BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian Periode penelitian yang digunakan adalah Lima tahun yaitu dari tahun 2011-2015. Populasi dari penelitian yang dilakukan yaitu perusahaan yang beranggotakan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara tidak langsung karena data dan informasi diperoleh dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan situs Indonesia Capital Market Directory www.icmd.com.sa.
B. Desain penelitian Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah kausal yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (Independen Variabel) terhadap Variabel terikat (Dependent variable). Penelitian ini untuk melihat pengaruh Growth, Firm Size, Profitabilitas, Leverage, Free Cash Flow dan Investmen Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
C. Definisi dan Operasionalisasi Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah tipe variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variable lain (variabel independen). Variable yang digunakan sebagai variable dependen dalam penelitian ini adalah DPR, yaitu perbandingan antara dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dengan laba per lembar saham (Dermawan Sjahrial, 2002:305). DPR dapat dihitung dengan rumus (Muhardi, 2013:65) sebagai berikut: DPR = Dividen per share Earning per share 2. Variabel Independen Variabel bebas (independen) adalah tipe variable yang menjelaskan atau mempengaruhi variable yang lain. Variabel independen yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
Growth,
Firm
Size,
Profitabilitas, Leverage, Free Cash Flow dan Invesment Opportunity Set yang dijelaskan dibawah ini: a.
Growth Rasio Pertumbuhan
(Growth Ratio) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
(Kasmir
2013:116).
Pertumbuhan
penjualan
mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
dijadikan
asumsi
untuk
memprediksi
pertubuhan
dimasa
mendatang. Ketika perusahaan
pertumbuhan penjualan perusahan tinggi, maka memilki
profitabilitas
tinggi
pula
sehingga
memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar dividen dengan jumlah yang besar, dan sebaliknya jika pertumbuhan penjualan perusahaan rendah, maka profitabilitas perusahaan juga rendah dan kemungkinan untuk membayar dividen juga rendah. ( Sumail, 2013). Harahap (2010:309) dalam Akmal et al (2016:26) menyebutkan pertumbuhan penjualan merupakan rasio yang menggambarkan prestasi pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun, dan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Sales Growth = Net Sales (t) – Net Sales (t-1)
Net Sales (t-1) t
= total penjualan tahun sekang
t-1 = total penjualan tahun sebelumnya
b.
Firm Size Size Perusahaan atau biasa disebut dengan ukuran perusahaan merupakan sebuah ukuran yang menentukan besar kecilnya suatu perusahaan.
Menurut Riyanto (2008:313) besar kecilnya
perusahaan dapat diukur dengan nilai equity, nilai total penjualan atau nilai total aktiva, Salah satunya dengan menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
perhitungan nilai logaritma total penjualan. Perbedaaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan yang besar dan kecil. (Hartono, 2000:254) Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sedangkan perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu membayar dividen yang lebih tinggi. Oleh karena itu ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen. Firms Size dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Salno dan Badriawan, 2010) dalam Hanif dan Bustaman (2017:77) Firm Size = Ln of Total Assets
b. Profitabilitas (ROA) Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Menurut Adil (2011), Profitabilitas sejak lama merupakan indikator utama dalam kapasitas perusahaan untuk membagikan dividen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi
(return)
semakin
besar,
begitupula
sebaliknya semakin kecil ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin turun oleh karena itu tingkat pengembalian investasi (return) semakin rendah. (Muammar dan Bustaman, 2017). Menurut
Kasmir
(2014:201)
ROA
menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak
berdasarkan
tingkat
asset
tertentu.
Dapat
dihitung
menggunakan rumus : ROA = Net Profit Asset c.
Leverage Menurut Jensen dan Meckling (1976) permasalahan keagenan juga dapat ditengahi dengan meningkatkan utang, karena utang dapat mengurangi perilaku manajemen yang cenderung melakukan pemborosan. Dengan adanya utang yang ditanggung perusahaan maka diperlukan kas lebih untuk pembayaran utang tersebut serta bunganya. Leverage biasanya diukur dengan Debt to Equity Ratio. DER merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
dengan modal sendiri (ekuitas) (Martono dan Harjito, 2005). Semakin besar DER menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan ekuitas, hal ini mencerminkan solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan membayar hutang rendah, hal ini berarti risiko perusahaan relatif tinggi. Risiko tinggi menyebabkan investasi saham kurang menarik (Ghesa Ramadhani, 2012). DER dapat dihitung menggunakan rumus Kieso (2015:500) sebagai berikut : DER = Total Liability Total Equity
d. Free Cash Flow Free Cash Flow dapat menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, karena perusahaan dengan arus kas bebas yang tinggi dinilai mampu menghadapi kondisi yang buruk. Menurut Jensen (1986) Free Cash Flow merupakan aliran kas sisa dari pendanaan semua proyek yang menghasilkan net present value (NPV) yang positif dan didiskontokan pada biaya modal yang relevan. Menurut Jensen (1986) pengaruh Free Cash Flow terhadap dividend payout ratio bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi Free Cash Flow maka semakin tinggi Dividend Payout Ratio atau semakin rendah Free Cash Flow maka senakin rendah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
dividend payout ratio. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith and Watts (1992) dalam Rosdini (2009) yang
menyatakan
bahwa
untuk
menghindari
terjadinya
overinvestment (Free Cash Flow problem), manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat Free Cash Flow akan berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen kepada pemegang saham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada perusahaan. FCF dapat dihitung menggunakan rumus (Kieso,2015:662) : Free Cash Flow
e.
