BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah observasional dan menggunakan pendekatan Cross Sectional, dimana variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti diambil datanya pada waktu bersamaan.23
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Rembes II Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang dengan jumlah 29 siswa. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. C. Variabel Variabel penelitian ini meliputi : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas penerangan 2. Variabel terikat Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya 3. Variabel pengganggu Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah : a. Reflektan meja belajar b. Kesilauan c. Cuaca d. Lama tidur e. Defisiensi vitamin A f. Penggunaan kaca mata bantu / softlens g. Suplai energi
D.
Definisi Operasional 1. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan di sini adalah intensitas penerangan lokal yaitu banyaknya sinar yang jatuh pada meja belajar siswa kelas 5. Sumber penerangan adalah alami ( cahaya matahari ) Satuan
: lux
Skala
: rasio
2. Kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya Yaitu kecepatan waktu reaksi siswa kelas 5 melihat rangsang cahaya yang diukur menggunakan Reaction Timer Type L. 77. Satuan
: milli detik
Skala
: rasio
3. Reflektan meja belajar Reflektan meja belajar, yaitu kemampuan meja belajar memantulkan cahaya yang diukur menggunakan Lux meter dan dinyatakan dalam persen ( % ). Reflektan dihitung dengan rumus : Reflektan =
BX 100% A
Keterangan : A
= intensitas penerangan yang jatuh pada bidang ukur dengan photo cell menghadap sumber cahaya.
B
= intensitas penerangan yang jatuh pada bidang ukur dengan photo cell menghadap bidang ukur.
Skala
: rasio
4. Kesilauan Yaitu kondisi / keadaan cahaya alami yang ada di ruang kelas 5 yang menyebabkan siswa kelas 5 merasa silau, ditandai dengan: siswa memicingkan mata, siswa menutup mata dari datangnya sinar
dengan menggunakan tangan, siswa duduk agak miring karena untuk menghindari silau dan sebagainya. Jika didapatkan siswa dengan tanda-tanda tersebut maka dikategorikan siswa merasa silau dan jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka dikategorikan siswa tidak merasa silau. Skala
: nominal
5. Cuaca Yaitu keadaan langit saat pengukuran, apakah mendung, hujan atau cerah?. Pengukuran intensitas penerangan dilakukan saat cuaca cerah. Skala
: nominal
6. Lama tidur Yaitu lamanya siswa kelas 5 tidur pada malam hari. Kategori
: baik ( apabila tidur selama 8-9 jam ) dan tidak baik (apabila
kurang dari 8 jam atau lebih dari 9 jam ).24 Skala
: nominal
7. Defisiensi vitamin A Adalah suatu keadaan siswa kelas 5 dengan tanda-tanda fisik kulit kering bersisik, pada mata terdapat bercak bitot dan rabun senja yang diketahui peneliti dari kuesioner yang diberikan kepada siswa, bahwa rabun senja memiliki ciri – ciri misalnya pada sore hari menjelang malam penglihatan tidak jelas atau bahkan terasa gelap sehingga apabila berjalan bisa menabrak sesuatu di depannya. Disebut rabun senja / buta senja karena pada waktu malam jumlah cahaya yang tersedia terlalu sedikit untuk memungkinkan penglihatan yang memadai, meskipun di siang hari tersedia cukup cahaya untuk merangsang batang dan kerucut meskipun jumlah zat fotokimia ini berkurang.18 Kategori
: Ada dan tidak ada
Skala
: nominal
8. Penggunaan kaca mata bantu / softlens Yaitu melihat dan menanyakan kepada siswa kelas 5, memakai kaca mata bantu / softlens atau tidak.
Kategori
: Memakai kaca mata bantu / softlens dan tidak memakai kaca mata bantu / softlens
Skala
: nominal
9. Suplai energi Yaitu pemasukan makanan/minuman pada siswa kelas 5 sehingga dari makanan/minuman tersebut siswa mendapatkan energi. Makanan adalah lebih dari sekedar bahan untuk menghentikan rasa lapar; ini adalah bahan bakar yang terdiri dari bahan gizi penting terutama untuk pemeliharaan kesehatan optimal dan penampilan prima.25 Walaupun jaringan lebih menyukai menggunakan karbohidrat untuk energi dibandingkan lemak dan protein, jumlah karbohidrat cadangan tubuh hanya beberapa ratus gram ( terutama glikogen dalam hati dan otot ), dan ia dapat mensuplai energi yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh mungkin selama setengah hari.18
E.
