= jumlah skor total (seluruh item)
St
= standar deviasi skor total
n
= jumlah responden
Guna memberikan keputusan terhadap validitas butir, maka dalam penelitian ini indeks korelasi (rxy) dibandingkan dengan r tabel. Bila mana koefisien
korelasi
hasil
perhitungan
tersebut
signifikan
(dapat
digeneralisasikan) atau tidak maka perlu dibandingkan dengan r tabel, dengan taraf kesalahan tertentu.19 Hasil analisis butir soal dengan Anates diperoleh, 13 soal yang valid dan 7 soal tidak valid dari 20 soal THB (lihat lampiran 1.3). Dari 7 soal yang tidak valid, 3 daintaranya di revisi sehingga dapat di gunakan menjadi soal THB penelitian sedangkan 4 lainnya di buang karena sudah ada soal yang mewakili tujuan pembelajaran. (lihat lampiran 3.2 hal.163) 2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.20
19
Sugiono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2006, h.213 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.178. 20
53
Menentukan reliabel pada soal essay peneliti menggunakan program ANATES. Reliabilitas tes yang menggunakan skala Likert, tes yang menggunakan bentuk essay.21 Menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan J.P Guilford ditunjukkan berikut.22 Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Instrumen Reliabilitas 0,80 < 𝑟11 ≤ 1,00 0,60 < 𝑟11 ≤ 0,80 0,40 < 𝑟11 ≤ 0,60 0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 0,00 < 𝑟11 ≤ 0,20
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Remmers et. al menyatakan bahwa koefisien reliabilitas ≥ 0,5 dapat dipakai untuk tujuan penelitian.23 Berdasarkan hasil analisis butir soal yang dilakukan diperoleh tingkat reliabilitas instrumen Tes Hasil Belajar (THB) kognitif mengingat (C1) sebesar 0,71 sehingga kategori tinggi, tingkat reliabilitas instrumen tes hasil belajar (THB) kognitif memahami (C2) sebesar 0,80 sehingga kategori tinggi. Serta tingkat reliabilitas instrumen tes hasil belajar (THB) kognitif mengaplikasikan (C3) sebesar 0,92 sehingga dalam kategori sangat tinggi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.2 hal.163
23
21
Sugiono, Statistika untuk Penelitian, h. 138
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi ..., h.75
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabelitas, dan Interpretasi Hasil Tes,……. h. 114
54
3. Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran atau tarap kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.24 Butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Tingkat kesukaran item itu dikenal dengan istilah difficulty index (angka indek kesukaran item).25 P
B JS
26
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Banyaknya siswa yang ikut mengerjakan tes Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran27 Nilai P P < 0,3 0,3 ≥ P ≤ 0,7 P > 0,7
Kategori Soal sukar Soal sedang Soal mudah
24
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003,
h.230 25
Gito Supriadi, Pengantar Teknik Evaluasi Pembelajaran, Malang: Intimedia, 2011, h.153-154 26 26 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, h.230 27 Sumarna, Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004, h. 21
55
Analisis butir soal menggunakan ANATES menunjukkan bahwa didapatkan 1 soal kategori sangat sukar, 4 soal kategori sukar, 13 soal kategori sedang dan 2 soal kategori sangat mudah, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.2 hal. 163 4. Uji Daya Pembeda Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.28 Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda (D) setiap butir soal adalah:
B A BB PA PB JA JB
D
29
Keterangan: D
= Daya beda butir soal
JA
= Jumlah peserta tes kelompok atas
JB
= Jumlah peserta tes kelompok bawah
BA
= Banyak siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
BB
= Banyak siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
PA
=
BA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat JA
p sebagai indeks kesukaran. PB
=
BB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB
28
Suharsimi, Arikunto, Manajemen Penelitian, h. 231.
29
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 213-214
56
Kriteria daya pembeda (D) adalah: 30 D : 0,00 – 0,20 : soal tergolong jelek (gugur) D : 0,21 – 0,40 : soal tergolong cukup D : 0,41 – 0,70 : soal tergolong baik D : 0,71 – 1,00 : soal tergolong sangat baik Analisis butir soal menggunakan Anates menunjukkan bahwa didapatkan 4 butir soal kategori jelek, 9 butir soal kategori baik dan 7 butir soal kategori baik sekali, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.2 hal.163
30
Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara, 1999, h.218