=
Net Cash Operating Activities
-
Capital Expenditures
-
Cash Dividends
Investmen Opportunity Set Munculnya
istilah
Investmen
Opportunity
Set
(IOS)
dikemukakan oleh Myers (1977) dalam Imam Subekti dan I.W. Kusuma (2001) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana yang besar yang dibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkan perusahaan memiliki sumber
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
dana internal untuk keperluan investasi (Myers dan Majluf, 1984). Masing-masing perusahaan mempunyai IOS yang berbeda-beda tergantung dari spesifik aktiva yang dimiliki (Kester, 1986). Dalam kaitannya dengan kebijakan dividen, Siboni dan Mohammad (2015) yang menyatakan bahwa pengaruh IOS terhadap kebijakan dividen adalah positif. IOS
dapat
dihitung
menggunakan
rumus
Tobin’s
Q
(Lindenberg dan Ross, 2009:26) MVE/BVE = MC TE Dimana : MVE/BE : Rasio market to book value of equity MC : Kapitalisasi pasar (lembar saham beredar dikalikan dengan harga) TE : Total Ekuitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
TABEL 3.1 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL NO
VARIABEL
1
Dividen
2
Growth
3
4
Firm Size
Definisi Operasional Rasio jumlah pembayaran dividen yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dari laba bersih yang dihasilkan. rasio pertumbuhan penjualan perusahaan dan diukur dengan rumus sebagai berikut Rasio besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal yaitu total aktiva, ratarata tingkat aktiva.
PENGUKURAN Dividen per share Earning per share
Net Sales (t) – Net Sales (t-1)
5
Leverage
6
FCF
7
IOS
Rasio
Rasio
Net Sales (t-1) Size = Ln 0f Total Assets Atau Log nat dari total asset
ROA kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih Provitabilitas setelah pajak berdasarkan tingkat asset tertentu Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dibanding dengan modal sendiri. Rasio kas bebas perusahaan setelah dikurangi biaya operasional dan biaya lainnya terhadap asset. IOS merupakan kombinasi antara aktiva riil dan opsi investasi masa depan
SKALA
ROA = Net Profit Asset
DER = Total Liability Total Equity
FCF = Net Cash Operating Activities - Capital Expenditure - Cash Dividend IOS = Market Capitalization Total Equity
Sumber : Penelitian Terdahulu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
53
D. Populasi dan sampel penelitian Menurut margono (2010:118), “populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk Indeks LQ-45 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2015 yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam Bursa Efek Indonesuan (BEI) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Menurut Febrianto (2010) dalam perkembangannya, saham saham emiten LQ-45 selalu memiliki nilai yang baik (Positif) dan selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Akan tetapi terkadang mengalami naik turun di beberapa tahun dan perubahan tersebut masih tergolong rasional sehingga masih dipercaya oleh pemegang sahamnya dan tetap memiliki nilai perusahaan yang baik dimata publik. Adapun sampel yang diambil setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan devinisi operasional variable. Teknik pengambilan sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan anggota sampel dengan berdasarkan pada kriteria – kriteria tertentu. Adapun kriteria – kriteria yang digunakan dalam penelitian ini mencakup:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
54
1. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 yang memperoleh profit secara konsisten selama periode 2011-2015 2. Perusahaan yang memiliki informasi berkaitan dengan pengukuran variabel yang digunakan selama periode 2011-2015. 3. Terdapat pembagian dividen tunai secara konsisten pada perusahaan yang akan dijadikan sampel. Tabel 3.2 No
Sampel Kriteria
1
Kualifikasi sampel Emiten dalam indeks LQ-45 yang terdaftar dalam BEI selama periode 2016
2
perusahaan yang tidak konsisten membagikan dividen selama periode 2011-2015
4
5
Perusahaan yang konsisten membagikan dividen dan memiliki informasi berkaitan dengan pengukuran variabel yang digunakan selama periode 2011-2015 Jumlah sampel yang digunakan 21 x 5 tahun
Jumlah Emiten 45
(24)
21
105
Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2016
Dari tabel 3.2 bisa dilihat dari tahun 2011-2015 terdapat sekitar 45 perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 dan rata rata hanya setengah dari perusahaan tersebut yang membagikan dividen setiap tahunnya. Dan dari populasi tersebut, peneliti mendapatkan sebanyak 21 perusahaan dalam indeks LQ45 yang secara kontinyu membagikan dividen selama lima tahun secara berturut turut, sesuai dengan kriteria yang disampaikan sebelumnya dan untuk kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional variable.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
55
Dan berikut daftar 21 perusahaan termasuk indeks LQ-45 tersebut : Tabel 3.3 Tabel Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Sumber
Kode Perusahaan ADHI AKRA ASII BBCA BBNI BBRI BBTN BMRI CPIN GGRM INDF INTP KLBF LSIP MNCN PTBA PTPP SCMA UNTR UNVR WIKA www.idx.co.id
Nama Perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk AKR Corporindo Tbk Astra International Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Perkasa Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk Media Nusantara Citra Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) PP (Persero) Surya Citra Media Tbk United Tracktors Tbk Unilever Indonesia Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk
E. Teknik pengumpulan data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen yang sudah terjadi (laporan keuangan) di Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi documenter dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indomesia untuk tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
56