Kategori
: sudah makan dan belum makan
Skala
: nominal
Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data a. Data Primer Data diambil langsung dari lokasi penelitian yaitu dengan mengukur intensitas penerangan di ruang kelas 5 SDN Rembes II Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang yang meliputi pengukuran penerangan umum, penerangan lokal ( pada meja belajar ) dan pengukuran reflektan. Data juga diambil langsung dari responden melalui pengukuran kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data penunjang yang membantu dalam analisa dengan menggunakan kuesioner. b. Data Sekunder Data sekunder ini diperoleh dari administrasi sekolah tersebut yang meliputi jumlah siswa dan lama ( jam ) kegiatan belajar mengajar. Di samping itu data
diambil juga dari studi kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
2. Alat Pengumpul Data a. Lux meter yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya b. Reaction Timer Type L. 77, untuk mengukur kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya pada siswa kelas 5. c. Kuesioner 3. Cara Pengumpulan Data22 a. Pengukuran Intensitas Penerangan i) Persiapan Alat 1. Baterai dipasang pada tempatnya 2. Tombol Power ditekan 3. Garis tanda pada monitor dicek untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik / tidak. 4. Alat dikalibrasi, sehingga angka pada monitor menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol, maka angka yang ada atau tertera tersebut dijadikan sebagai faktor kalibrasi dan nantinya untuk mengurangi hasil dari setiap pengukuran. ii) Pengukuran Penerangan Umum Pengukuran dilakukan selama 2 kali, pada jam 08.00 WIB dan jam 11.30 WIB. Hasil dari 2 kali pengukuran tersebut diambil rata-ratanya. Cara pengukuran : 1. Ruang kerja dibagi menjadi beberapa titik pengukuran dengan jarak antar titik 1 m jika luas ruang < 10 m2, jarak antar titik 3 m jika luas ruang 10 – 100 m2, dan jarak antar titik 6 m jika luas ruang > 100 m2. Luas ruang kelas 5 adalah 56 m2 ( panjang 8 m dan lebar 7 m ), jadi terdapat enam titik pengukuran penerangan umum. 2. Pengukuran dilakukan dengan tinggi luxmeter 1,2 – 1,5 m di atas lantai, dan posisi photo cell horizontal dengan lantai
3. Hasil pengukuran dicatat. 4. Hasil dari tiap titik pengukuran diambil rata – rata. Jadi besarnya intensitas penerangan umum = Jumlah intensitas penerangan (lux) =….lux Jumlah titik seluruh ruangan iii) Pengukuran Penerangan Lokal Pengukuran dilakukan 2 kali pada jam 08.30 WIB dan jam 11.30 WIB. Hasil dari 2 kali pengukuran tersebut diambil rata-ratanya. Caranya : 1. Pengukuran dilakukan pada obyek kerja ( meja belajar ) 2. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan luxmeter di obyek kerja ( meja belajar ) 3. Mencatat data yang diperoleh pada lembar data iv) Pengukuran Reflektan Pengukuran reflektan dilakukan pada dinding, langit – langit dan meja kerja. Pengukuran dilakukan selama 2 kali pada jam 08.00 WIB dan jam 11.30 WIB. Hasil dari 2 kali pengukuran tersebut diambil rata-ratanya. Caranya : 1. Intensitas penerangan yang jatuh pada bidang ukur dengan photo cell menghadap sumber cahaya Misal : A lux 2. Photo cell dibalik, ditarik sampai angka pada display menunjukkan angka tertinggi ( photo cell menghadap bidang ukur ) Misal : B lux 3. Reflektan dihitung dengan rumus : Reflektan =
BX 100% A
b. Mengukur Kecepatan Waktu Reaksi Melihat Rangsang Cahaya Siswa Kelas 5 Dengan Menggunakan Reaction Timer Pengukuran dilakukan setelah pelajaran selesai ( jam 12.30 ). 1. Alat dengan sumber tenaga ( listrik / baterai ) dihubungkan. 2. Alat dihidupkan dengan menekan tombol “ On / Off “ pada On ( hidup ).
3. Direset angka penampilan sehingga menunjukkan angka “ 0,000 “ dengan menekan tombol “ Nol “. 4. Dipilih rangsang cahaya dengan menekan tombol “ cahaya “. 5. Subyek yang akan diperiksa diminta menekan tombol subyek (kabel hitam) dan diminta secepatnya menekan tombol setelah melihat cahaya dari sumber rangsang. 6. Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol pemeriksa ( kabel biru ). 7. Setelah diberi rangsang subyek menekan tombol, maka di layar kecil akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan “ satuan milli detik “ 8. Pemeriksaan diulangi sampai 20 kali. 9. Data yang dianalisa ( diambil rata – rata ) yaitu skor hasil 10 kali pengukuran di tengah (5 kali pengukuran awal dan akhir dibuang). 10. Dicatat keseluruhan hasil pada formulir ( lembar data Reaction Timer ). 11. Setelah selesai pemeriksaan, alat dimatikan dengan menekan tombol “ On/ Off“ pada Off dan lepaskan alat dari sumber tenaga. Perlu Diperhatikan Agar Hasil Lebih Akurat : a. Pemberian rangsang tidak kontinyu. b. Jarak minimal sumber rangsang dengan subyek yang diperksa maksimum 0,5 meter. c. Konsentrasi subyek hanya pada sumber rangsang ( tidak boleh melihat alat maupun pemeriksa ).
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 26 1. Editing, yaitu meneliti hasil pengukuran dan isian kuesioner yang meliputi kelengkapan dan kebenaran data. 2. Tabulating, yaitu mentabulasikan data dalam tabel distribusi untuk persiapan penyajian data dan pengujian hipotesa dalam analisa data. 3. Pengolahan data dengan kalkulator dan komputer. Analisis data dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Analisis deskriptif Analisis deskriptif dilakukan terhadap angka hasil pengukuran intensitas penerangan, reflektan dan keluhan – keluhan siswa yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. 2. Analisis analitik Analisis analitik dilakukan untuk pengujian hipotesa. Analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier Sederhana. Hal ini didasarkan pada hubungan kausal satu variabel bebas dengan satu variabel terikat dan keduanya berskala rasio.27 Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX Dimana : Y
= Subyek dalam variabel terikat yang diprediksikan
a
= Harga Y bila X = 0 ( harga konstan )
b
= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat yang didasarkan terjadi penurunan.
X
= Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut :23 (ΣY )(ΣX 2 ) − (ΣX )(ΣXY ) a= nΣ X 2 − ( Σ X ) 2 b=
nΣXY − (ΣX )(ΣY ) nΣX 2 − (ΣX ) 2
Keterangan : a
= Harga Y bila X = 0 ( harga konstan ).
b
= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau pun penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas.
XY
= Produk dari X kali Y.
X
= Variabel bebas yaitu intensitas penerangan.
Y
= Variabel terikat yaitu kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya.
n
= Jumlah sampel yang diteliti.