2011-2015 yang dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari perusahaan – perusahaan yang terdaftar dalam BEI tahun 2011-2015. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi keputusan yaitu dengan membaca, mempelajari literature dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. F. Metode Analisis Data Metode analisi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) 20 for windows. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gamabaran atau deskripsi secara keseluruhan data perusahaan yang dilihat dari nilai minimum, maksismum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi
antara
variabel
dependen
dengan
variabel
independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data yang baik adalah data yang memiliki probabilitas lebih tinggi dari 0,05 karena kriteria dari pengujian antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
57
1. Angka
signifikansi
(SIG)>0.05
maka
data
residiual
berdistribusi normal 2. Angka signifikansi (SIG)<0.05 maka data residual tersebut tidak berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikol bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (Independen), Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. (Ghozali , 2013 : 105). Uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan uji tolenrance value atau Variance Inflation Factor (VIF) (Ghozali, 2013 : 106). Kriteria pengujian Multikolinearitas yaitu : 1. Jika nilai Tolerance >0,10 dan VIF <10 maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. 2. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10 maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2013:139) Uji Heteroskedastisitas bertujuan
menguji
apakah
dalam
model
regresi
terjdai
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
58
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas menggunakan Uji Glejser, Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variable independen (Gujarati,
2003).
Jika
variable
signifikan
secara
statistic
mempengaruhi variable independen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013:143). d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013:110) Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Pada uji autokorelasi dapat menggunakan Uji Durbin Watson (DW-test) untuk pengujian menurut Ghozali (2013:111). Sebagai berikut : tabel 3.4 Hipotesis Durbin Warson Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autikorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Keputusan Tolak No desicison Tolak No desicison Tidak ditolak
Jika 0
59
3.
Uji Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan
tingkat
pembayaran
dividen
maka
dilakukan
pengujianpengujian hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian dibawah ini: a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi untuk mengukur proporsi variasi dalam variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan antar variabel bebas dengan variabel tidak bebas, sedangkan jika R2 =1 berarti suatu hubungan yang sempurna. Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari 2 maka digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi (Ghozali, 2013:97-98) b. Uji F Uji ini dilakukan untuk menguji variabel-variabel independen terhadap
variabel
dependen
secara
bersama-sama
(Ghozali,2013.98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( = 5%). Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah permodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
60
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = ……..= bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternative (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2 ≠……..≠bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Ho : bi = 0 (hipotesis nihil) yang berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan antar variable bebas (x i) secara simultan, dengan variabel terkait (y) 2. Ha : bi ≠ 0 (hipotesis alternatif) yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas (xi) secara simultan, dengan variabel terkait (y) 3. Tingkat singnifikansi nilai F-tabel sebesar 5%
c. Uji T Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masingmasing variabel independen secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
61
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( = 5 persen). Hipotesis no (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan no, atau : Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis Alternatif (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau HA : bi ≠ 0 Artinya, Variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. ( Ghozali, 2013:99) Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel growth, Firm Size, Provitabilitas, leverage, Free Cash Flow
dan IOS berpengaruh terhadap
tingkat pembayaran dividen pada laporan tahunan. b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara parsial variabel growth, Firm Size, Provitabilitas, leverage, Free Cash Flow dan IOS tidak berpengaruh terhadap tingkat pembayaran dividen pada laporan tahunan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
62
d. Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi (Regression). Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara tingkat pembayaran dividen dengan variabelvariabel independen. Persamaan Regresinya adalah sebagai berikut Y = a + bX1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Keterangan : Y = Kebijakan Dividen yang diprosikan dengan DPR a = Konstanta b1-b5 = Koefisien regresi dari tiap tiap variabel independen X1 = Growth X2 = Firm Size X3 = Profitabilitas X4 = Leverage X5 = Free Cash Flow X6 = Investment Opportunity Set e = Error term Dalam analisis regresi, tidak hanya mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih tetapi juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dan variabel independen. Variabel dependen diasumsukan mempunyai distribusi probabilistik dan variabel
independen
diasumsikan
(Ghozali,2013:96).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
memiliki
nilai
tetap